You are on page 1of 6

Sifat-sifat fisik serta kimia air laut

Kadar garam air laut Perbedaan yang utama antara air sungai dengan air laut adalah kenyataan bahwa air laut mengandung garam, sedangkan air sungai tidak mengandung garam. Banyaknya garam yang terkandung didalam air laut tidak merata, melainkan berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Kadar garam air laut rata-rata sebesar 35/1000, berarti bahwa satu meter kubik air laut dikeringkan, akan diperoleh garam sebanyak 35 kg. Dari sekian banyaknya garam yang terkandung dalam air laut tidak seluruhnya terdiri dari garam dapur (Na CL ). Garam yang terkandung dalam air laut terdiri dari campuran beberapa jenis garam, dimana garam dapur merupakan bagian prosentase yang banyak yaitu 70 %. Menurut Lyman dan Fleming dalam penelitiannya bahwa garam yang terkanding di dalam air laut itu terdiri dari : - NaCl = 68,1 % - HgCl2 = 14,4 % - Na SO4 = 11,4 % - CaCl2 = 3,2 % - KCl = 3,9 % - NaHCO3 = 0,6 % - KBr = 0,3 % - Lain-lain = 0,1 % --------------100 % Tinggi rendahnya nilai kadar garam air laut tersebut adalah tergantung dari 2 (dua) faktor yaitu : - Banyak sedikitnya penambahan air tawar dan - Banyak sedikitnya penguapan air laut. Penambahan air tawar akan menurunkan nilai kadar air permukaan laut, dan penambahan air tawar dapat berasal dari : - Muara-muara sungai - Banyaknya curah hujan - Pencairan es-es untuk daerah yang dekat di kutub Penguapan air laut mempertinggi nilai kadar garam air permukaan laut. Pembagian kadar garam air permukaan laut di bumi adalah sebagai berikut : 1. Didaerah-daerah seb tropika = tinggi 2. Didaerah-daerah Equarorial = rendah 3. Didaerah-daerah seb tropika = rendah 4. Didaerah-daerah Equarorial = rendah Pada umumnya kadar garam di permukaan laut ditepi-tepi pantai adalah lebih rendah dari pada

kadar garam di permukaan laut ditengah-tengah samudera pada lintang yang sama, karena ditepitepi pantai terdapat muara- muara sungai yang mendatangkan air tawar. ABSTRAK Faktor-faktor abiotik dan biotik dalam ekosistem perairan membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Pengkajian kualitas perairan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan analisis fisika dan kimia air serta analisis biologi. Tujuan dilaksanakannya praktikum tentang penentuan faktor abiotik perairan tawar adalah mempelajari karakteristik sifat kimia dan fisik ekosistem perairan tawar. Praktikum ini dilaksanakan dengan menentukan sifatsifat kimia dan fisika air yang meliputi suhu air dengan termometer, kecerahan air yang diukur dengan secchi disc, kedalaman air yang diukur dengan tali, konduktivitas yang diukur dengan konduktivitimeter, pH yang diukur dengan pH meter portabel, DO yang diukur dengan metode winkler, kadar CO2 bebas terlarut yang diukur dengan metode alkalimetri, salinitas yang diukur dengan refraktometer serta TOM serta nilai permanganat yang di ukur setelah suhu 40 600 C. Seluruh pengukuran diatas dilakukan duplo. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terdapat hubungan antara kedalaman dengan suhu dan intensitas cahaya dimana semakin dalam suatu perairan maka intensitas cahaya akan semakin rendah, yang mengakibatkan suhu semakin rendah (berbanding terbalik). Intensitas cahaya mempengaruhi kecerahan suatu perairan, dan keduanya saling berbanding lurus. Begitu juga dengan BOD dan DO yang juga berbanding lurus. pH dan kadar CO2 berbanding terbalik, dimana semakin tinggi kadar CO2, maka semakin rendah nilai pH-nya (semakin asam). Kata kunci: Ekosistem perairan, Faktor abiotik, Interaksi, Sifat fisika air, Sifat kimia air

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponenkomponen biotik dan abiotik yang saling berintegrasi sehingga membentuk satu kesatuan. Di dalam ekosistem perairan danau terdapat faktor-faktor abiotik dan biotik yang membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara fisik, danau merupakan suatu tempat yang luas yang mempunyai air yang tetap, jernih atau beragam dengan aliran tertentu (Jorgensen and Vollenweiden, 1989). Habitat air tawar dapat dibagi menjadi 2 seri, yaitu : 1. Air tergenang, atau habitat lentik (berasal dari kata lenis berarti tenang) : danau, kolam, rawa atau pasir terapung 2. Air mengalir, atau habitat lotik (berasal dari lotus berarti tercuci) : mata air, aliran air (brook-creek) atau sungai.

Kualitas suatu perairan ditentukan oleh sifat fisik, kimia, dan biologis dari perairan tersebut. Interaksi antara ketiga sifat tersebut menentukan kemampuan periairan untuk mendukung kehidupan organisme di dalamnya. Kualitas air mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis, produksi dan keadaan fisiologi organisme perairan. Habitat air tawar menempati daerah yan relatif kecil pada permukaan bumi, dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti

dibandingkan dengan luas daerahnya, sedangkan sifat fisik, kimia, dan biologi perairan seperti suhu, kecerahan, kedalaman, konduktivitas, pH, alkalinitas, kadar oksigen terlarut (DO), sangat mudah berubah. Oleh karena itu diperlukan suatu cara tertentu untuk menentukan kualitas perairan baik secara kualitatif maupun kuantitatif

LONCAT KE KESIMPULAN AJA YAH....

Kesimpulan Karakteristik dari perairan tawar dapat dilihat dari suhu, kedalaman air, kecerahan, dan konduktivitas. Hubungan antara kedalaman terhadap suhu dan intensitas cahaya adalah berbanding terbalik, yaitu jika kondisi perairan semakin dalam maka intensitas cahaya akan semakin rendah dan mengakibatkan suhu air tersebut rendah pula. Intensitas cahaya dan kecerahan air adalah berbanding lurus, yaitu jika intensitas cahaya naik maka kecerahan air juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Kecerahan pada lokasi pengukuran termasuk dalam kategori perairan berkecerahan baik. Konduktivitas dipengaruhi oleh komposisi, jumlah ion terlarut, salinitas dan suhu. Hasil pengukuran menunjukkan rata-rata konduktivitas perairan adalah 0,3388 S/cm. Beberapa karakteristik kimia dapat dilihat dari pengukuran pH, salinitas, kadar oksigen terlarut (DO), kadar karbon dioksida bebas terlarut, BOD (Biochemical Oxygen demand), dan TOM (Total Organic Matter). pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Kondisi oksigen terlarut pada zona bersih berada pada 8 ppm, yang merupakan konsentrasi normal DO di perairan dan BOD pada kondisi yang rendah. Kadar karbon dioksida tinggi menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pembuffer-an. TOM dapat berupa autochthonous, yang berasal dari perairan itu sendiri seperti pembusukan organisme mati oleh detritus, aktifitas perifiton, makrofita dan fitoplankton.

Sifat Fisis Air Tawar 1) Warna, Bau, dan Rasa Air Tawar (Effect of Sediment) Air tawar pada umumnya tidak berwarna, sehingga tampak bersih, bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar juga bisa memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena sedimen (bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya.

Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Walaupun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, namun demikian air minum dimungkinkan masih mengandung komponen-komponen terlarut.

Pada dasarnya air murni tidak enak untuk diminum karena beberapa bahan yang terlarut dapat memberikan rasa yang spesifik terhadap air minum. Oleh karena itu, air minum yang lazim diperdagangkan bukan merupakan air murni. Jadi air yang tidak tercemar, merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk berbagai keperluan. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tidak dapat digunakan secara normal disebut dengan polusi/pencemaran. Kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka batasan-batasan pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda. Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, seperti yang bersifat koloid. Air yang normal pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa pada air lingkungan (kecuali air laut yang mempunyai rasa asin) merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Rasa yang menyimpang tersebut biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. 2) Kenaikan suhu air (Raising of Temperature) Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap panas dari udara yang lebih hangat dan kemudian melepaskannya keudara yang lebih dingin. Air cukup efektif sebagai penyimpan panas karena dapat menyerap dan melepaskan panas dalam jumlah besar, dengan hanya mengalami sedikit perubahan suhu.

Proses suatu industry pada umumnya menimbulkan panas. Untuk menormalkan suhu biasanya digunakan air sebagai pendinginnanya. Suhu air sungai yang relative tinggi dapat ditandai seperti munculnya ikan dan hewan air lainnya kepermukaan untuk mendapatkan oksigen. b. Sifat Kimia Air Tawar Di samping sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk kehidupan. Di antara sifat-sifat kimia air, yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik: Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air Konsekuensi yang sangat penting dari sifat kimia ini adalah mineral-mineral dan zat-zat yang berguna yang terkandung tanah terlarut dalam air dan dibawa ke laut oleh sungai. Diperkirakan lima milyar ton zat dibawa ke sungai setiap tahun. Zat-zat tersebut penting bagi kehidupan laut. Air juga mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia yang diketahui. Sifat kimia air yang penting lainnya adalah reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal. Air tidak terlalu reaktif yang membuatnya berpotensi merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga terlalu lamban (seperti argon yang tidak bereaksi kimia). Mengutip Michael Denton: Tampaknya, seperti semua sifatnya yang lain, reaktivitas air ideal baik bagi peran biologis maupun geologisnya. Masih banyak lagi sifat-sifat kimia yang ada pada air tawar. Diantaranya berdasarkan kesadahan, pH, banyaknya zat terlarut dalam air itu. Agar lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut ini :
Constituent SOURCE

(mg/liter)

Ground waters in marine sediments in a arid climate 8.9

Ground waters in Basolt in a hot, wet climate 7.1

Ground waters in phonolite lava in a cool, wet climate 5.7

Ground waters in coral limestone near a tropical coast 8.1

Stream draining phonolite lava and granite in a semi arid climate 7.5

Stream draining basalt in a semi arid climate 8.3

Stream metamorphic rock in a hot wet climate

Stream draining granite in cold mountains of new mexico 7.0

Stream ddraining calcareous sandstone in cold mountains of new mexico 8.0

pH Total dissolved solid H4SiO4 Na K Ca Mg

6.8

9135

85

51

468

295

740

31

15

90

40 3150 27 121

64 12 3 4 trace

32 2 4 4 0.7

24 62 0.4 104 30

88 72 9 22 9

40 28 22 50 38

16 2 1 3 0

5.6 0.9 0.4 2.8 0.2

7.7 0.8 0.4 31 0.7

Fe
carbonate alkalinity

trace

0.3

0.2

0.5

0.2

0.1

0.02

260

52

bicarbonate alkalinity carbonate (temporary hardness)

660

42

22

158

392

570

12

13

220

90

286

non carbonate (permanent hardness)

160

Cl F

3900 3.8

8 0.2

9 1.0

158 0.4

74 1.3

33 3.3

0.3

0.2 -

SO4 NO3

905

trace

20

128

1.9

7.3

0.009

0.1

0.2

0.05

0.2

0.1

Table from ministry of water development, Nairobi, and Miller 1961

You might also like