You are on page 1of 14

1.

Judul Tugas Akhir KEMUNGKINAN YANG TERJADI DARI DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI TERHADAP PEREKONOMIAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2012.

2.

Latar Belakang Masalah Energi merupakan kebutuhan pokok utama yang menunjang kehidupan manusia modern dan juga merupakan pilar perekonomian masyarakat yang termasuk di dalamnya tidak hanya komponen biotik tapi juga komponen abiotik seperti minyak bumi, gas alam, logam, air, dan tanah. Inovasi teknologi, kemajuan peradaban, dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, Energi dapat disenafaskan dengan perkembangan dan kemajuan industri. Setiap negara maju memiliki industri dan industri tidak dapat dipisahkan dengan energi. Permintaan dunia akan energi terus meningkat disertai usaha yang menggebu-gebu untuk berhemat karena harganya yang tinggi. Indonesia memiliki kekayaan energi, baik fosil maupun energi alam yang melimpah. Namun sejauh mana pengelolaannya untuk kemakmuran rakyat?. Kenyataan yang terjadi Indonesia memiliki sumber daya energi yang melimpah, tetapi kemakmuran rakyat masih berada dibawah garis kemiskinan. Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar global . demikian yang dihadapi oleh

salah satu lini produk PT PERTAMINA (PERSERO) yaitu BBM untuk pasar retail. Terlebih lagi dengan mulai masuknya beberapa perusahaan asing sebagai competitor dibisnis hilir migas, PT PERTAMINA (PERSERO) harus mempersiapkan diri untuk mempertahankan pangsa pasar atau bahkan meningkatkan market share-nya dengan merebut kembali pasar yang telah diambil oleh competitor. Seiring waktu berlalu, penggunaan minyak bumi dan gas alam semakin meningkat. Hal ini menimbulkan keadaan persediaan minyak bumi dan gas alam yang dimiliki oleh negeri ini lambat laun akan semakin menipis. Ditambah lagi dengan adanya efek globalisasi atau perdagangan internasional. Minyak bumi dan gas alam yang dikelola atau diproduksi oleh PT PERTAMINA (PERSERO) tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, sehingga setiap harinya PT PERTAMINA (PERSERO) harus mengimpor BBM dari luar negeri guna memenuhi kebutuhan akan minyak untuk dalam negeri. Sebelum beralih ke hal yang lebih dalam lagi tentang kebijakan harga minyak yang di tetapkan oleh PT PERTAMINA (PERSERO) sebagai satusatunya perusahaan yang berhak untuk mengola minyak bumi dan gas alam yang ada di Indonesia, peneliti ingin memberikan sedikit informasi tentang keadaan minyak bumi dan gas alam yang dimiliki oleh negara Indonesia. Sebagai ilustrasi, dapat dilihat dari banyaknya kendaraan di kota Semarang yang lajunya melebihi laju pertumbuhan jalan sehingga bisa dikatakan hidup di kota-kota besar di Indonesia hampir tiada hari tanpa macet

contohnya kota Semarang yang merupakan Ibu Kota propinsi Jawa Tengah. Kenapa hal ini terjadi ? Bisa jadi karena gaya hidup. Masyarakat lebih suka memiliki kendaraan pribadi dibandingkan mempunyai rumah. Sedangkan masyarakat yang tingkat perekonomiannya berkecukupan memiliki pandangan bahwa mempunyai kendaraan lebih dari satu lebih menguntungkan. Selain alasan prestise dan gaya hidup juga satu hal yang pasti adalah dia bisa membeli BBM. Hal ini terjadi di kota-kota besar lainnya seperti di kota Semarang dan kota-kota besar lainnya yang ada di Indonesia. Dan pada akhirnya cadangan minyak yang dimiliki bangsa ini mulai menipis. Menurut data BP Statistical Review of World Energy 2005, jumlah cadangan minyak (proved reserves) Indonesia pada akhir tahun 1984 sebesar 9,6 milyar barrel. Pada akhir tahun 1994, cadangan minyak terus berkurang hingga menjadi 5 milyar barrel dan 4,7 milyar barrel (akhir tahun 2004). Ternyata jumlah cadangan minyak tersebut hampir sama dengan yang dimiliki Malaysia atau United Kingdom, atau hanya sebesar 0,4 persen dari total cadangan minyak dunia yang berjumlah sebesar 1.188,6 milyar barrel. Sedangkan konsumsi minyak di Indonesia sebesar 774.000 bph pada tahun 1994 dan 1.150.000 bph (2004). Dan pada tahun 2010 diperkirakan cadangan minyak yang dimiliki oleh Indonesia hanya tinggal 7.732,27 juta barel atau sekitar 1,47% dari total cadangan minyak bumi dunia sekitar 1.144.013 juta barel (BP Migas, 2010). Dengan menipisnya cadangan minyak, maka pemerintah harus segera membenahi struktur fiskal. Sebab kalau tidak, kenyataan terpahit yang bakal

hadapi adalah melihat APBN kehilangan pendapatan dari minyak. Apalagi, saat ini keberlanjutan fiskal terancam dengan melambungnya besaran subsidi BBM yang disebabkan oleh melangitnya harga minyak dunia. Pada tahun 2008 Indonesia menghadapi ancaman krisis energi, krisis pangan, dan kenaikan harga BBM. Ancaman-ancaman tersebut muncul dari kenaikan harga minyak dan komoditi primer dunia serta adanya ancaman resesi global. Dengan demikian, tanpa kebijakan, subsidi energi dalam APBN 2008 membengkak dan tidak dapat dibiayai, serta menambah beban di tahun 2009. Karena alokasi subsidi BBM maksimal yang diperkenankan dalam APBN-P 2008 adalah Rp 135,1 triliun (UU No.16 Tahun 2008 tentang APBN-P 2008 pasal 7), dan tanpa kebijakan, defisit APBN yang tidak terbiayai akan mencapai Rp 35,6 triliun pada 2008 dan pada 2009 akan mencapai Rp 69,5 triliun. (Bank Indonesia-Semarang Regional Office, 2008). Menurut data yang di dapat dari Bank Indonesia Propinsi Jawa Tengah, Pada tahun 2009 perekonomian di jawa tengah tumbuh sebesar 4,71% melambat dari tahun sebelumnya sebesar 5,46%. Perlambatan tersebut banyak dipengaruhi oleh factor penurunan aktifitas ekonomi khususnya pada sector industry. Hal ini bisa dilihat dengan lesunya produksi barang yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan. Inflasi sendiri dapat di artikan sebagai proses dari suatu peristiwa yang sedang terjadi, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Penyumbang terbesar dari inflasi yang terjadi di Jawa tengah ialah komponen inflasi non inti.dan yang menjadi urutan pertama dalam komponen inflasi non inti ialah bensin, kemudian beras dan minyak tanah.

Perkembangan ekonomi di Jawa Tengah mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi sebesar 5,7% lebih besar dari tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2011 tumbuh kembali menjadi sebesar 6,4%. Dari sisi sektoral pertumbuhan tersebut di dorong dari sektor industrial. Pada bulan April 2012 pemerintah berencana akan kembali menaikan harga BBM sebesar Rp1.500. Kemungkinan yang akan terjadi, harga BBM masih akan mengalami kenaikan harga pada tahun 2013 nanti. Hal itu akan membuat masalah perekonomian yang sedang dihadapi oleh bangsa ini akan semakin terpuruk jika pemerintah tidak segera mencari alternatif lain yang akan menstabilkan keadaan ekonomi pasca kenaikan BBM yang rencananya akan naik pada bulan April 2012.

3. Perumusan Masalah Pembahasan dalam Tugas Akhir ini meliputi: 1. Pengaruh kenaikan BBM bersubsidi terhadap perekonomian Indonesia Khususnya Jawa Tengah. 2. Sektor-sektor perekonomian yang akan langsung terkena dampak dari kenaikan harga BBM Bersubsidi. 3. Cara PT PERTAMINA (PERSERO) dan pemerintah menanggulangi dampak yang akan ditimbulkan dari kenaikan BBM bersubsidi.

4. Tinjauan Pustaka 4.1. a. BBM (Bahan Bakar Minyak) Pengertian BBM BBM (bahan bakar minyak): adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM. b. Subsidi BBM Pembayaran yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia kepada PT PERTAMINA (PERSERO) selaku pemegang monopoli pendistribusian BBM di Indonesia, dalam situasi dimana

pendapatan yang diperoleh PT PERTAMINA (PERSERO) dari tugas menyediakan BBM di Tanah Air adalah lebih rendah

dibandingkan biaya yang dikeluarkannya untuk menyediakan BBM tersebut Istilah subsidi mungkin juga sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bahwasanya subsidi berarti tunjangan. Subsidi BBM adalah salah satu contoh suatu kebijakan ekonomi yang tidak adil. Menurut data dari sebuah survei misalnya, pemilik mobil pribadi rata-rata menikmati subsidi dari BBM sebesar 1,2 juta liter perbulan, sangat tidak sebanding dengan apa yang

diterima oleh masyarakat yang kurang mampu terutama yang tidak mempunyai kendaraan bermotor. c. Kebijakan Subsidi BBM Di zaman modern, mesin sangat penting untuk menunjang mobilitas manusia yang semakin tinggi. Hal ini menyebabkan BBM sangat vital bagi perekonomian suatu negara. Karena tanpa BBM dunia seakan berhenti berdenyut. Keputusan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM telah menimbulkan berbagai kontroversi dalam masyarakat. Di satu sisi, kenaikan harga minyak dunia memaksa Indonesia untuk

menyesuaikan kebijakan harga BBM dalam jangka pendek, agar tidak membebani APBN. Namun di sisi lain, masyarakat mengkhawatirkan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari mereka. Pengalaman pada kenaikan BBM tahun-tahun yang lalu menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM selalu diikuti dengan kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi) dan penurunan pendapatan riil masyarakat. Untuk itu, diperlukan kebijakan-kebijakan lain dari Pemerintah untuk mengatasi

kerawanan kondisi perekonomian dunia saat ini.

4.2. a.

Sistem perekonomian Indonesia Arti Sistem Perekonomian Sistem Perekonomian adalah sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.

b.

Ciri-ciri sistem ekonomi Subyek/obyek: manusia (subyek) dan barang ekonomi (obyek) Perangkat kelembagaan: lembaga ekonomi formal dan non formal dan cara serta mekanisme hubungan Tatanan: hukum dan peraturan perekonomian

c.

Sistem ekonomi Indonesia Konsep pembangunan nasional adalah pengamalan

Pancasila. Pembangunan ekonomi pun harus berlandaskan Pancasila, sebagai dasar, tujuan dan pedoman dalam

penyelenggaraannya. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka sistem ekonomi yang adalah sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi kita, menganut paham ekonomi pasar, atau menurut istilah yang digunakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ekonomi pasar terkendali (tahun 1990) atau

ekonomi pasar terkelola (tahun 1996). Ekonomi Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, menghormati martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi manusia dalam kehidupan ekonomi. Dengan

dasar -dasar moral dan kemanusiaan seperti di atas Ekonomi Pancasila meskipun tidak menghalangi motivasi ekonomi untuk memperoleh keuntungan, namun tidak mengenal predator predator ekonomi, yang satu memangsa yang lain. Ekonomi Pancasila berakar di bumi Indonesia. Meskipun

ekonomi dunia sudah menyatu, pasar sudah menjadi global, namun ekonomi Indonesia tetap diabdikan bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Sila Persa tuan Indonesia

mengamanatkan kesatuan ekonomi sebagai penjabaran wawasan nusantara di bidang ekonomi. Globali sasi kegiatan ekonomi tidak menyebabkan internasionalisasi kepentingan ekonomi.

Kepentingan ekonomi kita tetap diabdi kan untuk kepentingan bangsa Indonesia. Ekonomi Pancasila dengan demikian

berwawasan kebangsaan dan tetap membutuhkan sikap patriotik meskipun kegiatannya sudah mengglobal. Sila keempat dalam Pancasila menunjukkan pandangan bangsa Indonesia mengenai kedaulatan rakyat dan bagaimana demokrasi dijalankan di Indonesia. Di bidang ekonomi, Ekonomi Pancasila dikelola dalam sebuah sistem demokratis yang dalam Undang-undang ekonomi. Dasar secara eksplisit disebut demokrasi

5. Tujuan dan Manfaat 5.1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian Tugas Akhir ini, peneliti mempunyai tujuan dan kegunaan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap perekonomian di Indonesia khususnya Jawa Tengah. b. Untuk mengetahui resiko yang akan terjadi pada sektor industri maupun rumah tangga jika harga BBM bersubsidi mengalami kenaikan. c. Untuk mengetahui cara PT PERTAMINA (PERSERO) dan pemerintah menanggulangi dampak yang akan ditimbulkan dari kenaikan BBM bersubsidi. 5.2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: A. Bagi Peneliti Mengetahui akar permasalahan yang sedang melanda negara ini pada sektor Migas, yang merupakan elemen penting dalam kehidupan seharihari. B. Bagi Perusahaan Memberikan pembelajaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan transaksi ekspor yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan kualitas produk, dan pelayanan konsumen, serta pengembangan usaha.

C. Bagi Politeknik Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Administrasi Niaga yang mengambil konsentrasi Bisnis Internasional yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama, serta menambah referensi bagi perpustakaan Politeknik Negeri semarang.

6.

Metode Penelitian 6.1. Metode Observasi Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. Observasi tidak hanya mengamati saja. Observasi untuk mengumpulkan data dapat dilakukan dengan mengamati (dengan mata), mendengarkan (dengan telinga), membaca (dengan pikiran), mencium (dengan hidung), dan meraba (dengan tangan). Jogianto (2010:35) a. Wawancara Wawancara menurut Supranto (2003:85) adalah Tanya jawab antara petugas dengan reponden. Wawancara menurut Keraf (2001:46) adalah: Suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seorang yang dapat memberi informasi atau autoritas (seorang ahli atau yang berwenang dalam suatu masalah).

Wawancara

dilakukan

dengan

mengadakan

Tanya

jawab

langsung kepada bagian statistic & comp. Intell pada PT PERTAMINA Semarang guna memperoleh data mengenai perkembangan

penjualan BBM bersubisidi yang banyak digunakan oleh masyarakat. b. Studi Pustaka Menurut Keraf Gorys (2004:189), Metode pengumpulan data dengan membaca buku-buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya sebagai bahan mentah bagi suatu karya tulis. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi yang dapat dijadikan acuan dalam penyusuan Tugas Akhir. Studi Pustaka dilakukan dengan cara, mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan Tugas Akhir, membaca dan mencatat teori-teori yaitu buku-buku mengenai pemasaran yang berkaitan dengan dampak kenaikan BBM, buku mengenai sejarah PT PERTAMINA Semarang, Struktur Organisasi maupun deskripsi jabatan dari masing-masing bagian yang terdapat pada perusahaan.

6.2.

Sumber Data a. Data Primer Menurut Marzuki (2000:55), Data Primer diperoleh dari

wawancara kepada Pihak PT PERTAMINA mengenai dampak yang akan terjadi jika BBM bersubsidi kembali naik di angka Rp 6.000, seperti rumor yang sedang hangat di bicarakan di masyarakat.

b. Data Sekunder Menurut Marzuki (2000:55), Data Sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari biro statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Data sekunder diperoleh dari mengumpulkan data dari bukubuku referensi yang ada di perpustakaan atau sumber lain seperti internet dan perusahaan. 6.3. Jenis Data a. Data Kualitatif Data kualitatif menurut Supranto (2003:20) adalah: data Kualitatif merupakan data yang bentuknya bukan bilangan atau angka tetapi merupakan data yang berupa keterangan atau informasi. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini data yang dikumpulkan berupa informasi dalam persaingan antara pertamina dengan perusahaan minyak asing yang ada di Indonesia. b. Data Kuantitatif Menurut Saifuddin Azwar (2009:91), data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Data Kuantitatif yang diperoleh adalah data yang berupa angka misalnya harga produk PT PERTAMINA di wilayah JATENG dan DIY, pada tahun 2007 hingga 2011. 6.4. Metode Penelitian Dalam penelitian Tugas Akhir ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif ini bertujuan untuk

mengetahui langkah yang diambil oleh pemerintah dan PT PERTAMINA tentang rumor kenaikan BBM bersubsidi agar tidak membebani keadaan perekonomian di negara Indonesia khususnya Jawa Tengah.

You might also like