You are on page 1of 5

Cara Menentukan Nilai Resistor Pada LED

Cara memilih resistor untuk menyalakan LED? Mengapa perlu LED resistor? Itu karena LED tidak memiliki regulator saat ini, LED akan terbakar jika tidak resistor. Jumlah arus menentukan seberapa terang sebuah LED. Greater aliran pemantik api dari LED. Lancar pada LED harus sekitar 10-20 mA. Ketika arus melewati sebuah LED, LED drop tegangan dari sekitar 1,85 V atau tergantung pada jenis LED yang digunakan

Untuk menentukan resistor pada dipimpin pertama mempertimbangkan grafik di atas (grafik kanan). Pilih lampu LED yang diinginkan dan menggunakan grafik ini untuk menentukan aliran diperlukan. Sebagai contoh, jika intensitas cahaya yang diinginkan (tinggi / gelap dan terang sebuah LED) untuk 1, dapat dilihat bahwa arus yang memerlukan 20 mA. Ini akan berarti 20 mA saat melewati LED, untuk mendapatkan kecerahan LED = 1.Sekarang, kita dapat menghitung drop tegangan pada LED berdasarkan aliran dikenal.Lihat grafik di sebelah kiri sebesar 20 mA. Sekarang Anda tahu bahwa penurunan tegangan 1,85 V. Ketahuilah bahwa jatuh tegangan pada LED bukan hanya fungsi dari arus, tapi juga warna LED dan temperatur (karena perbedaan kimia dalam LED). Warna Potensi Selisih (LED tegangan) * Infrared: 1.6 V * Merah: 1,8 V - 2,1 V * Orange: 2.2 V * Kuning: 2.4 V * Hijau: 2.6 V * Biru: 3,0 V - 3,5 V

* Putih: 3,0 V - 3,5 V * Ultraviolet: 3,5 V Contoh berikut rangkaian LED (Menentukan Nilai Resistor asithi LED) seri / paralel berdasarkan hukum Ohm, V = IR untuk merujuk ke daftar di atas tegangan LED

* MerahLED nilai resistor (12 V-1.8V) / 0.02 A = 510 ohm * Biru LED nilai resistor (12V - 3V) / 0.02 A = 450 ohm

nilai Resistor = (sumber tegangan - tegangan total LED) / LED saat ini Resistor nilai = (12V - 9,6 V) / 0.02 A = 120 ohm Cara Membaca Nilai Resistor

Resistor atau yang biasa disebut (bahasa Belanda) werstand, tahanan atau penghambat, adalah suatu komponen elektronika yang memberikan hambatanterhadap perpindahan elektron (muatan negatif).Resistor disingkat dengan huruf R (huruf R besar). Satuan resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang ahli fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai konduktansi. Satuan konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm yaitu mho. Untuk mengetahui nilai sebuah resistor kita dapat melihatnya dengan dua cara, yaitu melihat nilai dari gelang

yang terdapat pada badanya dan mengukur resistortersebut dengan multimeter. Berikut contoh membaca nilai dari sebuah resistor. Pada gambar diatas dapat kita lihat sebuah resistor dengan beberapa kombinasi warna. Warna tersebut adalah orange, orange, merah dan emas. Untuk mengetahui nilai dari Resistor tersebut kita baca dari warna paling kiri. warna 1 = Orange warna 2 = Orange warna 3 = Merah warna 4 = Emas Nilai Resistor pada gambar dapat kita ketahui : warna 1 = Nilai angka pertama warna 2 = Nilai angka kedua warna 3 = Jumlah Nol warna 4 = Toleransi Nilai warna lihat pada tabel disini Maka hasil dari pembacaan resistor yang kita peroleh adalah 3300 Ohm dengan toleransi 2%, atau dapat dituliskan 3K3 dengan toleransi 2%. Nilai toleransi pada resistor ini digunakan apabila kita melakukan pengukuran dengan multimeter. Saat melakukanpengukuran menggunakan Multimeter hasil yang akan di dapatkan tidak akan selalu sesuai dengan nilai yang tertera pada badan resistor. Apabila hasil dari pengukurandidapatkan nilai 2% lebih besar atau 2% lebih kecil dari nilai yang tertera dari pada badan resistor maka dapat dikatakan resistor tersebut masih baik. Akan tetapi apabila nilai yang di dapatkan kurang lebih dari 2% maka resistor dapat kita katakan rusak. Untuk cara mengukur resistor dengan multimeter dapat anda lihat pada artikel cara mengukur resistor dengan multimeter. Hukum Ohm Dan Rangkaian Seri Paralel Hukum Ohm menyatakan: Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik berbanding lurus denganbeda potensial atau tegangan(V) di dua titik tersebut, dan berbanding terbalik denganhambatan atau resistansi(R) di antara mereka Dengan kata lain bahwa besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah hambatan (R)selalu berbanding lurus dengan beda potensial(V) yang diterapkan kepadanya.

Ilustrasi Hukum Ohm Hukum Ohm dikemukakan oleh Georg Simon Ohm, fisikawan dari Jerman pada tahun 1825. Hukum Ohm kemudian dipublikasikan pada tahun 1827 melalui sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically. Berikut ini contoh penerapan Hukum Ohm untuk menghidupkan lampu LED.

Penerapan Hukum Ohm Menghitung Resistor Seri Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun seri, maka dapat diperoleh nilai resistor totalnya dengan menjumlah semua resistor yang disusun seri tersebut. Hal ini mengacu pada pengertian bahwa nilai kuat arus disemua titik pada rangkaian seri selalu sama.

Rangkaian Resistor Seri Menghitung Resistor Paralel Pada rangkaian beberapa resistor yang disusun secara paralel, perhitungan nilai resistor totalnya mengacu pada pengertian bahwa besar kuat arus yang masuk ke percabangansama dengan besar kuat arus yang keluar dari percabangan (I in = I out). Dengan mengacu pada perhitungan Hukum Ohm maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut.

Rangkaian Resistor Paralel Menghitung Kapasitor Seri Pada rangkaian kapasitor yang disusun seri maka nilai kapasitor totalnya diperoleh dengan perhitungan berikut.

Rangkaian Kapasitor Seri Menghitung Kapasitor Paralel Pada rangkaian beberapa kapasitor yang disusun secara paralel maka nilai kapasitor totalnya adalah penjumlahan dari semua nilai kapasitor yang disusun paralel tersebut.

Rangkaian Kapasitor Paralel

You might also like