You are on page 1of 7

KAA

Konferensi Asia Afrika yang pertama (KAA I) diadakan di kota Bandung pada tanggal 19 april 1955 dan dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dan Afrika. Konferensi ini menghasilkan 10 butir hasil kesepakatan bersama yang bernama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration. Dengan adanya Dasa Sila Bandung mampu menghasilkan resolusi dalam persidangan PBB ke 15 tahun 1960 yaitu resolusi Deklarasi Pembenaran Kemerdekaan kepada negara-negara dan bangsa yang terjajah yang lebih dikenal sebagai Deklarasi Dekolonisasi.

a. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika (KAA)


KAA diawali dengan Konferensi Kolombo di Sri Lanka yang diprakarsai oleh Sir John Kotelawala. Berikut ini beberapa latar belakang dan dasar pertimbangan terselenggaranya KAA: Perubahan politik pada tahun 1950-an yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). Akibat Perang Korea, semenanjung terbagi menjadi dua negara yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Peristiwa ini semakin menambah ketegangan dunia. PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut. Persamaan nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan. Persamaan masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang. Ingin menggalang kekuatan negara-negara Asia Afrika agar mendukung perjuangan merebut Irian Barat. Memiliki kedekatan yang kuat karena dihubungkan oleh faktor keturunan, agama, dan latar belakang sejarah. Berdasarkan letak geografisnya, letak negara-negara Asia dan Afrika saling berdekatan Negara-Negara Peserta yang mengikuti Konferensi Asia Africa KAA 1 di Bandung : 1. Indonesia 2. Afghanistan 3. Kamboja 4. RRC / Cina 5. Mesir 6. Ethiopia 7. India 8. Filipina 9. Birma 10. Pakistan 11. Srilanka 12. Vietnam Utara 13. Vietnam Selatan 14. Saudi Arabia 15. Yaman 16. Syiria 17. Thailand 18. Turki 19. Iran 20. Irak

Pelopor KAA
1. 2. 3. 4. Ali Sastroamidjojo

Mohammad Ali Bogra Jawaharlal Nehru Sir John Kotelawala

A. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Peran Indonesia


1. Sejarah Berdirinya PBB Organisasi PBB secara resmi lahir pada tanggal 24 Oktober 1945. Organisasi ini digagas oleh lima negara besar yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan Cina. Berdirinya PBB diawali dari pembicaraan antara PM Inggris Winston Churchill dan Presiden AS Franklin Delano Roosevelt pada tanggal 4 Agustus 1941 di Kapal Augusta. Pembicaraan tersebut menghasilkan Piagam Atlantik (Atlantic Charter). Selanjutnya diadakan konferensi di Dumbarton Oaks, Amerika Serikat pada tanggal 21 Agustus - 7 Oktober 1944. Konferensi ini menghasilkan kesepakatan tentang pembentukan disebut United Nations Organization (UNO) atau PBB. Pada tanggal 4 - 11 Februari 1945, Franklin Delano Roosevelt, Winston Churchill, dan Stalin menyelenggarakan Konferensi Yalta. Selanjutnya pada tanggal 25 April - 25 Juni 1945, 50 negara menyetujui usul-usul yang tertuang dalam Declaration of United Nations (Piagam PBB). Piagam ini ditandatangani pada tanggal 24 Oktober 1945. 50 negara peserta yang menghadiri Konferensi San Fransisco disebut anggota asli PBB. 2. Organisasi PBB mempunyai tujuan berikut:

a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional. b. Mengembangkan hubungan persaudaraan antarbangsa. c. Mengadakan kerja sama internasional. d. Sebagai pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan perdamaian dunia. 3. peranan PBB terhadap Indonesia: a. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia dibahas dalam sidang umum PBB. b. PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville. c. Ketika terjadi Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI. Hasil kerja UNCI adalah mempertemukan Indonesia-Belanda dalam Perundingan Roem Royen. d. PBB juga berperan dalam penyelesaian masalah Irian Barat PBB membentuk pemerintahan sementara yang bernama UNTEA. Pada tanggal 1 Maret 1963 PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. e. Saat pelaksanaan Pepera tahun 1969, utusan PBB yang diwakili Ortis Sanz hadir. Ortis Sanz juga membawa hasil Pepera ke dalam sidang umum PBB.

4. contoh peran Indonesia dalam organisasi PBB.

a. Pada bulan Januari tahun 1957 Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda I untuk ikut memelihara perdamaian di Timur Tengah. b. Pada tanggal 10 September 1960 Indonesia mengirim Pasukan Garuda II dan III untuk mengatasi konflik di Kongo. c. Pada bulan Januari 1973 Indonesia mengirim Pasukan Garuda IV, V, VI, VII dan VIII untuk mengatasi konflik di Vietnam. d. Pasukan Indonesia ikut mewujudkan perdamaian di Bosnia (setelah pecahnya Yugoslavia), Irak, Iran, Afghanistan. e. Membantu kekuasaan sementara PBB di Kamboja, yang bertugas mengawasi transisi dari konflik aktif ke bentuk politik yang lebih damai. f. Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.

B. Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Peran Indonesia


1. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika (KAA)

latar belakang dan dasar pertimbangan terselenggaranya KAA: a. Perubahan politik pada tahun 1950-an yaitu berakhirnya Perang Korea (1953). b. PBB sudah ada forum konsultasi dan dialog antarnegara yang baru merdeka, tetapi di luar PBB belum ada forum yang menjembatani dialog antarnegara tersebut. c. Persamaan nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama pernah mengalami penjajahan. d. Persamaan masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan berkembang. e. Ingin menggalang kekuatan negara-negara Asia Afrika agar mendukung perjuangan merebut Irian Barat. f. Memiliki kedekatan yang kuat karena dihubungkan oleh faktor keturunan, agama, dan latar belakang sejarah. g. Berdasarkan letak geografisnya, letak negara-negara Asia dan Afrika saling berdekatan.
2. Pelaksanaan KAA

Sebelum dilaksanakan KAA di Bandung tahun 1955, terlebih dahulu dilaksanakan Konferensi Kolombo yang kemudian dilanjutkan dengan Konferensi Bogor. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 14.2 berikut! Konferensi Asia Afrika dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18 - 24 April 1955. Pelaksanaan KAA dibuka oleh Presiden Soekarno. Penyelenggaraan KAA mempunyai tujuan berikut.

a. Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antarbangsa Asia Afrika meningkatkan persahabatan. b. Membicarakan dan mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan. c. Memerhatikan masalah khusus terkait dengan kedaulatan, kolonialisme, dan imperialisme. d. Memerhatikan posisi dan partisipasi Asia Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia internasional.
3. Peran Indonesia dalam KAA

Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional.
4. Arti Penting KAA

makna dan arti penting terselenggaranya KAA. a. Merupakan pendorong kemerdekaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk lepas dari cengkeraman imperialisme dan kolonialisme Barat. b. Menjadi pendorong lahirnya Gerakan Nonblok. c. Merupakan pencetus semangat solidaritas dan kebangkitan negara Asia Afrika dalam menggalang persatuan. d. Memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka. e. Mulai diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka. f. Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimiliki. g. Diakuinya nilai-nilai Dasasila Bandung oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam meredakan ketegangan dunia. h. Mulai dihapuskannya praktik-praktik politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.

C. Perkembangan Gerakan Nonblok (GNB) dan Peran Indonesia


Secara sederhana, konsep Nonblok adalah tidak berpihak pada salah satu blok baik blok Barat maupun blok Timur. Tujuan utama Gerakan Nonblok adalah meredakan ketegangan atau ancaman perang, serta menghindari pertikaian bersenjata antara blok Barat dan blok Timur. Landasan keputusan dari GNB adalah kebebasan dan ketidaktergantungannya berdasarkan kepentingan nasional dan internasional.
1. Latar Belakang Berdirinya GNB

Gerakan Nonblok dibentuk guna mempertahankan diri dengan jalan mempersatukan diri (di antara negara-negara netral) guna menghadapi intervensi negara adikuasa.
2. Sejarah Berdirinya Gerakan Nonblok

Setelah PD II berakhir muncul dua blok kekuatan yaitu blok Barat dan blok Timur. Blok Barat dipimpin Amerika Serikat dan beraliran liberal, sedang blok Timur dipimpin Uni Soviet dan beridiologi komunis. Kelahiran dua kekuatan tersebut merupakan ancaman serius bagi

perdamaian. Oleh karena itu sebagai solusi, lahirlah Gerakan Nonblok (GNB). KAA dianggap sebagai pendahulu bagi berdirinya GNB. KAA telah melahirkan prinsip-prinsip perdamaian, kerja sama internasional, kebebasan, kemerdekaan, dan hubungan antarbangsa. Pada tahun 1956 Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Joseph Bros Tito (Yugoslavia), dan PM Jawaharlal Nehru (India) mengadakan pertemuan di Brioni. Pada bulan September 1960 ketiga tokoh tersebut mengadakan pertemuan dengan Ir. Soekarno dan Nkrumah dari Ghana. Kegiatan tersebut diikuti dengan pertemuan persiapan bagi Konferensi GNB di Kairo bulan Juni 1961. Dalam konferensi di Kairo merumuskan kriteria negara yang akan diundang dalam KTT GNB I maupun prinsip-prinsip GNB.
3. KTT Gerakan Nonblok

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Nonblok merupakan forum tertinggi dari organisasi tersebut. Konferensi ini dihadiri oleh para kepala negara maupun kepala pemerintahan dari negara-negara anggota. Sampai tahun 2006 KTT GNB telah dilaksanakan empat belas kali,
4. Perkembangan GNB dan Peran Indonesia

a. Perkembangan GNB Pasca Perang Dingin, kerja sama anggota GNB tampak masih bersemangat. Saat itu kepemimpinan dipegang oleh Indonesia (1992- 1995). Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang, misalnya: 1) pelatihan tenaga kesehatan dan Keluarga Berencana; 2) studi banding para petugas pertanian; dan 3) menghidupkan kembali dialog Utara Selatan untuk memperingan hutang luar negeri negara berkembang. b . Peran Indonesia dalam GNB 1) Indonesia berperan sebagai pelopor berdirinya GNB. 2) Dalam KTT GNB X tahun 1992, Indonesia berperan sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT dan Presiden Soeharto bertindak sebagai ketua GNB. 3) Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa bidang misalnya bidang pertanian dan kependudukan. 4) Indonesia mencetuskan upaya menghidupkan kembali dialog Utara-Selatan.

D. Perkembangan ASEAN dan Peran Indonesia


ASEAN (Association of South East Asian Nations) merupakan organisasi regional di kawasan Asia Tenggara. ASEAN sekarang beranggotakan 10 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Dasar berdirinya ASEAN adalah Deklarasi Bangkok yang dicetuskan pada tanggal 8 Agustus 1967.

1. Latar Belakang Berdirinya ASEAN

ASEAN merupakan organisasi negara-negara di Asia Tenggara yang tidak membedakan sistem politik dan ideologi. Ide dasar pembentukan ASEAN adalah kerja sama ekonomi, sosial, dan budaya. Namun, dalam perkembangannya organisasi ini bertekad menjamin stabilitas dan keamanan tanpa campur tangan bangsa asing. Berdirinya ASEAN dilatarbelakangi adanya persamaan di antara negara-negara Asia Tenggara. Berikut ini persamaan-persamaan tersebut. a. Persamaan letak geografis di kawasan Asia Tenggara. b. Persamaan budaya yakni budaya Melayu Austronesia c. Persamaan nasib dalam sejarahnya yaitu sama-sama sebagai negara bekas dijajah oleh bangsa asing. d. Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Pendirian ASEAN juga dilatarbelakangi oleh kesamaan sikap yang nonkomunis, mengingat komunis telah menimbulkan ketidakstabilan dalam negeri masing-masing negara.
2. Sejarah Berdirinya ASEAN

Sebelum berdiri ASEAN, ada dua organisasi yang mengantarkan pembentukan ASEAN. Kedua organisasi tersebut adalah ASA dan Maphilindo. a. ASA (Association of Southest Asia), dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok tahun 1961 antara Malaysia, Thailand, dan Filipina. b. Maphilindo yang beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Indonesia pada tahun 1963.
Berikut ini kelima menteri luar negeri tersebut. a. Adam Malik, Menteri Luar Negeri Indonesia. b. Tun Abdul Razak, Wakil Perdana Menteri/Menteri Pembangunan Nasional Malaysia. c. S. Rajaratnam, Menteri Luar Negeri Singapura. d. Narsisco Ramos, Menteri Luar Negeri Filipina. e. Thanat Koman, Menteri Luar Negeri Thailand.

ASEAN sebagai organisasi memiliki tujuan berikut. a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya. b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional. c. Meningkatkan kerja sama dengan saling membantu di bidang ekonomi, sosial budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi. d. Bekerja sama dalam meningkatkan pertanian dan industri, perluasan perdagangan, penyempurnaan fasilitas komunikasi dan mempertinggi taraf hidup rakyat masing-masing negara.

e. Meningkatkan pengkajian wilayah Asia Tenggara. f. Memelihara kerja sama yang erat dan berguna dengan organisasi internasional dan regional lainnya.
3. Struktur Organisasi ASEAN

Terdapat perbedaan tentang struktur organisasi ASEAN antara sebelum dan sesudah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bali tahun 1976.
4. Bentuk Kerja Sama dalam ASEAN

Kerja sama negara-negara Asia Tenggara dalam ASEAN meliputi segala aspek kehidupan, yaitu politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
5. Peran Indonesia dalam ASEAN Peran Indonesia sangat menonjol dalam organisasi ASEAN. Berikut ini beberapa contoh menunjukkan peran penting yang dilakukan oleh Indonesia dalam ASEAN. a. Indonesia sebagai salah satu negara pelopor dan ikut menandatangani Deklarasi Bangkok yang menandai berdirinya ASEAN. b. Indonesia beberapa kali dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan KTT ASEAN. c. Indonesia secara aktif ikut menyempurnakan struktur organisasi ASEAN ketika KTT di Bali tahun 1976. d. Memainkan peran yang aktif dalam penyelesaian masalah di Kamboja. Indonesia menyelenggarakan Jakarta Informal Meeting (JIM) tahun 1988. Pertemuan ini dilanjutkan dengan Konferensi Internasional di Paris tahun 1989 yang diketuai bersama antara Prancis dan Indonesia (diwakili Ali Alatas). e. Sekretariat tetap ASEAN ditetapkan di Jakarta, dan Letnan Jenderal Hartono Dharsono menjadi Sekretaris Jenderal ASEAN yang pertama. f. Ikut aktif membantu menyelesaikan masalah Moro di Filipina. Sampai tahun 2007, ASEAN telah menyelenggarakan KTT sebanyak 13 kali. Lihat tabel 14.8 Pada tanggal 26 Agustus 2007 ASEAN telah mencanangkan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru yang akan dilaksanakan pada tahun 2013, dengan pengukuhan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.

You might also like