You are on page 1of 8

1. FISIOLOGI PERSALINAN a.

Definisi Partus normal adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alatalat atau pertolongan istimewa, umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.1 b. Kedudukan janin intra uterine i. Letak (situs) Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu. Misalnya letak memanjang atau membujur adalah sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala atau letak bokong. Letak melintang adalah sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu. Letak miring adalah sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu. ii. Sikap badan (habitus/attitude) Hubungan bagian-bagian janin yang satu dengan bagian janin yang lain, biasanya terhadap tulang punggungnya. Sikap janin yang fisiologis adalah badan dalam keadaan kifosis sehingga punggung menjadi konveks, kepala dalam sikap hiperfleksi dengan dagu dekat dengan dada, lengan bersilang di depan dada dan tali pusat terletak di antara ekstremitas dan tungkai terlipat pada lipat paha dan lutut yang rapat pada badan. Sikap fisiologis ini menghasilkan sikap fleksi. Sikap ini terjadi karena pertumbuhan janin dan proses akomodasi terhadap kavum uteri. iii. Presentasi Dipakai untuk menentukan bagian janin yang terbawah dan tiap presentasi terdapat 2 macam posisi yaitu kanan dan kiri dan tiap posisi terdapat 3 macam variasi yaitu depan, lintang, dan belakang (kiri depan, kiri lintang, dan kiri belakang, kanan depan, kanan lintang dan kanan belakang). Macam-macam presentasi yaitu presentasi kepala, presentasi bokong dan presentasi bahu. iv. Posisi Posisi pada periksa luar dengan palpasi, ditentukan dengan menentukan letak punggung janin terhadap dinding perut ibu, sedangkan pada pemeriksaan dalam posisi ditentukan dengan menentukan kedudukan salah satu bagian janin yang terendah terhadap jalan lahir, bagian yang terendah tadi disebut penunjuk. Penunjuk itu dinyatakan dengan bagian kiri atau kanan ibu. Bagian terendah dapat ubun-ubun kecil untuk presentasi belakang kepala, ubun-ubun besar untuk presentasi uncak kepala, dahi untuk presentasi dahi, dagu untuk resentasi muka, sakrum untuk presentasi bokong dan akromion/skapula untuk presentasi bahu (letak lintang). Macam-macam posisi: Posisi presentasi belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil (UUK): UUK kiri depan, UUK kiri lintang, UUK kiri belakang, UUK kanan depan, UUK kanan lintang, dan UUK kanan belakang. Posisi pada presentasi muka dengan petunjuk dagu atau mentum: dagu kiri depan, dagu kanan depan, dagu kanan belakang. Posisi pada presentasi bokong dengan petunjuk sakrum: sakrum kiri belakang, sakrum kanak belakang, sakrum kanan depan. 1

c. Tiga faktor penting yang memegang peranan pada persalinan adalah:2 Power: kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan. Passage: keadaan jalan lahir. Passenger: janinnya sendiri. d. Posisi ibu dalam persalinan normal: 3 i. Posisi litotomi adalah posisi yang umum dimana ibu berbaring terlentang dengan lutut yang ditekuk, kedua paha diangkat ke samping kanan dan kiri. ii. Posisi Miring atau Lateral. Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Kelebihan: Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman. Kelemahan: Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi. iii. Posisi Jongkok Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi. Kelebihan: Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan. Kekurangan: Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi. iv. Posisi Setengah Duduk Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman. Kelebihannya: Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal. Kelemahan: Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama. 2. SEBAB-SEBAB PERSALINAN Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktorfaktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai. Sedangkan faktor hormon yang berpengaruh pada perubahan biokimia dan biofisika antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone. Seperti diketahui progesterone 2

merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.1 Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm meningkat, lebihlebih sewaktu partus. 1 Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Teori berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hippocrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. 1 Faktor lain yang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion servikale dari phleksus Frankenhauser yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus dapat dibangkitkan. 1

3. PERSALINAN NORMAL Kala I atau Kala Pembukaan 4 Inpartu ( partus mulai ) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai membuka dan mendatar. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu: i. Fase laten: dimana pembukaan berlangsung lambat sampai pembukaan 3cm berlangsung dalam 7-8 jam. ii. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase : a. Periode akselerasi : berlangsung 2 jam dan menjadi 4 cm b. Periode dilatasi maksimal: selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9cm. c. Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap. Ketuban akan pecah sendiri apabila pembukaan hampir atau telah lengkap. Pada primigravida berlangsung kira-kira 13-14 jam sedangkan multigravida berlangsung kira-kira 6-7 jam. Kala II (kala pengeluaran) Pada kala pengeluaran, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah masuk ruang panggul sehingga terjadi penekanan pada otot-otot dasar panggul secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa ingin buang air besar dengan anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum menegang. Dengan seiring datangnya his dan disertai kekuatan meneran ibu, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primigravida 1,5jam dan pada multigravida biasanya sekitar 30 menit.

Kala III ( Kala Uri )

Setelah bayi lahir, kontraksi uterus istirahat sebentar. Uterus terasa keras dan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal seperti sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit seluruh plasenta lahir spontan. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 - 200cc. Kala IV (Kala Pengawasan ) Kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya post partum. Tujuan pokok penting yang harus diperhatikan selama kala IV, yaitu: a. Kontraksi uterus harus baik b. Tidak ada pendarahan pervaginam c. Plasenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap d. Kandung kencing harus kosong e. Luka-luka perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma f. Resume keadaan umum bayi g. Resume keadaan umum ibu 4. MEKANISME PERSALINAN NORMAL Perubahan-perubahan letak, posisi, presentasi, sikap badan janin yang termasuk mekanisme persalinan, yaitu: 5 i. Engagement: masuknya diameter biparietal (pengukuran dari satu ujung telinga ke ujung telinga yang lain melalui bagian atas kepala bayi) melewati pintu atas panggul.

ii. Descent/ penurunan: kepala janin masuk lebih dalam ke rongga panggul, disebut lightening. Kepala janin terbentuk dengan lebih nyata apabila jaraknya hampir sama. Ketika oksipital sejajar dengan spina ischiadica, dapat disimpulkan bahwa diameter biparietal telah masuk dan turun ke dalam rongga panggul. iii. Fleksi: pergerakan ini terjadi ketika penurunan kepala, akibat daripada resistensi sumbu kepala janin terhadap jaringan lunak sekitar pelvis. Resistensi ini menyebabkan posisi kepala janin yang fleksi dimana dagu bertemu dengan dada. Diameter terkecil dari kepala janin (subocccipitobregmatica plane) sudah berada dalam rongga pelvis iv. Putaran paksi dalam: saat kepala janin mencapai dasar panggul (Hodge III/IV), secara tipikal berotasi untuk berakomodasi dengan diameter dinding pelvis. Pada inlet panggul, diameter panggul lebih lebar dari kanan ke kiri, dan dari outlet panggul, diameter lebih lebar dari depan ke belakang. Oleh karena itu, janin harus berputar ke arah dimana sutura sagital merupakan diameter anterioposterior di outlet.

v. Ekstensi / defleksi: setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sudah melewati pangkal dari panggul, satu keadaan istirehat terjadi ketika leher berada di bawah arkus pubis. Ekstensi terjadi saat kepala, wajah dan dagu dilahirkan. vi. Putaran paksi luar: Setelah kepala bayi lahir, ada jeda sebentar dalam aksi persalinan. Selama jeda ini, bayi harus memutar sehingga wajahnya berputar menghadap bahagian dalam paha ibu. Gerakan ini, juga disebut restitusi, diperlukan kerana kedua bahu harus pas pada arkus pubis. vii. Ekspulsi: setelah putaran paksi luar, bahu depan keluar dari simfisis pubis. Perineum menjadi regang karena bahu belakang juga lahir. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian bayi lahir seluruhnya.

Gambar mekanisme persalinan normal. Diunduh dari http://liber-siahaan.blogspot.com/2011/04/persalinan-normal.html, September 2011.

Daftar Pustaka

1. Wiknjosastro H; Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal; Dalam Ilmu Kebidanan; Edisi ke-3; Cetakan ke-9; Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005; Hal: 180 191. 2. Wiknjosastro H; Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal; Dalam Ilmu Kebidanan; Edisi ke-4; Cetakan ke- 2; Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006; Hal: 206210. 3. Pilihan Posisi Bersalin. Diunduh dari http://bidanku.com, September 2011. 4. Wiknjosastro H; Pimpinan Persalinan; Dalam Ilmu Kebidanan; Edisi ke-3; Cetakan ke- 9; Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008; Hal: 192-201. 5. Mekanisme persalinan normal. Diunduh dari http://liber-siahaan.blogspot.com/2011/04/persalinan-normal.html, September 2011

You might also like