You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dalam tubuh manusia banyak terdap system yang saling kerja sama dalam mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh. Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting. Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Penyakit Dalam ( IPD jilid II Edisi 3)Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri ( Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan 80 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastrtits ini cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.

B. TUJUAN 1. TUJUAN UMUM Untuk Memahhami Teoritis dan Asuhan Keperawatan dari Gastritis

2. TUJUAN KHUSUS a. Untuk memahami teoritis dari Gastritis ( Defenisi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Komplikasi, Pemeriksaan Fisik dan WOC) b. Untuk memahami dan mengetahui asuhan keperawatan yang tepat untuk penderita gastritis c. Untuk memahami tugas yang diberikan dosen pembimbing

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. DEFENISI

1. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung ( Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492) 2. Gastritis adalah segala radang mukosa lambung ( Buku Ajar Ilmu Bedah ,Edisi Revisi hal 749) 3. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local Sylvia A Price hal 422) 4. Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi selsel radang pada daerah tersebut. ( Imu Penyakit Dalam Jilid II) 5. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal : 492) 6. Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 181). 7. Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138). Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Gastritis akut Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis. (Patofisiologi,

2. Gastritis kronis Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan suddart) Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan : 1. Gambaran hispatology Gastritis kronik superficial Gastritis kronik atropik Atrofi lambung Metaplasia intestinal Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet. b. Distribusi anatomi Gastritis kronis korpus ( gastritis tipe A)Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa karena terjadi gangguan absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung menurun. Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B) Paling sering dijumpai dan berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori Gastritis tipe AB Anatominya menyebar keseluruh gaster dan

penyebarannya meningkat seiring bertambahnya usia B. ETIOLOGI

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut : Gastritis Akut

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492). Gastritis Kronik Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

Penyebab lain adalah Diet yang sombrono , makan terlau banyak, dan makan yang terlalu cepat dan makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang peningkatan produksi asam-asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung menjadi tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung. Stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan sering pula menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat infeksi bakteri dari luar tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi bakteri penyebab gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita bersangkutan. Keadaan ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya

C. PATOFISIOLOGI

1. Gastritis Kronis Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser. Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel

desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan. (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 : 162) (www.google, penyakit gastritis.com)

D. MANIFESTASI KLINIS 1. Gastritis akut erosive sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah : a. Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah. b. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. c. Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah. d. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala. e. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas. f. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran. 2. Gastritis kronis a. Bervariasi dan tidak jelas b. Perasaan penuh, anoreksia c. Distress epigastrik yang tidak nyata

d. Cepat kenyang E. PENATALAKSANAAN MEDIS Pengobatan gastritis meliputi(Soeparman, 1999, hal : 96) : 1. Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi. 2. Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai. 3. Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain.

Pada gastritis, penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan (www.google penanganan penyakit gastritis.com): 1. Gastritis akut a. Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol. b. Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan. c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. d. Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran gastromfestinal e. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum. f. Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer. g. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi. h. Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.

2. Gastritis kronis a. Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan sedikit tapi lebih sering. b. Mengurangi stress c. H. Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti tetraciklin , amoxillin) dan gram bismuth (pepto-bismol).

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1 Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan

ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi. 1. Histopatologi.

2. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu memberikan hasil yang memuaskan. 3. EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera. 4. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan diganosa penyebab / sisi lesi. 5. Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom Zollinger- Ellison 6. Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan. 7. Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritiS

G. KOMPLIKASI 1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi. 2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus 3. Perdarahan saluran cerna bagian atas dan Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin.

I.

IDENTITAS A. Nama B. Jenis kelamin C. Umur D. Agama E. Status perkawinan F. Alamat G. Pekerjaa : Tn.R : Laki - laki : 58 thn : Islam : Cerai : Bireun : Buruh

II.

RIWAYAT KESEHATAN 1. Masalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini : GASTRITIS

2. Masalah kesehatan keluarga/keturunan.= ................... 3. Genogram

III.

KEBIASAAN SEHARI HARI A. BIOLOGIS. A.1. Pola Makan : Tidak tertur , A.2. Pola Minum : sering minum kopi A.3. Pola Tidur : Teratur A.4. Pola Eliminasi (B.A.B/B.A.K): lancar A.5. Aktivitas Sehari hari :

B. PSIKOLOGIS. B.1. Keadaan Emosi : Normal

C. SOSIAL C.1. Dukungan keluarga : Tidak ada C.2. Hubungan antar keluarga: Tidak ada C.3. Hubungan dengan orang lain :Kurang baik

D. SPIRITUAL/KULTURAL D.1. Pelaksanaan ibadah : Kadang - kadang D.2. Keyakinan tentang kesehatan :Kalau sakit ke tmpat medis

E. PEMERIKSAAN FISIK A. Tanda vital : Keadaan Umum : lemah Kesadaran : Penuh / Composmentis Suhu : 36c Nadi :60 x/menit Tekanan darah : 90/60 Pernafasan :20 x/menit Tinggi Badan :169 cm Berat Badan : 50 kg

F. KEBERSIHAN PERORANGAN 1. Kepala : Rambut :Bersih Mata : :bersih, simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan
baik

Hidung :bersih, bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan
kelainan pada hidung

Mulut :

Teling :bersih, bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu


pendengaran.

2. Leher : tidak terdapat pembesaran tiroid. 3. Dada / Thorak : Dada : Paru paru : simetris Pa : teraba gerakan takstil premitus sama, Pe :
sonor, Au : vesikuler

Jantung : ictus cordis tidak tampak, Pa : ictus cordis teraba, ICS


(intercostals) 5 Pe : pekak, Au : terdengar suara murni

4. Abdomen : : simetris, datar, Au : peristaltik 4 x/mnt, Pa : adanya nyeri


tekan pada abdomen (ulu hati), Pe : tympani.

5. Muskulosketel : tidak terdapat oedem 6. Lain lain : 7. Keadaan lingkungan : Bersih

G. EKONOMI Jumlah Pendapatan Perbulan :------------Sumber Pendapatan :--------------------

IV.

INFORMASI TENTANG DIAGNOSA MEDIS : gastritis LABORATORIUM : TERAPI MEDIS : Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus
lambung yang lain

V.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : ETIOLOGI Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster) MASALAH Gangguan rasa nyaman : Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala

NO PENGKAJIAN 1 DO: 1. Diagnosa medis dari Tn.S adalah gastritis 2. Skala nyeri klien 7 dari skal 0-

10 3. Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Tn.S DS: 1. Tn.S mengatakan kalau daerh ulu hatinya terasa panas dan terbakar 2. Tn.S mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di tekan 3. Tn.S mengeluh di sering merasa mual dan muntah 2 DO: 1. Diagnosa Medis dari Tn.S adalah Gastritis 2. Tn.S tampak lemah dan tidak berenergi 3. Kesadaran Tn.S Compos mentis DS: 1. Tn.S sering merasa mual dan muntah 2. Tn.S mengatakan kalau dia hilang selera makan 3. Tn.S sering merasa kenyang 3 Kurang Aktivitas DO: 1. Pa lpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah, 2. Auskultasi pada abdomen : peristaltik 4x/mnt, DS: 1. Tn.S mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi Pemenuhan nutrisi tidak adekuat

(0-10)

Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh

Konstipasi

feses keras, 2. Tn.S mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak.

DO: 1. Klien tampak bingung terhadap penyakitnya DS: 1. Tn.S mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng

Kurang Informasi

Kurang Pengetahuan

Berdasarkjan analisa data diatas maka diagnosa prioritas dari Tn S adalah : 1. Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Pemenuhan nutrisi tidak adekuat 2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10) berhubungan dengan Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster) 3. Konstipasi berhubungan dengan Kurang Aktivitas 4. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi

A. INTERVENSI DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster) TUJUAN/ KRITERIA HASIL Rasa Nyeri klien berkurang dengan tidak ada peradangan atau iritasi pada mukosa lambung Tn.S dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria: 1. Skala Nyeri Tn.S berkuran g 2. Tn.S tidak merasa nyeri pada epigastri um (ulu hati) 3. Tn.S tidak meringis 4. Bantu latihan rentang gerak 3. makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga 3. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien 2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri 2. membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi. 1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10) 1. nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya, dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi. INTERVENSI RASIONAL

NO

(tidak nyeri tekan abdomen )

aktif / pasif

menghancurka n kandungan gaster. Makan

5. Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan (pijatan punggung, perubahan posisi) 4.

sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.

menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan

Kolaborasi

nyeri ketidaknyaman

Berikan obat sesuai indikasi, misal : Antasida

an.

5. Napas bau karena tertahanya sekret mulut

Antikolinergik (misal : belladonna, atropin)

menimbulkan tak nadsu makan dan dapat meningkatkan mual. Gingivitis dan masalah gigi dapat meningkat

1. menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi atau dengan menetralisir kimia

2. diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan motilitas gaster, menekan produksi asam, memperlambat pengosongan gaster, dan menghilangkan nyeri nokturnal sehubungan 2 Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Pemenuhan nutrisi tidak Pola Makan dari Tn.S teratur dengan cukup memenuhi 2. Aukultasi 1. Timbang berat badan sesuai indikasi 1. mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi.

adekuat

kebutuhan nutrisi dalam waktu 2 x 24 jam dengan criteria: 1. klien tidak mual 2. Klien tidak merasa nyeri akibat gastritis atau iritasi dari mukosa lambung

bising usus 2. membantu dalam menentukan 3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur 3. meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi 4. Tentukan makanan yang Tidak membentuk gas. yang diberikan dan dapat meningkatkan kerjasama pasien saat makan. respon untuk makan atau berkembangny a komplikasi

5. Berikan perawatan oral teratur, sering dan teratur termasuk minyak untuk bibir

4. dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi

5. Mencegah ketidak nyamanan karena mulut

kering dan bbibir pecajh yang disebabkan oleh pembatasan cairan 3 Konstipasi berhubungan dengan Kurang Aktivitas BAB dari Tn.S lancar dengan bisa melakukan aktivitas (banyak gerak) di Tempat Tidur dealam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria : 1. Feses lunak (normal) 2. mudah proses defekasi 4. kolaborasi pemberian obat laksatif. 3. anjurkan pada klien untuk makan tinggi serat (pepaya) 3. Serat sangat berfungsi untuk melancarkan proses defekasi karena serat bisa melunakan konsistensi feses 2. anjurkan pada klien untuk minum banyak (10-12 gelas), 2. Banyak minum untuk mencairkan feses 1. ajarkan alih baring setiap 2 jam sekali, 1. Banyak aktivitas bisa merangsang gerakan peristaltik

4. untuk melancarkan proses defekasi 4 Kurang Pengetahuan Tn.S mengetahui 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk mengetahui

berhubungan dengan Kurang Informasi

masalah yang dia alami dengan memberikan informasi terhadap masalah dari Tn.S dengan dalam waktu 1 x 24 jam dengan kriteria : 1. Tn.S tahu tentang penyakit dan tidak salah persepsi 2. Tn.S tidak bingung terhadap masalah kesehata n yang dia alami

tentang penyakitnya

sam[ai man pengetahuan klien sehingga memudahkan untuk

2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya,

memeberikan penyuluhan

2. Untuk menambah informasi

3. motivasi klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan, 3. Untuk menambah semangat dan harapanya klien mau 4. beri kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya. 4. 5. untuk menambah pengetahuan klien melakukan hal positif untuk kesehatan

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu : Gastritis akut dan gastritis kronik Gastritis penyebabnya adalah stres, koonsumsi alkohol dan obat-obatan dan juga diet yang tidak baik, gastritis akut bisa berkembang menjadi kronik jika pola makan tidak diatur dengan baik dan jika ini dibioarkan maka tidak tertutup kemungkinan bisa berkembang menjadi Ca gater (kanker lambung)

B. SARAN Gastritis adalah penyakit yang lazim atau sering diderita, umumnya adalah mahasiswa karena kesibukan membuat tugas dan mahasiswa juga rentan stres. Selain itu diet yangsalah juga pemicu terjadi gastritis untuk itu pendidikan untuk meperbaik persepsi yang salah terhadap diet perlu dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta. Hadi, Soejono, 1999, Gastroenterologi, penerbit Alumni, Bandung. Reevest, Charlene. J., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 1, Salemba Medika, Jakarta. Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta. Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, edisi I, Salemba Medika, Jakarta. www. Google.Penanganan Penyakit gastritis.com Doengoes, Marylin E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta. Carpenito, Lynda Juall., 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

You might also like