You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran nilai etika dan budaya di berbagai kalangan, khususnya para remaja. Pergeseran itu antara lain , maraknya pergaulan bebas dan ancaman pornografi, kekerasan, dan kerusuhan yang berujung pada tindak anarkis, hingga adanya hegemoni suatu kelompok. Pergeseran nilai etika dan budaya itulah yang menjadikan generasi sekarang kehilangan jati dirinya. Berulang kali kita menyaksikan di beerbagai media massa baik surat kabar maupun televisi tentang siswa gagal UNAS kemudian bunuh diri atau pengrusakan terhadap sekolah karena sekolahnya gagal meluluskan siswanya. Selain itu, masih banyak lagi bentuk-bentuk tindakan anarkis, mulai dari tawuran antar pelajar, mahasiswa bahkan kisruh-kisruh di elit DPR saat sidang paripurna. Permasalahan diatas adalah sebagian kecil dari berbagia masalah yang disebabkan oleh menurunnya nilai etika, moral dan budaya dalam bangsa Indonesia di era globalisasi ini yaitu pornografi, kasus narkoba, plagiarisme dalam ujian, dan sejenisnya. Era globalisasi telah membentuk manusia serba instan dan berpikir praktis untuk mencapai tujuan. Ketidakmampuan mengikuti jaman akan menjadi manusia mudah frustasi dan melakukan tindakan yang menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai termasuk dalam pendidikan. Disinilah tantangan semakin besar di era globalisasi ini. Pendidikan diharapkan mampu membendung berbagai kemungkinan-kemungkinan negatif yang secara perlahan akan menghilangkan budaya bangsa ini. Salah satunya penguatan pendidikan karakter yang menekankan pada dimensi etis spiritual dalam proses pembentukan pribadi. Untuk membentengi generasi muda agar terhindar dari pergeseran nilai etika dan budaya, butuh pembangunan karakter. Akhir-akhir ini pendidikan karakter begitu gencar menjadi sorotan berbagai kalangan negeri ini. Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Sehingga

dengan demikian, pendidikan berbasis karakter bisa kita jadikan langkah preventif untuk mencegah berbagai kemungkinan-kemungkinan negatif di era globalisasi.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut. 1. Mengapa diperlukan pendidikan berbasis karakter di era globalisasi? 2. Bagaimana penerapan pendidikan berbasis karakter di era globalisasi? 3. Apa manfaat pendidikan berbasis karakter di era globalisasi? 4. Nilai apa saja yang perlu ditanamkan dalam pendidikan karakter ? 5. Metode apa yang digunakan untuk menanamkan karakter ? 6. Prinsip apa yang dipakai dalam pendidian karakter ?

C. Tujuan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini memiliki tujuan masalah sebagai berikut. 1. Mengetahui perlunya pendidikan berbasis karakter di era globalisasi. 2. Mengetahui peranan pendidikan berbasis karakter. 3. Mengetahui manfaat pendidikan berbasis karakter. 4. Mengetahui nilai yang perlu ditanamkan dalam pendidikan karakter. 5. Mengetahui metode yang digunakan untuk menanamkan karakter. 6. Mengetahui prinsip-prinsip yang dipakai dalam pendidian karakter.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Berbasis Karakter Ada dua hal yang harus dibahas dalam tema pendidikan berbasis karakter. Pertama, adalah pendidikan. Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak). Pendidikan menurut Pasal 1 Butir 1 UU 20/2003: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kedua, adalah karakter. Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Sedangkan menurut Imam Ghazali karakter adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melakukan pertimbangan fikiran. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan standar-standar batin yang terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri. Terminologi karakter itu sendiri sedikitnya memuat dua hal: values (nilai-nilai) dan kepribadian. Suatu karakter merupakan cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas. Karakter yang baik pada gilirannya adalah suatu penampakan dari nilai yang baik pula yang dimiliki oleh orang atau sesuatu, di luar persoalan apakah baik sebagai sesuatu yang asli ataukah sekadar kamuflase. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku. Dari berbagai definisi tentang pendidikan dan karakter diatas sebenarnya secara implisit sudah ada muatan tentang apa yang disebut pendidikan karakter. Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat. Pendidikan karakter adalah

pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat

mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya. Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas. Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya.

B. Perlunya Pendidikan Berbasis Karakter di Era Globalisasi Bebagai fenomena sosial yang muncul akhir-akhir ini cukup mengkhawatirkan. Fenomena kekerasan dalam menyelesaikan masalah menjadi hal yang umum. Pemaksaan kebijakan terjadi hampir pada setiap level institusi. Manipulasi informasi menjadi hal yang lumrah. Penekanan dan pemaksaan kehendak satu kelompok terhadap kelompok lain dianggap biasa. Hukum begitu jeli pada kesalahan, tetapi buta pada keadilan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini yang berada di era global, bangsa Indonesia harus memiliki visi prospektif dan pandangan hidup yang kuat agar tidak didekte, dan diombang-ambingkan oleh kekuatan asing. Berbagai bentuk pelanggaran masih terus terjadi. Tindakan kekerasan dan pelanggaran HAM, perilaku amoral dan runtuhnya budi pekerti luhur, semau gue dan tidak disiplin, anarkhisme dan ketidaksabaran, korupsi, ketidakjujuran dan budaya nerabas, rentannya kemandirian dan jati diri bangsa, terus menghiasai kehidupan bangsa kita.

Dari situasi tersebut bahwa pendidikan nilai/moral memang sangat diperlukan atas dasar argumen; adanya kebutuhan nyata dan mendesak; proses tranmisi nilai sebagai proses peradaban; peranan sekolah sebagai pendidik moral yang vital pada saat melemahnya pendidikan nilai dalam masyarakat; tetap adanya kode etik dalam masyarakat yang sarat konflik nilai; kebutuhan demokrasi akan pendidikan moral; kenyataan yang sesungguhnya bahwa tidak ada pendidikan yang bebas nilai; persoalan moral sebagai salah satu persoalan dalam kehidupan, dan adanya landasan yan g kuat dan dukungan luas terhadap pendidikan moral di sekolah. Semua argumen tersebut tampaknya masih relevan untuk menjadi cerminan kebutuhan akan pendidikan nilai/moral di Indonesia pada saat ini. Proses demokasi yang semakin meluas dan tantangan globalisasi yang semakin kuat dan beragam disatu pihak dan dunia persekolahan dan pendidikan tinggi yang lebih mementingkan penguasaan dimensi pengetahuan dan mengabaikan pendidikan nilai/moral saat ini, merupakan alasan yang kuat bagi Indonesia untuk membangkitkan komitmen dan melakukan gerakan nasional pendidikan karakter.Lebih jauh dari itu adalah Indonesia dengan masyarakatnya yang ber-Bhinneka tunggal ika dan dengan falsafah negaranya Pancasila yang sarat dengan nilai dan moral, merupakan alasan filosofik-ideologis, dan sosialkultural tentang pentingnya pendidikan karakter untuk dibangun dan dilaksanakan secara nasional dan berkelanjutan.

C. Penerapan Pendidikan Berbasis Karakter di Era Globalisasi Pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai nasionalisme di sekolahsekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan lain tidak berjalan efektif karena siswa tidak menemukan sosok teladan. Akibatnya, siswa berpandangan, pendidikan karakter di era globalisasi ini hanya sekedar wacana dan tidak perlu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan mereka merasa di bohongi dengan hanya mendengarkan materi tentang karakter baik, kejujuran, dan patriotisme, tetapi gagal menemukan sosok teladan dalam kehidupan nyata. Mereka hanya meyakini paham baru yang disebabkan adanya globalisasi di segala bidang yang justru bertolak belakang dengan nilai-nilai moral pancasila di negara Indonesia.

Penerapan pendidikan karakter sebenarnya dapat dilakukan pada berbagai jenjang, mulai dari SD (bahkan TK) hingga perguruan tinggi. Berbagai macam cara dapat dilakukan. Sekolah (termasuk perguruan tinggi) harus bisa melakukan upaya-upaya pembentukan karakter siswa melalui kegiatan pembelajaran formal mereka di lembaga tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan pembentukan karakter pada matapelajaran tertentu. Pendidikan karakter bersifat pengajaran nilai, maka tidak perlu ada penambahan bahan kajian. Dengan demikian, pelaksanaan implementasi pendidikan karakter tidak perlu menambah alokasi waktu yang tersedia pada tiap-tiap mata pelajaran, tetapi cukup melakukan pembahasan pada metode pengajaran atau cara penyajian bahan pengajaran.). Selain itu, juga dicarikan tokoh-tokoh teladan dalam proses pembelajaran. Misalnya di kelas-kelas sebuah lembaga pendidikan, selain menjelaskan materi-materi tentang pendidikan karakter guru juga mencarikan tokoh-tokoh yang bisa dijadikan panutan dalam menghadapi kehidupan di era globalisasi. Dari contoh-contoh yang telah disebutkan di atas, ada hal penting yang harus diperhatikan dalam penerapan pendidikan karakter. Hal tersebut yaitu pemberian contoh oleh guru. Pepatah mengatakan bahwa guru adalah seseorang yang digugu dan ditiru. Berdasarkan pepatah tersebut, guru haruslah senantiasa memberikan contoh terbaik kepada siswanya tentang perilaku-perilaku terpuji pembentuk karakter. Guru tidak boleh hanya memberikan perintah kepada siswanya untuk berperilaku baik, tetapi ia juga harus memberikan contoh kepada siswanya berupa perilaku yang baik pula. Dengan demikian, ada kerjasama antara guru dan siswa dalam membentuk karakter siswa.

D. Manfaat Pendidikan Berbasis Karakter di Era Globalisasi Dari beberapa uraian diatas, manfaat pendidikan karakter di era globalisasi sangat banyak dan besar bagi kehidupan bangsa dan negara karena perannya yang sangat fital dalam pembentukan karakter warga negara berdasarkan nilai-nilai etika dan budaya bangsa. Berikut ini adalah berbagai manfaat dari pendidikan karakter.

1. Pendidikan karakter menjadikan individu yang maju, mandiri, dan kokoh dalam menggenggam prinsip. 2. Pendidikan karakter akan menjadi benteng dalam memerangi berbagai perilaku berbahaya dan gelap. 3. Pendidikan karakter sebagai Promoting Prosocial Attitudes/Values. 4. Pendidikan karakter sebagai Encouraging Intellectual/Academic Values. 5. Pendidikan karakter sebagai Mempromosikan Pengembangan Pribadi Holistik. Meliputi, Karir kejuruan perencanaan / dan komitmen,

pengembangan kepemimpinan, pertumbuhan rohani mentoring dan peran pemodelan, adventure questing dan pembangunan iman. 6. Pendidikan karakter sebagai Encouraging Civic Responsibility Mendorong Tanggung Jawab Civic. Meliputi, layanan & kesukarelaan, politik tindakan, keberlanjutan dan civic keterlibatan. E. Nilai Nilai Dalam Pendidikan Karakter 1. Nilai Keutamaan Manusia memiliki keutamaan kalau dia menghayati dan melaksanaakan tindakan-tindakan utama yang membawa kebaikan bagi diri sendir dan orang lain. 2. Nilai Keindahan Nilai keindahan ditafsirkan hanya pada keindahan fisik saja berupa hasil karya seni,patung, bangunan, sastra dan lain-lain. Namun arti sesungguhnya nilai keindahan adalah dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh dimensi interioritas manusia itu sendiri yang menjadi panentu kualitas diri sebagai manusia. 3. Nilai Kerja Nilai kerja adalah nilai tentang kejujuran yang mencerminkan sikap manusia terhadap penghargaan nilai kerja yang diperlukan kesabaran, ketekunan, dan jerih payah untuk mendapatkannya. 4. Nilai Cinta Tanah Air Nilai cinta tanah air adalah nilai patriotisme atau semangat juang yang dimiliki oleh seorang manusia terhadap yang dicita-citakan negaranya. Yang rela berjuang tampa pamrih untuk menndapatkan kebaikan yang lebih tinggi untuk kebaikan bersama

5. Nilai Demokrasi Nilai demokrasi adalah nilai kebebasan berfikir dan menyampaikan pendapat yang dapat mempersatukan secara dialogis berbagai macam pebedaan yang terdapat pada manusia 6. Nilai Kesatuan Nilai kesatuan adalah nilai yang menghormati adanya perbedaan dan pluralitas yang dimiliki dalam masyarakat. Karena suatu negara tidak akan bertahan tampa adanya nilai kesatuan yang dimiliki oleh setiap individu warga negaranya. 7. Nilai Moral Nilai moral adalah nilai yang merupakan sebuah panggilan untuk merawat jiwa individu itu sendiri. Yang dapat menentukan bahwa seseorang itu baik atau buruk. Nilai moral menjadi sangat vital karena karena bersifat superfisial 8. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan adalah sikap keterbukaan terhadap kebudaan lain yang termasuk kultur agama dan keyakinan yang berbeda. Dan tidak bersikap berkelompok-kelompok, kepentingan kelompok bukanlah sebuah suatu nilai melainkan kepentingan bersama yang harus di utamakan.

F. Metodologi Pendidikan Karakter Metodologi pendidikan karakter adalah bertujuan untuk mencapai pertumbuhan integral dalam pendidikan karakter, dalam melaksanakannya perlu dipertimbangkan berbagai macam metode yang mencapai idealisme dan tujuan pendidikan karakter. Metode ini bisa menjadi unsur-unsur yang sangat penting dalam sebuah pendidikan karakter disekolah. 1. Mengajarkan Memberikan sesuatu hal yang baru agar orang mendapat sesuatu hal tersebut mengetahui dan mengadakan suatu perubahan terhadap dirinya sendiri. Mengajarkan nilai-nilai karakter diperlukan gagasan yang konsetual yang menjadi pemandu dalam pengembangan karakter individu.

2. Keteladanan Mencontoh kan sesuatu kepada orang lain sehingga orang lain tersebut dapat meniru prilaku tersebut sehingga mengakibatkan terjadi perubahan pada orang yang melihat. Keteladanan adalah mencontohkan hal baik yang dimilikinya walapun dimanapun. 3. Menentukan Prioritas Adalah menentukan seberapa penting nilai-nilai karakter yang ditekan untuk dikembang pada suatu individu, lingkungan, masyarakat. Perlu ketegasan dalam merumuskan prioritas nilai pendidikan karakter. 4. Praksis Prioritas Adalah memprioritaskan tindakan nyata dilapangan. Yang menjadi suatu tuntutan pendidikan karakter yang perlu adanya verifikasi untuk dapat merealisasikannya 5. Refleksi Ditunjukan secara nyata dalam kehidupan sehingga manusia dapat mampu mengatasi dirinya dan meningkatkan kualitas hidupnya. Perlu adanya pendalaman setelah mendapat pedidikan karakter .

G. Prinsip Prinsip Pendidikan Karakter Di Sekolah Pendidikan karakter diseklah memerlukan prinsip-prinsip dasar yang

mudah dipahami dan dapat dipahami siswa dan oleh setiap individu yang bekerja dalam lingkungan pendidikan itu sendiri. Ada beberapa prinsip yang bisa digunakan Bagi promosi pendidikan karakter disekolah. 1. Karakter ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini 2. Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu 3. Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, bahkan seandaina pun kamu harus membayar dengan mahal, sebab mengendung resiko

4. Jangan pernah mengambil perilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagai patokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih dari mereka 5. Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformasi. Seorang individu bisa mengubah dunia 6. Bayaran bagi mereka yang memiliki karakter baik adalah bahwa kamu

menjadi peribadi yang lebih baik. Dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni

10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan dan pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Pendidikan karakter sangat diperlukan atas dasar argumen; adanya kebutuhan nyata dan mendesak; proses tranmisi nilai sebagai proses peradaban; peranan sekolah sebagai pendidik moral yang vital pada saat melemahnya pendidikan nilai dalam masyarakat; tetap adanya kode etik dalam masyarakat yang sarat konflik nilai; kebutuhan demokrasi akan pendidikan moral; kenyataan yang sesungguhnya bahwa tidak ada pendidikan yang bebas nilai; persoalan moral sebagai salah satu persoalan dalam kehidupan, dan adanya landasan yan g kuat dan dukungan luas terhadap pendidikan moral di sekolah. Penerapan pendidikan karakter di sebuah lembaga pendidikan harus ada integrasi dengan materi mata pelajaran dan aplikasi terhadap materi-materi pendidikan karakter. Selain itu, guru juga mencarikan tokoh-tokoh untuk dijadikan teladan di era globalisasi. Manfaat pendidikan karakter banyak dan sangat besar dalam pembentukan karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai etika dan budaya bangsa. B. Saran 1. Bagi Masyarakat Dalam upaya untuk mendukung dan mensukseskan pendidikan karakter perlu adanya teladan yang baik bagi murid-murid di sekolah. Sehingga mereka akan mudah untuk mengaplikasikan materi-materi pendidikan karakter 2. Bagi Pemerintah Dalam upaya untuk mendukung dan mensukseskan pendidikan karakter, selain adanya teladan yang baik, juga memberikan perhatian dan memberikan

11

sarana-sarana yang menunjang bagi kesuksesan pendidikan karakter di era globalisasi. 3. Bagi Sekolah dan Guru Pihak guru dan sekolah diharapkan mampu mengontrol perkembangan perilaku murid-muridnya. Sehingga sedapat mungkin kesalahan-kesalahan yang ada pada murid bisa segera ditangani.

12

DAFTAR PUSTAKA

Fudhi. 2011. Peran Pendidikan Berbasis Karakter.(online)( http//: http://avehazen.blogspot.com/2011/06/peran-pendidikan-berbasis-karakterdi_15.html) diakses pada 28 Oktober 2011.

Koesoema, doni.2007. Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak diZaman Global. Jakarta : Grasindo.

13

You might also like