You are on page 1of 19

Diskusi Panel

Monday, 21. January 2008, 16:34:19 panel, diskusi Pengertian Diskusi Panel

Diskusi panel merupakan forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sekelompok orang dihadapan sekelompok hadirin mengenai suatu masalah tertentu yang telah dipersiapkannya. Diskusi Panel adalah sekelompok individu yang membahas topik tentang kelebihan pada masyarakat atau pendengar diskusi. Panel mungkin sangat terstruktur atau mungkin saja sangat tidak formal. Suatu panel yang berstruktur mungkin membatasi panjang dan keleluasaan dalam menuturkan katakata (sampai pendapat), panel yang tidak formal mungkin menekankan interaksi spontan yang bebas, para peneliti diharapkan terlebih dahulu memberikan pidato tanpa text dan memiliki pengetahuan / keahlian sebagai dasar komentar mereka. Keanggotaan panel biasanya terdiri atas para ahli, orang-orang awam yang tertarik atau gabungan keduanya, tergantung pada topik yang dibahas. Satu kriteria penting diskusi panel yang baik adalah adanya interaksi antar para peserta diskusi panel.

Kelebihan-kelebihan dari Diskusi Panel


Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk mengikuti berbagai pandangan sekaligus. Biasanya dalam diskusi panel timbul pro dan kontra pandangan, semakin sengit pro dan kontra, maka diskusi akan semakin menarik untuk diikuti. Dalam diskusi panel, kelompok yang melakukan diskusi akan berhati-hati dalam mengajukan pandangan atau mengemukakan pendapat, karena menyadari akan dapat langsung digugat atau dibantah. Peserta yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam hal yang didiskusikan dapat menyampaikan pandangan.

Kekurangan-kekurangan dari Diskusi Panel

Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua peserta waswas untuk menyampaikan pandangan secara terus terang dan semua peserta merasa sungkan untuk berbeda pandangan. Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang atau tidak seimbang apabila ada peserta yang jauh lebih tangkas dalam menyampaikan daripada yang lainnya.

Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha membuat kesimpulannya sendiri dan menyampaikannya dalam diskusi itu. Harus memilih moderator yang berani dan mampu turun tangan untuk menyelamatkan diskusi agar jangan sampai pincang atau berat sebelah. Ada kemungkinan terjadinya pencemaran nama baik dalam diskusi panel.

Tugas-tugas Para Pelaku dalam Diskusi Panel Tugas-tugas Peserta:


mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi menjadi tim affirmatif dan oposisi yang termasuk panelis, mengajukan usul, pendapat, maupun komentar, meminta panelis untuk memberikan pembuktian, contoh, maupun perbandingan.

Tugas-tugas Notula/penulis:

menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi, diperbolehkan untuk menyanggah, diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui, membuat makalah tentang permasalahan yang didiskusikan.

Tugas-tugas Penyaji/panelis:

menyajikan materi diskusi, berperan sebagai pembicara dalam diskusi, mengutarakan makalah yang disampaikan, menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah.

Tugas-tugas Moderator:

membuka diskusi, membacakan riwayat kehidupan panelis, mempersilakan panelis untuk berbicara, mengatur dan memimpin jalannya diskusi, membacakan kesimpulan diskusi.

Tugas-tugas Penyanggah:

menyanggah usulan dari tim affirmatif, menyanggah pembicaraan panelis,

meneliti kata-kata dalam makalah, melakukan pembuktian dan menentukan nilai banding, menyanggah hal-hal yang dianggap penting.

BAB VIII TEKNIK PERSIDANGAN

8.1.

TEKNIK PERSIDANGAN KMHDI

8.1.1. Dasar Pemikiran Permusyawaratan KMHDI membutuhkan persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan ketaatan terhadap aturan didalam sebuah persidangan. Persidangan KMHDI didefinisikan sebagai pertemuan formal organisasi KMHDI guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan KMHDI. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika persidangan berlangsung

8.1.2. Jenis Persidangan 1. Sidang Pleno a. b. c. d. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan

2.

Sidang Paripurna a. b. c. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan Permusyawaratan

3.

Sidang Komisi

a. b.

Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang bersangkutan

c.

d.

e.

8.1.3. Aturan Personalia Sidang 1. Peserta

Hak peserta: a. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan

b. c. d.

Kewajiban peserta: a. b. 2. Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan

Peninjau

Hak Peninjau: -. Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis

Kewajiban Peninjau:

a. b. 3.

Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan

Presidium Sidang a. Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno yang dipandu oleh Panitia Pengarah Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti aturan yang disepakati peserta Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan

b.

c.

8.1.4. Aturan Ketukan Palu dan kondisi-kondisi lain : 1. 1 kali ketukan a. b. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang. Mengesahkan keputusan/kesepakatan peserta sidang poin per poin (keputusan sementara). Memberi peringatan kepada peserta sidang agar tidak gaduh. Menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang. Mencabut kembali / membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru.

c. d.

e. 2.

2 kali ketukan : Untuk menskorsing atau mencabut skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya istirahat, lobying, sembahyang,makan. Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu. Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan

3.

3 kali ketukan : a. Membuka/menutup sidang atau acara resmi.

b.

Mengesahkan keputusan final /akhir hasil sidang.

Contoh kalimat yang dipakai oleh Presidium Sidang 1. Membuka sidang Dengan mengucap Om Awignam Astu Namo Sidam, sidang pleno I saya nyatakan dibuka. tok.tok.tok 2. Menutup sidang Dengan mengucap Om Awignam Astu Namo Sidam, sidang pleno I saya nyatakan ditutup. Tok..tok..tok 3. Mengalihkan pimpinan sidang Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya tok. 4. Mengambil alih pimpinan sidang Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih tok 5. Menskorsing sidang Dengan ini sidang saya skorsing selama 15 menit tok.tok. 6. Mencabut skorsing Dengan ini skorsing 15 menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan tok.tok. 7. Memberi peringatan kepada peserta sidang Tok. Peserta sidang harap tenang !

Syarat-syarat Presidium Sidang : 1. 2. 3. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis

4.

Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan

yang disampaikan dalam simposioum harus berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran, yang dinamakan pemrasaran, berkewajiban (1) Membuat makalah atau prasaran, (2) Menepati waktu yang diberikan, (3) Menjawab setiap pertanyaan dengan singkat dan tepat. Persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan simposium, yaitu: (1) Memilih dan merumuskan masalah, (2) Menetapkan tujuan, (3) Menempatkan pembicara berdasarkan sumbangannya dalam mencapai tujuan, (4) Menetapkan pemimpin, (5) Menjelaskan kepada pemimpin dan pembicara tentang tujuan tersedia, dan tata cara yang berlaku. (5) Konferensi Adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya bertujuan menyampaikan hasil keputusan suatu organisasi atau badan pemerintah mengenai suatu masalah maka hal tersebut dinamakan dengar pendapat atau jumpa pers. simposium, waktu yang

Sikap Presidium Sidang : 1. 2. 3. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta

8.1.5. Quorum dan Pengambilan Keputusan 1. Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya + 1 dari peserta yang terdaftar pada Panitia (OC) Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara terbanyak ( + 1) dari peserta yang hadir di persidangan Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang

2.

3.

8.1.6. Interupsi Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya masukan yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut. Macam macam interupsi antara lain. 1. Interuption of order, Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Mis. saat pembicaraan sudah melebar dari pokok masalah maka seseorang berhak mengajukan interuption of order agar persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak melebar dan semakin bias. Interruption of information, Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan oleh seluruh peserta sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal (mis. informasi atau data tentang topik yang dibahas) ataupun eksternal (mis. situasi kondisi di luar ruang sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya persidangan). Interruption of clarificatio, Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi tentang pernyataan peserta sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika seseorang memberikan tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.

2.

3.

4.

Interruption of explanatio, Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita. Interruption of personal, Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang secara pribadi.

5.

Pelaksanaan Interupsi : 1. Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah mendapat ijin dari Presidium Sidang Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang

2. 3.

8.1.7. Tata Tertib Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.

8.1.8. Sanksi-sanksi Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta.

8.2

TEKNIK RAPAT KMHDI

8.2.1. Pengertian Rapat mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian yang luas rapat dapat menjadi sebuah permusyawaratan, yang melibatkan banyak peserta dan membahas banyak permasalahan penting. Sedangkan dalam pengertian yang lebih kecil, rapat dapat berupa diskusi yang hanya melibatkan beberapa peserta dengan pembahasan yang lebih sederhana.

Dalam Sub bab ini hal-hal yang berkaitan dengan permusyawaratan tidak lagi diuraikan, dan lebih kepada rapat dalam pengertian umum/sederhana secara teknis.

8.2.2 Jenis Rapat 1. 2. 3. Rapat Anggota (Sabha,Lokasabha,Mahasabha). Rapat Pengurus (Rapat Kerja,Rapat Koordinasi, Rapat Pimpinan,dsb). Diskusi.

8.2.3. Fungsi Rapat 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penyampaian informasi Pemecahan masalah Mengidentifikasi masalah. Menentukan alternatif. Menguji alternatif. Rapat implementasi.

8.2.4. Prosedur Penyelenggaraan Rapat 1. Persiapan a. Menyiapkan rencana.

b. Menyiapkan agenda rapat. c. Menyiapkan kertas kerja.

d. Menyiapkan pembicara/peserta. e. 2. Menyiapkan perlengkapan rapat.

Pelaksanaan

a.

Pembukaan.

b. Tata tertib rapat. c. Pengendalian.

d. Mengatur waktu. e. f. 3. Pengambilan keputusan. Penutupan rapat.

Pelaporan dan Evaluasi a. Pelaporan b. Jelas, lengkap dan singkat. Pembuat laporan harus mengikuti rapat secara penuh. Isi : tanggal/jam, jumlah peserta, pembicara, pokok pembicaraan, keputusan. Evaluasi Dilakukan bersama panitia/pengurus. Yang dievaluasi adalah semua kegiatan rapat dari persiapan, pelaksanaan, dan hasil.

8.2.5 Yang berperan dalam Rapat 1. 2. 3. 4. 5. Pemimpin Rapat. Peserta Rapat. Undangan dan nara sumber. Materi/bahan rapat. Tata ruang dan tempat duduk.

8.2.6 Persyaratan Pemimpin Rapat 1. 2. 3. 4. Memiliki sikap, tingkah laku, karakter, dan penampilan yang baik. Menguasai permasalahan, dapat mencari jalan keluar. Memberi kepercayaan dan netral terhadap peserta. Pandai menerapkan gaya kepemimpinan (demokratis, otokratif atau laisser fair/liberal).

8.2.7 Upaya mensukseskan Rapat 1. 2. Penyelenggaraan yang efektif dan efisien. Pemimpin Rapat harus : a. Aktif, tegas, mampu membimbing, mengarahkan, dan mencegah pembicaraan yang menyimpang. Diterima sebagai pemimpin, punya integritas dan konsekuen Bicara jelas, tidak mendominasi, terbuka dan dapat menumbuhkan keberanian berbicara / mengemukakan pendapat.

b. c.

3.

Hal-hal lain yang perlu : a. Peserta rapat jangan berdebat tentang hal-hal yang tidak relevan dengan agenda rapat. Hindarkan adanya gangguan dari luar. Jika ada pertanyaan seyogyanya tidak dijawab sendiri oleh pimpinan rapat. Rapat jangan buru-buru selesai dan juga terlalu lama. <

b. c. d.

8.2.8 1. 2.

Indikator Rapat yang berhasil Semua undangan/peserta hadir. Prasarana dan sarana memenuhi kebutuhan rapat.

3. 4. 5. 6.

Peserta aktif dan banyak masukan. Masalah yang dirapatkan dapat dipecahkan. Sasaran yang direncanakan tercapai. Keputusan rapat dapat dilaksanakan.

8.3

TEKNIK DISKUSI

8.3.1 Pengertian Diskusi Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu muncul perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang.

8.3.2 Manfaat Diskusi 1. Ditinjau dari aspek kepemimpinan, salah satu cara yang baik untuk mengadakan komunikasi dan konsultasi Ditinjau dari segi bahan yang dihadapi, dapat memperdalan wacana/ pengetahuan seseorang mengenai sesuatu.

2.

8.3.3 Pola-Pola Diskusi 1. Prasaran a. Penyajian bahan pokok oleh satu atau beberapa orang pembicara dengan prasaran tertulis (makalah, kertas kerja). Tanggapan terhadap bahan pokok oleh pembicara lain (penyanggah / pembahas). Tanggapan peserta diskusi (forum) terhadap bahan pokok.

b. c. 2.

Ceramah

a. b.

Seorang / lebih penceramah menguraikan bahan pokok. Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan dari forum untuk meminta penjelasan yang lebih teliti.

3.

Diskusi Panel a. Bahan pokok disajikan oleh beberapa panelis. Panelis meninjau masalah dari segi tertentu. Tanggapan, sanggahan atau pertanyaan forum untuk meminta penjelasan dari panelis.

b.

4.

Brainstorming a. b. Bahan pokok yang dipersiapkan ditawarkan kepada peserta diskusi oleh pimpinan. Tiap peserta diminta pendapat dan gagasannya. Sebanyak mungkin orang diajak bicara dan setiap ide dicatat. Berbagai ide disimpulkan dan ditarik benang merahnya. Kesimpulan ini kemudian dijadikan kerangkan pembicaraan dan pembahasan lebih lanjut.

c.

1.3.4.Persyaratan Diskusi 1. Berkomunikasi dalam kelompok dengan catatan : a. b. c. 2. Tata tertib tidak ketat. Setiap orang diberi kesempatan berbicara. Kesediaan untuk berkompromi.

Bagi peserta diskusi : a. b. c. d. e. Pengertian yang menyeluruh tentang pokok pembicaraan. Sanggup berpikir bebas dan lugas. Pandai mendengar, menjabarkan dan menganalisa. Mau menerima pendapat orang lain yang benar. Pandai bertanya dan menolak secara halus pendapat lain.

3. Bagi pemimpin diskusi : a. b. c. Sikap hati-hati,cerdas,tanggap. Pandai menyimpulkan. Sikap tidak memihak.

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut. Macam-macam Diskusi (1) Diskusi Kelompok, Yaitu diskusi yang terdiri atas beberapa kelompok orang, dan masing-masing kelompok mempunyai seorang ketua dan notulis. Tidak ada pendengar. (2) Diskusi Panel, Ialah diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta, dan beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengar dapat mengikuti jalannya diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung tanya jawab antara pemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin merangkum hasil tanya-jawab atau pembicaraan, kemudian mengajak pendengar ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitar separuh dari waktu yang tersedia (3) Seminar Adalah pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya di bawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifat tertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak ikut berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah panitia. Pembicara yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikan gagasan atau topiknya dalam bentuk kertas kerja.

(4) Simposium
Ialah pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan berbagai pendapat atau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia. Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan prasaran. Dan beberapa prasaran

1. Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia a. b. c. d. e. Pengertian Bahasa Fungsi Bahasa Perkembangan Bahasa Indonesia Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Baku

2. F O N O L O G I a. b. c. d. e. f. Pengertian Fonologi Vocal dan Konsonan Fonem Oral dan Fonem Nasal Diftong Fonem dan Pembuktiannya Fonem dan Huruf

3. M O R F O L O G I a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Definisi Proses Morfologis Afiksasi Fungsi dan Arti Afiks Afiks Produktif dan Afiks Improduktif Afiks Serapan Reduplikasi (Pengulangan) Arti Reduplikasi Komposisi Kelas Kata 1. Kata Benda 2. Kata Kerja 3. Kata Sifat 4. Kata Tugas

4. S I N T A K S I S a. Frase dan Klausa 1. Kelas Frase ditinjau dari inti kata

b. c. d. e.

2. Kelas Frase ditinjau dari kelas kata 3. Kelas Frase ditinjau dari makna frase Jabatan atau Fungsi Gramatikal Kalimat Pola Kalimat Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia Ragam Kalimat

5. Semantik dan Etimologi a. b. c. d. e. f. Semantik Hubungan Arti kata Hubungan Bentuk Kata Perubahan Arti Kata Etimologi Gejala Bahasa atau Peristiwa Bahasa

6. K E S U S A S T R A A N a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Pengertian Sastra Sejarah Kesusastraan Ragam Karya Sastra Puisi Lama Puisi Baru Prosa Lama Prosa Baru Buku dan Pengarang Unsur-unsur dalam Karya Sastra Beberapa Persamaan dan Perbedaan Bentuk Sastra Beberapa Istilah Sastra

7. Gaya Bahasa a. b. c. d. Gaya Gaya Gaya Gaya Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa Penegasan Perbandingan Pertentangan Sindiran

8. Kemahiran Berbahasa a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. Pengertian Kalimat Efektif Syarat Kalimat Efektif Kesatuan Gagasan Yang Jelas Koherensi Yang Baik dan Kompak Penekanan Yang Wajar Pararelisme Logika (Penalaran) Variasi Alinea Ragam Karangan Bentuk-bentuk Karangan Persamaan dan Perbedaan antara Eksposisi dan Argumentasi

n. Diskusi o. Macam-macam Diskusi p. Pidato 9. Suplemen Sintaksis a. Frase 1. Frase Endosentris 2. Frase Eksosentris 3. Fungsi kata "yang" dalam Pembentukan Frase b. Klausa 1. Macam-macam Klausa berdasarkan Urutan Kata 2. Macam-macam Klausa berdasarkan Variasi Subjek-Predikat 3. Macam-macam Klausa berdasarkan Keterikatanny pada Klausa-klausa lain c. Kalimat 1. Macam-macam kalimat 2. Pola Dasar Kalimat d. Kalimat Baku e. Kalimat Pasif Inversi f. Keterangan Aspek Kala g. Letak Keterangan Aspek Kala pada Kalimat Pasif Inversi h. Gagasan Utama Kalimat i. Gagasan Utama pada Kalimat Majemuk Setara j. Gagasan Utama pada Kalimat Majemuk Bertingkat

You might also like