Professional Documents
Culture Documents
Sudjoko KUSWADJI Yayasan Sudjoko Kuswadji Pemahaman hiperhidrosis; Epidemiologi; Diagnosis; Terapi; Kesimpulan;
Hiperhidrosis
Hiperhidrosis fokal primer ialah keringat berlebihan pada ketiak, tapak tangan, tapak kaki atau muka yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari; Kondisi seperti ini mengenai 2.8% populasi dan terkait erat dengan gangguan psikososial (Strutton, Kowalski, Glasser, & Stang, 2004). Penting untuk membedakan antara hiperhidrosis fokal primer yang idiopatik, dari hiperhidrosis sekunder yang disebabkan aneka macam kondisi medis;
Hiperhidrosis Fokal
Hiperhidrosis fokal, terlihat dengan mata, keringat berlebihan paling sedikit selama 6 bulan tanpa sebab yang jelas dengan ciri 2 dari karakter berikut:
bilateral dan kurang lebih simetrik, kekerapan paling sedikit sekali dalam seminggu; mengganggu kehidupan sehari-hari; mulai pada usia kurang dari 25 tahun; ada riwayat keluarga, dan pengeluaran keringat berhenti selama tidur (Hornberger et al., 2004).
Epidemiologi
Satu survai epidemiologik menyebutkan bahwa:
Sekitar 70% orang yang terkena tidak menemui dokternya; (Strutton et al., 2004). Lebih dari 50% pasien merasa kurang konfiden; 34% merasa tidak bahagia; 38% frustasi dalam kehidupan sehari-harinya; 20% merasa depresi;
Hiperhidrosis fokal primer tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium lanjutan; Gejala ikutan seperti demam, keringat malam, atau menurunnya berat badan merupakan lampu merah dan memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebabnya;
Flow Chart
Wilayah Anatomi Ketiak Pria Wanita
Kriteria Diagnosis
Kadar Normal Pada Uji Klinik Kriteria Diagnosis Hiperhidrosis pada Uji Klinik
Tapak Tangan
Uji Jodium
Warna jodium yang coklat muda akan merubah menjadi ungu tua karena terbentuk kompleks jodium kanji dalam cairan berupa keringat ekkrin yang dikeluarkan dari kulit; Pembuatan fotografi digital pada bagian yang terkena dapat dipakai sebagai dokumentasi dan tindak lanjut;
Uji Cetak
Uji cetak dilakukan dengan kertas yang ditaburi kanji-jodium atau disemprot dengan ninhydrin; Kertas kemudian ditempelkan pada daerah yang berkeringat, perubahan warna menyatakan adanya pengeluaran keringat ekkrin; Cara ini hanya bersifat kualitatif saja, namun penting untuk tindak lanjut pasca pengobatan. Tentu saja dengan foto berseri;
Uji Jodium
Kegiatan Sehari-hari
Penilaian lainnya ialah dengan pengukuran kualitas kehidupan dan penurunan kemampuan kegiatan sehari-hari; Instrumen yang dipakai antara lain: Illness Intrusiveness Rating Scale, Dermatology Quality of Life Index, atau pengukuran kualitas hidup pada penyakit tertentu yang dikembangkan oleh Amir dkk.: HHIQ5, atau Hyperhidrosis Disease Severity Scale (HDSS).
Terapi Topikal
Antiperspiran (Drysol, Xerac) mengandung aluminum chloride dengan kadar antara 20% to 25%. Khasiat terjadi akibat penyumbatan saluran kelenjar ekkrin (Shelly & Jurley, 1975). Kejelekan aluminum chloride adalah luka bakar setempat, menyengat dan iritasi; Indikasi dilakukan sebagai pengobatan awal untuk hiperhidrosis ketiak ringan;
Terapi Sistemik
Antikholinergik Oral seperti glycopyrrolate or amitriptyline adalah obat sistemik utama pada hiperhidrosis; Obat itu menghambat synaptic acetylcholine dan karenanya mempengaruhi sinyal neuroglandular (Connolly & de Berker, 2003). Efek samping penggunaan obat ini seperti mulut kering, mata kabur, sembelit dan hambatan kencing, sering menyebabkan penyembuhan tidak tercapai; Akibatnya pemakaiannya sangat terbatas dan kurang populer dalam hiperhidrosis fokal primer;
Pengobatan Iontophoresis
Iontophoresis artinya memasukkan ion dengan arus listrik ke dalam kulit; Muatan listrik ini akan menutup saluran keringat; Indikasi utama adalah untuk palmar atau plantar hyperhidrosis, dengan keberhasilan 80% - 90% (Sloan & Soltani, 1986). Kesulitannya memerlukan waktu lama (perlu 30 - 40 menit per pengobatan per hari paling sedikit 4 hari dalam seminggu) dan menimbulkan iritasi, kekeringan atau pengelupasan; Keringat bisa dikendalikan setelah 6-10 kali tindakan, pengobatan pemeliharaan diperlukan dalam masa 1-4 minggu; Iontophoresis merupakan terapi untuk palmar atau plantar hyperhidrosis, setelah antiperspiran aluminum chloride.
Pembedahan
Pembedahan berupa thoracoscopic sympathectomy dengan keberhasilan antara 80% sampai 90% (Doolabh et al., 2004). Keterbatasan pembedahan ini ialah kompensasi hyperhidrosis dengan insidensi 80%. Ada komplikasi pneumothorax dan hemothorax. Meskipun tindakan ini efisien, risiko memerlukan seleksi pasien (yang berat dan tak berhasil dengan pengobatan biasa); Ada pembedahan lain yaitu liposuction dan subcutaneous curettage (Hornberger et al., 2004).
Kesimpulan
Setiap pekerja memerlukan tangan dan kaki untuk bergerak; Pemeriksaan ekstremitas ini jarang dilakukan dokter pemeriksa; Hiperhidrosis palmaris tidak dianjurkan bekerja di pabrik elekronik karena akan mengganggu produk; Satu pedoman pemeriksaan sudah disajikan;