You are on page 1of 30

Makalah Stratifikasi Sosial DAN Interaksi Sosial

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masyarakat manusia terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembedaan ini sering kali dilakukan bahkan mungkin diperlukan. Semua manusia dilahirkan sama seperti yang selama ini kita tahu, melalui pendapat para orang-orang bijak dan orang tua kita atau bahkan orang terdekat kita. Pendapat demikian ternyata tidak lebih dari omong kosong belaka yang selalu ditanamkan kepada setiap orang entah untuk apa mereka selalu menanamkan hal ini kepada kita. Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, kenyataan itu adalah ketidaksamaan. Beberapa pendapat sosiologis mengatakan dalam semua masyarakat dijumpai ketidaksamaan di berbagai bidang misalnya saja dalam dimensi ekonomi: sebagian anggota masyarakat mempunyai kekayaan yang berlimpah dan kesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanya miskin dan hidup dalam kondisi yang jauh dari sejahtera. Dalam dimensi yang lain misalnya kekuasaan: sebagian orang mempunyai kekuasaan, sedangkan yang lain dikuasai. Suka atau tidak suka inilah realitas masyarakat, setidaknya realitas yang hanya bisa ditangkap oleh panca indera dan kemampuan berpikir manusia. Pembedaan anggota masyarakat ini dalam sosiologi dinamakan startifikasi sosial. Seringkali dalam pengalaman sehari-hari kita melihat fenomena sosial seperti seseorang yang tadinya mempunyai status tertentu di kemudian hari memperoleh status yang lebih tinggi dari pada status sebelumnya. Hal demikian disebut mobilitas sosial. Sistem Stratifikasi menuruf sifatnya dapat digolongkan menjadi straifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup, contoh yang disebutkan diatas tadi merupakan contoh dari stratifikasi terbuka dimana mobilitas sosial dimungkinkan. Suatu sistem stratifikasi dinamakan tertutup manakala setiap anggota masyarakat tetap pada status yang sama dengan orang tuanya, sedangkan dinamakan terbuka karena setiap anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan orang tuanya, bisa lebih tinggi atau lebih

rendah. Mobilitas Sosial yang disebut tadi berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Banyak sebab yang dapat memungkinkan individu atau kelompok berpindah status, pendidikan dan pekerjaan misalnya adalah salah satu faktor yang mungkin dapat meyebabkan perpindahan status ini. Perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat sejak jaman perbudakan sampai revolusi industri hingga sekarang secara mendasar dan menyeluruh telah memperlihatakan pembagian kerja dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka diferensiasi sosial yang tidak hanya berarti peningkatan perbedaan status secara horizontal maupun vertical. Hal ini telah menarik para perintis sosiologi awal untuk memperhatikan diferensiasi sosial, yang termasuk juga stratifikasi sosial. Perbedaan yang terlihat di dalam masyarakat ternyata juga memiliki berbagai macam implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Status yang diperoleh kemudian menjadi kunci akses kesegala macam hak-hak istimewa dalam masyarakat yang pada dasarnya hak istimewa tersebut merupakan hasil dari rampasan dan penguasaan secara paksa oleh yang satu terhadap yang lainya, mendominasi dan didominasi, yang pada akhirnya merupakan sumber dari ketidaksamaan di dalam masyarakat. Berbagai macam argumentasi pun diajukan guna menjelaskan ketidaksamaan ini yang kemudian berubah menjadi ketidakadilan. Oleh karena itu penulis tertarik dengan mengangkat fenomena yang terjadi di lapisan masyarakat yaitu stratifikasi sosial baik yang berada di lapisan atas maupun lapisan bawah. 1.2 Tujuan Penulisan 1. Memenuhi tugas UAS pada mata kuliah Sosiologi Pedesaan. 2. Mengetahui stratifikasi sosial yang terdapat pada peternak kambing. 3. Mengetahui dampak yang terjadi akibat adanya stratifikasi social pada peternak kambing. 4. Mengetahui peranan setiap lapisan dalam mengatasi masalah lapisan bawah. 1.3 Manfaat Penulisan 2. Mengetahui peranan peternak kambing sebagai penggerak mata pencaharian. 3. Mengetahui keadaan masyarakat pedesaan pada lapisan-lapisan yang berbeda-beda. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Memperoleh wawasan pengetahuan tentang stratifikasi sosial pada peternak kambing.

Per definisi, stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya pembedaan dan/atau pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat. Misalnya: dalam komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang dan strata rendah. Pembedaan dan/atau pengelompokan ini didasarkan pada adanya suatu simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai baik berharga atau bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum, budaya maupun dimensi lainnya dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Simbol -simbol tersebut misalnya, kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan pekerjaan. Dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial (komunitas) ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan dalam suatu kelompok sosial (komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, maka selama itu pula akan ada stratifikasi sosial dalam kelompok sosial (komunitas) tersebut. Secara sosiologis jika dilacak ke belakang konsep stratifikasi sosial memang kalah populer dengan istilah kelas sosial, dimana istilah kelas sosial pada awalnya menurut diperkenalkan pertama kali oleh penguasa Romawi Kuno. Pada waktu itu, istilah kelas sosial digunakan dalam konteks penggolongan masyarakat terhadap para pembayar pajak. Ketika itu ada dua masyarakat, yaitu masyarakat golongan kaya dan miskin(Ralf Dahrendorf ,1986). Pada abad ke-18, istilah kelas sosial digunakan oleh ilmuwan Eropa d alam pengertian yang berbeda, yaitu digunakan dalam pengertian sebagai status sosial atau kedudukan. Dengan kata lain, istilah kelas sosial dan status sosial dianggap sama. Pada abad ke -19, istilah kelas sosial mulai digunakan dalam analisis kesenjangan sosial yang berakar dari kondisi ekonomi suatu masyarakat. Akhirnya sejak Marx mengajukan konsepnya tentang kelas sosial penggunaan istilah ini dibedakan dengan istilah status sosial. Dalam studi-studi sosiologi kontemporer, istilah status sosial dikaitkan dengan istilah peran (role), di mana kedua istilah tersebut memiliki hubungan yang bersifat ko-eksistensial Misalnya, jika ada status sosial tentu akan ada peran sosial, semakin tinggi status sosial semakin banyak peran sosialnya, atau semakin tinggi status sosial semakin sedikit peran sosialnya(Beteille,1977). Perbedaan secara tegas antara kelas sosial dan status sosial antara lain dikemukakan Max Weber dengan mengajukan konsep tentang kelas sosial, status sosial dan partai. Menurut Weber, kelas sosial merupakan stratifikasi sosial yang berkaitan dengan hubungan produksi dan penguasaaan kekayaan. Sedangkan status sosial merupakan manifestasi dari stratifikasi sosial

yang berkaitan dengan prinsip yang dianut oleh komunitas dalam mengkonsumsi kekayaannya dan/atau gaya hidupnya. Partai merupakan perkumpulan sosial yang berorientasi penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi suatu tindakan sosial tertentu. Konsep Weber tentang kelas sosial merupakan perluasan dari konsep Marx. Menurut Marx, kelas sosial merupakan himpunan orang-orang yang mem-peragakan fungsi yang sama dalam organisasi produksi. Kelas-kelas sosial dalam komunitas dibedakan berdasarkan perbedaan posisinya dalam tatanan ekonomi, yaitu pembedaan dalam posisinya dalam penguasaan alat-alat produksi. Weber menggunakan istilah kelas sosial dalam pengertian seperti yang digunakan Marx, dengan menambahkan dua faktor, yaitu kemampuan individu dan situasi pasar. Menurut Weber: pertama, kelas merupakan himpunan manusia yang berada dalam situasi yang sama kedua, kelas bukan merupakan sebuah komunitas.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Dan Dimensi Stratifikasi Sosial Menurut Aristoteles (Yunani) mengatakan didalam negara terdapat tiga unsur,yaitu mereka kaya sekali, melarat dan berada di tengah-tengahnya. Sehigga pada zaman itu ataupun sebelumnya orang sudah mengakui adanya lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari bawah ke atas. Menurut Pitirim A.Sorokin pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Barang siapa yang memiliki sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak dianggap masyarakat berkedudukan dalam lapisan atasan. Mereka yang hanya sedikit sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah. Menurut Pitirim juga diantara lapisan yang atasan dan yang rendah itu, ada lapisan yang jumlahnya dapat ditentukan sendiri oleh mereka yang hendak mempelajari sistem lapisan masyarakat itu. Biasanya golongan yang berada dalam lapisan atasan tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Mereka yang memiliki uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin juga kehormatan, sedangkan mereka yang mempunyai kekuasaan besar

mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan. Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut dalam sosiologi disebut social stratification. Jadi sosial stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah (hierarkis). Selanjutnya menurut Pitirim, dasar dan inti lapisan masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan tanggung jawab nilainilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat. Dalam sistem lapisan masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan bersifat terbuka (open social stratification). Ada banyak dimensi yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan stratifikasi sosial yang ada dalam suatu kelompok sosial atau komunitas (Svalastoga,1989), misalnya: dimensi pemilikan kekayaan (diteorikan Koentjaraningrat), sehingga ada strata wong sugih dan wong cilik. Awalnya,di-mensi ini digunakan untuk melakukan identifikasi pada masyarakat Jawa, maka yang disebut pemilikan kekayaan akan ter -fokus pada simbol-simbol ekonomi yang lazim dihargai masyarakat Jawa. Misalnya, pemilikan tanah (rumah, pekarangan atau sawah). Dimensi distribusi sumber daya diteorikan oleh Gerhard Lensky, di mana ada strata tuan tanah, strata petani bebas, strata pedagang, strata pegawai, strata petani, strata pengrajin, strata pengangguran, dan strata pengemis. Dimensi ini pada awalnya diberlakukan pada masyarakat pra industri di mana sistem stratifikasi sosialnya belum sekompleks masyarakat industri. Ada tujuh dimensi stratifikasi sosial (diteor ikan Bernard Baber), yaitu: occupational prestige, authority and power ranking, income or wealth, educational and knowledge, religious and ritual purity, kinship, ethnis group, and local community. Ketujuh dimensi ini, baik secara terpisah maupun bersama-sama, akan bisa membantu dalam mendes -kripsikan bagaimana susunan stratifikasi sosial suatu kelompok sosial (komunitas) dan faktor yang menjadi dasar terbentuknya stratifikasi sosial tersebut. Samuel Huntington mengemukakan bahwa ada dimensi modernisasi untuk menjelaskan stratifikasi sosial, yaitu: strata sosial (baru) yang mampu merealisasi aspirasinya (the new have) dan strata sosial yang tidak mampu merealisasi aspirasinya atau mereka kalah dalam memperebutkan posisi strata dalam komunitasnya ( the looser). Dimensi ini lebih terfokus pada stratifikasi sosial yang pembentukannya didasarkan pada berbagai simbol gaya hidup. Teorisasi Huntington ini dalam beberapa hal berhimpitan dengan teori Leisure Class-nya dari Thorstein Veblen.

3.2

Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun. Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup berkelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, pokok-pokok sebagai berikut dapat dijadikan pedoman :

1.

Sistem lapisan mungkin berpokok pada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.

2. a.

Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsur-unsur antara lain: Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya;penghasilan, kekayaan, keselamatan, (kesehatan, laju angka kejahatan) wewenang dan sebagainya.

b. c.

Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan) Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik wewenang atau kekuasaan.

d.

Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi

e. f.

Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok yang menduduki kedududkan yang sama dalam system sosial masyarakat seperti;

1)

Pola-pola interaksi-interaksi (struktur klik, keanggotaan organisasi, perkawinan dan sebagainya)

2) 3) 4)

Kesamaan atau ketidaksamaan system kepercayaan, sikap dan nilai-nilai Kesadaran akan kedudukan masing-masing Aktivitas sebagai organ kolektif Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut : Terjadinya secara otomatis, karena factor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya : Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. Terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, Seperti Pemerintah, Partai politik, Perusahaan, Perkumpulan, Angkatan Bersenjata. Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu. Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi sosial.Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas antar generasi. Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup. Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa mengubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan penghasilan yang tinggi.

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat atau bangsawan darah biru. Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas social cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.

3.3

Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut. 1. Ukuran kekayaan Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, kepemilikan hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau, lahan persawahan dan sebagainya. Orang-orang yang mempunyai hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau mempunyai pandangan bahwa siapa yang bisa untuk membeli hewan ternak itu adalah hanya orang-orang yang kaya atau mampu saja, bahkan dengan adanya hewan ternak tersebut si pemilik atau peternak bisa membiayai untuk kebutuhan hidupnya.

2. Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan. 3. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial

masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur. 4. Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan seterusnya. Unsur-unsur stratifikasi : 1. Kedudukan (Status) Yaitu kedudukan sebagai tempat/posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial 2. Peranan (Role) Yaitu Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seperti peranan peternak kambing sebagai penggerak roda perekonomian yang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial : 1. Ascribed Status Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya. 2. Achieved Status Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti peternak kambing yang bisa menjadi sukses karena keuletan dan kegigihannya sehingga bisa mengangkat derajat kehidupannya, harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. 3. Assigned Status Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

Bentuk stratifikasi sosial diantaranya sebagai berikut : Sistem Kasta (tertutup) Sistem kasta memilki karakteristik sistem kelas yang horizontal (strata) yang merefresentasikan area-area fungsional yang terdapat dalam masyarakat. Area-area tersebut meliputi religi (agama), pendidikan, pemerintahan dan bisnis. Masing-masing area kemudian disusun berdasarkan atas tingkat kepentingan fungsional dalam masyarakatnya. Sistem Estate (tertutup) Bentuk kedua dari stratifikasi sosial adalah sistem estate yang pada dasarnya juga berdasarkan pada sistem kelas tertutup, tetapi lebih luas bila dibandingkan dengan sistem kasta. Sistem estate mencapai masa kejayaannya pada masa feodalisme di eropa dan masih digunakan oleh beberapa negara yang tetap mempertahankan sistem aristokrasi atau kepemilikan tanah secara turun temurun (feodalis Eropa). Istilah estate berasal dari istilah feodal Eropa. Sistem Kelas (terbuka) Status sosial yang mereka peroleh dari ukuran ekonomi yaitu seberapa besar kekayaan yang dipunyai. Ketiga kelas tersebut adalah kelas atas (kelas kaya), kelas bawah (kelas miskin) dan kelas yang ketiga, yang berada diantara kelas kaya dan kelas miskin tersebut yakni kelas menengah. Contoh dalam dunia peternakan seperti para peternak kambing yang terdiri dari beberapa lapisan/stratifikasi baik kelas atas maupun kelas bawah, karena rata-rata peternak kambing di pedesaan keadaan ekonominya masih jauh dari mencukupi. 3.4 Fungsi Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut : Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan, dan wewenang pada jabatan, pangkat, kedudukan seseorang. Sistem pertanggaan (Tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, Misalnya: Pada seorang yang menerima anugerah penghargaan gelar kebangsawanan,dsb. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah di dapat melalui kualitas pribadi keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikikan, wewenang atau kekuasaan. Penentuan lambang-lambang (Simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.

Alat solidaritas di antara individu-individu/ kelompok yang menduduki system sosial yang sama dalam masyarakat. Fungsi Stratifikasi Sosial di dalam bidang Peternakan : Mempermudah dalam proses penyuluhan maupun proses penggolongan, apakah itu penggolongan berdasarkan ekonomi maupun pendidikan. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: 1. Jadi stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah (hierarkis). 2. Fungsi Stratifikasi Sosial di dalam bidang Peternakan yakni Mempermudah dalam proses penyuluhan maupun proses penggolongan seperti penggolongan beberapa peternak kambing di lingkungan pedesaan yg umumnya memilki latar belakang pendidikan dan ekonomi yang berbeda-beda agar lebih mudah dalam melakukan sosialisasi atau penyuluhan yang dilakukan oleh dinas peternakan terkait penyuluhan mengenai pemeliharaan hewan ternaknya agar tidak terjangkit penyakit. Saran : 1. Perlu diketahui, bahwa beberapa peternak kambing yang ada di pedesaan umumnya memiliki latar belakang pendidikan maupun ekonomi yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan pendekatan sosialisasi yg lebih persuasif terkait penyuluhan pemeliharaan hewan ternak agar mudah dipahami dan dimengerti oleh para peternak kambing.

DAFTAR PUSTAKA

www.uchup123.blogspot.com/.../lapisan-lapisan-dalam-masyarakat.html www.wikipedia.com/.../lapisan-lapisan-dalam-masyarakat.html Soekanto Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers : Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahanperubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. B. RUMUSAN MASALAH

Pembahasan kami akan merujuk pada masalah masalah sebagai berikut: 1. Apakah pengertian masyarakat dan faktor-faktor atau unsur yang terdapat didalam masyarakat? 2. Apakah pengertian interaksi sosial? 3. Apakah ciri-ciri interaksi sosial? 4. Apakah syarat terjadinya suatu interaksi sosial? 5. Apa sajakah bentuk dari interaksi sosial? 6. Apakah pengertian dari perubahan sosial? 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosaial? 8. Bentuk-bentuk perubahan sosial? C. TUJUAN Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Masyarakat Indosesia dan sebagai bahan bacaan untuk memperluas ilmu pengetahuan. BAB II PEMBAHASAN A. MASYARAKAT 1. Pengertian Masyarakat Koentjaraningrat

Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Selo Soemardjan Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Paul B. Horton & C. Hunt Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersamasama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut. J.L Gillin dan J.P Gillin Masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Emile Durkheim Masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri. Karl Marx Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling

berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. 2. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini : a. Beranggotakan minimal dua orang. b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan. c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat. d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat. Dalam masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari individu melakukan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatanperbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud atau tujuan tertentu. Oleh karena adanya sifat memengaruhi satu sama lain, tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika hubungan sosial ini berlangsung timbal balik maka akan menciptakan interaksi sosial. B. INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian interaksi sosial Maryati dan Suryawati (2003) Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok

Murdiyatmoko dan Handayani (2004) Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Young dan Raymond W. Mack Interaksi Sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan-hubungan antar individu, baik antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. 2. Ciri-Ciri Interaksi Sosial Proses interaksi sosial dalam masyarakat memiliki ciri sebagai berikut : a. Adanya dua orang pelaku atau lebih b. Adanya hubungan timbale balik antar pelaku c. Diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung. d. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas. 3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Proses interaksi sosial dalam masyarakat terjadi apabila terpenuhi dua syarat sebagai berikut:

a. Kontak sosial, yaitu hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan, percakapn, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi. b. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu. 4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Interaksi sosial dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu asosiatif dan disosiatif. a. Asosiatif Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini terdiri atas beberapa hal berikut.

Kerjasama

terbentuk

karena

masyarakat

menyadari

bahwa

mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu bargaining (tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha patungan)

Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa bentuk antara lain : 1) Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan

Contohnya: perbudakan. 2) Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. Contohnya: kompromi antara sejumlah partai politik untuk berbagi kekuasaan sesuai dengan suara yang diperoleh masing-masing. 3) Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral. Contoh : Seorang ayah melerai anak-anaknya yg sedang berkelahi. 4) Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai. Contoh : konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga. 5) Adjudication (peradilan)yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan. Contoh: pembelian tanah atau rumah,tetapi mempunyai masalah. Maka harus diselesaikan di pengadilan. 6) Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan

pertentangan pada suatu titik karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur. Contoh : Gencatan senjata antara kedua belah pihak yang terjadi konflik.

7) Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Contoh : Toleransi untuk saling menghormati antar satu ras dengan ras yang lainnya. 8) Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya: pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif (DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaanperbedaan sehingga dicapai kesepakatan bersama.

Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. b. Disosiatif

Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:

Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.

Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut. 5. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial a. Sugesti yaitu, proses pemberian pandangan atau pengaruh kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga pendangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berfikir panjang. Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat kenalan remaja. Tanpa memikirkan akibatnya kelak .

b. Imitasi yaitu, pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh: Seorang anak sering kali meniru kebiasan kebiasan orang tuanya . c. Identifikasi yaitu, menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya . Contoh: Seorang anak laki laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya . d. Simpati yaitu, perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Contoh: mengucapkan ulang tahun pada hari ulang tahun merupakan wujud simpati pada seseorang. e. Empati yaitu, rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya. Contoh: apabila kita melihat seseorang yang kecelakaan kita berempati untuk ikut membantu korban kecelakaan itu. f. Motivasi yaitu, dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seorang muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain. Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab C. PERUBAHAN SOSIAL 1. Definisi Perubahan Sosial

Selo Soemardjan mengatakan perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dalam struktur dan fungsi masyarakat. Mac lver mengatakan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial. Gillin mengatakan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat. Ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial. 2. Teori-teori Perubahan Sosial

sosial merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia.

dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Pendapatpendapat pada umumnya menyatakan bahwa perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian. rokin berpendapat bahwa segenap usaha untuk mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam perubahan-perubahan sosial tidak akan berhasil baik.

-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misalnya kondisi ekonomis, teknologis, geografis, atau biologis menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut sama pentingnya, satu atau semua akan menelorkan perubahan-perubahan sosial. Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciriciri tertentu, yaitu sebagai berikut : a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau cepat. b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada didalam proses penyesuaian diri. d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat. 3. Beberapa Bentuk Perubahan Sosial a. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat Perubahan yang memerlukan waktu lama dan disertai perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi, yaitu :

Berpendapat bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaan) mengalami perkembangan sesuai tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk yang sederhana, kemudian bentuk kompleks, sampai pada tahap sempurna. heory of evolution Menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

Menekankan pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Perubahan sosial yang berlangsung cepat dinamakan revolusi. Syarat-syarat terjadi revolusi :

ekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.

menjadikan program dan arah gerakan.

b. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar Perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung terhadap masyarakat. Perubahan besar merupakan perubahan-perubahan yang dapat membawa pengaruh besar pada masyarakat.

c. Perubahan yang Dikehendaki dan Perubahan yang Tidak Dikehendaki Perubahan yang dikehendaki merupakan perubahan yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan didalam masyarakat. Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yangterjadi tanpa dikehendaki, berlangsung diluara jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang yang tidak diharapkan masyarakat. 4. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial a. Bertambah atau berkurangnya penduduk Pertambahan penduduk menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur

masyarakat, terutama lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan karena adanya migrasi. Perpindahan penduduk menyebabkan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang mempengaruhi lembaga-lembaga masyarakat. b. Penemuan-penemuan baru Penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru tersebar ke lain-lain bagian masyarakat dan cara-cara kebudayaan baru tersebut diterima, dipelajari, dan akhirnya dalam masyarakat yang bersangkutan. c. Pertentangan masyarakat Pertentangan masyarakat mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial. Pertentangan bisa terjadi antara individu dengan kelompok, bisa antara kelompok dengan kelompok. d. Terjadinya pemberontakan atau revolusi Pemberontakan atau revolusi dapat menyebabkan perubahan mendasar pada segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari bentuk negara sampai keluarga batih.

Perubahan sosial juga dapat disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, yaitu : a. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia b. Peperangan c. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain. 5. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan : a. Kontak dengan kebudayaan lain b. Sistem pendidikan yang maju c. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginannya untuk maju d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan menyimpang e. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka f. Penduduk yang heterogen g. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu h. Orientasi ke muka i. Nilai meningkatkan taraf hidup 6. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan : a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat c. Sikap masyarakat yang tradisionalis d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat e. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan

f. Prasangka terhadap hal-hal baru g. Hambatan ideologis h. Kebiasaan i. Nilai pasrah D. KAITANNYA DENGAN STUDI MASYARAKAT DI INDONESIA Masyarakat merupakan bagian yang penting dalam suatu negara. Tanpa masyarakat, tidak akan terbentuk suatu negara, karena masyarakat merupakan komponen penting dalam negara. Seperti halnya di Indonesia, masyarakat di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, maupun agama. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang saling berinteraksi untuk dapat menjalin hubungan yang baik termasuk dalam pemenuhan kebutuhan. Seperti yang dikatakan banyak ahli mengenai pengertian masyarakat, masyarakat di Indonesia memiliki adat istiadat, norma maupun peraturan yang perlu dipatuhi agar tercapai keteraturan dalam masyarakat. Sesuai hakikatnya, seorang individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri dan memerlukan orang lain, begitu pula masyarakat di Indonesia memiliki sifat ketergantungan dan saling membutuhkan sehingga terjalin kerjasama untuk dapat memenuhi kebutuhan. Pada masyarakat yang majemuk, seperi di Indonesia memiliki banyak kebudayaan dengan standar perilaku yang berbeda dan kadangkala bertentangan. Perkembangan kepribadian individu pada masyarakat ini sering dihadapkan pada model-model perilaku yang suatu saat disetujui oleh beberapa kelompok namun dicela kelompok lainnya. Masyarakat Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mempunyai ciri , adanya perubahan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan, baik perubahan sistem ekonomi, politik, sosial dan sebagainya. Dalam kenyataannya, tidak ada perubahan sosial yang tidak menimbulkan akibat terhadap kebudayaan setempat. Kebudayaan dianggap sebagai sumber perilaku individu pada sekelompok masyarakat, karena setiap anak lahir dalam suatu lingkungan alam tertentu dan dalam satu lingkungan kebudayaan tertentu yang keduanya merupakan

lingkungan yang berkaitan dalam menentukan proses perkembangannya. Dalam kenyataannya, kebudayaan cenderung mengulang-ulang perilaku tertentu melalui pola asuh dan proses belajar yang kemudian memunculkan adanya kepribadian atau perilaku yang merupakan ciri khas dan masyarakat tertentu yang mencerminkan kepribadian masyarakat dalam lingkungan tersebut sebagaimana terjadi di Indonesia Kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa memicu munculnya masalah - masalah kesuku bangsaan yang memiliki potensi pemecah belah dan penghancuran sesama bangsa Indonesia. Konflik-konflik yang sering terjadi adalah konflik antar etnik dan antar agama. Ini merupakan konflik yang sering terjadi akibat kemajemukan masyarakat Indonesia yang mungkin masih belum bisa diterima oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Keanekaragaman Indonesia tidak hanya dilihat dari kemajemukan masyarakatnya saja. Indonesia adalah negara kaya baik hasil bumi maupun adat dan budaya nya. Bahkan terdapat semangat perubahan sosial yang mencakup semua aspek yang ada di Indonesia, yang lebih difokuskan pada keinginan untuk melakukan perubahan sosial yang berdampak positif dan menghasilkan kemajuan dalam setiap aspek. Meskipun begitu, banyak sekali kendala dalam melakukan perubahan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Perwujudan konkrit dari perubahan itu adalah berupa upaya pembangunan yang terencana, termasuk di dalamnya sumber daya manusia. Tetapi tidak jarang, perubahan yang akan terjadi itu justru menimbulkan konflik yang panjang. Seperti yang terjadi ketika masa penjajahan, masyarakat Indonesia memaksa Soekarno untuk menjadi presiden dan Bung Hatta sebagai wakil presiden. Masyrakat Indonesia memilih atas dasar kepercayaan dan keinginan untuk terbebas dari penjajahan dengan cara mengangkat seorang presiden dan wakil presiden untuk memproklamirkan kemerdekaan. Disinilah terjadi revolusi yang besar yang mampu mengubah seluruh masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia menjadi merasa lebih tenang karen terlepas dari jajahan Jepang maupun Belanda. Ini menjadi perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak yang cukup kuat bagi masyarakat di Indonesia. Ini merupakan perubahan besar dan dikehendaki karena membawa pengaruh dalam perubahan alam aspek ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.

Seiring berkembangnya zaman, bangsa Indonesia semakin modern dan mulai menggunakan teknologi yang dipercaya dapat mempermudah pekerjaan manusia. Namun tidak semua lapisan masyarakat mau menerima perubahan ini. Ada beberapa kelompok masyarakat yang menolak perubahan secara terang terangan. Seperti di beberapa suku terpencil di Indonesia, jangankan menggunakan teknologi yang baru, mereka pun tidak mau menggunakan sabun mandi yang jelas jelas sangat bermanfaat bagi kesehatan mereka sendiri, dengan alasan agar nenek moyang tidak marah karena keturunannya menggunakan benda benda asing. Padahal jika dipikir secara logika, perilaku mereka ini justru merupakan upaya pemeliharaan lingkungan dari bahan bahan kimia. Kelompok kelompok yang cenderung tertutup dan lebih memilih untuk menjunjung tinggi budayanya inilah yang akan mengalami proses yang sangat lambat dalam menerima perubahan yang terjadi di Indonesia. Namun lebih banyak masyarakat Indonesia memilih untuk melakukan perubahan sosial dengan keinginan agar lebih maju, meskipun hal itu dilakukan dengan mempelajari atau bahkan menyerap kebudayaan lain. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Masyarakat adalah manusia yang hidup bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sedangkan interaksi sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok. Dan perubahan sosial adalah interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

Jadi, didalam sebuah masyarakat terdapat interaksi sosial yang membuat mereka terhubung antara satu dengan yang lainya dan masyarakat dapat berubah sesuai dengan faktor-faktor lingkungan.

You might also like