You are on page 1of 6

KEKERASAN TERHADAP ISTRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM1 Oleh : Dra.

Amiroh

I. PENDAHULUAN

Kekerasan terhadap perempuan akhir akhir ini menjadi issue yang banyak dibicarakan banyak orang. Issue kekerasan terhadap perempuan ini mencakup dalam bahasan yang sangat luas yaitu kekerasan dalam lingkup kehidupan publik maupun dalam kehidupan rumah tangga (domestic ) karena Kekerasan memang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, akan tetapi kekerasan dalam rumah tangga merupakan hal yang mengerikan karena kehidupan rumah tangga biasanya merupakan lembaga tempat berkumpulnya kehidupan yang relatif adanya saling keterkaitan dan keterikatan satu sama lain dimana seseorang mendambakan kebahagiaan atau sakinah mawaddah wa rokhmah. Dalam comunitas lembaga kehidupan rumah tangga biasanya didalamnya terdiri dari individu yang masing-masing menpunyai peran dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama yang telah menjadi kesepakatan bersama-sama pula tentunya. Dan untuk mengatur segala bentuk kegiatan dan aktifitas dalam kehidupan rumah tangga tentunya ada norma dan aturan yang mengatur agar dapat tercipta kehidupan yang selaras dan harmonis. Dalam sebuah Rumah tangga dominasi peran biasa nyasering terjadi, dan Dalam sebuah rumah tangga tradisional dominasi peran adalah pada suami dimana dia sebagai kepala rimah tangga melakukan kontrol dan mengatur segala sesuatunya. Disamping secara naluriah suami adalah yang memikul tanggungjawab memelihara keluarganya. Bentuk dan pola peran suami dalam melakukan perannya sebagai kepala rumah tangga yang dilakukan oleh suami dipengaruhi oleh watak dan karakter pribadinya.2 Maka jika Watak dan karakter yang dimiliki adalah watak keras akan memunculkan kontrol yang ketat dan cenderung keras demikian pula sebaliknya. Tidak jarang kadang ketika suami melakukan kontrol dapat timbul bentuk bentuk kekerasan, apalagi bagi masyarakat yang lekat dengan budaya patriarkhat.

Makalah dipresentasikan pada perkuliahan Alquran dalam konteks keIndonesiaan. Program Pasca Sarjana UNSIQ Jawa Tengah di Kalibeber Wonosobo. 2 Theodore Lidz. 1968 : The Person, His and Her Development Throughout the life Circle. New York : Basic Bokk Inc. Publisher. Hal 45.

Secara umum terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga anatara lain dipengaruhi beberapa hal yaitu : 1. Budaya patriarkat : Bahwa laki-laki ( suami ) dalam keluarga adalah sebagai imam , pemimpin atau kepala keluarga sehingga berhak memperlakukan istrinya sesuka hati; 2. Anggapan bahwa urusan keluarga adalah urusan internal sehingga seseorang diluar tidak boleh campur tangan terhadap masalah Rumah tangga; 3. Interpretasi terhadap ajaran-ajaran agama; Adanya interpretas, penafsiran dan pemahaman terhadap nash- nash yang dianggap memperbolehkan bahkan dianggap menganjurkan terhadap tindakan Kekerasan dalam Rumah tangga ( KDRT ). Islam adalah agama yang damai memberikan jaminan terhadap hak-hak universal, termasuk kehidupan dalam rumah tangga dengan mengatur hak dan kewajiban masing-masing antara suami dan istri dalam keluarga. Maka dalam makalah ini kami ingin mencoba mengulas perempuan dalam rumah tangga dalam perspektif Islam. tentang masalah kekerasan terhadap

II. KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA ( KDRT )

Kekerasan dalam rumah tangga atau yang kemudian diistilahkan menjadi kekerasan domestik adalah tindakan kekerasan dalam lingkup rumah tangga . tindakan kekerasan dalam rumah tangga ini sebenarnya tidak hanya terbatas pada tindakan yang menyangkut hubungan suami istri saja akan tetapi semua individu yang terkait dengan rumah tangga. Dalam keterkaitan ini antara lain adalah seseorang yang ada hubungannya hubungan kekeluargaan, hubungan darah bahkan hubungan pekerjaan. Seperti dalam banyak kasus yang kita ketahui adalah banyak terjadi tindakan kekerasan tidak hanya kekerasan suami kepada istrinya tetapi juga kekerasan kepada anak , saudara , orang tua bahkan kepada pekerja rumah tangganya atau yang lainnya menjadi korban kekerasan dan lebih banyak adalah kekerasan yang dialami perempuan oleh suaminya. Devinisi kekerasan terhadap perempuan Deklarasi Perserikatan Bangsa-bangsa menjelaskan tentang Kekerasan terhadap perempuan adalah: perwujudan tentang ketimpangan historis dari hubunungan hubungan kekuasaan antara kaum laki-laki dan perempuan yang telah mengakibatkan dominasi dan diskriminasi terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki dan hambatan bagi kemajuan terhadap mereka. Dan kekerasan terhadap perempuan

salah satu mekanisme sosian penting (Crucial )yang menempatkan perempuan dalam posisi subordinasi dihadapan kaum laki-laki.3 Komnas Perempuan mendefinisikan tentang kekerasan terhadap perempuan adalah : segala tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan yang berakibat atau kecenderungan untuk mengakibatkan kerugian secara fisik,seksual maupun biologis terhadap perempuan baik perempuan dewasa atau anak anak perempuan dan remaja. Termasuk didalamnya ancaman pemaksaan maupun secara sengaja mengkukgkung kebebasan perempuan, tindakan kekerasan fisik, seksual dan psichologis yang terjadi dilingkungan keluarga ataupun masyarakat.4 Menurut Undang- Undang Republik Indonesia NO 23 th 2004 : setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psichologis dan/atau penelantaran Rumah Tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan ,pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkungan rumah tangga . Macam macam kategori jenis kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga Dalam Undand- Undang RI No 23 th 201 04 di jelaskan bentuk-bentuk perbuatan yang masuk kategori kekerasan antara lain : Kekerasan fisik : Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat , perilaku kekerasan termasuk golongan ini adalah menampar, memeukul,menjambak, menendang, menyundut dengan rokok, memukul , memukul dengan senjata dan sebagainya; Kekerasan psichologis / Emosional : Perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya percaya diri, hilangnya kemampuan bertindak, tidak berdaya dan/atau penderitaan psikhis berat pada seseorang; Kekerasan seksual : Tindakan yang meliputi peng isolasian ( menjauhkan ) isteri dari kebutuhan batinnya, memaksa hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak isteri; Kekerasan ekonomi Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkungan Rumah tangganya , padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan , perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut atau pemberian nafkah kepada isteri.5

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Tindakan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga terutama kekerasan suami kepada istri oleh sementara orang kadang dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah sehingga kadang kurang

3 4 5

mendapatkan respon dan tanggapan secara hukum terutama dikalangan masyarakat patriarkhis . hal ini menurut Hasbianto disebabkan karena : Tidak ada statistik kriminal yang akurat; Tindakan kekerasa dalam rumah tangga adalah dalam ruang lingkup pribadi dan privacy berkaitan dengan kesucian dan keharmonisan rumah tangga (Sancitive of the home); Dianggap wajar karena beranggapan hak suami sebagai pemimpin dan kepala keluarga; Kekerasan dalam Rumah Tangga kepada istri terjadi dalam lembaga legal yaitu perkawinan. 6

Kekerasan yang dilakukan oleh seorang suami kepada istri tersebut bahkan kadang dianggap sebagai bentuk pengajaran suami terhadap istri dalam rangka pembinaan rumah tangga, lebih parahnya lagi masyarakat sering melegimitasikan kekerasan tersebut dengan dalih merupakan suatu tindakan yang di ajaran oleh Islam. Fenomena kekerasan dalam rumah tangga dan lebih spesifikasi lagi kekerasan suami kepada istri ini sesungguhnya mengingatkan kita lagi bahwa praktik kekerasan semacam ini sudah sering terjadi pula sejak jaman dahulu sebelum Islam lahir , era dimana belum dipahami bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang bebas (merdeka ),otonom,setara dan memiliki hak untuk saling dihormati dan dihargai sehingga zaman tersebut dinamai zaman jahiliyah ( zaman kebodohan ). Pada zaman itu yang namanya perempuan, anak-anak, dan orang miskin, merupakan sasaran penindasan dan penghinaan. Praktik penindasan dilakukan oleh yang kuat kepada yang lemah dan tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran. Dan perempuan adalah manusia yang dijaman itu dianggap sebagai bukan manusia utuh , manusia kelas dua atau bahkan dianggap sebagai barang yang bisa diperlakukan sesuka hati baik oleh orang lain maupun oleh suaminya sendiri. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan dengan salah satu misi pembebasan dan penghapusan segala bentuk kekerasan dan diskriminasi atas dalih apapun, dan oleh Islam perilaku kekerasan termasuk kategori berlawanan dengan ajaran Islam yang senantiasa mengajarkan kasih sayang. Dalam Islam dikenal adanya konsep Ad-dhoruriyyat al- khams yang didalam perspektif Islam modern dianggap sebagai prototype hak azazi manusia versi Islam karena cakupannya yang memang bersifat universal atas hak-hak dasar manusia. Hak-hak dasar tersebut meliputi hak beragama ( khifdzu al- din ), hak hidup (khifdau al- nafs ),hak berpikir dan berpendapat (khifdzu al-aql ),hak berketurunan (hifdzu alnasl ),dan hak memiliki harta benda (khifdzu al- mal ). perwujudan perlindungan hak-hak tersebut mengakomodasi kepentingan semua pihak tanpa memandang keyakinan, golongan,warna kulit, etnis dan jenis kelamin. Secara konsepsual penegakan hak-hak tersebut dilaksanakan dengan jalb al-mashalih dan daf al- mafasid.7

6 7

Hussein Muhammad.1999 : Refleksi Teologis tentang kekerasan terhadap perempuan dalam Menakar Harga Perempuan : Eksplorasi lanjut atas hak- Hak Reproduksi Perempuan dalamm Islam. Editor : Syafiq Hasyim Bandung : Mizan. Hal 203-212.

Islam adalah ajaran yang mempunyai nilai nilai prinsipil seperti nilai egalitarian, keadilan maupun nilainilai kemanusiaan. Dalam ajaran Islam dikenal adanya

Fenomena tentang tindak kekerasan terhadap perempuan sebenarnya bukan hal baru ,dari zaman dulu kala kekerasan terhadap perempuan sudah terjadi . Demikian pula ketika zaman Baginda Nabi masih hidup yaitu pada masa awal daakwah Islam, fenomena ini merupakan pemandangan sehari-hari. Zubair Bin Awwam, salah seorang sahabat besar yang mendapatkan habar gembira dengan syurga, memeukul lengan asma binti Abu Bakar sehingga menimbulkan luka serius. Saad bin Abu Waqas juga dilaporkan memukul istrinya, dimikian juga sahabat sahabat lain banyak melakukan tindak kekerasan dalam Rumah tangga dengan dalih memberikan pendidikan dan pengajaran terhadap Istri- istri mereka.8

Khalil Bin Abdul Karim 1997 : al- Shahabah wa al- Shahabah. Dikutip oleh M. Habib. 2003 dalam membina Keluarga Mawaddah wa Rahmah. Yogyakarta : PSW IAIN SUKA- The Foundation.

You might also like