You are on page 1of 13

MAKALAH PROFESI PENDIDIKAN

Oleh : Ratih Dea Komalasari K3309066

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret 2012

MANAGEMENT PENDIDIKAN KURIKULUM KESISWAAN

I.

PENDAHULUAN Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial Kepala Sekolah. Kepala Sekolah hendaknya berupaya untuk mendayagunakan sumber sumber, baik personal maupun material secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah secara optimal. Management berbasis sekolah, memberikan kewenangan penuh kepada Kepala Sekolah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi komponen komponen pendidikan suatu sekolah yang meliputi input siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana, dana, management, lingkungan, dan kegiatan belajar mengajar. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu dijelaskan ruang lingkup management pendidikan yang menguraikan tentang berbagai hal yang perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan lainnya dalam rangka menyelenggarakan pendidikan secara efektif dan efisien. Sebelum berbicara tentang management pendidikan secara khusus, terlebih dahulu akan menjelaskan fungsi manajemen secara umum. Dalam hal ini bahwa manajemen secara aplikatif dapat berfungsi sebagai berikut: a. Mengkoordinir sumber daya manusia, material, dan keuangan kearah tercapainya sasaran organisasi secara efektif dan efisien. b. Menghubungkan organisasi dengan lingkungan luar dan menanggapi kebutuhan masyarakat. c. Mengembangkan iklim organisasi dimana orang dapat mengejar sasaran

perseorangan (individu) dan sasaran bersama (kolektif). d. Melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang dapat ditetapkan seperti menentukan sasaran, merencanakan, memberdayakan sumber daya manusia, mengorganisir, melaksanakan dan mengawasi. e. Menciptakan fasilitas hubungan antar pribadi, informasi, dan memutuskan permasalahan yang timbul antar mereka. Fungsi manajemen tersebut dapat

ditemukan dalam semua bentuk organisasi. Yang termasuk di dalamnya organisasi pendidikan, meskipun fungsi manajemen pendidikan memiliki cakupan yang lebih spesifik. Dengan memahami fungsi manjemen secara umum, maka akan terlihat bahwa management tidak saja hanya mengatur hal-hal yang berkenaan dengan urusan intern organisasi, akan tetapi urusan ekstern juga menjadi medan kerja manajemen. Teori ini sangat tepat mengingat stakeholder sebuah organisasi tidak saja anggota yang ada dalam organisasi tersebut. Akan tetapi seluruh pihak yang terkait diluar organisasi menjadi bagian yang tidak tampak dalam kegiatan organisasi tersebut. Lembaga pendidikan mempunyai stakeholder tidak hanya siswa dan guru saja. Akan tetapi orang tua murid, masyarakat, lapangan pekerjaan dan lembaga pendidikan berikutnya menjadi bagian dari stakeholder yang harus diperhatikan kepentingan-kepentingannya. Oleh karena itu manajemen berfungsi utuk menghubungkan kepentingan kepentingan yang terdapat pada masing masing stakeholder. II. MANAGEMENT PENDIDIKAN Pendidikan Dalam arti luas, pendidikan adalah setiap proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge acqui-sition), mengembangkan kemampuan atau keterampilan (skills developments) sikap atau mengubah sikap (attitute change). Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya. Pendidikan mempunyai fungsi sosial and individual. Fungsi sosialnya adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif de-ngan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan kini. Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru). Proses pendidikan dapat berlangsung secara formal seperti yang terjadi di berbagai lembaga pendidikan. Ia juga berlangsung secara informal lewat berbagai kontak dengan media komunikasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan sebagainya.

Suatu sistem pendidikan bukan hanya terdiri dari lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi), tetapi juga meliputi perpustakaan, museum, penerbit, dan berbagai agen yang melakukan transmisi pengetahuan dan keterampilan. Walaupun awalnya manajemen diperlukan bagi organisasi bisnis, dalam perkembangnya manajemen juga diperlukan dalam upaya upaya nir laba seperti sekolah, lembaga keagamaan, dan sebagainya. Saat ini literatur mengenai manajemen untuk organisasi nir laba cukup banyak tersedia. Dalam pendidikan, seorang manajer pendidikan mempunyai tugas

mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dipunyainya seperti guru, sarana dan prasarana sekolah (perpustakaan, laboratorium, dsb.) untuk mencapai sasaran dari lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Universalitas fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan) dan transferability kemampuan manajemen didukung banyak pihak. Seorang manajer yang sukses dalam industri tertentu, juga akan mempunyai peluang sukses di industri lain. Salah satu kasus keberhasilan The Wharton School menjadi sekolah bisnis terbaik di Amerika juga disebabkan karena yang direkrut sebagai dekan bukanlah seorang akademis, tetapi praktisi bisnis yaitu seorang konsultan dari McKinsey. Model praktisi menjadi dekan sekolah bisnis menjadi semacam trend di Amerika. Berdasarkan observasi, dapat dihipotesakan bahwa kualitas manajemen terbaik berada dalam sektor bisnis. Dalam hal ini manajemen sekolah atau pendidikan, secara umum masih jauh dari baik. Sekolah yang menyelenggarakan manajemen pendidikan yang baik mungkin dapat dihitung dengan jari. Akan tetapi, saat ini pola dalam management pendidikan berbeda dengan pola management pendidikan sebelumnya. Hal ini terlihat dari table berikut :

Pola lama Subordinasi Pengambilan keputusan terpusat Ruang gerak kaku Pendekatan birokratik Sentralistik Diatur Overregulasi Mengontrol Mengarahkan Menghindar Resiko Gunakan uang semuanya Individu yang cerdas Informasi terpribadi Pendelegasian

Pola baru Otonomi Pengambilan keputusan partisipasi Ruang gerak luwes Pendekatan Profesional Desentralistik Motivasi diri Deregulasi Mempengaruhi Memfasilitasi Mengelola resiko Gunakan yang seefisien mungkin Pemberdayaan Informasi terbagi Organisasi datar, organisasi herarkis

III.

MANAGEMENT KESISWAAN Management kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kesiswaan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancer, tertib, dan teratus serta mencapai tujuan yang diinginkan. Management kesiswaan meliputi : 1. Penerimaan siswa baru 2. Program bimbingan dan penyuluhan 3. Pengelompokan belajar siswa 4. Kehadiran siswa 5. Mutasi siswa 6. Papan statistik siswa 7. Buku induk siswa Seperti halnya fungsi management yang telah kita ketahui sebelumnya, fungsi manajemen kesiswaan lebih luas dari tujuan manajemen kesiswaan. Fungsi manjemen kesiswaan dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan kesiswaan,17 seperti: 1. Pengaturan penerimaan siswa baru berdasarkan analisis daya tampung, kriteria siswa yang dapat diterima dan prosedur penerimaan siswa baru. 2. Melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan. 3. Pemberian bimbingan kepada siswa dalam pemilihan progran studi. 4. Pengelompokan siswa berdasarkan analisis yang ada diantara mereka, baik perbedaan intelegensi tingkat pendidikan (kelas), jenis kelamin dan sebagainya. 5. Pengaturan kegiatan ekstra kurikuler berdasarkan analisis minat dan bakat siswa 6. Pengaturan kegiatan organisasi siswa 7. Pengaturan mutasi 8. Penyelesaian terhadap permasalahan disiplin siswa 9. Pemberian layanan individu berdasarkan analisis kebutuhan. b) Beberapa Cakupan Manajemen Kesiswaan seperti pengaturan jam belajar di luar kelas, kegiatan ekstra kurikuler dan bimbingan penyuluhan (BP) berfungsi sebagai pengembangan hidden curriculum. Lembaga pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Oleh karena itu bahan (materi) ajar harus meliputi seluruh aspek pengembangan peserta didik baik dalam ranah kognisi, afeksi dan psikomotor. Untuk memenuhi hal tersebut maka kurikulum tidak saja berupa serentetan materi ajar yang ditawarkan dalam jangka tertentu. Akan tetapi lebih dari itu kurikulum juga berupa muatan muatan pengalaman dan latihan peserta didik diluar jam pelajaran yang telah ditetapkan. Bagian ini disebut dengan hidden curriculum yang dapat dicontohkan seperti pembiasaan siswa untuk peduli terhadap lingkungan, penanaman rasa solidaritas antar mereka, pengaplikasian ajaran agama dalam kehidupan di sekolah dan sebagainya. Pembinaan hidden curriculum akhir-akhir ini banyak dilakukan lembaga pendidikan di Indonesia. Fenomena fullday school (sekolah sepanjang hari) yang tidak saja mempelajari materi pelajaran yang sudah lazim dilaksanakan lembaga pendidikan pada umumnya. Akan tetapi lembaga pendidikan yang menerapkan

sistem ini menekankan pada pembinaan keterampilan dan kegiatan yang mengacu pada pengembangan afeksi dan psikomotor mereka. c) Membantu kinerja satuan lembaga pendidikan berdasarkan pembagian gugusan masalah (substantif problem) manajemen pendidikan yang meliputi bidang kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana prasarana dan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat. Masing-masing bidang memiliki cakupan kerja yang berbeda. Dengan mengetahui cakupan manajemen kesiswaan, administrator sekolah akan bekerja secara proporsional dan profesional. Modal kerja seperti ini akan membantu lembaga yang bersangkutan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Demikian pula stakeholder (murid, guru dan masyarakat) akan puas karena mendapatkan pelayanan yang baik dari pengelola pendidikan (administrator). Dalam management kesiswaan, Sekolah sebagai suatu sistem memiliki tiga aspek pokok yang sangat berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni: proses belajar mengajar, kepemimpinan dan manajemen sekolah, serta kultur sekolah. Program aksi untuk peningkatan mutu sekolah secara konvensional senantiasa menekankan pada aspek pertama, yakni meningkatkan mutu proses belajar mengajar, sedikit menyentuh aspek kepemimpinan dan manajemen sekolah, dan sama sekali tidak pernah menyentuh aspek kultur sekolah. Sudah barang tentu pilihan tersebut tidak terlalu salah, karena aspek itulah yang paling dekat dengan prestasi siswa. Namun, sejauh ini bukti-bukti telah menunjukkan, bahwa sasaran peningkatan kualitas pada aspek PBM saja tidak cukup. Dengan kata lain perlu dikaji untuk melakukan pendekatan in-konvensional yakni, meningkatkan mutu dengan sasaran mengembangkan kultur sekolah. Selain itu, sebagai suatu sistem, sekolah mempunyai komponen inti yang terdiri dari input, proses, dan output. Dimana ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena perubahan pada satu komponen akan berpengaruh pada komponen yang lainnya. Jadi jika ingin mencapai tujuan yang diinginkan, ketiga komponen tersebut harus terlaksana dengan baik dan berjalan secara seimbang.

Di sini kita ketengahkan mengenai bagaimana peran kerja murid dalam mengupayakan pendidikan ini agar pendidikan adalah nomer satu. Memang dari hal ini pentingnya pendidikan itu sangat memberikan makna yang kompeten karena didasari oleh kemampuan pola pikir murid dan juga kepribadian murid. Arti penting pendidikan itu adalah membawa sebuah kebanggaan tersendiri seperti misalnya prestasi-prestasi di sekolah, prestasi dalam tim olimpiade di luar negeri dengan prestasi ini maka murid akan membawa nama harum bangsa kita. Persolan-persoalan dalam dunia pendidikan ini sangat mengacu sekali pada kemampuan daya berpikir murid dari satu murid ke murid lainnya oleh karena ini kita akan tahu mana murid yang berprestasi dan mana murid yang tidak berprestasi. Upaya pemerintah dalam menindak lanjuti tentang pendidikan itu pemerintah lebih melihat siswa itu dari segi sektor pergulan pendidikan dan sifat dan karakteristik murid dalam kesehariannya. Dari sini sektor pergaulan itu ada 3 yaitu pergaulan di lingkungan rumah, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah, begitu juga dengan sektor pendidikan juga sama kalau sektor pendidikan dibagi 3 yaitu pendidikan dirumah, pendidikan di masyarakat dan pendidikan di sekolah. Sebelum kita berlanjut ke hal berikutnya kita bahas terlebih dahulu yang pertama mengenai sektor pergaulan, sektor ini dibagi 3 yaitu dirumah,di masyarakat dan di sekolah. sektor pergaulan dirumah yaitu bagaimana dia bergaul berkomunikasi dengan keluarganya apakah dia nyaman, dapat kasih sayang ,dukungan atau tidak oleh keluarganya dalam hal ini kakak adik ayah dan ibu karena dari sektor pergaulan dirumah inilah nantinya anak ini bisa maju dan berhasil. pergaulan di masyarakat apakah dia bisa beradaptasi di masyarakat atau tidak karena masyarakat adalah kuncinya manusia itu bisa berkembang dan punya banyak teman dan juga punya rasa sopan santun, hormat menghormati dan lain sebagainya. Sektor pergaulan di sekolah antara lain apakah dia bisa beradaptasi tidak dengan orang lain yan sama sama bersekolah disekolahnya. Sektor pendidikan ada 3 yaitu dirumah, dimasyarakat dan di sekolah. Sektor pendidikan dirumah antara lain dapat bimbingan pengajaran dari orang tua tentang didikan ajaran baik dan buruknya dan juga

yang lain, sektor pendidikan dimasyarakat antara lain menyangkut tentang tata krama atau sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan lain sebagainya, sektor pendidikan di sekolah antara lain belajar hormat menghormati dan berkumpul atau bergaul. Dari beberapa sektor yang sudah dibahas satu persatu ini dapat disimpulkan bahwa manusia itu tak luput dari orang lain dan manusia itu tidak bisa individu karena manusia itu diciptakan oleh Allah itu untuk bersama sama dengan orang lain. Murid adalah junjungan yang patut dibanggakan karena kalau murid berprestasi dan meraih gelar maka murid dapat membawa nama baik keluarga, masyarakat dan juga negara tercinta kita ini. ASPEK MANAJEMEN KESISWAAN DAN BIMBINGAN KONSELING a. Siswa harus diperlakukan sebagai subjek bukan objek, harus didorong untuk berperan serta dalam kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal. b. Pengembangan potensi siswa tidak hanya mengakut ranah kognitif, tetapi afektif dan psikomotorik. c. Memberikan layanan arientasi, informasi, pembelajaran, penjurusan, bimbingan konseling perorangan/kelompok. Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksnakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Sementara itu, masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dalam hubungan fungsional kemitraan antara konselor dengan guru, antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan rujukan (referal). Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya. Demikian pula, masalahmasalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya.

Masalah kesulitan belajar peserta didik sesungguhnya akan lebih banyak bersumber dari proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini berarti dalam pengembangan dan proses pembelajaran fungsi-fungsi bimbingan dan konseling perlu mendapat perhatian guru. Sebaliknya, fungsi-fungsi pembelajaran bidang studi perlu mendapat perhatian konselor. Ada tiga masalah utama yang perlu mendapat perhatian dalam bidang kesiswaan: 1) Masalah penerimaan siswa baru 2) Masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar 3) Masalah bimbingan Untuk masalah yang pertama setiap tahun dibentuk panitia penerimaan siswa baru. Panitia ini diserahi tugas untuk mengManajemenkan dan mengorganisasikan seluruh kegiatan penerimaan siswa baru. Pimpinan sekolah harus mampu memberi pedoman yang jelas kepada panitia agar penerimaan siswa baru ini berjalan dengan lancar. Di samping itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap usaha mengembangkan kemajuan belajar siswa-siswanya. Kemajuan belajar ini secara periodik harus dilaporkan terutama kepada orang tua siswa. Ini semua merupakan tanggungjawab pimpinan sekolah. Oleh karena itu pimpinan harus tahu benar-benar kemajuan belajar anak-anak di sekolahnya, ia harus mengenal anak-anak beserta latar belakang masalahnya. Laporan hasil kemajuan belajar hendaknya tidak dianggap sebagai kegiatan rutin saja, tetapi mempunyai maksud agar orang tua siswa juga ikut berpartisipasi secara aktif dalam membina belajar anak-anaknya. Masalah yang juga erat hubungannya dengan kemajuan belajar ini ialah masalah bimbingan. Tugas sekolah bukan hanya sekedar memberi pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi sekolah harus mendidik anak-anak menjadi manusia seutuhnya. Oleh karena itu tugas sekolah bukan saja memberikan berbagai ilmu pengetahuan tetapi juga

10

membimbing anak-anak menuju ke arah kedewasaan. Dalam rangka ini maka tugas pimpinan sekolah ialah menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Dengan kegiatan bimbingan ini maka anak-anak akan ditolong untuk mampu mengenal dirinya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. Anak-anak akan ditolong agar mampu mengatasi masalah-masalahnya yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Dengan demikian diharapkan anak-anak akan dapat bertumbuh secara sehat baik jasmani dan rohaninya serta dapat merealisasikan kemampuannya secara maksimal. Manajemen yang berhubungan dengan kesiswaan antara lain : Statistik presensi siswa Buku laporan keadaan siswa Buku induk Klapper Buku daftar kelas Buku laporan pendidikan (raport) catatan pribadi Daftar presensi, dsb. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan manajemen sekolah, yaitu manajemen pembelajaran atau kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen personalia, manajemen sarana prasarana, manajemen keuangan, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan manajemen layanan khusus. Dalam melaksanakan setiap kegiatan manajemen sekolah tersebut, ada beberapa proses yang mesti dilalui yaitu proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Berikut diuraikan secara lebih rinci substansi masing-masing manajemen sekolah berdasarkan proses manajemen. 1. Manajemen pembelajaran atau kurikulum. Perencanaan, meliputi membuat analisis materi pelajaran, menyusun kalender pendidikan, penyusunan program tahunan, penyusunan program semester, penyusunan program satuan pembelajaran, penyusunan rencana pembelajaran, penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan.

11

Pengorganisasian, meliputi pembagian tugas mengajar dan tugas lain, penyusunan jadual pembelajaran, penyusunan jadual kegiatan perbaikan, penyusunan jadual kegiatan pengayaan, penyusunan kegiatan ekstrakurikuler, dan penyusunan jadual kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Penggerakan, meliputi pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Pengawasan, meliputi supervisi pelaksanaan pembelajaran, supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan, evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran, dan evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan penyuluhan. 2. Manajemen kesiswaan. Perencanaan, meliputi pendataan anak usia pra sekolah, perencanaan daya tampung, perencanaan penerimaan dan penerimaan siswa baru. Pengorganisasian, berupa pengelompokan siswa berdaarkan pola tertentu. Penggerakan, meliputi pembinaan disiplin belajar siswa, pencatatan kehadiran siswa, pengaturan perpindahan siswa, dan pengaturan kelulusan siswa. Pengawasan, berupa pemantauan siswa dan penilaian siswa. 3. Manajemen personalia. Perencanaan, meliputi analisis pekerjaan di sekolah, penyusunan formasi guru dan pegawai baru, dan perencanaan dan pengadaan guru dan pegawai baru. Pengorganisasian, berupa pembagian tugas guru dan pegawai. Penggerakan, meliputi pembinaan profesionalisme guru dan pegawai, pembinaan karir guru dan pegawai, pembinaan kesejahteraan guru dan pegawai, pengaturan perpindahan guru dan pegawai, dan pengaturan pemberhentian guru dan pegawai. Pengawasan, meliputi pemantauan terhadap kinerja guru dan pegawai dan penilaian terhadap kinerja guru dan pegawai. 4. Manajemen sarana prasarana. Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan sarana prasarana dan perencanaan dan pengadaan sarana prasarana sekolah. Pengorganisasian, meliputi pendistribusian sarana prasarana dan penataan sarana prasarana sekolah. Penggerakan, meliputi pemanfaatan sarana prasarana , pemeliharaan sarana prasarana , inventarisasi sarana prasarana, dan penghapusan terhadap sarana prasarana sekolah. Pengawasan, meliputi pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana prasarana sekolah. 5. Manajemen keuangan. Perencanaan, berupa penyusunan rencana anggaran dan pendapatan sekolah (RAPBS). Pengorganisasian, berupa pengadaan dan pengalokasian anggaran berdasarkan RAPBS. Penggerakan, meliputi pelaksanaan anggaran sekolah, pembukuan keuangan sekolah, dan pertanggung jawaban keuangan sekolah. Pengawasan,

12

meliputi pemantauan terhadap keuangan sekolah dan penilaian terhadap kinerja manajemen keuangan di sekolah. 6. Manajemen layanan khusus. Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan layanan khusus bagi warga sekolah dan penyusunan program layanan khusus bagi warga sekolah. Pengorganisasian, berupa pembagian tugas untuk melaksanakan program layana khusus bagi warga sekolah. Penggerakan, meliputi pengaturan pelaksanaan perpustakaan, koperasi sekolah, ketrampilan, unit kesehatan sekolah, ekstrakurikuler, tabungan, keagamaan, kantin, antar jemput siswa, makan siang siswa, dan layanan khusus lainnya. Pengawasan, meliputi pemantauan program layana khusus dan penilaian kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah. Program MBS mengupayakan agar semua aspek yang berhubungan dengan manajemen persekolahan dilaksanakan secara terbuka dan melibatkan semua stakeholder disekililing sekolah. Ini meliputi proses manajemen dari tahap pra- perencanaan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluai pelaksanaan. Jika ini terjadi maka akan ada check and balance dalam pelaksanaan kegiatan dan pendanaan persekolahan dan akan ada rasa saling membutuhkan dan mempercayai, bukan rasa curiga dan syak wasangka. Kepercayaan masyarakat ini tentunya akan memacu masyarakat untuk lebih membantu dan mendukung sekolah. IV. DAFTAR PUSTAKA kesiswaan.htm , access in May, 6th 2012 at 17.00 WIB http://makalahmeza.blogspot.com/2012/04/manajemen-pendidikan-ruang-lingkup.html , access in May, 6th 2012 at 17.00 WIB http://niesya07.wordpress.com/category/manajemen-kesiswaan/page/2.htm , access in May, 6th 2012 at 17.00 WIB http://manajemenpendidikan-090909205553-phpapp01 , access in May, 6th 2012 at 17.00 WIB

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2247725-fungsi-manajemen-

13

You might also like