You are on page 1of 19

Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 1

BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Agama merupakan sebuah hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia,
karena sesungguhnya agama adalah kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan
sesuatu yang sangat kuat untuk menuntun dan bersandar dari segala kehidupannya.
Disitulah salah satu peran agama muncul. Islam merupakan salah satu agama yang
memiliki penganut yang paling banyak di muka bumi, dan Islam adalah agama bagi
mayoritas orang di indonesia. Islam merupakan penuntun dan penjaga bagi
umatnya,namun seringkali umatnya sendiri masih belum mengerti apa dan bagaimana
hukum islam berlaku. bagaimana islam menuntun dan menjaga? Dan apa sajakah
aturan-aturan yang ada dalam islam? Apa tujuan aturan ini ada? pertanyaan-pertanyaan
sepertilah yang akan kami coba bahas disini sehingga semoga pertanyaan-pertanyaan itu
semoga bisa terjawab

1.2 Tujuan makalah:
Mengetahui dan memperjelas Hukum dan Ham dalam islam sehingga kita bisa
mengetahui lebih jauh dan paham mengenai islam dan aturan didalamnya















Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 2

BAB II
Pembahasan

2.1 Hukum Islam
2.1.1 Definisi
Hukum Islam atau disebut juga dengan Syariat Islam adalah hukum dan aturan
Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan
aturan, Syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh
sebagian penganut Islam, Syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna
seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
4`4 4p~E }g`ug 4 O4Lg`uN` -O)
/=/~ +.- N.Oc4O4 -O^` p
4pO74C N_ 7E4O=OgC^- ;}g` g-@O^`
}4`4 +u4C -.- N.Oc4O4 ; E=
1EU= 4LO)lG` ^@g
36. dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan
(yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka
sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.
Terkait dengan susunan tertib Syariat, Al'quran surat Al Ahzab ayat 36
mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan RasulNya sudah memutuskan suatu perkara,
maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara
implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan RasulNya
belum menetapkan ketentuannya, maka umat Islam dapat menentukan sendiri
ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat dalam Surat Al Maidah QS
5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan ketentuannya sudah
dimaafkan Allah.
Og^4C -g~-.- W-ONL4`-47
W-OU4*O ;}4N 47.4O;- p) E:>
7 7uOO p)4 W-OU4*O Ogu+4N
4-gO NEO46NC Np-47O^- El> 7
E4N +.- Ogu+4N +.-4 NOOEN
_1)UEO ^
101. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang
jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 3

Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang
hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani
hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu
apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara' dan perkara
yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.

Asas Syara'
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al
Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam di mana Al Quran itu Asas Pertama
Syara' dan Al Hadits itu Asas Kedua Syara'. Sifatnya, pada dasarnya mengikat umat Islam
seluruh dunia di manapun berada, sejak kerasulan Nabi Muhammad saw hingga akhir
zaman, kecuali dalam keadaan darurat.
Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan yang
memungkinkan umat Islam tidak mentaati Syariat Islam, ialah keadaan yang terpaksa
atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin, dan keadaan
tersebut tidak diduga sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya, demikian pula
dalam memanfaatkan keadaan tersebut tidak berlebihan. Jika keadaan darurat itu
berakhir maka segera kembali kepada ketentuan syariat yang berlaku.
Furu' Syara'
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al'quran dan Al
Hadist. Kedudukannya sebagai cabang Syariat Islam. Sifatnya pada dasarnya tidak
mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil Amri setempat menerima
sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam wilayah kekuasaanya.
Perkara atau masalah yang masuk dalam furu' syara' ini juga disebut sebagai
perkara ijtihadiyah.

2.1.2 Sumber Hukum Islam
Al-Quran
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga
akhir zaman (Saba' QS 34:28).
.4`4 ElE4UEcO ) LO-.
+EE4Ug -LOOg=E -6OCO4^4 O}4
4O4- +EEL- ]OU;4C ^gg
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 4

28. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui.
Sebagai sumber Ajaran Islam juga disebut sumber pertama atau Asas Pertama
Syara'. Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang turun dari serangkaian kitab suci
lainnya yang pernah diturunkan ke dunia. Dalam upaya memahami isi Al Quran dari
waktu ke waktu telah berkembang tafsiran tentang isi-isi Al-Qur'an namun tidak ada
yang saling bertentangan.

Al Hadist
hadits hasan
hadits shaheh
hadits dhaif
Ijtihad
Ijtihad adalah sebuah usaha untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan Al'qur'an
dan Hadist. Ijtihad dilakukan setelah Nabi Muhammad telah wafat sehingga tidak bisa
langsung menanyakan pada beliau tentang suatu hukum namun hal-hal ibadah tidak
bisa diijtihadkan. Beberapa macam ijtihad antara lain:
Ijma', kesepakatan para-para ulama.
Qiyas, diumpamakan dengan suatu hal yang mirip dan sudah jelas hukumnya
Maslahah Mursalah, untuk kemaslahatan umat
'Urf, kebiasaan

2.1.3 Tujuan Syariat Islam
Diturunkannya Syariat Islam kepada manusia tentu memiliki tujuan sangat mulia.
Paling tidak, ada delapan tujuan.
Pertama, memelihara atau melindungi agama dan sekaligus memberikan hak
kepada setiap orang untuk memilih antara beriman atau tidak, karena, Tidak ada
paksaan dalam memeluk agama Islam (QS. Al Baqaarah, 2:256).
E-4O^) O) g].- W ~ 4E-4:E>
;-OO- =}g` +]/E^- _ }E O'4C
gO7-C) -;g`uNC4 *.) g
El=O;4-c- jE4ON^)
_O^+O^- 4=g^- EO +.-4
77OgE- N7)U4 ^g)g
256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat
yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 5

[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
Manusia diberi kebebasan mutlak untuk memilih, Maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir (QS.
Al Kahfi, 18:29).
~4 O-E^- }g` 7)O W }E
47.E- }g`uNOU ;4`4 47.E- O'4OU _
.^^) 4^;4-;N 4-g)U-Ug -O4^
EO~4 jgj E_~g1-4O _ p)4
W-OV14-OEC W-O4NC 7.E)
;_^~E OO;=EC EON_+O^- _
w^-) C-4OO- ;47.Ec4
E>ON` ^g_
29. dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Pada hakikatnya, Islam sangat menghormati dan menghargai hak setiap manusia,
bahkan kepada kita sebagai mukmin tidak dibenarkan memaksa orang-orang kafir untuk
masuk Islam.
Berdakwah untuk menyampaikan kebenaran-Nya adalah kewajiban. Namun
demikian jika memaksa maka akan terkesan seolah-olah kita butuh dengan keislaman
mereka, padahal bagaimana mungkin kita butuh keislaman orang lain, sedangkan Allah
SWT saja tidak butuh dengan keislaman seseorang. Tetapi bila seseorang dengan
kesadarannya sendiri akhirnya masuk Islam, maka wajib dipaksa oleh Ulul Amri untuk
melaksanakan Syariat Islam. Dengan memilih muslim, maka tidak ada alasan bagi
seseorang untuk tidak melaksanakan kewajibannya. Seandainya ada seorang muslim
tidak shalat, hal ini bukan hanya urusan pribadi tapi menjadi urusan semua muslim
terutama Ulul Amri.
Jika ada seorang muslim tidak melaksanakan kewajiban shalat karena dia tidak
yakin akan kewajiban shalat, maka Empat Mahzab dan jumhur (mayoritas) ulama
sepakat menyatakan yang bersangkutan kafir. Yang karenanya harus dihukumkan kafir,
artinya bila dalam tiga hari dia tidak segera sadar, maka dihukumkan sebagai murtad
yang halal darahnya sehingga Ulul Amri bisa menjatuhkan hukuman mati. Tapi,
seandainya tidak shalatnya yang bersangkutan bukan karena tidak yakin, tapi karena
alasan malas misalnya, maka dalam hal ini 'tiga' mazhab (Syafii, Hanafi, Maliki)
menyatakan yang bersangkutan berdosa besar, sementara Mazhab Hambali tetap
mengkafirkannya.
Lalu bagaimana Ulul Amri menerapkan hukum bagi muslim yang tidak shalat karena
malas?
Pertama, Ulul Amri tentu saja berkewajiban mengingatkannya. Andaikata yang
bersangkutan tetap tidak mau shalat padahal sudah diingatkan oleh Ulul Amri, menurut
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 6

Mazhab Syafi'i dan Maliki, yang bersangkutan wajib dihukum mati. Imam Hanafi,
sependapat dengan Mahzab Syafi'i dan Maliki, bahwasanya yang bersangkutan tidak
bisa dihukumkan kafir, karena memang alasannya malas bukan mengingkari hukum
Allah. Tetapi Imam Hanafi tidak sependapat dengan hukuman mati, karena selama tidak
kafir berarti haram darahnya. Pandangan beliau, Ulul Amri harus memberikan hukuman
kepada yang bersangkutan dengan dipenjara sampai yang bersangkutan sadar dan mau
shalat. Sedangkan Mahzab Hambali, berpendapat dan berkeyakinan, bahwa seorang
yang mengaku muslim lalu tidak shalat apa pun alasannya apakah karena tidak yakin
atau malas, maka yang bersangkutan harus dihukumkan kafir. Beliau berpegang teguh
kepada hadits Rasulullah SAW yang menyatakan, 'Perbedaan antara muslim dan kafir
adalah meninggalkan shalat'.
Kedua, melindungi jiwa. Syariat Islam sangat melindungi keselamatan jiwa
seseorang dengan menetapkan sanksi hukum yang sangat berat, contohnya hukum
qishash. Di dalam Islam dikenal ada tiga macam pembunuhan, yakni pembunuhan
yang disengaja, pembunuhan yang tidak disengaja, dan pembunuhan seperti
disengaja. Hal ini tentunya dilihat dari sisi kasusnya, masing-masing tuntutan
hukumnya berbeda. Jika terbukti suatu pembunuhan tergolong yang disengaja, maka
pihak keluarga yang terbunuh berhak menuntut kepada hakim untuk ditetapkan hukum
qishash/mati atau membayar Diyat (denda). Dan, hakim tidak punya pilihan lain
kecuali menetapkan apa yang dituntut oleh pihak keluarga yang terbunuh. Berbeda
dengan kasus pembunuhan yang tidak disengaja atau yang seperti disengaja, di
mana Hakim harus mendahulukan tuntutan hukum membayar Diyat (denda) sebelum
qishash. Bahwasanya dalam hukum qishash tersebut terkandung jaminan perlindungan
jiwa, kiranya dapat disimak dari firman Allah SWT: Dan dalam qishash itu ada (jaminan
kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa (QS.
Al Baqarah, 2:179).
74 O) +=^- E_O41EO
Ojq^4C U4:^- :^UE 4pO+->
^__
179. dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang
berakal, supaya kamu bertakwa.
Bagaimana mungkin di balik hukum qishash dapat disebut, ada jaminan
kelangsungan hidup, padahal pada pelaksanaan hukum qishash bagi yang membunuh
maka hukumannya dibunuh lagi? Memang betul, bila hukum qishash dilaksanakan maka
ada dua orang yang mati (yang dibunuh dan yang membunuh), tapi dampak bila
hukum ini dilaksanakan, maka banyaklah jiwa yang terselamatkan. Karena seseorang
akan berfikir beribu kali bila mau membunuh orang lain, sebab risikonya dia akan
diancam dibunuh lagi. Kalau seorang pencuri terbukti benar bahwa dia mencuri, maka
hukuman yang dijatuhkannya adalah potong tangan, maka seumur hidup orang akan
mengetahui kalau dia mantan pencuri. Demikian pula, kalau seorang perampok dijatuhi
hukuman potong tangan kanan dan kaki kiri secara bersilang, maka dia seumur hidupnya
tidak akan dapat membersihkan dirinya bahwa dia mantan perampok. Dampak dari
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 7

hukuman ini akan dapat membawa ketenangan dan kenyamanan hidup bermasyarakat
dan bernegara.
Ketiga, perlindungan terhadap keturunan. Islam sangat melindungi keturunan di
antaranya dengan menetapkan hukum dera seratus kali bagi pezina ghoiru muhshon
(perjaka atau gadis) dan rajam (lempar batu) bagi pezina muhshon (suami/istri,
duda/jand) (Al Hadits). (QS An Nuur, 24:2).
O4Og^-EO- O)+-EO-4
W-)-;_ E7 lg4 Egu+g)`
OwWg` E4-E_ W 4 7'O>
Ejgj O4O O) g1 *.- p) u7+L7
4pONLg`u> *.) gO4O^-4
@O=E- W ;Og;41^4 Eg4-EO4N
OEj*.C =}g)` 4-gLg`u^- ^g
2. perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman.
Ditetapkannya hukuman yang berat bagi pezina tidak lain untuk melindungi
keturunan. Bayangkan bila dalam 1 tahun saja semua manusia dibebaskan berzina
dengan siapa saja termasuk dengan orangtua, saudara kandung dan seterusnya, betapa
akan semrawutnya kehidupan ini.
Keempat, melindungi akal. Permasalahan perlindungan akal ini sangat menjadi
perhatian Islam. Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menyatakan, Agama
adalah akal, siapa yang tiada berakal (menggunakan akal), maka tiadalah agama
baginya. Oleh karenanya, seseorang harus bisa dengan benar mempergunakan akalnya.
Seseorang yang tidak bisa atau belum bisa menggunakan akalnya atau bahkan tidak
berakal, maka yang bersangkutan bebas dari segala macam kewajiban-kewajiban dalam
Islam. Misalnya dalam kondisi lupa, sedang tidur atau dalam kondisi terpaksa.
Kesimpulannya, bahwa hukum Allah hanya berlaku bagi bagi orang yang berakal atau
yang bisa menggunakan akalnya. Betapa sangat luar biasa fungsi akal bagi manusia, oleh
karena itu kehadiran risalah Islam di antaranya untuk menjaga dan memelihara agar akal
tersebut tetap berfungsi, sehingga manusia bisa menjalankan syariat Allah dengan baik
dan benar dalam kehidupan ini. Demikian pula, agar manusia dapat mempertahankan
eksistensi kemanusiaannya, karena memang akallah yang membedakan manusia dengan
makhluk-makhluk Allah yang lain. Untuk memelihara dan menjaga agar akal tetap
berfungsi, maka Islam mengharamkan segala macam bentuk konsumsi baik makanan,
minuman atau apa pun yang dihisap misalnya, yang dapat merusak atau mengganggu
fungsi akal. Yang diharamkan oleh Islam adalah khamar. Yang disebut khamar bukanlah
hanya sebatas minuman air anggur yang dibasikan seperti di zaman dahulu, tapi yang
dimaksud khamar adalah, setiap segala sesuatu yang membawa akibat memabukkan
(Al Hadits). Keharaman Khamar sudah sangat jelas, di dalam (QS. Al Maaidah,5:90).
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 8

Og^4C 4g~-.- W-EON44`-47
E^^) NO;C^- +OO^1E^-4
C=^-4 N^e-4 /;_jO ;}g)`
E4N ^}C^OO=- +O+lg[4-;_
7+UE 4pO)U^> ^_
90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan
anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu
perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu.
setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga
tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka
hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah
anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu,
sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak
ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
Ayat ini mengisyaratkan, bahwa seseorang yang dalam kondisi mabuk, berjudi,
berkorban untuk berhala dan mengundi nasib maka tergolong syaitan, karena sifat
syaitan sedang mengusai diri yang bersangkutan. Kalau khamar sudah dinyatakan haram,
maka keberadaannya baik sedikit maupun banyak tetap haram. Suatu saat salah seorang
sahabat mau mencoba mencampur khamar dengan obat, namun karena kehati-
hatiannya maka ditanyakanlah tentang hal ini kepada Nabi SAW sebagaimana dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Nabi SAW bersabda: Thariq bin Suwaid
ra bertanya kepada Nabi Saw tentang khamar dan beliau melarangnya. Lalu Thariq
berkata, Aku hanya menjadikannya campuran untuk obat. Lalu Nabi SAW bersabda
lagi, Itu bukan obat tetapi penyakit. Bahkan lebih tegas lagi Nabi SAW menyatakan,
Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan (HR Al
Baihaqi). Dalam hadits lain yang diriwayatkan Abu Daud, Nabi SAW menyatakan,
Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit sekaligus dengan obatnya, oleh karena itu
carilah obatnya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan. Sedangkan, dalam hadits
Riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi SAW menyatakan, Allah menurunkan penyakit dan
menurunkan obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh
orang yang tidak mengetahui. Betapa kerasnya peringatan ini yang dinyatakan, bahwa
berjudi dan minum khamar adalah perbuatan syaitan, karena dia lambat laun dapat
menghilangkan fungsi akal sehingga tidak mungkin yang bersangkutan bisa
melaksanakan kewajibannya sebagai hamba-Nya. Sebaliknya, Allah SWT sangat
menghargai orang-orang yang berhasil mengembangkan fungsi akalnya dengan benar
sesuai dengan syariat-Nya. Allah SWT berfirman (QS. Az Zumar,39:9) juga (QS. Faathir,
35:9).
;}E` 4O- 7egL~ 47.4^-47 ^O--
-4}Ec Vj*.~4 +OEO^4 E4O=E-
W-ON_O4C4 O4uO4O gO)4O ~ E-
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 9

OO4-OEC 4g~-.- 4pO+;4C
4g~-.-4 4pOU;4C E^^)
NO-EO4-4C W-O7q U4l^- ^_
9. (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.
+.-4 -Og~-.- EcO EE4C@O-
+OOg1+ 6O4E +OE4^OO _O)
l-4 ejOE` 4LuO4O;O gO)
4O- Eu4 Og@O4` _ ElgEOE
+OO=4- ^_
9. dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, Maka Kami
halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan
itu. Demikianlah kebangkitan itu.
Kelima, melindungi harta. Yakni dengan membuat aturan yang jelas untuk bisa
menjadi hak setiap orang agar terlindungi hartanya di antaranya dengan menetapkan
hukum potong tangan bagi pencuri. (QS. Al Maaidah, 5:38).
7-jOOO-4 O~jOOO-4
W-EONC^~ E_4CguC 7.-4OE_
E) 4l=OE 1E4^ =}g)` *.-
+.-4 NOCjG4N _1EO ^@g
38. laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Juga peringatan keras sekaligus ancaman dari Allah SWT bagi mereka yang memakan
harta milik orang lain dengan zalim, (QS. An Nisaa, 4:10).
Ep) 4g~-.- 4pOU4C 44O^`
_OE4-41^- U E^^) 4pOU4C
O) )_g^O7C+ -4O4^ W ]OU4OEc4
-LOOgEc ^
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-
nyala (neraka).
Keenam, melindungi kehormatan seseorang. Termasuk melindungi nama baik
seseorang dan lain sebagainya, sehingga setiap orang berhak dilindungi kehormatannya
di mata orang lain dari upaya pihak-pihak lain melemparkan fitnah, misalnya. Kecuali
kalau mereka sendiri melakukan kejahatan. Karena itu betapa luarbiasa Islam
menetapkan hukuman yang keras dalam bentuk cambuk atau Dera delapan puluh kali
bagi seorang yang tidak mampu membuktikan kebenaran tuduhan zinanya kepada orang
lain. Allah SWT berfirman (QS. An Nuur, 24:4) :
4g~-.-4 4pON`O4C geE4=^-
W-O>4C gOE4O)
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 10

47.-EOg+ -)U;_ 4-gL4
LE4-E_ 4 W-OU4l^> +O EEOgE+
-44 _ Elj^q4 N-
4pOOE^- ^j
4. dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik[1029] (berbuat zina) dan
mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu)
delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya.
dan mereka Itulah orang-orang yang fasik.
[1029] Yang dimaksud wanita-wanita yang baik disini adalah wanita-wanita yang Suci, akil balig
dan muslimah.
Juga dalam firman-Nya (QS. An Nuur,24:23) :
Ep) 4g~-.- ]ON`O4C ge4L=N^-
geUg4^- geE4g`u^-
W-ONLg7 O) 4Ou^O- jE4O=E-4
+O4 R-EO4N 7g4N ^g@
23. Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah[1033] lagi
beriman (berbuat zina), mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang
besar,

[1033] Yang dimaksud dengan wanita-wanita yang lengah ialah wanita-wanita yang tidak
pernah sekali juga teringat oleh mereka akan melakukan perbuatan yang keji itu.
Dan larangan keras pula untuk kita berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan dan
menggunjing terhadap sesama mukmin (QS. Al Hujurat, 49:12).
Og^4C 4g~-.- W-ONL4`-47
W-O+lg[4-;_- -LOOg1E =}g)` ^-}--
]) 4*u4 ^-}-- _^) W 4
W-OOOOOO_` 4 U4-^4C 7_u+ _u4
_ OUg47 4 p 4C =
gO1= 6-^14` +O+u-@O _
W-OE>-4 -.- _ Ep) -.- _-O>
7gOO ^g
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Ketujuh, melindungi rasa aman seseorang. Dalam kehidupan bermasyarakat,
seseorang harus aman dari rasa lapar dan takut. Sehingga seorang pemimpin dalam
Islam harus bisa menciptakan lingkungan yang kondusif agar masyarakat yang di bawah
kepemimpinannya itu tidak mengalami kelaparan dan ketakutan. Allah SWT berfirman,
(QS. Al Quraisy, 106:4) :
-Og~-.- _EE;C }g)` vON_
_E44`-474 ;}g)` OOE= ^j
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan.
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 11

Kedelapan, melindugi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam
menetapkan hukuman yang keras bagi mereka yang mencoba melakukan kudeta
terhadap pemerintahan yang sah yang dipilih oleh ummat Islam dengan cara yang
Islami. Bagi mereka yang tergolong Bughot ini, dihukum mati, digantung atau dipotong
secara bersilang supaya keamanan negara terjamin (QS. Al Maa-idah, 5:33).
E^^) W-744OE_ 4g~-.-
4pO+jOO47 -.- N.Oc4O4
4pOEO4C4 O) ^O- -1=O p
W-EOU+-NC u W-EO+:^U=NC u
E7-C> )_CguC _UN_O4 ;}g)`
-U= u W-OE4NC ;g` ^O- _
CgO _ /OuO= O) 4Ou^O- W
_4 O) jE4O=E- R-EO4N v1g4N
^@@
33. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan
membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan
dan kaki mereka dengan bertimbal balik[414], atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya).
yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka
beroleh siksaan yang besar,
[414] Maksudnya Ialah: memotong tangan kanan dan kaki kiri; dan kalau melakukan lagi Maka
dipotong tangan kiri dan kaki kanan.
Juga peringatan keras dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi SAW
menyatakan, Apabila datang seorang yang mengkudeta khalifah yang sah maka
penggallah lehernya.

Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 12

2.2 HAM
2.2.1 Definisi
Tonggak berlakunya HAM internasional ialah pada Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948 di Paris, Prancis. Disini tonggak deklarasi
universal mengenai hak asasi manusia yang mengakui hak setiap orang diseluruh dunia.
Deklarasi ini ditanda tangani oleh 48 negara dari 58 negara anggota PBB dan disetujui
oleh majelis umum PBB. Perumusan penghormatan dan pengakuan norma-norma HAM
yang bersifat universal, nondiskriminasi, dan imparsial telah berlangsung dalam sebuah
proses yang sangat panjang.
Sejarah awal hak asasi manusia di barat berkembang sejak tahun 1215 yaitu dalam
Magna Charta yang berisi aturan mengenai tindakan dan kebijakan negara supaya tidak
berjalan sewenang-wenang. Isi dari Magna Charta ialah bermaksud untuk mengurangi
kekuasan penguasa. Usaha untuk diadakannya Magna Charta ini dimulai dari perjuangan
tuan tanah dan gereja untuk membatasi kekuasaan raja dan para anggota keluarga.
Pada periode awal ini hubungan antara isi dasar HAM adalah mengenai (hubungan)
antara anggota masyarakat yang berada dibawaha kekuasaan yang diatur kebendaanya.
Sekelompok tuan tanah dan ksatria menggalang kekuatan dan mereka berhasil
mendesak raja untuk tidak lagi memberlakukan tindakan penahan, penghukuman dan
perampasan benda benda secara sewenag-wenang. Raja Jhon terpaksa menyetujui
tuntutan ini dengan memberikan cap pengesahan yang berlangsung pada juni 1215 di
Runnymede, sebuah padang rumput di pinggir sungai Thames. Isi dari Magna Charta ini
ada tiga. Pertama, raja dilarang menarik pajak sewenang wenang. Kedua, pejabat
pemerintah dilarang mengambil jagung dengan tanpa membayar. Dan yang ketiga, tidak
seorang pun dapat dipenjara tanpa saksi yang jelas. Pengesahan ini menjadi dokumen
tertulis yang pertama tentang hak-hak tuan tanah, gereja, ksatria dan orang merdeka
atau orang sipil yang belum menikmati kebebasan.
Berlanjut setelah keberhasilan tuan tanah, bangsawan dan orang merdeka untuk
memperjuangkan hak-hak mereka di hadapan raja membangkitkan kesadaran
diberbagai kalangan masyarakat terhadap pentingnya hak-hak untuk dihormati dan
dilindungi. Pada 1628, kaum bangsawan menuntut hak-hak mereka kepada raja. Mereka
mencetuskan Petition Of Right. Yang menuntut sebuah negara yang konstitusional,
termasuk didalamnya fungsi parlemen dan fungsi pengadilan. Jhon locke (1632-1704)
bersama lord Ashley merumuskan tuntutan bagi toleransi beragama. Selain itu, juga
menyatakan bahwa semua orang diciptakan sama dan memiliki hak-hak alamiah yang
tidak data dicabut seperti hak untuk hidup, kemerdekaan hak milik dan hak untuk
meraih kebahagiaan.
Salah satu karya Locke yang terkenal ialah second treaties on civil government yang
berisi mengenai negara atau pemerintah harus berfungsi untuk melindungi hak milik
pribadi. Pemerintah dibentuk guna menjamin kehidupan, harta benda dan
kesejahteraan rakyat. Gagasan locke ini sesuai dengan perkembangan didalam
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 13

masyarakat inggris yang mulai berubah dari nehgara kerajaan yang absolut menuju
kerajaan yang konstitusional.
Pada 1653 instrument of government berhasil didesakkan. Pembatasan kekuasaan
raja semakin dikukuhkan dengan lahirnyaHabeas Corpus Act pada Mei 1679. Lonceng
kebebasan terus berdentang dan pada 16 desember 1689 Bill Of Rights lahir. Mereka
tidak hanya berhasil membebaskan diri dari kesewenangan raja. Dan mereka juga
berhasil membentuk parlemen yang mempunyai kewenangan untuk mengontrol
kekuasaan raja. Itulah sekilas sejarah awal dari HAM yang berkembang di barat
khususnya yang berkembang diwilayah Inggris.
Ada tiga prinsip utama dalam pandangan normatif hak asasi manusia, yaitu berlaku
secara universal, bersifat non-diskriminasi dan imparsial. Prinsip keuniversalan ini
dimaksudkan agar gagasan dan norma-norma HAM telah diakui dan diharapkan dapat
diberlakukan secara universal atau internasional. Prinsip ini didasarkan atas keyakinan
bahwa umat manusia berada dimana-mana,disetiap bagian dunia baik di pusat-pusat
kota maupun di pelosok pelosok bumi yang terpencil. Berdasar hal itu ham tidak bisa
didasarkan secara partikular yang hanya diakui kedaerahahan dan diakui secara local.
Prinsip kedua dalam norma HAM adalah sifatnya yang non-diskriminasi. Prinsip ini
bersumber dari pandangan bahwa semua manusia setara (all human being are equal).
Pandangan ini dipetik dari salah satu semboyan Revolusi Prancis, yakni persamaan
(egalite). Setiap orang harus diperlakukan setara. Seseorang tidak boleh dibeda-bedakan
antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi latar belakang kebudayaan sosial dan
tradisi setiap manusia diwilayahnya berbeda-beda. Hal ini tidak bisa dipandang sebagai
suatu hal yang negatif, melainkan harus dipandang sebagai kekayaan umat manusia.
Karena manusia berasal dari keanekaragaman warna kulit seperti kulit putih,hitam,
kuning dan lainnya. Keanekaragam kebangsaan dan suku bangsa atau etnisitas.
Kenekaragaman agama juga merupakan sesuatu hal yang mendapat tempat dalam sifat
non-diskriminasi ini. Pembatasan sesorang dalam beragama merupakan sebuah
pelanggaran HAM.
Prinsip ketiga ialah imparsialitas. Maksud dari prinsip ini penyelesaian sengketa
tidak memihak pada suatu pihak atau golongan tertentu dalam masyarakat. Umat
manusia mempunyai beragam latar belakang sosial aupun latar belakang kultur yang
berbeda antara satu dengan yang lain hal ini meupakan sebuah keniscayaan. Prinsip
imparsial ini diimaksudkan agar hukum tidak memihak pada suatu golongan. Prinsip ini
juga dimaksudkan agar pengadilan sebuah kasus diselesaikan secara adil atau tidak
meihak pada salah satu pihak. Pemihakan hanyalah pada norma-norma ham itu sendiri.
Terdapat dua garis besar pembagian hak asasi manusia yaitu Hak Negatif dan Hak Positif.
Pembagian hak-hak ini berhubungan dengan dengan ukuran keterlibatan negara dalam
pemenuhan hak asasi manusia. Pembagian ini tidak berdasarkan baik atau buruk dalam
hak yang terkandung di dalamnya.
Mengenai Hak Negatif adalah hak meminimalkan peran campur tangan negara,
maka semakin terpenuhi pula hak-hak sipil dan politik. Sebaliknya, bila negara terlalu
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 14

banyak melakukan campur tangan, maka semakin terhambat pula pelaksanaan hak-hak
sipil politik warganya. Peminimalisiran peran negara dalam pemenuhan hak-hak sipil dan
politik karena hak-hak yang berkaitan dengan sipil dan politik adalah hak yang berkaitan
dengan kebebasan. Karena sebagian besar kandungan hak-hak sipil politik adalah hak-
hak atas kebebasan (rights to liberty).
Hak yang terkandung dalam hak sipil dan politik ada dua puluh dua hak. Pertama
hak atas kehidupan, karena hidup seseorang harus dilindungi. Kedua hak untuk tidak
disiksa dan diperlakukan secara keji. Karena setiap orang berhak untuk memperoleh
perlakuan secara manusiawi dan tidak merendahkan martabat. Ketiga, hak untuk tidak
dperbudak dan dipekerjakan secara paksa. Keempat, hak atas kebebasan dan
keselamatan pribadi. Kelima, hak setiap orang yang ditahan untuk diperlakukan secara
manusiawi. Keenam, hak setiap orang untuk tidak dipenjara akibat tidak mampu
memenuhi kewajiban kontrak. Ketidakmampuan sesorang dalam memenuhi suatu
perjanjian kontrak, tidak boleh dipenjara. Hanya boleh melalui hukum perdata hanya
melalui penyitaan. Ketujuh, hak atas kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal.
Kedelapan hak setiap warga asing. Kesembilan, hak atas pengadilan yang berwenang,
independen dan tidak memihak. Kesepuluh, hak atas perlindungan dari kesewenangan
hukum pidana. Kesebelas, hak atas perlakuan yang sama didepan hukum. Keduabelas,
hak atas urusan pribadi. Ketigabelas, hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan
beragama. Keempatbelas, hak berpendapat dan berekspresi. Kelimabelas, hak atas
kebeasan berkumpul. Keenambelas, hak atas kebebasan berserikat. Ketujuh belas, hak
untuk menikah dan membentuk keluarga. Kedelapanbelas, hak anak atas perlindungan
bagi perkembangannya. Kesembilanbelas, hak untuk berpartisipasi dalam politik.
Keduapuluh, hak atas kedudukan dan perlindungan yang sama didepan hukum.
Keduapuluhsatu, hak bagi golongan minoritas. Keduapuluhdua, larangan propaganda
perang dan diskriminasi.
Selain hak hak sipil dan politik diatas hak asasi manusia juga mencakup hak dalam
bidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak ini termasuk dalam pembagan hak positif yang
mengusahakan peran negara secara maksimal dalam pemenuhannya. Adanya hak ini
dalam HAM universal adalah buah dari perdebatan blok sosialis eropa timur dengan blok
liberal. Karena blok sosialis lebih berpegangan pada ekonomi sebagai dasar masyarakat.
Kebijakan negara sosialis lebih menitikberatkan pada pemenuhan hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya seperti pendidikan gratis. Sedangkan masyarakat blok liberal lebih
menekankan manusia sebagai individu yang bebas. Namun, akhirnya usulan dari blok
sosialis diterima. Sehingga HAM universal menganjurkan melindungi dan memnuhi hak-
hak ekonomi, sosial dan budaya setiap warganya.
Pengakuan dan perlindungan universal atau jaminan normatif atas terpenuhinya
hak-hak ekonomi, sosial dan budaya tercantum dalam Kovenan Internasional Hak-Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya (international covenant on economic, social and culture
rights). Ada sepuluh hak yang diakui dalam kovenan tersebut. Hak-hak tersebut dapat
diuraikan sebaagai berikut.
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 15

Pertama, hak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya. Kedua, hak
atas pekerjaan. Ketiga, hak atas upah yang layak, kondisi kerja yang aman dan sehat,
peluang karir dan liburan. Keempat, hak berserikat dan mogok kerja bagi buruh. Kelima,
hak atas jaminan sosial. Keenam, hak atas perlindungan keluarga termasuk ibu dan anak.
Ketujuh, hak atas standar hidup yang layak, yakni sandang, pangan dan perumahan.
Kedelapan, hak atas kesehatandan lingkungan yang sehat. Kesembilan, hak atas
pendidikan. Kesepuluh, hak untuk berpartisipasi dalam kebudayaan.
Itulah sekilas gambaran singkat mengenai HAM internasional. Dari mulai sejarah awal
Magna Charta sampai ke isi dari HAM internasional yang dibagi atas dua pokok garis
besar yaitu hak positif dan hak negatif. Kedua hak itu didasarkan atas partisipasi negara
dalam pemenuhannya.

2.2.2 HAM dalam Islam
Pertanyaan adakah HAM dalam Islam harus dirunut secara sejarah dialektika HAM
dalam Islam. Menurut Anas Urbaningrum hak asasi manusia atau lebih dikenal manusia
modern sebagai HAM, telah lebih dahulu diwacanakan oleh Islam sejak empat belas
abad silam. Hal ini memberi kepastian bahwa pandangan Islam yang khas tentang HAM
sebenarnya telah hadir sebelum deklarasi universal HAM PBB pada 18 Shafar 1369
Hijriyah atau bertepatan dengan 10 Desember 1948 Masehi (Anas, 2004;91). Secara
internasional umat Islam yang terlembagakan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI)
pada 5 Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi tentang HAM dari perspektif Islam.
Deklarasi yang juga dikenal sebagai Deklarasi Kairo mengandung prinsip dan
ketentuan tentang HAM berdasarkan syariah (Azra).
HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu (Anas
Urbaningrum, 2004;91). Ini dibuktikan oleh adanya Piagam Madinah (mitsaq Al-
Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota Madinah. Dalam
Dokumen Madinah atau Piagam Madinah itu berisi antara lain pengakuan dan
penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani
maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dari
pengakuan terhadap semua pihak untuk bekerja sama sebagai satu bangsa, didalam
piagam itu terdapat pengakuan mengenai HAM bagi masing-masing pihak yang
bersepakat dalam piagam itu. Secara langsung dapat kita lihat bahwa dalam piagam
madinah itu HAM sudah mendapatkan pengkuan oleh Islam
Memang, terdapat prinsip-prinsip HAM yang universal; sama dengan adanya
perspektif Islam universal tentang HAM (huqul al-insan), yang dalam banyak hal
kompatibel dengan Deklarasi Universal HAM (DUHAM). Tetapi juga harus diakui,
terdapat upaya-upaya di kalangan sarjana Muslim dan negara Islam di Timur Tengah
untuk lebih mengkontekstualisasikan DUHAM dengan interpretasi tertentu dalam Islam
dan bahkan dengan lingkungan sosial dan budaya masyarakat-masyarakat Muslim
tertentu pula.
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 16

Islam sebagai agama universal membuka wacana signifikan bagi HAM. tema-tema
HAM dalam Islam, sesungguhnya merupakan tema yang senantiasa muncul, terutama
jika dikaitkan dengan sejarah panjang penegakan agama Islam. Menurut Syekh Syaukat
Hussain yang diambil dari bukunya Anas Urbaningrum, HAM dikategotrikan dalam dua
klasifikasi. Pertama, HAM yang didasarkan oleh Islam bagi seseorang sebagai manusia.
Dan kedua, HAM yang diserahkan kepada seseorang atau kelompok tertentu yang
berbeda. Contohnya seperti hak-hak khusus bagi non-muslim, kaum wanita, buruh,
anak-anak dan sebagainya, merupakan kategori yang kedua ini (Anas, 2004;92).
Berdasarkan temuan diatas akan kita coba mencari kesamaan atau kompatibilitas
antara HAM yang terkandung dalam Islam. Akan kita coba membagi hak asasi manusia
secara klasifikasi hak negatif dan hak positif. Dalam hal ini hak negatif yang dimaksud
adalah hak yang memberian kebebasan kepada setiap individu dalam pemenuhannya.
Yang pertama adalah hak negatif yaitu memberikan kebebasan kepada menusia dalam
pemenuhannya. Bebrapa yang dapat kita ambil sebagai contoh yaitu:
Hak atas hidup, dan menghargai hidup manusia. Islam menegaskan bahwa
pembunuhan terhadap seorang manusia ibarat membunuh seluruh umat manusia. Hak
ini terkandung dalam surah Al-Maidah ayat 63 yang berbunyi :
Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil, bahwa: barang siapa
yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,
atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memlihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa)
keternagan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantar amereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS 5;63)
Hak untuk mendapat perlindungan dari hukuman yang sewenang-wenang. yaitu
dalam surat Al Anam : 164 dan surat Fathir 18 yang masing masing berbunyi :
~ 4OOEN *.- / =4O
4O-4 O4O ]7 7/E* _ 4 CUO'> O
`^4^ ) OgOU4 _ 4 +O@O> E4O)e-4
4O^ej O4Ou=q _ _O) 7)4O
7N_OO 7N)Ol4[NO E)
+L7 gO1g 4pO)U4-^C` ^gj
164. Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan
bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali
kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[526].
kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang
kamu perselisihkan."
4 +O@O> E4O)e-4 4O^ej O4Ou=q _
p)4 7v;> N-u1N` _O) E_)UuO
E^47 +OuLg` E7/E* O4 4p~E -O
-O.O~ E^^) +OOL> 4g~-.-
]O4=^C g44O jU^O4^)
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 17

W-ON`~4 E_OUO- _ }4`4 _O+.4O>
E^^) _O+.4O44C gOO^4Lg _ O)4
*.- +OOE^- ^g
18. dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain[1252]. dan jika
seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu
Tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum
kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang
takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihatNya[1253] dan mereka
mendirikan sembahyang. dan Barangsiapa yang mensucikan dirinya, Sesungguhnya ia
mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allahlah kembali(mu).
Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa ayat 58
dan surat Al Hujurat ayat 6 yang berbunyi :
Ep) -.- 7NON`4C p W-1E>
ge4L4`- -O) E_)Uu- -O)4
+;EO 4u-4 +EEL- p W-O7^4`
;E^) _ Ep) -.- +gg^
7Og4C gO) Ep) -.- 4p~E
OgE- -LOO4 ^)g
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.
Og^4C 4g~-.- W-EONL4`-47 p)
747.~E} l-c 4:4[) W-EON4EO4:4-
p W-O+l1> `O~ l-E_O_
W-O):+- _O>4N 4` +UE
4-g`g4^ ^g
6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal
atas perbuatanmu itu.
Hak atas kebebasan beragama memilih keyakinan berdasar hati nurani. Yang bisa
kita lihat secara tersirat dalam surat Al Baqarah ayat 256 dan surat Al Ankabut ayat 46
yang berbunyi:
E-4O^) O) g].- W ~ 4E-4:E>
;-OO- =}g` +]/E^- _ }E O'4C
gO7-C) -;g`uNC4 *.) g
El=O;4-c- jE4ON^)
_O^+O^- 4=g^- EO +.-4
77OgE- N7)U4 ^g)g
256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada
Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 18

Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui. (QS 2;256)
4 W-EO7gO_q` u- U4-:^-
) /-) "Og- }=O;O )
4g~-.- W-OU _u4g` W
W-EO7O~4 EL4`-47 -Og~-.) 4@O^q
4L^1) 4@O^q4 :O)
E4_)4 7_)4 /g4
}^44 +O 4pO)UON` ^jg
46. dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang
paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka[1154], dan Katakanlah:
"Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Kami dan yang
diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-
Nya berserah diri". (QS 29;46)
Dan masih banyak hak-hak lain yang dijamin dalam Islam yang tercantum dalam Al-
Quran.

























Hukum dan HAM dalam Islam

Kelompok 3 19






BAB III
Kesimpulan


Islam merupakan agama mulia yang mengatur segala sisi kehidupan, salah lah
anggapan bahwa islam adalah agama yang biadab karena sudah jelas aturan dan tujuan
adanya aturan itu tidak lebih untuk kebaikan dan kebutuhan manusia, dan juga bisa
dilihat bahwa islam sangat mendukung Hak Asasi Manusia, bisa dilihat dari-aturan-
aturannya yang tertuju pada perlindungan manusia.

You might also like