Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kimia organic semester genap Jurusan teknik kimia universitas riau
DISUSUN OLEH :
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Afriandi Ahmed Al-syaid Amalia Ardiana Anggi Pratama M.Taufik Kurniawan Rio Andika
DOSEN PEMBIMBING :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat KaruniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat dan kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas yang diberikan serta untuk menambah pengetahuan pembaca tentang Asam Karboksilat pada mata kuliah Kimia Organik. Kami haturkan terima kasih kepada bapak Drs. Irdoni HS, MS. yang telah membimbing kami dalam mempelajari mata kuliah Kimia Organik, kemudian kepada teman-teman sejawat yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Tetapi kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian makalah ini, maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
Pekanbaru,
Maret 2010
Kelompok
Page 2
Daftar Isi
Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Flow Chart 2 3 5 6
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN II.1 Definisi Asam Karboksilat II.2 Penamaan Asam Karboksilat II.3 Isomer Asam Karboksilat II.4 Sifat-sifat Asam Karboksilat II.4.1 Sifat Spektral Asam Karboksilat II.4.2 Bagaimana Struktur Mempengaruhi Kuat Asam
7 7 7 8 9 9 9 12 13 15 17
II.5 Keasaman dan Ketetapan Keasaman II.6 Reaksi-reaksi Pembuatan Asam Karboksilat II.7 Reaksi-reaksi Senyawa Asam Karboksilat II.7.1 Reaksi Asam Karboksilat dengan Basa
33 35 43 46
50
Page 3
II.7.3 Reduksi Asam Karboksilat II.8 Kegunaan Asam Karboksilat BAB III KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV PERTANYAAN
54 55 59 60
Daftar Pustaka
63
Page 4
Daftar Tabel
1. Tabel II.1 Asam-asam karboksilat alifatik 2. Tabel II.2 Sifat fisik beberapa asam karboksilat 3. Tabel II.3 Resapan inframerah karakteristik untuk asam-asam karboksilat 4. Tabel II.4 Harga pKa beberapa asam karboksilat 5. Tabel II.5 Harga pKa untuk beberapa asam benzoate 6. Tabel II.6 Tetapan ionisasi beberapa asam 11 15 17 18 30 35
Page 5
Page 6
Daftar Gambar
1. Gambar 1. Ikatan Hidrogen pada Asam Karboksilat 2. Gambar 2. Kenaikan Kekuatan Asam 3. Gambar 3. Halida Asam bereaksi dengan H2O 4. Gambar 4. Kenaikan keelektronegatifan unsure 5. Gambar 5. Kenaikan Kuat Asam 6. Gambar 6. Kenaikan Kuat Basa 7. Gambar 7. Kenaikan Jari-Jari Atom 8. Gambar 8. Kenaikan Kuat Basa 9. Gambar 9. Kenaikan Kekuatan Asam 10. Gambar 10. Kenaikan Kekuatan Basa 11. Gambar 11. Pengaruh Muatan Positif 12. Gambar 12. Pengaruh Muatan Positif dan Negatif 13. Gambar 13. Kekuatan Asam 14. Gambar 14. Pengaruh Cl dan COOH 15. Gambar 15. Kenaikan Kereaktifan Alkohol 16. Gambar 16. Kenaikan Kereaktifan Alkohol Berdasarkan Gugus Samping 17. Gambar 17. Pembuatan Ester 15 18 19 20 20 21 22 22 23 23 24 25 26 27 52 52 53
Page 7
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Asam Karboksilat
Asam karboksilat disebut golongan asam alkanoat. Asam karboksilat merupakan senyawa karbon yang mempunyai gugus karboksil COOH. Istilah karboksil berasal dari dua gugus, yaitu gugus karbonil (-CO-) dan gugus hidroksil (-OH). Asam karboksilat merupakan turunan dari alkana dimana sebuah atom H dari alkana diganti gugus COOH. Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH atau CnH2nO2. Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karbonil (COOH ), misalnya : asam formiat, asam asetat, asam propionnat, asam butirat, dan lain-lain. Asam asetat dapat dihasilkan dengan mereaksikan Na-asetat dengan K-hidrosulfat. Suatu ester karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R yang berupa alkil atau aril. Ester ini dapat di bentuk dengan mereaksikan langsung suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Reaksi ini di sebut reaksi esterifikasi, yang berkataliskan asam dan bersifat reversibel.
Apa yang dimaksud dengan asam karboksilat ? Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia asam karboksilat ? Bagaimana cara penulisan tata nama asam karboksilat ? Bagaimana reaksi-reaksi pembuatan asam karboksilat ? Apa saja reaksi-reaksi senyawa asam karboksilat ? Apa saja kegunaan dari asam karboksilat ?
Page 8
Mengetahui definisi dari asam karboksilat Mengetahui sifat fisik dan sifat kimia asam karboksilat Mengerti akan cara penulisan tata nama asam karboksilat Mengerti akan reaksi-reaksi pembuatan asam karboksilat Mengetahui reaksi-reaksi asam karboksilat Mengetahui kegunaan dari asam karboksilat
Page 9
BAB II PEMBAHASAN
II.1 DEFINISI ASAM KARBOKSILAT Asam organic yang paling penting adalah asam-asam karboksilat. Gugus fungsinya adalah gugus karboksil . Kependekan dari dua bagian yaitu gugus karboksil dan hidroksil. Asam karboksilat juga merupakan senyawa karbon turunan alkana. Rumus umum asam karboksilat dapat dipanjangkan atau dipendekan seperti : O C-OH gugus karboksil O R C OH atau RCOOH atau RCO2H
1. Nama IUPAC
Pada system IUPAC nama asam diturunkan dari nama alkana, akhiran a diganti dengan oat di depannya ditambah kata asam, jadi senyawa ini disebut golongan asam alkanoat.
Untuk senyawa yang mempunyai isomer, tata namanya sama seperti pada aldehid karena gugus fungsinya sama-sama berada pada ujung rantai C. Cara penamannya sebagai berikut . (a) Rantai pokok adalah rantai yang paling panjang yang mengandung gugus fungsi. Nama alkanoat sesuai nama rantai pokok diberi akhiran oat. (b) Penomoran dimulai dari gugus fungsi
Page 10
(c) Penulisan nama dimulai dengan nama cabang atau gugus lain yang diisusun menurut abjad kemudian nama rantai pokok. Karena gugus fungsi pasti nomor satu, jadi nomor gugus fungsi tidak perlu disebutkan. Contoh :
O
CH3-CH-C-OH
CH3
Asam 2-metilpropanoat
CH3-CH-CH2-CH-C-OH
CH3 NH2
Asam 2-amino-4-metilpentanoat
CH3 O
CH3-CH-CH2-C-OH Cl
Asam 3-klorobutanoat
CH3-CH-CH2- C C-OH
OH CH3
Asam 4-hidroksi-2,2-dimetilpentanoat
Asam karboksilat yang mempunyai dua gugus fungsi disebut asam alkanadioat. Sedangkan, asam yang mempunyai tiga gugus fungsi disebut asam alkanatrioat.
Contoh :
O O
HO-C-C-OH
Asam 1,2-etanadioat (asam oksalat)
HO-C-CH2-C-OH
Asam 1,3-propanadioat (asam malonat)
Page 11
H2C-C-OH
O
HC-C-OH
O
CH3 O
CH3-C
CH3
C-OH
H2C-C-OH
Asam 1,3,5-pentanatrioat (asam sitrat)
Asam 2,2-dimetilpropanoat
Nama lazim asam karboksilat diambil dari nama asal asam tersebut di alam.
Tabel II.1 Asam-asam karboksilat alifatik Atomatom karbon 1 HCOOH Semut (Latin, formica) Asam rformat 2 CH3COOH Cuka`(Latin, acetum) Asam asetat 3 CH3CH2COOH Susu(Yunani,protos pion=lemak pertama) 4 CH3(CH2)2 COOH Mentega butyrum) 5 CH3(CH2)3COOH Asam propionate Asam propanoat Asam butanoat Asam metanoat Asam etanoat Rumus Sumber Nama Biasa Nama IUPAC
CH3(CH2)4 COOH
Kambing
Page 12
(Yunani, oenanthe) 8 CH3(CH2)6 COOH Kambing caper) 9 CH3(CH2)7 COOH Pelaronium pelargos) 10 CH3(CH2)8 COOH Kambing caper)
II.3 ISOMER ASAM KARBOKSILAT Seperti alkanal, asam karboksilat juga tidak mempunyai isomer posisi karena gugus fungsinya di ujung rantai C. Karena yang dapat berubah hanya stuktur alkil maka isomernya adalah isomer struktur. Isomer struktur asam karboksilat dimulai dari asam butanoat. Contoh : O 1) Isomer struktur C4H9C OH ada dua, yaitu :
CH3-CH2-CH2-C-OH
Asam Butanoat
CH3-CH2-CH-C-OH
CH3
CH3-CH2-CH-C-OH
CH3
Asam 2-metilbutanoat
CH3-CH-CH2-C-OH
CH3
Asam 3-metilbutanoat
CH3 O
CH3-C
CH3
C-OH
Asam 2,2-dimetilpropanoat
Anggota-anggota pertama dari asam karboksilat adalah cairan tak berwarna dengan bau yang menyengat. Cuka adalah larutan 4 atau 5% asam asetat, baud an rasanya khas. Asam butirat berasal dari mentega tengik, asam-asam kaproat,kaprilat, dan kaprat berbau kambing.
Sebagaimana diramalkan dari strukturnya, asam karboksilat bersifat polar seperti halnya alcohol. Asam karboksilat membentuk ikatan hydrogen dengan sesamanya atau dengan molekul lain. Karena itu titik didihnya lebih tinggi dibandingkan dengan alcohol dengan bobot molekul yang hampir sama. Misalnya, asam asetat dan n-propil alcohol
mempnuyai bobot molekul sama (60) tetapi titik didihnya berturut-turut 118C dan
Senyawa Asam Karboksilat Page 14
97C. penetapan bobot molekul menunjukan bahwa asm-asam format dan asetat merupakan dimer dalam pelarut non polar, sekalipun dalam keadaan gasnya. Dua molekul saling berpegangan melalui ikatan hydrogen.
Ikatan hidrogen
O R C O
O C R
O
Ikatan hidrogen
Ikatan hydrogen juga menjelaskan sifat-sifat kelarutan air pada asam-asam karboksilat berbobot molekul rendah.
Beberapa point tentang sifat fisis dan kimia asam karboksilat , diantaranya adalah Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril (Ar-COOH) Asam dengan jumlah C 1 4 : larut dalam air Asam dengan jumlah C = 5 Asam dengan jumlah C > 6 : sukar larut dalam air : tidak larut dalam air
TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama. Suku-suku rendah mudah larut dalam air. Makin banyak atom C dalam molekul kelarutan akan semakin berkurang. Senyawa yang berwujud padat tidak larut dalam air. Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya terdapat ikatan hydrogen. Merupakan asam lemah. Makin panjang rantai C makin lemah kekuatan asamnya. Contoh beberapa sifat fisis dari asam karboksilat diantaranya adalah
Page 15
Tabel II.2 Sifat fisik beberapa asam karboksilat Nama Td C tl C Kelarutan g/100 g H2O pada 25C Format Asetat Propanoat Butanoat Kaproat Kaprilat Kaprat Benzoate 101 118 141 164 205 240 270 249 8 17 -22 -8 -1.5 17 31 122 10 0.06 0.01 0.4 (but 6,8 at 95C) Bercampur ()
a. Spektra Inframerah Asam karboksilat, baik sebagai cairan ataupun dalam larutan dengan konsentrasi di atas 0,01 M, berada terutama dalam bentuk dimer berikatanhidrogen, bukannya dalam bentuk monomer diskrit (discrete). Karena itu spectrum inframerah asam karboksilat adalah spectrum dari dinernya. Karena adanya ikatan hydrogen, resapan uluran OH (dari) asam-asam karboksilat sangat lebar dan intensif. Resapan OH ini mulai sekitar 3300 cm-1 (3,0 m) dan melandai ked lam daerah resapan karbon-hidrogen alifatik (lihat gambar II.1). Lebarnya pita OH asam karboksilat seringkali dapat mengaburkan resapan CH aromatic dan alifatik, maupun resapan OH atau NH lainnya didalam spectrum itu.
Page 16
Resapan karbonil dijumpai pada kira-kira 1700-1725 cm-1 (5,8-5,88 m), dengan intensitas yang cukup kuat. Konjugasi menggeset resapan ini frekuensi yang lebih rendah: 1680-1700 cm-1 (5,9-5,95 m).
Daerah sidik jari dalam spectrum inframerah suatu asam karboksilat seringkali menunjukan uluran C O dan tekukan OH ( lihat table II.3). Getaran tekukan OH lainnya (dari) dimer itu menimbulkan resapan lebar di dekat 925 cm-1 (10,8 m).
b. Spektra nmr
Dalam spectrum nmr, resapan proton asam (dari) suatu asam karboksilat nampak sebagai suatu singlet jauh dibawah medan ( = 10-13 ppm), diuar skala dari rentang spectra yang biasa. Proton alfa hanya sedikit sekali dipengaruhi oleh gugus C=O; resapnnya sedikit dibawah medan (sekitar 2,2 ppm) karena efek induktif (dari) karbon karbonil yang positif parsial. Tidak terdapat pola penguraian yang unikk, yang dikaitkan dengan gugus asam karboksilat, karena proton karboksilat tidak mempunyai tetangga proton.
Tabel II.3 Resapan inframerah karakteristik untuk asam-asam karboksilat Posisi serapan Tipe getaran Cm-1 Uluran O-H Uluran C=O Uluran C=O Tekukan O-H Tekukan O-H (dimer)
Senyawa Asam Karboksilat
Posisi serapan
Hanya asam karboksilat, asam sulfonat (RSO3H), dan alkil hydrogen sulfat (ROSO3H) yang merupakan kelompok-kelompok senywa organic yang lebih asam daripada asam karbonat (H2CO3). Dari ketiga kelas ini, sejauh ini asam karboksilat adalah yang paling lazim.
RCH3 RNH2 RC
Kuat asam adalah suatu istilah yang menjelaskan sejauh mana ionisai suatu asam Bronsted dalam air; makin besar ionisasinya, makin banyak ion hydrogen yang terbentuk dan makin kuat asam itu. Kuat asam dinyatakan oleh Ka atau pKa nya (lihat table II.4). Dalam sub-bab ini, akan kita bahas sifat-sifat struktur umum yang menpengaruhi kuat asam suatu senyawa organic. Akan ditekankan pada asam karboksilat, tetapi pembahasan tidak dibatasi hanya untuk senyawa ini.
Reaksi suatu asam lemah dengan air bersifat reversible. Kesetimbangan terletak pada sisi persamaan, yang energinya lebih rendah. Sifat struktur apa saja yang menstabilkan anion dibandingkan dengan asam konjugasinya, akan menambah kuat asam dengan cara menggeser letak kesetimbangan kea rah sisi H3O dan anion (A-).
Page 18
Tabel II.4 Harga pKa beberapa asam karboksilat Nama Trivial Format Asetat Propionat Butirat Trimetilasetat Fluoroasetat Kloroasetat Bromoasetat Iodoasetat Dikloroasetat Trikloroasetat -kloropropionat -kloropropionat Laktat Vinilasetat Struktur HCO2H CH3CO2H CH3CH2CO2H CH3(CH2)2CO2H (CH3)3CCO2H FCH2CO2H ClCH2CO2H BrCH2CO2H ICH2CO2H Cl2CHCO2H Cl3CCO2H CH3CHClCO2H ClCH2CH2CO2H CH3CHCO2H CH2=CHCH2CO2H pKa 3,75 4,75 4,87 4,81 5,02 2,66 2,81 2,87 3,13 1,29 0,7 2,8 4,1 3,87 4,35
Energi lebih rendah berarti HA asam yang lebih kuat
HA + H2O
H30+ + A-
Gambat 3. Halida asam bereaksi dengan H2O Faktor-faktor utama yang mempengaruhi kestabilan A-, dan dengan demikian juga mempengaruhi kuat asam HA, adalah: (1) keelektronegativan atom yang mengemban muatan negative dalam A-; (2)ukuran A-; (3) hibridisasi atom yang mengemban muatan negative dalam A-;(4) efek induktif atom-atom atau gugus-gugus lain yang terikat pada atom negative dalam A-; (5) stabilisasiresonansi A-; dan (6) solvasi A-Secara bergiliran sifat-sifat ini akan dibahas
Page 19
dibawah ini, namun perlu selalu diingat bahwa sifat-sifat ini tidak bekerja sendiri-sendiri tanpa berkaitan.
A. keelektronegatifan
Sebuah atom yang lebih elektronegatif mengikat electron-elektron ikatan dengan lebih erat daripada atom yang kurang elekronegatif. Dalam pembandingan anion, anion dengan atom yang lebih stabil. Oleh karena itu, bila dimulai dari kiri ke kanan dalam Daftar Berkala, akan dijumpai bahwa unsure-unsur membentuk anion yang makin stabil dan bahwa konjugasinya makin kuat.
R3C-H
R2N-H
RO-H
F-H
Kuat basa (dari) basa konjugasinya justru terbalik. Anion suatu asam y ang sangat lemah merupakan basa yang sangat kuat, sedangkan anion asam yang lebih kuat akan merupakan basa yang lebih lemah.
Page 20
R3C-
R2N-
RO-
F-
Sebagai contoh, perhatikan reaksi ionisasi dari etanol dan HF dalam air. Sebagai suatu unsure, F lebih eletronegatif daripada O. Jadi, ion fluoride lebih mampu mengemban muatan negative daripada ion alkoksida. Meskipun HF suatu asam lemah, tetapi merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada etanol. Sebaliknya ion fluoride merupakan basa yang lebih lemah daripada ion etoksida.
CH3CH2OH + H20
Asam lebih lemah pKa = 16
CH3CH2O- + H3O+
Basa lebih kuat
Page 21
HF + H2O
Asam lebih kuat pKa = 3,45
F- + H3O+
basa lebih lemah
B. Ukuran
Atom yang lebih besar mampu menyebar suatu muatan negative ddengan baik daripada atom kecil. Penyebaran muatan akan menyebabkan penstabilan. Jadi makin besar ukuran atom yang mengikat H dalam suatu deret senyawa dalam grup mana saja dari Daftar Berkala, kestabilan anionnya akan bertambah, demikian pula kuat asamnya. Karena ukuran atom fluor yang kecil itu, HF merupakan asam yang lebih lemah daripada hydrogen halide lain,, meskipun fluor lebih elektronegatif dibandingkan halogen lain.
F-
Cl-
Br-
I-
Gambar
7.
Kenaikan
jari-jari
atom
HF pKA = 3,45
HCl -7
HBr -9
HI -9,5
Gambar 8. Kenaikan kuat asam C. Hibridisasi Bertambahnya karakter s orbital halide (dari) karbon dalam deret sp3 sp2 sp berarti bertambahnya keeletronegatifan karbon tersebut, dan dengan demikian
Senyawa Asam Karboksilat Page 22
bertambahnya
polaritas
ikatan
CH
dan
bertambahnya
kuat
asan.
Keelektrobegatifan yang lebih besar (dari) atom yang mengikat H juga akan menmbah kestabilan anion dan dengan demikian keasaman senyawa. Karena alas an-alasan ini, maka suatu proton alkunil lebih bersifat asam daripada proton alkenil, yang selanjutnya juga lebih bersifat asam daripada proton sebuah alkana.
CH2=CH2 ~45
CH CH ~26
Gambar 9. Kenaikan kekuatan asam Sekali lagi, asam terkuat dalam suatu deret akan menghasilkan anion yang bersifat basa terlemah.
CH3CH2-
CH2=CH-
CH
C-
Page 23
D. Efek induktif
Sejauh ini telah dibahas bagaimana atom yang terikat langsung pada suatu hydrogen mempengaruhi kuat asam. Namun, bagian-bagian lain dari sebuah molekul juga dapat mempengaruhi kuat asam. Bandingkan harga pKa untuk asam asetat dan asam kloroasetat berikut:
CH3CO2
Asam asetat pKa 4,75
ClCH2CO2H
Asam kloroasetat pKa 2,81
Sebagai asam, asam kloroasetat jauh lebih kuat daripada asam asetat. Keasaman yang diperbesar ini timbul dari efek induktif klor yang elektronegatif itu. Dalam asam karboksilat yang tak terionkan, Cl yang menarik electron mengurangi rapatan electron dari karbon . Akibatnya ialah struktur berenergi-tinggi karena muatan-muatan positif berdekatan.
Cl
CH2
COH
+
Gambar 11. Pengaruh muatan positif Namun, dengan adanya klor akan mengurngi energy anion. Dalam hal ini, muatan negative gugus karboksilat sebagian tersebar oleh muatan + di dekatnya.
Senyawa Asam Karboksilat Page 24
O
-
Cl
CH2
C-O-
Gambar 12. Pengaruh muatan positif dan negatif Efek suatu gugs elektronegatif di dekat gugus karboksil adalah memperkuat sifat asam dengan cara mendestabilkan asam itu dan menstabilkan anionnya, relative satu terhadap yang lain.
O ClCH2COH + H2O
Kurang stabil dibandingkan CH3CO2H
O ClCH2CO- + H3O+
Lebih stabil dibandingkan CH3CO2-
nilai pKa asam-asam karboksilat beikut ini mencerminkan selisih penrikanelektron oleh gugus-gugus yang terikat pada CH2CO2H:
CH3CH2CO2H CH3CO2H CH2=CHCH2CO2H C6H5CH2CO2H HOCH2CO2H ClCH2CO2H pKa : 4,87 4,75 4,35 4,31 3,87 2,81
Gambar 13. Kekuatan asam Gugus-gugus penarik electron tambahaan akan menggandakan efek induktif itu. Asam dikloroasetat merupakan asam yang lebih kuat daripada asam kloroasetat, dan asam trikloroasetat merupakan asam terkuat di antara ketiganya.
Cl2CHCO2H
Asam dikloroasetat pKa 1,29
Cl3CCO2H
Asam trikloroasetat pKa 0,7
n g a
ruh efek induktif pada kuat asam akan berkurang dengan makin banyaknya atom yang berada antara gugus karboksil dan gugus elektronegatif itu. Asam 2-klorobutanoat cukup lebih kuat daripada asam butanoat sendiri; namun asam 4-klorobutanoat mempunyai harga pKa yang mendekati harga pKa asam tak tersubstitusi.
Page 26
Cl CH3CHCH2CO2H 4,0
Cl CH3CH2CHCO2H 2,9
Kuat asam bertambah dengan berkurangnya jarak antara -Cl dan -COOH
Alkohol, fenol. Dan asam karboksilat ketiganya mengandung gugus OH. Meskipun demikian ketiga kelas senyawa ini beranekaragam secara dramatis dalam hal kuat-asamnya. Perbedaan ini dapat disebabkan langsung oleh adanya (atau tak-adanya) stabilisasi-resonansi anion, relative terhadap asam konjugasinya.
Dalam hal alcohol, anionnya tidak terstabilkan oleh resonansi. Muatan negative suatu ion alkoksida tinggal seluruhnya pada oksigen dan tidak didelokalisasikan. Pada ujung lain (dari) skala terdapat asam karboksilat. Muatan negative ion karboksilat dibagi secara sama oleh dua atom oksigen yang elektronegatif itu, Fenol terletak di tengah, antara asan karboksilat dan alcohol dalam hal keasaman. Oksigen suatu ion fenoksida berdekatan dengan cincin aromatic dan muatan negative itu sebagian terdelokasikan oleh awan piaromatik.
CH3CH2O-
Page 27
Suatu fenoksida :
OPenyumbang utama
O OCH3C=O
Suatu karboksilat :
F. Solvasi
Solvasi anion dapat memainkan peranan utama dalam keasaman suatu senyawa. Dengan berasosiasi dengan sebuah anion, molekul-molekul pelarut menstabilakan anion dengan cara membantu menyebar muatan negative lewat antaraksi dipol-dipol. Setiap factor yang menambah derajat solvasi dari anion itu akan menambah keasaman senyawa itu dalam larutan. Misalnya, air mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mensolvasi ion daripada etanol, dengan factor sekitar 105!
Mungkin diharapkan bahwa stabilisasi-resonansi oleh awan pi aromatic memainkan peranan besarr dalam hal kuat asam relative dari asan benzoate dan asam-asam benzoate tersubstitusi namun, etrnyata tidak demikian. Muatan negative ion karboksilat terbagi oleh keedua atom oksigen
karboksilat, ttapi muatan ini tidak dapat dideloalikasikan secara efektif oleh concon aromatic. (Oksigen-oksigen anion karboksilat tidak langsung berdekatan dengan cincin aronatik; struktur-struktur resonansi yang padanya muatan negative didelokalisasikan oleh cinicn tak dpat digambar).
Senyawa Asam Karboksilat Page 28
Meskipun muatan negative ion benzoate tidak didelokalisasikan oleh cincin benzene, asam benzoate lebih kuat daripada fenol. Dalam ion benzoate, muatan negative dibagi secara sama oleh dua atom oksigen elektronegatif. N a m u n
O C O-
OC O
dalam ion fenoksida, sebagian besar mmuatan terletak pada atom oksigen tinggal itu.
Karena cincin benzene tidak mengambil bagian dalam stabilisasi-resonanso dari gugus karboksilat, substituent pada cincin benzene mempengaruhi keasaman terutama dengan efek induktifnya. Tanpa memperhatikan posisi s u b s t i t u s i , suatu gugus penarik-elektron biasanya akan menaikkan keasaman suatu asan benzoate (Tabel II.6)
Semuanya asam yang lebih kuat dari pada asam benzoat
Cl Cl
CO2H
CO2H
Cl
CO2H
Page 29
Alasan mengapa substituent elektronegatif menaikkan kuat asam, sekali lagi, adalah adanya destabilisasi asamnya dan stabilisasi anionnya,
O2N
S u a
CO2H
-H+
O2N
CO2-
tu substituent alkil yang melepas-elektron yakni yang berposisi -m atau p terhadap gugus karboksil, mengurangi kuat asam (dari) sebuah asam benzoate. Dengan melepaskan electron, substituent itu menstabilkan asam yang tak terionkan dan mendestabilkan anionnya.
T a b
COOH
COOH
Page 30
Tabel II.5 Harga pKa untuk beberapa asam benzoate Posisi Posisi substi tusi Asama dari pKa Orto 4,2 substit usi dari pKa Meta 4,2 Posisi substi tusi dari pKa Para 4,2
COOH
CH3 COOH
3,9
4,3
4,4
HO COOH
3,0
4,1
4,5
CH3O COOH
4,1
4,1
4,5
Br COOH
2,9
3,8
4,0
Page 31
Cl COOH
2,9
3,8
4,0
O2N COOH
2,2
3,5
3,4
Hampir semua substituent orto (baik pelepas-elektron maupun penarik-elektron) Menaikkan kuat asam (dari) suatu asam benzoate. Alasan efek orto ini, agaknya Merupakan gabungan antara factor sterik dan elektronik.
X
Subtituen -o menaikkan kuat asam
COOH
Page 32
Contoh Soal :
Dalam table II.6 tampak bahwa asam p-hidroksibenzoat lebih lemah daripada Asam benzoate, meskipun gugs hidroksil bersifat menarik-elektron. Sarankan Penjelasannya. (Petunjuk: Tulis struktur-struktur resonansi untuk anionnnya yang menunjukan delokalisasi electron-elektron menyendiri pada OH oleh cincin benzene).
Jawab: Penentuan kuat asam adalah suatu contoh destabilisas-resonansi (dari) anion benzoate. Kuncinya terletak dalam struktur yang dilingkari dibaewah ini, dalam mana muatan negative berdekatan dengan gugus CO2-. Struktur resonansi memberikan sedikit sumbangan kepada struktur sebenarnya dari hibrida resonansi.
Page 33
HO CO2HO+ CO2-
HO+
CO2-
HO+
CO2-
II. 5 KEASAMAN DAN TETAPAN KEASAMAN Asam karboksilat mengurai dalam air menghasilkan anion karboksilat dan ion hidronium.
O R C + OH
Ion karboksilat
O HOH R C O+ H
H O+ H
Ion hidronium
( II.1)
Keasaman diukur secara kuantiatif dengan tetapan keasaman atau ionisasi, Ka . nilai Ka suatu asam dinyatakan
Page 34
Yaitu tetapan kesetimbangan untuk reaksi pers. II.1 . konsentrasi air diabaikan dari pembagi (air adalah pelarut dalam pengukuran ini, jumlahnys sangat banyak sehingga tidak dipengaruhi oleh sejumlah kecik asam yang terlarut). Makin besar nilai Ka , makin kuat suatu asam (makin besar Ka,, makin besar pembilang pada pers. II.2, atau makin besar konsentrasi H3O+). Asam dengan Ka sebesar 10-4 adalah 10 kali lebih kuat daripada asam dengan nilai Ka 10-5. Karena Ka biasanya dinyatakan dengan bilangan eksponen, keasaman sering dinyatakan dalam pKa, logaritma negative dari Ka (pKa = -log Ka). misalnya, jika Ka = 10-5. Maka pKa = 5. Tabel 1.2 memuat tetapan keasaman beberapa asam karboksilat dan beberapa asam. Dalam membandingkan data dalam table ini, perlu diingat, bahwa semakin besar nilai Ka, semakin kecil nilai pKa,, atau semakin kuat suatu asam. Contoh :
Manakah lebih kuat asam format atau asam asetat dan berapa kali lipat kekuatannya?
Jawab
Asam format lebih kuat karena Ka-nya lebih besar, perbandingan keasamannya ialah:
Tabel II.6 Tetapan ionisasi beberapa asam Nama Format Asetat Propanoat Rumus HCOOH CH3COOH CH3CH2COOH Ka 2.1 x 10-4 1.8 x 10-5 1.4 x 10-5 pKa 3.68 4.74 4.80
Page 35
Butanoat Kloroasetat Dikloroasetat Trikloroasetat 2-klorobutanoat 3-klorobutanoat Asam benzoate o-klorobenzoat m-klorobenzoat p-klorobenzoat p-nitrobenzoat Fenol Etanol
CH3CH2CH2COOH ClCH2COOH Cl2CHCOOH CCl3COOH CH3CH2CH2ClCOOH CH3CHClCH2COOH C6H5COOH o-Cl-C6H4COOH m-Cl-C6H4COOH p-Cl-C6H4COOH P-NO2-C6H4COOH C 6H5OH CH3CH2OH
1.6 x 10-5 1.5 x 10-3 5.0 x 10-2 2.0 x 10-1 1.4 x 10-3 8.9 x 10
-5
2.82 1.30 0.70 2.85 4.05 4.18 2.90 3.80 4.00 10.0 5.40 10.0 16.0
6.6 x 10-5 12.5 x 10-4 1.6 x 10-4 1.0 x 10-4 4.0 x 10-4 1.0 x 10-10 1.0 x 10-16
Flow
Chart
II.1
reaksi-reaksi
pembuatan
asam
Ester Amida
karboksilat
Hidrolisis
Page 36
Sejumlah besar jalur sintetik untuk mendapatkkan asam karboksilat dapat dikelompokkan dalam tiga tipe reaksi : (1) hidrolisis derivate asam karboksilat (2) reaksi oksidasi (3) reaksi Grignard
(1) Hidrolisis derivate asam karboksilat. Hidrolisis derivate asam karboksilat terjadi dari serangan air atau OH- pada karbon kabonil (atau karbon CN pada suatu nitril) dari derivate itu. Hidrolisis suatu ester yang menghasilkan suatu asam karboksilat dan alcohol adalah khas dari kelompok reaksi ini.
a. Ester
O RC-OR + H2O
b. Amida
H+ atau OH-
RCOOH + HOR
O RC-NR + H2O
c. Anhidrida
H+ atau OH-
RCOOH + HNR2
Page 37
O
H+ atau OH-
RC-OCR + H2O
d. Halida Asam
RCOOH + HO2CR
O RC-X + H2O
H+ atau OH-
RCOOH + X-
e. Nitril
RC N + H2O
H+ atau OH-
RCOOH + NH3
(2) Oksidasi alcohol primer dan aldehida. Kekurangan utama dari oksidasi alcohol ialah diperlukannya zat pengoksidasi yang kuat sehingga dalam molekul itu tak boleh ada gugus fungsional yang dapat dioksidasi (kecuali bila gugus itu dilindungi oleh suatu gugus blockade, seperti dibromida dari suatu alkena atau asetal dari suatu aldehida). Bahkan dengan kekurangan ini, oksidasi alcohol primer merupakan prosedur oksidatif yang paling
Senyawa Asam Karboksilat Page 38
sering dilakukan untuk memperoleh asam karboksilat karena selalu tersedianya alcohol.
RCH2OH
Tidak ada ikatan rangkap yang tak terintangi, aldehid, gugus benzil atau gugus -OH lain
H2CrO4
RCOOH
Oksidasi aldehida berlangsung dengan zat pengoksidasi lembut (seperti Ag+) yang tidak mengoksidasi gugus lain; namun, aldehida tidak tersedia semudah alcohol primer.
Oksidasi alkena terutama digunakan sebagai alat analitis, tetapi dapat juga dimanfaatkan untuk mensintetis asam karboksilat. Seperti alcohol, alkena memerlukan zat pengoksidasi yang kuat.
MnO4 kalor
Sikloheksana
Oksidasi alkilbenzena tersubstitusi merupakan jalan yang bagus untuk memperoleh asam-asam benzoate tersubstitusi. Suatu gugus fungsi karbonil adalah pengarah-meta, tetapi suatu gugus alkil adalah pengaruh o-p. Substitusi elektrofilik suatu alkilbenzena, yang disusul dengan oksidasi, meghasilkan asam benzoate tersubstitusio dan p.
Page 39
NO2
H2CrO4 kalor
NO2
O2N
CH3
O2N
CO2H
NO2
2,4,6-trinitrotoluena
NO2
Asam 2,4,6-trinitrobenzoat
a. Alkohol primer
RCH2OH
b. Oksidasi Aldehid
KMnO4/H2CrO4
RCOOH
O RCH
Ag+
RCOOH
c. Oksidasi Alkena
RCH=CR2
KMnO4/H2CrO4
RCOOH + R2C=O
d. Oksidasi alkilarena
Page 40
Ar-R
e. Oksidasi Metil Keton
KMnO4/H2CrO4
ArCOOH
O RCCH3 + X2
(3) Reaksi Grinard
OH-
RCOOH + CHX3
S u RX a t u
O
Mg CO2 H+
RMgX
eter
C OMgX
RCOOH
reaksi Grignard antara suatu reagensia Grignard (primer, sekunder, tersier, vinilik atau aril) dan karbon dioksida (berbentuk gas atau es kering) seringkali merupakan metode terpilih untuk membuat suatu asam karboksilat.
MgBr
CO2 H2O
COOH
Asam benzoat
Berikut ini ringkasan jalur-jalur sintetik yang lazim untuk mendapatkan asam karboksilat, dipandang dari segi lain yakni dilihat dari apa yang terjadi pada
Senyawa Asam Karboksilat Page 41
molekul itu sebagai suatu keseluruhan. Sintesis dari suatu alkil halide lewat nitril atau reagensia Grignard menghasilkan asam karboksilat yang satu karbon lebih banyak daripada alkil halidanya.
Pemanjangan rantai :
Mg
CO2 H+
RX
eter
RMgX
RCOOH
10 RX
CNSN2
RCN
H2O, H+
RCOOH
Oksidasi alcohol primer (atau aldehida) tidak mengubah panjang rantai, demikian pula hidrolisis suatu derivate asam karboksilat.
RCH2OH
O RC-OR + H2O
KMnO4/H2CrO4
RCOOH
H+ atau OH-
RCOOH + HOR
Page 42
Oksidasi suatu alkena (kecuali bila alkena itu siklik) menyebabkan fragmentasi rantai induk.
MnO4-
RCH=CR2
Kaor
RCO2H + O=CR2
Page 43
Netralisasi Estersifikasi Pembentukan Klorida Asam Reaksi-reaksi senyawa asam karboksilat Pembentukan Amida Reduksi menjadi Alkohol Subtistusi Gugus alkil/aril Dekarboksilasi
1. Netralisasi
RCOOH + NaOH
2. Estersifikasi
H2O
RCOONa + H2O
RCOOH + ROH
3. Pembentukan Klorida Asam
H+
RCOOR + H2O
RCCl
Page 44
4. Pembentukan Amida
O R C OH + NH3 R C ONH4 O
H2O
O R C NH2
RCOOH
LiAlH4
RCH2OH
Page 45
R-CH2-COOH + X2
R-CH-COOH + HX X
X2 = Cl2, Br2
b. Subtitusi pada ring dari asam aromatic. Gugus COOH, kurang mengaktifkan dan mengarahkan subtitusi pada kedudukan m dalm subtitusi elektro filik
COOH
HNO3/H2SO4
COOH
NO2
7. Dekarboksilasi
O RCCR2COOH
kalor
RCCHR2
HO2CCR2CO2H
kalor
R2CHCOOH
Page 46
Reaksi suatu asam karboksilat dengan suatu basa akan menghasilkan garam.Suatu garam organic mempunyai babyak sifat fisis dari garam anorganik padanannnya. Seperti NaCl atau KNO3, suatu garam organic meleleh pada tempratur tinggi, larut dalam aur, dan tak berbau.
Anion karboksilat diberi nama dengan menghilangkan kata asam it dan mengubah akhirannya menjadi at (Inggris: -ic acid menjadi ate). Pada nama garam, nama kation mendahului anion sebagai kata terpisah.
Page 47
COOH CH3CO2H
Asam asetat
CH3CO2Na
natrium asetat Asam benzoat
COONH4+
Amonium benzoat
NH2 HOCCH2CH2CHCO2H
Asam glutamat Suatu asam amino yang dijumpai dalam protein
NH2 HO2CCH2CH2CHCO2-Na+
Mononatrium glutamat Suatu zat penyedap (MSG)
Ion karboksilat merupakan basa lemah dan dapat bertindak sebagai suatu nukleofil. Ester, misalnya dapat dibuat dengan mereaksikan alkil halide yang reaktif dan karboksilat.
Page 48
Karena lebih asam daripada asam karbonat, suatu asam karboksilat mengalami reaksi asam-basa dengan natrium bikarbonat maupun basa-basa yang lebih kuat seperti NaOH.
O CH3COH + HCO3-
Sementara asam karboksilat dapdat bereaksi dengan natrium bikarbonat, fenol memerlukan NaOH basa yang lebih kuat, dan alcohol membutuhkan basa yang kebih kuat lagi, seperti NaNH2.
Dalam NaHCO3 :
RCOOH
HCO3-
HCO3-
Page 49
Dalam NaOH:
OH-
OH-
OH-
Perbedaan antara fenol dan asam karboksilat dalam kereaktifaannya terhadapa NaOH dan NaHCO3 merupakan dasar klasifikasi sederhana dan prosedur pemisahan. Jika suatu senywa yang tak larut dalam air, larut dalam larutan NaOH, tetapi tidak ked lam larutan NaHCO3, maka senyawa itu mungkin sekali adalah fenol. Sebalikanya, bila melarut ke dalam keduanya, agaknya senyawa itu adalah suatu asam karboksilat.
Suatu asam karboksilat dapat diekstrak dari dalam suatu campuran senyawa organic yang tak larut dalam air, dengan larutan natrium bikarbonat. Asam itu membentuk garam natrium dan menjadi larut dalam air, sedangkan senyawa organic lain tetap tidak larut. Asam karboksilat bebas akan diperoleh dari larutan air dengan pengasaman.
Bila digunakan sebagai suatu uji atau prosedur pemisahan, reaksi dnegan natrium bikarbonat ini mempunyai pembatasan. Jiak bagian hidrokarbon dari asam karboksilat itu panjang, maka senyawa itu mungkin tidak larut dalam larutan NaHCO3, bahkan juga tidak dalam larutan NaOH. Disamping itu, beberapa fenol, seperti nirtofenol, mempunyai keasaman yang sepadan dengan asam karboksilat; fenol-fenol ini akan larut baik dalam larutan NaHCO3 maupun dalam NaOH.
Page 50
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus CO2R dengan R dpat berbentuk alkil atau aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan suatu alcohol, suatu reaksi yang disebut reaksi estersifikasi. Estersifikasi berkatalikan asam daan merupakan reaksi yang reversible.
H+
RCOOH + ROH
Suatu asam karboksilat Suatu alkohol
RCOOR + H2O
Suatu ester
CH3COOH + CH3CH2OH
Asam asetat etanol
CH3COOCH2CH3 + H2O
etil asetat
Page 51
Laju estersifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik dalam alcohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan eter.
Seperti banyak reaksi aldehida dan keton,estersifikasi suatu asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotinasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alcohol nukleofilik menyerang karbon positif, dan eleminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud.
Page 52
OH O RCOH + ROH
Suatu asam karboksilat
H+
Perhatikan bahwa dalam reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah ikatan CO (dari) asam karnoksilatlah dan bukan ikatan O-H dari asam atau ikatan C-O dari alcohol. Bukti untk mekanisme ini ialah reaksi suatu alcohol bertanda seperti CH3 18OH dengan suatu asam karboksilat. Dalam kasus ini,18O itu tetap bersama gugus metil.
Ikatan C-O tidak putus
OH COH
18
OCH3
O C- 18OHCH3 + H2O
Reaksi esterifikasi bersifat reversible. Untuk memperoleh rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbangan harus digeser ke arah sisi ester. Satu teknik untuk mencapai adalah menggunakan salah satu zat pereaksi yang murah secara
Senyawa Asam Karboksilat Page 53
berlebihan. Teknik lain ialah membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi (misalnya, dengan deatilasi air secara aerotropik).
Dengan bertambahnya halangan sterik dalam zat-antara, laju pembentukan ester akan menurun. Rendemen esternya pun berkurang. Alasannya ialah karena esterifikasi itu merupakan suatu reaksi yang bersifat reversible dan spesi yang kurang terintangi (pereaksi) akan lebih disukai. Jika suatu eter yang meluah (bulky) harus dibuat, maka lebi baik digunakan jalur sintetik lain, seperti reeaksi antara suatu alcohol dan suatu anhidrida asam atau suatu klorida asam, yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan yang bereaksi dnegna alcohol secara tak reversible.
Ester fenil (RCO2C6H5) umumnya tidak dibuat secara langsung dai fenol dan asam karboksilat karena kesetimbangan lebih cenderung dapat diperoleh dengan menggunakan derivate asam yang lebih reaktif.
Karbon karbonil suatu asam karboksilat berada pada keadaan oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh karbon dan mamsih tetap merupakan bagian dari suatu molekul organic. (keadaan oksidasi lebih tinggi berikutnya adalah dalam C02). Kecuali terhadap pembakaran atau oksidasi oleh reagensia yang sangat kuat, seperti H2SO4 CrO3 panas (larutan pembersih), gugus asam karboksilat bersifat lamban ke arah reaksi oksidatif.
Mengherankan bahwa gugus asam karboksilat itu juga lamban (inert) terhadap kebanyakan zat pereduksi (seperti hydrogen plus katalis). Kelambanan ini menyebabakan perlunya dikembangkan metode reduksi alternative, seperti mengubah asam karboksilat menjadi ester dan kemudian ester itu direduksi. Namun, degan diperkenalkannya litium alumunium hidrida (LAH) pada akhir
Senyawa Asam Karboksilat Page 54
tahun 1940-an menyebabkan reduksi itu dapat disederhanakan karena LiAlH4 meredukis gugus karboksil langsung menjadi gugus CH2OH.
LiAlH4/H2O
CH3CH2OH etanol
COOH
LiAlH4/H2O
CH2OH
OH,-OR,atau HCO3RO-H,H+,kalor
Untuk asam tak terintangi dan alkohol (reaksi reversible) LiAlH4 H2O, H
+
Page 55
Beberapa asam karboksilat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut dalam air dan berbau tajam. Dalam jumlah sedikit terdapat dalam keringat, oleh karena itu keringat baunya asam. Asam ini juga menyebabkan lecet atau lepuh pada kulit. Sifat khusus yang dimiliki asam formiat, yaitu dapat mereduksi, karena mempunyai gugud aldehida.
Sifat-sifat reaksi : -zat cair yang dapat merusak kulit. -bersifat reduktor
2Hg(OOCH)
HCOOH
HCOOH
Kegunaan asam formiat, yaitu untuk menggumpalkan lateks, penyamaan kulit, dan pada proses pencelupan tekstil.
Page 56
Asam asetat dibuat dengan oksidasi alcohol encer oleh O2 udara dengan adanya mikroorganisme (mycroderma acetil). Suatu larutan alcohol encer (5- 10 %) diteteskan ke dalam kolom yang berisi potongan-potongan kayu, dimana ditempatkan mikroorganisme tersebut. Dari bawah dapat dipompakan udara. Larutan alcohol waktu turun akan mengalami oksidasi. Temperature harus dipertahankan 25-35C.
O CH3CH2OH CH3C OH
Cara lain dari asteilena
O HC CH + H2O
HgSO4
CH4-C H
CH3COOH
Larutan cuka sebagai bahan makanan yang umumnya digunakan sehari-hari mempunyai kadar 25 % volume asam asetat. Asam asetat murni disebut asam asetat
Page 57
glacial digunakan untuk membuat selulosa dalam industry rayon, plastic, dalam film fotografi, dan industry obat-obatan.
Asam laktat merupakan senyawa tidak berwarna, dapat dibuat fermentasi tepung, gula, atau air didih. Dihasilkan dalam susu oleh fermentasi laktosa, sehingga susu menjadi asam. Asam laktat digunakan pada pembuatan keju, minuman ringan, dan asinan.
Asam sitrat merupakan senyawa putih padat, larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organic. Banyak ditemukan pada tumbuhan dan hewan, tetapi kandungan paling banyak terdapat pada jeruk. Asam sitrat ditambahkan pada makanan dan minuman untuk memberikan rasa asam, digunakan dalam indsutri obat-obatan, pembuatan kertas, dan tekstil.
Asam tartrat digunakan untuk memberikan rasa pada makanan dan minuman. Digunakan juga dalam fotografi, penyamakan, dan sebagai natrium kalium tartrat yang dikenal sebagai garam Rochelle digunakan untuk obat pencahar.
Page 58
Garam glutamate dikenal dengan nama MSG atau monosodium glutamate dipakai untuk penyedap masakan.
Page 59
Page 60
BAB IV PERTANYAAN
Pertanyaan pada saat presentasi diantaranya adalah 1. Apa perbedaan dari asam askorbat dan asam sitrat ? Asam askorbat merupakan vitamin C yang biasanya berasal dari jeruk, sama hal nya dengan asam sitrat juga berasal dari jeruk, namun asam sitrat ini biasanya digunakan untuk penambah rasa masam pada makanan ringan atau minuman. Jadi,asam asrkobat dengan asam sitrat berbeda pada penggunaannya dan strukturnya. 2. Kenapa senyawa asam aromatik, asam asam tersubstitusi dan derivat-derivat asam malonat mudah didekarboksilasi ?
3. Mengapa asam butirat menyebabkan bau tengik ? Indol, skatol dan asam butirat menyebabkan bau normal pada tinja. Bau busuk didapatkan jika dalam usus terjadi pembusukan protein yang tidak dicerna dan dirombak oleh kuman. Reaksi tinja menjadi lindi oleh pembusukan semacam itu. Tinja yang berbau tengik atau asam disebabkan oleh peragian gula yang tidak dicerna seperti pada diare. Reaksi tinja pada keadaan itu menjadi asam.
4. Kenapa titik didih asam karboksilat lebih tinggi disbanding dengan alcohol, sedangkan Mr nya hampir sama antara alcohol dengan asam karboksilat ? Titik didih asam karboksilat lebih tinggi dari pada alcohol yang massa atom relatifnya hampir sama karena asam karboksilat memiliki double ikatan hydrogen sehingga butuh energy yang banyak untuk memutuskannya sehingga titik didihnya tinggi. Sedangkan alcohol tak memerlukan energi tinggi untuk di pisahkan, sehingga ikatan hidrogennya terputus pada suhu yang lebih rendah dari pada asam karboksilat.seperti yang terlihat pada gambar.
Page 61
Ikatan hidrogen
O R C O
O C R
O
Ikatan hidrogen
5. Jelaskan kelarutan yang terjadi pada asam karboksilat ? Masalah kelarutan dimana C1-C4 larut dalam air, C=5 sukar larut dalam air dan C>5 tidak larut air, ini terjadi karena perbedaan kepolaran, semakin paanjang rantai C maka kepolarannya semakin bertambah sehingga momen dipolnya semakin besar.
6. Jelaskan tentang radikal bebas yang terjadi pada hidrolisis halide asam ? Radikal bebas yang terjadi pada proses hidrolisis halide asam akan ditarik oleh ion H+ yang masih bebas sehingga hasil nya adalah HX bukan X-.
O RC-X + H2O
H+ atau OH-
RCOOH + X-
7. Berasal dari bagian tubuh kambing yang manakah asam koprat, kaprilat, dan kaproar ? Bagian tubuh kambing yang menghasilkan asam koprat, asam kaprilat dan asam kaproat adalah keringat kambing itu sendiri
Senyawa Asam Karboksilat Page 62
8. Apa fungsi asam karboksilat pada proses penyabunan ? Fungsi asam karboksilat dalam proses penyabunan adalah sebagai bahan baku
Page 63
Daftar Pustaka
1. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/asam-karboksilatdan-turunannya/ (23 -3 -2010 1:24 PM)
2. Kuswati, Tine Maria, dkk. 2007. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Page 64