You are on page 1of 22

Teori Atom

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan teori atom merupakan suatu perubahan yang terjadi akibat dari pemikiran atau pendapat para ahli yang berbeda disesuaikan dengan perubahan zamannya. Perkembangan teori atom terdiri dari beberapa macam yaitu Teori Atom John Dalton, Teori Atom J.J. Thomson, Teori Atom Rutherford, Teori Atom Bohr, dan Teori Atom Modern (Mekanika Gelombang). Semua teori tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diketahui agar dapat mengidentifikasinya satu persatu dan tidak keliru dalam mendeskripsikanya.

1.2

Rumusan Masalah Dengan ditemukannya atom, maka berkembang berbagai macam teori atom yang digunakan sampai saat ini, sehingga dapat memajukan ilmu pengetahuan serta menemukan berbagai macam pertemuan baru dengan adanya teori-teori atom tersebut. Bagaimana perkembangan teori atom dari zaman ke zaman? Apa kelemahan dan kelebihan masing-masing teorinya? Dan apa hubungannya dengan bilangan kuantum?

1.3

Tujuan Penulisan Penulisan ditujukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kimia Industri, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. Untuk menambah wawasan mengenai atom dan teori-teori yang ada bagi penyusun khususnya dan pembaca umumnya.

1.4

Manfaat Penulisan Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita peroleh dari penyusunan makalah teori atom ini adalah : Untuk mengetahui definisi atom serta struktur dari sebuah atom

Teori Atom Untuk mengetahui perkembangan teori atom dari penemuan berbagai ahli yang dipakai sampai saat ini Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari masing-masing teori atom Untuk mengetahui hubungannya dengan dibentuknya bilangan kuantum

Teori Atom

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Atom

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawanmeletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metodemetode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,

para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom. Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop gaya atom.

2.2

Struktur Atom Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan disebut

Teori Atom sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut.

Perkembangan model yang didasari oleh hasil eksperimen menghasilkan data partikel dasar penyusun atom, seperti Tabel berikut:
Nama Partikel Massa (garam) Massa (satuan massa atom) 1sma Eugene Goldstein James Chadwick J.J. Thomson Penemu

Lambang

Penyusun

Muatan

Proton

Inti atom

+1 0 (netral)

1,673 x 10-24

Neutron

Inti atom

1,675 x 10-24

1sma Dianggap

Elektron

Kulit atom

-1

9,110 x 10-28

tidak bermassa

2.2.1 Proton Tahun 1886, Eugene Goldstein membuat percobaan dengan memberi lubang pada katode dan mengisi tabung dengan gas hidrogen. Dari percobaan ini didapat sinar yang diteruskan merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif) yang disebut sinar anode. Sinar anode yang bermuatan positif ini selanjutnya disebut proton. Beberapa sifat sinar anode yang dapat diketahui adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Dibelokkan dalam medan listrik dan medan magnet Merupakan radiasi partikel Bermuatan positif Bergantung pada jenis gas dalam tabung

Teori Atom 2.2.2 Neutron Penemuan partikel neutron diawali oleh penelitian Rutherford, dalam eksperimennya ia berusaha menghitung jumlah muatan positif dalam inti atom dan massa inti atom dan ia mendapati bahwa massa inti atom hanya setengah dari masa atom. Pada tahun 1920, William Draper Harkins berasumsi bahwa terdapat partikel lain dalam inti atom selain proton. Partikel itu bermassa hamper sama dengan proton dan tidak bermuatan. Ia menyebutnya sebagai neutron. Hingga tahun 1932, James Chadwick membuktikan keberadaan partikel neutron.

2.2.3 Elektron Elektron dalam suatu atom ditarik oleh proton dalam inti atom melalui gaya elektromagnetik. Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti. Hal ini berarti bahwa energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari atom. Semakin dekat suatu elektron dalam inti, semakin besar gaya atraksinya, sehingga elektron yang berada dekat dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang lebih besar untuk lolos. Elektron dapat berubah keadaannya ke aras energi yang lebih tinggi dengan menyerap sebuah foton. Selain dapat naik menuju aras energi yang lebih tinggi, suatu elektron dapat pula turun ke keadaan energi yang lebih rendah dengan memancarkan energi yang berlebih sebagai foton. Energi yang diperlukan untuk melepaskan ataupun menambah satu elektron (energi pengikatan elektron) adalah lebih kecil daripada energi pengikatan nukleon. Atom yang kekurangan ataupun kelebihan elektron disebut sebagai ion. Elektron yang terletak paling luar dari inti dapat ditransfer ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom dapat saling berikatan membentuk molekul.

2.2.4 Massa Atom Mayoritas massa atom berasal dari proton dan neutron sehingga jumlah keseluruhan partikel ini dalam atom disebut sebagai nomor massa.
5

Teori Atom Massa atom pada keadaan diam sering diekspresikan menggunakan satuan massa atom (u) yang juga disebut dalton (Da). Satuan ini didefinisikan sebagai seperduabelas massa atom karbon-12 netral, yang kira-kira sebesar 1,66 1027 kg.Hidrogen-1 yang merupakan isotop teringan hidrogen memiliki bobot atom 1,007825 u. Atom memiliki massa yang kirakira sama dengan nomor massanya dikalikan satuan massa atom. Atom stabil yang paling berat adalah timbal-208, dengan massa sebesar 207,9766521 u.

2.3

Perkembangan Teori Atom dan Model Atom Pemikiran manusia tentang bagian terkecil penyusun suatu benda telah dimulai sejak zaman Aristotle yang menyatakan bahwa setiap benda dapat dibelah menjadi bagian yang lebih kecil terus-menerus sampai tak terhingga. Pada selang waktu yang tidak lama kemudian, Democritus menyatakan konsep atomnya yang pertama, yaitu setiap benda dapat dipecah terus-menerus sampai bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian terkecil itulah yang dinamakan atom (atomos). Ungkapan Democritus tentang atom adalah hasil pemikiran yang sama sekali tidak didasari hasil suatu percobaan. Setelah waktu yang cukup lama, barulah konsep atom diungkapkan berdasarkan pendekatan empiris melalui suatu percobaan dan penelitian. Para ahli yang mengungkapkan konsep atomnya yaitu : a. John Dalton b. J.J. Thomson c. Ernest Rutherford d. Niels Bohr Dimana para ilmuwan-ilmuwan menyatakan konsep atomnya dengan teori atom yang berbeda-beda, diantara teori-teori atom yang dinyatakan para ilmuwan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Teori atom yang mereka nyatakan sangat kuat karena didukung oleh hasil penelitian dan percobaan. Semakin baru teori yang muncul maka semakin terperinci juga penjelasan akan teori atom.

Teori Atom 2.3.1 Teori Atom Dalton Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap.

Model Atom Dalton

Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut: 1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi 2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda 3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen 4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Kelebihan

dari

teoori

atom

Dalton

ialah

mulai

membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom dan menjelaskan apa yang tidak dijelaskan pada teiri atom Domocritus:

Teori Atom a. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat keci yang dinamakan dengan atom b. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama begitu pula bila atom dari unsur berbeda maka akan memiliki sifat yang beda pula c. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, dan juga atom tidak dapat dimusnahkan. d. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul e. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap

Kekurangannya,

teori

atom

Dalton

tidak

dapat

menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat menghantarkan arus listrik? padahal listrik adalah elektron yang bergerak.

2.3.2 Teori Atom Thomson Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron. Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson, yang menyatakan bahwa:
8

Teori Atom Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron

Model Atom Thomson

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal.

Kelebihan dari teori atom Thomson ialah dapat membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.

Kekurangannya, model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

2.3.3 Teori Atom Rutherford Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden) melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa () terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar
9

Teori Atom partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut kurang dari 1), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90 bahkan lebih. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut: 1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan 2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatomatom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif. 3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.

Berdasarkan

fakta-fakta

yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang

menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan
Model Atom Rutherford

bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.

Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Kelebihan dari teori atom Rutherfor ialah bahwa atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan disekelilingnya terdapat elektron yang mengelilinya.
10

Teori Atom Kekurangannya, menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti. a. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya terhadap ini atom. b. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil. c. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

2.3.4 Teori Atom Bohr Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut: 1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap) elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti. 2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap. 3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, E = hv. 4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifatsifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut.

11

Teori Atom Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2 atau nh/2, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.

Model Atom Bohr

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

Kelebihan dari teori atom Bohr ialah atom terdiri dari beberapa kulit/subkulit untuk tempat berpindahnya elektron dan atom membentuk suatu orbit dimana inti atom merupakan positif dan disekelilingnya terdapat elektron.

Kekurangan dari teori atom Bohr ialah sebagai berikut:

a. b.

Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman dan efek Strack. Tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet terhadap atom-atom, dan spektrum atom yang berelektron lebih banyak.

2.3.5 Teori Atom Modern (Mekanika Gelombang) Model atom Niels Bohr dapat menjelaskan inti atom yang bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang

12

Teori Atom lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak berkurang. Model atom Bohr ini merupakan model atom yang mudah dipahami, namun Bohr hanya dapat menjelaskan untuk atom berelektron sedikit dan tidak dapat menjelaskan bagaimana adanya sub lintasanlintasan yang terbentuk diantara lintasan-lintasan elektron. Karena itu dalam perkembangan selanjutnya, teori teori atom atom dikaji dengan kuantum.

menggambarkan

pendekatan

mekanika

Perkembangan muktahir di bidang mekanika kuantum dimulai dari teori Max Planck yang mengemukakan kuanta-kuanta energi dilanjutkan oleh Louis de Broglie tentang dualisme partikel, kemudian oleh Werner Heisenberg tentang prinsip ketidakpastian dan yang terakhir saat ini adalah Erwin Schrodinger tentang persamaan gelombang. Mekanika kuantum ini dapat menerangkan kelamahan teori atom Bohr tentang garis-garis terpisah yang sedikit berbeda panjang gelombangnya dan memperbaiki model atom Bohr dalam hal bentuk lintasan elektron dari yang berupa lingkaran dengan jari-jari tertentu menjadi orbital dengan bentuk ruang tiga dimensi yang tertentu. Teori kuantum dari Max Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah yang menunjukan sifat partikel dari gelombang. Radiasi yang dipancarkan setiap benda terjadi secara tidak kontinu (discontinue) dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta (energi kuantum). Planck berpendapat bahwa kuanta yang berbanding lurus dengan frekuensi tertentu dari cahaya, semuanya harus berenergi sama dan energi ini E berbanding lurus dengan frekuensi. Dengan rumus E = h.V. E sebagai energi kuantum, h sebagai Tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s), dan V sebagai Frekuensi. Planck menganggap hawa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh benda, timbul secara terputus-putus walaupun penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinu.

Einstein mengusulkan bukan saja cahaya yang dipancarkan menurut suatu


13

Teori Atom kuantum pada saat tertentu tetapi juga menjalar menurut kuanta individual. Hipotesis ini menerangkan efek fotolistrik, yaitu elektron yang terpancar bila frekuensi cahaya cukup tinggi, terjadi dalam daerah cahaya tampak dan ultraungu. Tidak semua fotoelektron mempunyai energi yang sama sekalipun frekuensi cahaya yang digunakan sama. Tidak semua energi foton bisa diberikan pada sebuah elektron. Suatu elektron mungkin akan hilang dari energi awalnya dalam interaksinya dengan elektron lainnya di dalam logam sebelum ia lenyap dari permukaan. Untuk melepaskan elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom bebas dari logam yang bersangkutan. Penafsiran Einstein mengenai fotolistrik dikuatkan dengan emisi termionik. Dalam emisi foto listrik, foton cahaya menyediakan energi yang diperlukan oleh elektron untuk lepas, sedangkan dalam emisi termionik kalorlah yang menyediakannya. Usul Planck bahwa benda memancarkan cahaya dalam bentuk kuanta tidak bertentangan dengan penjalaran cahaya sebagai gelombang. Sementara Einstein menyatakan cahaya bergerak melalui ruang dalam bentuk foton. Kedua hal ini baru dapat diterima setelah eksperimen Compton. Eksperimen ini menunjukan adanya perubahan panjang gelombang dari foton yang terhambur dengan sudut tertentu oleh partikel bermassa diam. Perubahan ini tidak bergantung dari panjang gelombang foton datang. Hasil pergeseran compton sangat kecil dan tidak terdeteksi. Hal ini terjadi karena sebagian elektron dalam materi terikat lemah pada atom induknya dan sebagian lainnya terikat kuat. Jika elektron d timbulkan oleh foton, seluruh atom bergerak, bukan hanya elektron tunggalnya. Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksi dan interferensi yang tidak dapat dijelaskan oleh teori kuantum. Sedangkan teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik yang tidak dapat dijelaskan oleh teori gelombang.
14

Teori Atom Berdasarkan pendekatan empiris melalui suatu percobaan dan penelitian, terdapat beberapa ahli yang mengungkapkan konsep mengenai teori atom mekanika gelombangnya yaitu : 1. 2. 3. Louis De Broglie Werner Heisenberg Erwin Schrodinger

2.3.5.1 Louis De Broglie (1924) Kelemahan teori atom Bohr disempurnakan oleh ahli fisika Prancis Louis De Broglie 1924, menurut De Broglie selain bersifat partikel, electron dapat bersifat gelombang. Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah diusulkan materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel, yang dikenal dengan prinsip dualitas. Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH Giermer (Amerika Serikat) dan GP Thomas (Inggris). Prinsip dualitas inilah menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika kuantum oleh Erwin Schrodinger.

2.3.5.2 Werner Heisenberg (1926) Seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg (1926) mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yang menyatakan bahwa momentum dan posisi dari suatu partikel yang kecil (electron) tidak dapat diketahui secara bersamaan (simultan) dengan suatu derajat kepastian. Untuk mengamati partikel, seseorang harus meradiasi partikel

15

Teori Atom dengan cahaya. Tumbukan antara partikel dengan foton akan mengubah posisi dan momentum partikel. Sesuai azaz dengan ini

Heisenberg

maka fungsi gelombang tidak dapat menjelaskan secara detail pergerakan elektron dalam atom, kecuali fungsi gelombang kuadrat yang dapat diartikan sebagai probabilitas distribusi elektron dalam orbital. Hal ini bisa dipakai unutk menggambarkan bentuk orbital dalam bentuk distribusi elektron, atau dikenal sebagai peta densitas. 2.3.5.3 Erwin Schrodinger (1926) Berdasarkan teori mekanika gelombang dan kuantum, Erwin Schrodinger (1926) menyatakan teori kebolehjadian, yang menyebutkan Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan electron disebut orbital. Bentuk dan tingkat orbial ini dirumuskan oleh Erwin Schrodinger. Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini. Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat

kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energy elektron. Orbital-ortbital dengan tingkat energy yang sama atau hamper sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit. Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital.

16

Teori Atom Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama. Ciri khas model atom Mekanika Gelombang: 1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom) 2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut). 3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron

2.3.6 Bilangan Kuantum Menurut mekanika gelombang, setiap tingkat energi dalam atom diasosiasikan dengan satu atau lebih orbital. Untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta orientasi) suatu orbital menggunakan tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth, dan bilangan kuantum magnetik (ml atau m), dan terdapat pula bilangan kuantum spin (s).

2.3.6.1 Bilangan Kuantum Utama Lambang dari bilangan kuantum utama adalah n (en kecil). Bilangan kuantum utama menyatakan kulit tempat ditemukannya electron yang dinyatakan dalam bilangan bulat positif. Nilai bilangan itu dimulai dari 1,2,3 dan seterusnya. Jenis kulit-kulit dalam konfigurasi electron dilambangkan dengan hruf K,L,M, N dan seterusnya. Kulit yang paling deket dengan inti adalah kulit K dan bilangan kuantum kulit ini sendiri = 1.
17

Teori Atom Kulit berikutnya adalah L yang mempunyai bilangan kuantum utama = 2 dan demikian seterusnya untuk kulit-kulit berikutnya.

Dari tabel di samping terlihat bahwa bilangan kuantum utama berhubungan dengan kulit atom sehingga bilangan kuantum utama dapat anda gunakan untuk

menentukan ukuran orbit (jari-jari) berdasarkan orbit elektron dengan inti atom. Kegunaan lainnya, Anda dapat mengetahui besarnya energi potensial elektron. Semakin dekat dengan jarak orbit dengan inti atom maka kekuatan ikatan elektron dengan inti atom semakin besar , sehingga energi potensial elektron tersebut semakin besar.

2.3.6.2 Bilangan Kuantum Azimut Bilangan kuantum azimut (l) menyatakan subkulit tempat elektron berada dan bentuk orbital, serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti. Bilangan kuantum ini berhubungan dengan subkulit atom. Lambang subkulit ini adalah s, p, d, f dan seterusnya. Nilain bangunan kuantum azimut dimulai dari angka nol (0). Jadi secara urut subkulit s mempunyai bilangan kuantum azimut = 0, subkulit p mempunyai bilangan kuantum azimut = 1, subkulit d mempunyai bilangan kuantum azimut = 2 dan demikian seterusnya. Besarnya bilangan azimut kuantum yang

mungkin tergantung pada nilai kuantum utama (n). Bila n = 1, maka hanya ada satu kemungkinan nilai bilangan kuantum azimut yaitu l = 0 karena pada kulit pertama (K)
18

Teori Atom hanya terdiri dari satu subkulit yaitu subkulit s. Sedangkan n = 2, maka ada dua subkulit yang mungkin yaitu l = 0 dan l = 1 karena pada kulit kedua (L) ada dua subkulit yaitu subkulit s dan p.

2.3.6.3 Bilangan Kuantum Magnetik Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada subkulit tertentu dan arah

momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut dan bernilai dari -l hingga +l (l = nilai bilangan kuantum azimutnya).

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai magnetic (m) diantara l sampai +l. Nilai bilangan kuantum magnetic suatu elektron tergantung pada letak elektron tersebut dalam orbital. Nama-nama

kotak di atas sesuai dengan bilangan kuantum magnetiknya. Perlu diingat juga dengan mengabaikan tanda -/+ maka nilai m tidak mungkin lebih besar dari nilai l.

2.3.6.4 Bilangan Kuantum Spin Bilangan kuantum spin menyatakan arah rotasi elektron pada porosnya. Dalam satu orbital dapat berisi elektron tunggal atau sepasang elektron. Ada dua kemungkinan arah rotasi yaitu searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Begitulah elektron yang berotasi, bila searah jarum jam maka memiliki nilai s = +1/2 dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke atas.
19

Teori Atom Sebaliknya untuk elektron yang berotasi berlawanan arah jarum jam makan memiliki nilai s = -1/2 dan dalam orbital dituliskan dengan tanda panah ke bawah.

20

Teori Atom

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan Dari materi yang sudah disusun, dapat disimpulkan bahwa atom merupakan partikel terkecil yang terdiri dari proton, netron, dan elektron. Beberapa ahli mengungkapkan penemuannya mengenai teori model atom berdasarkan model tata penyusun dari sebuah atom. Teori atom yang ada sampai saat ini ialah teori atom Dalton, teori atom Thomson, teori atom Rutherford, teori atom Borh, dan teori atom Modern (Mekanika Gelombang). Selain model atom yang ditemukan, diciptakan juga bilangan-bilangan kuantum untuk menentukan kedudukan energi pada sebuah orbital sehingga dapat memudahkan untuk menentukan besarnya atom tersebut.

3.2

Saran Adapun beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penyusunan makalah ini adalah untuk mempelajari baik-baik mengenai atom, sifat, struktur, perkembangan, kelebihan, dan kelemahannya sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan umat manusia dan tidak disalah gunakan untuk keperluan yang tidak seharusnya. Dengan dimanfaatkannya ilmu pengetahuan secara baik-baik maka memungkinkan untuk menemukan penemuan-penemuan baru yang apabila digunakan secara baik-baik akan menimbulkan kehidupan yang harmonis dan penuh dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

21

Teori Atom

DAFTAR PUSTAKA
Atom. http://id.wikipedia.org/wiki/Atom Bilangan Kuantum. http://esdikimia.wordpress.com/2010/08/13/bilangan-kuantum/ Bilangan Kuantum Utama, Azimut, Magnetik, dan Spin. http://www.adipedia.com/2011/04/bilangan-kuantum-utama-azimutmagnetic.html Pengertian Atom. http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2106437-pengertian atom/ Perkembangan Teori Atom. http://kimia.upi.edu/staf/nurul/Web%202011/0900765/index.html Perkembangan Teori Atom dan Mekanika. http://kunhadi.blogspot.com/2009/12/perkembangan-teori-atom-danmekanika.html Sarosa, Wirawan J. 2010. Super Kimia SMA Kelas 1,2, & 3. Jakarta: Wahyu Media. Struktur Atom. http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_atom

22

You might also like