You are on page 1of 3

xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Aluminium adalah logam murni yang diperoleh dari alumina (Al2O3), bahan baku alumina diperoleh dari bauksit. Proses produksi aluminium dilakukan dengan proses elektrolisa (Hall-Heroult).

Di dalam bahan baku alumina terdapat senyawa-senyawa selain Al2O3 (dalam keadaan kering) itu sendiri yang dapat mempengaruhi proses produksi aluminium tersebut. Masing-masing senyawa tersebut memiliki spesifikasi tertentu yang disesuaikan dengan standar dalam peleburan aluminium di PT INALUM. Senyawa-senyawa tersebut antara lain : SiO2 , Fe2O3 , TiO2 , Na2O dan CaO. Na2O merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam bahan baku alumina. Untuk standar spesifikasi Na2O dalam bahan baku di PT INALUM adalah lebih kecil dari 0,600 % . Na2O berperan langsung dalam pembentukan kriolit (Na3AlF6).

Kriolit adalah salah satu bahan baku penunjang yang sangat penting yang digunakan sebagai elektrolit dalam proses elektrolisa peleburan aluminium. Kriolit dapat melarutkan alumina dalam jumlah yang besar. Kriolit ditambahkan ke dalam pot reduksi pada saat

Universitas Sumatera Utara

xv

pengoperasian awal (start-up) pot reduksi dengan banyak yang telah ditentukan sesuai dengan standar pada pengoperasian awal (start-up) pot reduksi. Pada saat pot beroperasi secara normal akan terjadi pembentukan kriolit yang dipengaruhi oleh reaksi tertentu yang terjadi di dalam pot reduksi. Pembentukan kriolit dipengaruhi oleh reaksi antara Na2O dengan aluminium flourida (AlF3). Senyawa AlF3 juga termasuk bahan baku penunjang yang ditambahkan ke dalam pot reduksi dengan tujuan untuk menjaga keasaman bath dan merupakan bahan yang dituangkan secara manual jika AlF3 kurang di dalam bath.

Oleh karena itu, bahan baku alumina secara langsung mempengaruhi reaksi yang terjadi antara Na2O dengan AlF 3 . Melalui reaksi tersebut akan diperoleh perbandingan serta perhitungan untuk mengetahui banyak kriolit yang dihasilkan dalam pot reduksi dengan asumsi Na2O yang terdapat dalam alumina habis terpakai. Untuk spesifikasi Na2O sendiri memiliki persentase yang berbeda-beda pada setiap bahan baku yang masuk ke dalam pabrik reduksi, meskipun demikian standar Na2O harus tetap sesuai dengan yang diinginkan untuk proses elektrolisa di tungku reduksi agar pembentukan kriolit di dalam pot tetap stabil.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul : PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM OKSIDA (Na2O) DALAM ALUMINA (Al2O3) TERHADAP KRIOLIT (Na3AlF6) YANG DIHASILKAN PADA TUNGKU REDUKSI DI PT INALUM.

Universitas Sumatera Utara

xvi

1.2.

Permasalahan

Berapa banyak jumlah kriolit (Na3AlF6) yang dihasilkan pada unit tungku reduksi dengan kadar Na2O yang terdapat dalam spesifikasi bahan baku Al2O3. Pengaruh yang ditimbulkan jika terjadi kekurangan dan kelebihan Na2O dalan bahan baku Al2O3.

1.3.

Tujuan dan Manfaat

1.3.1.

Tujuan

Untuk mengetahui kadar Na2O yang efisien sesuai dengan standar dalam spesifikasi Al2O3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh kriolit apabila konsentrasi Na2O tinggi atau rendah.

1.3.2.

Manfaat

Dapat mengetahui konsentrasi Na2O dalam spesifikasi Al2O3 yang sesuai standar untuk produksi aluminium. Dapat mengetahui jumlah kriolit yang dihasilkan dalam tungku reduksi dari konsentrasi Na2O yang ada dalam Al2O3.

Universitas Sumatera Utara

You might also like