You are on page 1of 14

BAB I PENDAHUULUAN

1.1

Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan allah yang misterius dan sangat menarik. Dikatakan misterius karena semakin dikaji semakin terungkap betapa banyak halhal ynag mengenai manusia yang belum terungkapkan. Dan dikatakan menarik karana manusia sebagai subjek sekaligus sebagai obyek kajian yang tiada hentihentinya terus dilakukan manusia khususnya para ilmuwan. Oleh karena itu ia telah menjadi sasaran studi sejak dahulu, kini dan kemudian hari. Hampir semua lembaga pendidikan tinggi mengkaji manusia, karya dan dampak karyanya terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan hidupnya. Dalam pandangan Islam, manusia merupakan entity yang unik. Keunikannya terletak pada wujudnya yang multi-dimensi, bahkan awal penciptaannya di dialogkan langsung oleh Allah SWT degan para malaikat sehingga jadilah manusia makhluk Allah yang paling mulia dan sempurna di muka bumi ini. Karena kesempurnaan dan kemuliaannya, Allah memberikan keistimewaan-keistimewaan yang menyebabkan manusia berhak mengungguli makhluk lainnya. Di antara keistimewaan keistimewaannya adalah diangkatnya manusia sebagai khalifah di bumi. Manusia merupakan makhluk berpikir yang menggunakan bahasa sebagai medianya; manusia merupakan makhluk tiga dimensi seperti segitiga sama kaki, yang kaki-kakinya terdiri dari tubuh, akal, dan ruh; manusia mempunyai motivasi dan kebutuhan, manusia juga mempunyai keluwesan sifat yang selalu berubah melalui interaksi pendidikan. Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk berpribadi, sebagai makhluk yang hidup bersama-sama dengan orang lain, sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam dan sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh oleh Allah. Manusia sebagai makhluk berpribadi, mempunyai fungsi terhadap diri pribadinya. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai fungsi terhadap masyarakat. Manusia sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam, berfungsi terhadap

alam. Manusia sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh, berfungsi terhadap yang menciptakan dan yang mengasuhnya. Selain itu manusia sebagai makhluk pribadi terdiri dari kesatuan tiga unsur yaitu : unsur perasaan, unsur akal, dan unsur jasmani [Ahmad Azhar Basyir, 1984 : 7-8].

1.2 Rumusan Masalah Apa pengertian sifat dasar manusia menurut pandangan islam? Ada berapa sifat dasar manusia menurut pandangan islam?
Bagaimana hubungan konsep sifat dasar manusia jika dikaitkan

dalam ayat Al Quran? Apa yang menjadi tujuan penciptaan manusia? 1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian sifat dasar manusia menurut pandangan

islam
Untuk mengetahui sifat dasar manusia menurut pandangan islam

Untuk mengetahui hubungan konsep sifat dasar manusia jika dikaitkan dalam ayat Al Quran Untuk mengetahui tujuan diciptakannya manusia.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Manusia dalam Al Quran Dalam al-Qur'an, ada tiga kata yang digunakan untuk menunjukkan arti manusia, yaitu kata insan, kata basyar dan kata Bani Adam. Kata insan dalam alQur'an dipakai untuk manusia yang tunggal, sama seperti ins. Sedangkan untuk jamaaknya dipakai kata an-nas, unasi, insiya, anasi. Adapun kata basyar dipakai untuk tunggal dan jamak. Kata insan yang berasal dari kata al-uns, anisa, nasiya dan anasa, maka dapatlah dikatakan bahwa kata insan menunjuk suatu pengertian adanya kaitan dengan sikap, yang lahir dari adanya kesadaran penalaran [Musa Asy'arie, 1992 : 22]. Kata insan digunakan al-Qur'an untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang lain adalah akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan [M.Quraish Shihab, 1996 : 280]. Al-Quran tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok bintang (animal) selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnnya. Namun kalau manusia tidak mempergnakan jiwa, raga, serta panca indera secara baik dan benar maka ia akan menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan seperti yang dinyatakan Allah di dalam Al-Quran: Abdurrahman An-Nahlawi [1995], mengatakan manusia menurut pandangan

Artinya: mereka (jin dan manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), punya telinga tetapi tidak mendengar (ayat-ayat

Allah). Mereka (manusia) yang seperti itu sama (martabatnya) dengan hewan bahkan lebih rendah (lagi) dari bintang. (QS. Al-Araf: 179) Di dalam AlQuran manusia disebut antara lain dengan Bani Adam (QS. Al Isra:70), basyar (QS.Al-Kahfi:10), Al-Insan (QS.Al-Insan:1), An-Nas (QS. AnNas(114):1). Berbagai rumusan tentang manusia telah diberikan orang. Salah satu diantaranya, berdasarkan studi isi Al Quran dan Al hadist. Berbuny (setelah disunting)sebagai berkut: Al Insan (manusia) adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk beriman (kepada Allah), dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, bertanggungjawab atass segala perbuatannya dan barakhlak (N.A Rasyid, 1983:19) Kelebihan Manusia dari Makhluk lainnya, Fungsi dan Tanggung jawab Manusia dalam Islam. Bertitik tolak dan rumusan singkat itu, menurut ajaran islam, manusia, dibandingkan dengan makhluk lain, mempunyai berbagai ciri utamanya adalah: 1. Makhluk yang Paling Unik, dijadikan dalaam bentuk yang paling baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Firman Allah:

Artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Karena itu pula keunikannya ( kelainannaya dari makhluk ciptaan Tuhan yang lain) dapat dilihat pada struktur tubuhnya, gejala-gejala yang ditimbulkan jiwanya,mekanisme yang terjadi pada setiap organ tubuhnya, proses pertumbuhannya melalui tahap-tahap tertentu. 2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan) beriman kepada Allah. Sebab sebelum ruh (ciptaan) Allah dipertemukan dengan jasad di rahim ibunya, ruh yang berada di alam ghaib itu ditanyai Allah, sebagaimana tertera dalam Al-Quran:

Artinya: apakah kalian mengakui Aku sebagai Tuhan kalian? (Para ruh itu menjawab) ya, kami akui (kami saksikan) Engkau adalah Tuhan kami). (Q.S AlAraf : 172). Dengan pengakuan itu, sesungguhnya sejak awal dari tempat aslnya manusia telah mengakui Tuhan, telah ber-Tuhan , berke-Tuhanan. Pengakuan dan penyaksian bahwa Allah adalah Tuhan ruh yang ditiupkan kedalam Rahim wanita yang sedang mengandung manusia itu berarti bahwa manusia mengakui (pula) kekuasaan Tuhan, termasuk kekuasaan Tuhan menciptakan agama untuk pedoman hidup manusia di dunia ini. 3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam Al-Quran surat az Zariyat:

Artinya: Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56) 4. Disamping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada Allah, menjadi muslim. Tetapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-Nya, menjadi kafir. Karena itu di dalam Al-Quran ditegaakan oleh Allah:

Artinya:

Islam meliputi : [1] Manusia sebagai makhluk yang dimuliakan, artinya Islam tidak memposisikan manusia dalam kehinaan, kerendahan atau tidak berharga seperti binatang, benda mati atau makhluk lainnya [QS..al-Isro: 70 dan al-Hajj : 65]. [2] Manusia sebagai makhluk istimewa dan terpili. Salah satu anugrah Allah yang diberikan kepada manusia adalah menjadikan manusia mampu membedakan kebaikan dan kejahatan atau kedurhakaan dari ketakwaan. Ke dalam naluri manusia, Allah menanamkan kesiapan dan kehendak untuk melakukan kebaikan atau keburukan sehingga manusia mampu memilih jalan yang menjerumuskannya pada kebinasaan. Dengan jelas Allah menyebutkan bahwa dalam hidupnya, manusia harus berupaya menyucikan, mengembangkan dan meninggalkan diri agar manusia terangkat dalam keutamaan [Q.S.as-Syam: 7-10]. [3] Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik. Allah telah melengkapi manusia dengan kemampuan untuk belajar, dalam surat al-Alaq : 3 dan 5, Allah telah menganugrahi manusia sarana untuk belajar, seperti penglihatan, pendengaran dan hati. Dengan kelengkapan sarana belajar tersebut, Allah selalu bertanya kepada manusia dalan firman-Nya "afala ta'kilun", afala tata fakkarun", dan lain-lain pertanyaan Allah kepada manusia yang menunjukkan manusia mempunyai potensi untuk belajar. Al-Qur'an menggambarkan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan, sebagai khalifah-Nya di muka bumi, serta sebagai makhluk semi-samawi dan semi duniawi, yang di dalam dirinya ditanamkan sifat-sifat : mengakui Tuhan, bebas, terpercaya, rasa tanggungjawab terhadap dirinya maupun alam semesta; serta karunia keunggulan atas alam semesta, lagit dan bumi. Manusia dipusakai dengan kecenderungan jiwa ke arah kebaikan maupun kejahatan. Kemajuan mereka dimulai dari kelemahan dan ketidakmampuan, yang kemudian bergerak ke arah kekuatan. Tetapi itu tidak akan menghapuskan kegelisahan psikis mereka, kecuali jika mereka dekat dengan Tuhan dan selalu mengingat-Nya [Rif'at Syauqi Nawawi, 2000 : 11].

2.2 Sifat- Sifat Dasar Manusia Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah.Al Quran pun telah menjelaskan secara

jelas bahwa awalnya manusia diciptakan dari tanah, dan setelah sempurna kejadiannya dihembuskanNya lah kepadanya Ruh ciptaan Tuhan. (sesuai dari (QS Shaad: 71 -72). Keistimewaan dan keburukan sifat manusia menurut Allah dalam Al Quran adalah sebagai berikut : 1. Ia Diciptakan dalam bentuk dan keadaan yang sebaik baiknya (QS At-Tiin:4) 2. Ia dimuliakan dibandingkan dengan kebanyakan makhluk makhluk lain (QS Al Israa:70) 3. Ia amat aniaya dan ingkar nikmat ( QS Ibraahim:34) 4. Ia bersifat keluh kesah lagi kikir (QS Al Maaarij:19) 5. Manusia sangat banyak yg membantah ( QS Al Kahfi:54) Di lain ayat, dijelaskan bahwa sebelum diciptakannya manusia, Tuhan telah menyampaikan rencana penciptaan ini kpd malaikat, yaitu agar makhluk ini menjadi khalifah (kuasa/wakil) Tuhan di bumi (QS Al Baqaraah :30). Dari sini jelas pula bahwa hakikat wujud manusia dalam kehidupan ini adalah melaksanakan tugas kekhalifahan. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini, tugasnya meliputi membangun dan mengolah dunia ini sesuai dengan kehendak Ilahi. Karenanya, ditetapkanlah Tujuan Hidupnya, yakni mengabdi kepada Allah (QS Adz Dzaariyaat :56). Sifat Dasar Manusia menurut Al quran antara lain: 1. Manusia itu Lemah Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah (Q.S. Annisa; 28) 2. Manusia itu Gampang Terperdaya Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah (Q.S Al-Infithar : 6) 3. Manusia itu Lalai Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (Q.S At-takaatsur 1) 4. Manusia itu Penakut / Gampang Khawatir

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al-Baqarah 155) 5. Manusia itu Bersedih Hati Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Q.S Al Baqarah: 62) 6. Manusia itu Tergesa-Gesa Artinya: Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. 7. Manusia itu Suka Membantah Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (Q.S. an-Nahl 4) 8. Manusia itu Suka Berlebih-Lebihan(Melampaui Batas) Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Q.S Yunus : 12) Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas (Q.S al-Alaq : 6) 9. Manusia itu Pelupa Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu

sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka. (Q.S AzZumar : 8 ) 10. Manusia itu Suka Berkeluh-Kesah Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (Q.S Al Maarij : 20) Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan. (Q.S Al-Fushshilat : 20) Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa (al-Isra 83) 11. Manusia itu Kikir Katakanlah: Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaanperbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya. Dan adalah manusia itu sangat kikir. (Q.S. Al-Isra : 100) 12. Manusia itu Suka Mengkufuri Nikmat Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15) Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-Aadiyaat : 6) 13. Manusia itu Dzalim dan Bodoh Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh, (Q.S alAhzab : 72) 14. Manusia itu Suka Menuruti Prasangkanya Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S Yunus 36)

15. Manusia itu Suka Berangan-Angan Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu? Mereka menjawab: Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. (Q.S al Hadid 72) Dari berbagai macam sifat manusia tersebut, Islam memberikan beberapa solusi untuk sifat-sifat buruk manusia, meliputi; Solusi pertama, Tetap berpegang teguh kepada tali agama dan petunjuk-petunjuk dari Allah Kami berfirman: Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S al-Baqarah : 38) Solusi kedua, Tetap berada dalam ketaatan sesulit apapun situasi yang melanda Tetap berada dalam ketaatan disini, berarti bersegera menyambut amal-amal kebaikan. Seperti syair yang dilantunkan Abdullah bin Rawahah untuk mengembalikan semangatnya saat nyalinya mulai ciut di perang mutah ketika dua orang sahabatnya yang juga komandan pasukan pergi mendahuluinya. wahai jiwa, jika syurga sudah di depan mata mengapa engkau ragu meraihnya Allah berfirman Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orangorang yang bertakwa, (Q.S. Ali Imran : 133) Solusi ketiga, Jaga keimanan kita. Merupakan hal yang wajar, iman seseorang naik turun dan berfluktuatif. Solusi keempat, Berjamaah Manusia itu lemah ketika sendiri dan akan kuat ketika berjamaah. 2.3 Tujuan Penciptaan Manusia

Manusia menurut Nurcholis Madjid memamng merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang mengagumkan dan penuh misteri. Dia tersusun dari perpaduan dua unsur; segenggam tanah bumi, dan ruh Allah, maka siapa yang hanya mengenal aspek tanahnya dan melalaikan aspek tiupan ruh Allah, maka siapa yang hanya mengenal aspek tanahnya dan melalikan aspek tipuan ruh Allah, maka dia tidak akan mengenal lebih jauh hakikat manusia. Al-Quran sendiri juga menyatakan bahwa manusia memang merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah. Ada banyak sekali kelebihan yang diberikan oleh Allah swt kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk-makhlukNya yang lain. Ada beberapa perangkat yang diberikan Allah swt kepada manusia yang menjadikannya unggul dan terdepan dari para makhluk lainnya seperti daya tubuh yang membuat nya mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mempertahankan diri menghadapi tantangan, daya akal yang membuatnya memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, daya kalbu yang memungkinkannya bermoral, merasakan keindahan, kelezatan iman,dan kehadiran Allah. Oleh karena itu manusia perlu menyadari eksistensi dan tujuan penciptaan dirinya, memahami risalah hidupnya selaku pengemban amanah Allah, melalui arahan dan bimbingan yang berkesinambungan agar kehidupannya menjadi lebih berarti. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya segala sesuatu diciptakan dengan adanya satu tujuan. Dengan tujuan itulah kemudian sesuatu difungsikan dan dengan adanya fungsi itulah maka keberadaan sesuatu menjadi berarti. Manusia diciptakan untuk satu tujuan tertentu. Terdapat dua ayat yang secara eksplisit menunjukkan tujuan Allah swt dalam penciptaan manusia yaitu QS. Al-Dhariyat: 56 dan QS. Al-Baqarah: 30. Manusia sebagai Hamba Allah (Abd Allah) Ayat pertama yang menjelaskan tentang tujuan penciptaan manusia adalah firman Allah swt:

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Ayat ini mengindikasikan tentang tujuan penciptaan manusia sebagai hamba Allah. Indikasi ini dapat dipahami dari klausa kata yang berarti : agar mereka mengabdi kepadaku. Klausa tersebut berasal dari kata yang mengandung subyek, kata kerja dan obyek. Kontraksi terjadi karena kata kerja tersebut didahului oleh partikel yang berfungsi ssebagai penghubung dan bermakna tujuan dan yang merupakan salah satu kegunaan Dalam ayat ini juga digunakan kata dan

bentuk hars (pembatasan). Hal ini memberikan pengertian bahwa tujuan penciptaan manusia hanyalah untuk mengabdi kepada Allah swt dan bukan yang lainnya. Karena itulah dapat kita lihat bahwa dakwah Rasulullah SAW di era mereka adalah mengajak masyarakat kepada tujuan utama penciptaan mereka yaitu mengabdi kepada Allah dengan sebenarnya. Namun hal ini bukan berarti bahwa Allah swt butuh untuk disembah. Sebab menurut TabatabaI hal itu mustahil bagi Allah swt. Namun suatu perbuatan yang tidak memiliki suatu tujuan adalah perbuatan sia-sia yang harus dihindari. Dengan demikian harus dipahami bahwa ada tujuan bagi Allah swt dalam perbuatannya, tapi dalam dirinya bukan diluar dirinya. Ibadah adalah tujuan penciptaan manusia dan kesempurnaan yang kembali kepada penciptaan. Allah swt menciptakan manusia untuk memberinya ganjaran. Yang memperoleh ganjaran adalah manusia sedang Allah tidak membutuhkannya. Adapun tujuan Allah, maka itu berkaitan dengan zatNya yang Maha Tinggi. Dia menciptaka jin dan manusia karena Dia adalah Zat yang Maha Agung.

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA Amsyari, Dr. Fuad.1993. Masa Depan Umat Islam Indonesia. Bandung: Al Bayan Sjadzali, Prof. Dr.H. Munawir. 1997. Ijtihad Kemanusiaan. Jakarta: Paramadina

You might also like