You are on page 1of 28

ANESTESI BY

FINERTI S.R.SURANY,S.Kep.Ners

Definisi
Anestesi , berasal dari bahasa yunani yaitu : an berarti tidak , tanpa dan aesthetos berarti persepsi , kemampuan untuk merasa . Secara umum berarti , suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846

Tujuan peleyanan anestesi


1. Memberikan pelayanan anestesia,analgesia dan sedasi secara berkesinambungan dan memuaskan bagi pasien yang menjalani pembedahan,prosedur medis atau trauma yang menyebabkan rasa nyeri,kecemasan dan stres psikis lain. 2. Menunjang fungsi vital tubuh terutama jalan napas,pernapasan,kardiovaskular dan kesadaran pasienyang mengalami gangguan atau ancaman nyawa karena menjalani pembedahan,prosedur medis,trauma atau penyakit lain

3. Melakukan reanimasi/resusitasi (basic,advanced,prolonged life support) pada kegawatan mengancam nyawa di manapun pasien berada (Ruang Gawat Darurat, Kamar Bedah,RuangPulih,Ruang Terapi Intensif/ICU dan lain-lain 4. Menjaga keseimbangan cairan,elektrolit,asam basa dan metebolisme tubuh pasien yang mengalami gangguan atau ancaman nyawa pada pembedahan,prosedur medis,trauma,atau penyakit lain. 5. Menanggulangi masalah nyeri akut di rumah sakit (nyeri akibat pembedahan,trauma,maupun nyeri persalinan).

6. 7.

Menanggulangi masalah nyeri kronik dan nyeri membandel (nyeri kanker dan penyakit kronik). Memberikan bantuan terapi pernapasan.

Tujuan pemberian obat anestesi:TRIAS ANESTESI: -Hipnotik/narkotik -Analgetik -Relaksasi YA -Menyebabkan depresi napas,jantung,sirkulasi,fungsi otak,hati,usus,ginjaldan sistem imun TIDAK -Jika semua perubahan diawasi dan dikendalikan maka bahaya dapat di-minimal-kan

APAKAH ANESTESI BERBAHAYA?

Premedikasi adalah tindakan untuk memberi rasa nyaman,tenang, dan obatobatansebelum melakukan induksi anestesi. Premedikasi dilakukan dengan cara: *Farmakologis:beri obat-obatan *Non farmakologis:melakukan pre operative visit Tujuan pre operative visit: 1.Anamnesis,meliputi:- riwayat medis (riwayat penyakit dahulu dan sekarang) - riwayat alergi,asma atau obat-obatan - riwayat anestesi dan masalahnya - riwayat medikasi - kebiasaan/habituasi 2. Kajian data diagnostik (misalnya:laboratorium,EKG,sinar X) 3. Pemeriksaan fisik yang tepat 4. Penentuan status fisik ( ASA ),berkorelasi dengan resiko yang mungkin terjadi dan penatalaksanaan perioperatif 5. Memilih teknik dan obat-obatan anestesi atau premedikasi yang sesuai dengan keadaan pasien

PREMEDIKASI

Klasifikasi status fisik ASA ( American Society of Anesthesiologist ) Status Fisik 1: Klien normal dan sehat : tidak ada gangguan fisiologi , biologi , dan organic Status Fisik 2: Klien menderita penyakit sistemik ringan : penyakit hipertensi , DM yang terkontrol Status Fisik 3: Klien menderita penyakit sistemik berat : Hipertensi tidak terkontrol , DM dengan konplikasi dan ada riwayat infark Status Fisik 4: Klien menderita penyakit sistemik berat yang mengancam jiwa : klainan fungsi jantung , paru , ginjal , hati , dan endokrin yang parah Status Fisik 5: Klien sekarat , diperkirakan tidak dapat bertahan dalam waktu 24 jam dengan / tanpa operasi : pembedahan dilakukan sebagai usaha terakhir , misalnya : Emboli paru , trauma otak . Status Fisik 6: Klien difonis telah mengalami kematian batang otak : operasi dilakukan untuk pengangkatan organ yang dijadikan donor Untuk pasien pembedahan darurat ditambahkan huruf E

Tujuan premedikasi: 1.Mengurangi kecemasan dan ketakutan dengan memberi sedatif Contoh: *Diazepam *Midazolam:0,07- mg/kg bb im atau 0,5 mg/kg bb iv *Lorazepam dll 2.Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus,mencegah refleks vagal (karena manipulasi jalan napas) dapat dicegah dengan antikolinergik Contoh: *Sulfas Atropin:0,25 mg-0,50 mg,im atau o,5-1 mg iv,untuk dewasa dan o,o15 mg/kg bb untuk anak-anak 3.Mengurangi mual dan muntah pasca bedah,dicegah dengan memberi antiemetik Contoh: *Droperidol,Ondansetron,Metochlorpramide

4.Membuat amnesia Contoh : *Midazolam diberikan 0,05-0,15 mg/kg bb iv,memberikan 60-96% amnesia Durasi 20-30 menit *Lorazepam,dll 5.Mengurangi nyeri/analgesia Contoh: *Morfin ( dosis 0,1 mg / kg bb ) *Pethidin ( dosis 1 2 mg / kg bb ) *Fentanyl 5.Mempercepat pengosongan lambung Contoh: *Metochlorpramide 6.Memperlancar induksi anestesi 7.Meminimalkan obat anestesi

Untuk operasi berencana pasien harus Puasa.Puasa penting ditaati oleh pasien karena lambung pasien harus kosong untuk menghindari regurgitasi pada waktu dibius dan bisa mengakibatkan aspirasi yang dapat menyebabkan obstruksi jalan napas yang fatal.

Umur < 6 Bulan


6-36 bulan

Puasa makanan/susu (jam)

Puasa minum(jam)

4 6 8

2 3 3

> 36 bulan
dewasa

Jenis Anestesi
General Anestesi ( Anestesi umum ) Regional Anestesi Lokal Anestesi

General ANestesi dilakukan dengan teknik: a)

Tekhnik Anestesi

Inhalasi : Adalah suatu cara pemberian anestesi umum,dimana obat anestesi masuk ke dalam sirkulasi lewat proses pernapasan. - Intubasi endotracheal tube Komplikasi intubasi: *Selama intubasi:- trauma gigi-geligi - Laserasi bibir,gusi,laring - merangsang saraf simpatis (hipertensi-takikardi) - intubasi bronkus - intubasi esofagus - aspirasi - spasme bronkus

*Setellah intubasi:- spasme laring -aspirasi -gangguan fonasi -edema glotis-subglotis -infeksi laring,faring,trakea - Sungkup muka (face mask) Contoh obat anestesi inhalasi: > Ether > Halothan > Sevoflurane > Enflurane > N2O (gas gelak) b)Parentral : - Intra vena : Induksi cepat dan menyenangkan Kelemahan/kekurangan dari Anestesi Intra Vena: - sulit mengontrol dalamnya anestesi - masa pulih yang panjang

Contoh Obat Anestesi Intra vena


Ketalar / ketamin : Analgesik kuat , menyebabkan halusinasi , tekanan darah meningkat , nadi meningkat ,sekresi air liur meningkat, nyeri kepala post operasi . Dosis : bolus untuk induksi : 1-2 mg/kg bb. intra muskuler (im): 3-10 mg/kg bb. Konra indikasi : hipertensi, ada riwayat epilepsi dan asma Pentotal : dosis : 3-5mg/kg bb, hati2 pd hipotensi Recofol : dosis bolus untuk induksi : 1-2mg/kg bb

-intra muskuler
Contoh obat anestesi Intra muskuler: Ketalar/ketamin. Dosis 3-10mg/kg bb

Syarat yang perlu diperhatikan pada general anestesi


Induksi yang cepat Cukup dalam Masa pulih yang pendek Tidak semua obat anestesi umum memiliki efek relaksasi yabg baik,maka perlu diberiobat pelumpuh otot(muscle relaxant) Contoh obat pelumpuh otot : Succinyl choilin ( short acting ) Pavulon / tracrium / notrixum / tramus ( long

acting )

Komplikasi general anestesi 1. Efek samping pasca bedah berupa mual/muntah,menggigil,pusing,mengantuk,sakit tenggorokan. 2. Pada pasien yang tidak puasa bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung ke dalam jalan napas. 3. Kesulitan memasang alat/pipa pernapasan yang tidak diduga sebelumnya. 4. Allergi/hipersensitif terhadap obat(jarang),mulai derajat ringan hingga berat/fatal. 5. Kejang pita suara(spasme larings),kejang jalan napas bawah(spasme bronkus) dari ringan hingga berat yang dapat menyebabkan henti napas. 6. Komplikasi akan meningkat pada pasien 1 tahun,usia lanjut,pasien dengan penyakit penyerta(jantung,ginjal,hati,saraf,paru,endokrin)

Regional Anestesi
Adalah blokade/hambatan impuls nyeri dari suatu bagian tubuh untuk sementara (reversibel) dengan cara menghambat hantaran saraf sensorik,otonomik serta motorik Fungsi saraf yang dapat hilang meliputi: -sensorik temperatur -nyeri -aktivitas otonom -rasa raba -rasa tekan -fungsi motorik -propioseptif

Regional anestesi dapat dilakukan dengan teknik: 1. Neuroaxial blok (spinal ): Sub arrachnoid Block ( SAB ) Indikasi spinal anestesi: *Bedah ekstremitas bawah *Bedah panggul *Tindakan sekitar rectum-perineum *Bedah obstetri-ginekologi *Bedah abdomen bawah *Bedah urologi *Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri biasanya dikombinasi dengan anestesi umum ringan Kontra indikasi spinal anestesi: *Hipotensi *Hemoragic disease *Anemia *Kelainan bentuk tulang *Tetraparese,polio *Pasien tidak mau atau tidak kooperatif Contoh obat: -marcain -buvanest -bucain -bunascan;dll

2. Field blok:membentuk dinding analgesia di sekitar lapangan opersi 3. Intravenus Regional Anestesia:injeksi obat anestesi intravena ke ekstremitas atas atau bawah lalu dilakukan isolasi bagian tersebut dengan torniquet Komplikasi spinal: 1. Efek samping pasca bedah berupa mual/muntah,gatal-gatal terutama daerah wajah,menggigil. 2. Efek samping jarang adalah sakit kepala 3. Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang ) 4. Gangguan pernapasan dari mulai ringan (teras napas berat) sampai berat (henti napas) 5. Kesulitan buang air kecil 6. Kelumpuhan/kesemutan yang memanjang Kontra indikasi : Ada infeksipd area penyuntikan, hipotensi dan syok karena perdarahan

Lokal Anestesi dilakukan dengan teknik: 1. Infiltrasi lokal:injeksi obat anestesi lokal langsung ke tempat lesi,luka atau insisi Contoh:Lidocain,Procain dll 2. Topikal Anestesi:obat anestesi disemprotkan pada area yang diinsisi Contoh:Chlor ethyl

Standard Pemantauan Selama Pemberian Anestesi: Oksigenasi Pemantauan oksigenasi jaringan dilakukan untuk memastikan kadar oksigen yang adekuat dalam darah selama pemberian anestesi. Penilaian oksigenasi darah dilakukan dengan: metode kuantitatif seprti oksimetri pulsa 2. Ventilasi Pemantauan jalan napas dan ventilasi dilakukan untuk memastikan jalan napas dan ventilasi yang adekuat. Metode: -observasi pengembanga dada, peng amatan gerak kantung napas ( bag ), dan auskultasi bunyi napas Selama anestesi regional observasi dilakukan trhadap tanda klinis kualitatif

3.Sirkulasi Pemantauan fungsi perdaran darah dilakukakn untuk memastikan kecukupan fungsi peredaran darah pasien selama anestesi. Metode: Evaluasi terhadap laju jantung dan irama jantung dengan cara: palpasi nadi,auskultasi bunyi jantung,oksimetri pulsa.

Pasien yang menjaalani anestesi sebaiknya dipaparkan gambaran EKG secara kontinual sejak awal anestesi hingga siap meninggalkan kamar operasi. Lakukan pemeriksaan dan evaluasi te-kanan darah arteri dan laju jantung setiap lima menit Perfusi jaringan dipantau dengan oksimetri pulsa

4.Suhu tubuh Pemantauan dilakukan untuk mempertahankan suhu tubuh yang tepat selama anestesi.

ASPEK LEGAL DALAM PEMBEDAHAN Aspek legal adalah hal yang penting dalam melaksanakan pembedahan untuk menganatisipasi kemungkinan dampak yang terjadi. Melalui surat persetujuan dilakukan tindakan ( informed consent ), berbagai informasi dapat disampaikan kepada pasien. Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada pasien sebalum tindakan : Sifat tindakan Prosedur yang akan dilakukan Adanya pilihan terhadap prosedur pembedahan Resiko terhadapplilhan dari pembedahan

Tujuan informed consent ( persetujuan tindakan medik ) 1. Melindungi pasien dari tindakan yang dilakukan 2. Melindungi tim pembedah dari pengaduan atau tuntutan hukum. Dasar hukum informed consent ( persetujuan tindakan medik ) : 1. UU No.23 / TAHUN 1992 / PSL 53 ayat 2 2. PER MEN KES RI No. 585 / MENKES / PER /IX / 1989 PASAL 53 AYAT 2 : TENAGA KESEHATAN DALAM MELAKUKAN TUGASNYA BERKEWAJIBAN UNTUK MEMATUHI STANDAR PROFESI DAN MENGHORMATI HAK PASIEN

You might also like