You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sistem penjernihan dalam menyisihkan kandungan warna maupun organik demi mendapatkan suatu zat yang diinginkan memiliki beberapa macam teknik. Contohnya pada sistem pengolahan air limbah industri tekstil yang banyak ditujukan untuk menghilangkan warna biasanya digunakan teknik koagulasiflokulasi. Proses biologi umumnya menggunakan proses lumpur aktif atau biofilter yang merupakan pengolahan lanjutan dengan tujuan untuk menurunkan kandungan organik lainnya. Kekurangan proses koagulasi-flokulasi adalah konsumsi bahan kimia yang tinggi dan menghasilkan lumpur kimia. Alternatif pengganti untuk proses koagulasi-flokulasi adalah proses adsorpsi. Adsorpsi ialah pengumpulan zat terlarut di permukaan media dan merupakan jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak dengan zat lainnya. Proses ini menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di permukaan media setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras, interface) cairan dengan cairan, cairan dengan gas atau cairan dengan padatan dalam waktu tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, adsorpsi banyak dimanfaatkan antara lain dalam pemutihan gula tebu, adsorpsi gas atau zat racun dalam usus dengan tablet norit, ataupun proses penjernihan air, semuanya memanfaatkan proses adsorpsi. Adsorpsi dapat digunakan untuk memisahkan zat warna dari suatu laurutan. Terdapat banyak jenis adsorben (pengadsorpsi), salah satu diantaranya adalah karbon aktif. Karbon aktif mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.

Dalam percobaan ini, dilakukan penentuan adsorpsi zat warna metilen biru dari larutan oleh karbon aktif, sehingga dengan melekukan percobaan ini kita akan lebih memahami sifat adsorpsi karbon, serta dapat menentukan model adsorpsi zat warna metilen biru oleh karbon. Hal inilah yang meletarbelakangi sehingga percobaan ini dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami penentuan adsorpsi zat warna dari laruan dengan menggunakan karbon aktif. 1.2.2 Tujuan Percobaan Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah : 1. Menemukan model yag sesuai untuk adsorpsi zat warna metilen biru oleh karbon aktif. 2. Menghitung kapasitas adsorpsi metilen biru oleh karbon aktif.

1.3 Prinsip Percobaan Prinsip percobaan ini adalah menentukan model adsorpsi yang sesuai untuk adsorpsi metilen biru oleh karbon aktif dengan cara mengukur konsentrasi larutan metilen biru setelah adsorpsi karbon aktif dengan konsentrasi awal bervariasi dan waktu pengadukan selama 30 menit, melalui pengukuran absorbansi menggunakan spektronik 20D+ dengan panjang gelombang 590 nm.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Biasanya molekul- molekul pada permukaan zat padat atau cair memilki gaya tarik ke arah dalam karena tidak adanya gaya lain yang mengimbangi. Gaya-gaya ini menyebabkan zat cair atau padat memiliki gaya adsorpsi (Sukardjo, 1989). Adsorpsi merupakan proses adhesi zat-zat asing pada permukaaan suatu partikel. Zat-zat yang terabsorpsi biasanya terikat dengan kuat dalam lapisan-lapisan yang tebalnya tidak lebih dari satu atau dua molekul atau ion (Kenan). Kita sering mendengar tentang adsorpsi dan absorpsi, keduanya merupakan dua proses penyerapan yang berbeda. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorben sedangkan pada adsorpsi, zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap adsorben, dan temperatur (Sukardjo, 1989). Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu, fisisorpsi dan kimisorpsi. Fisisorpsi (kependekan dari adsorpsi fisika) terjadi karena adanya interaksi Van der Waals (contohnya dispersi atau antaraksi dipolar) antara adsorban dan substrat. Sedangkan kimisorpsi (kependekan dari adsorpsi kimia) terjadi Karena partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan kordinasinya dengan substrat. Entalpi kimisorpsi jauh lebih besar dari pada untuk fisisorpsi. Dulu,

pengujian utama untuk membedakan kimisorpsi dan fisisorpsi adalah ukuran entalpi adsorpsinya. Nilai yang kurang negative dari -25 kJ mol-1 dianggap menunjukkan fisiosorpsi, dan nilai yang lebih negatif dari sekitar -40 kL mol-1 dianggap

menunjukkan kimisorpsi. Akan tetapi, patokan ini tidak aman, dan sekarang sudah ada teknik spektroskopi yang dapat mengenali spesies teradsorpsi (Atkins, 1997). Menurut Sukardjo (1989), adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia dapat dibedakan dari : a. Adsorpsi fisika atau Van der Waals : - Panas adsorpsi rendah (~10.000 kal/mol). - Kesetimbangan adsorpsi reversibel dan cepat. Misal : adsorpsi gas pada charcoal. b. Adsorpsi kimia atau adsorpsi aktivasi : - Panas adsorpsi tinggi (20.000-100.000 kal/mol). - Adsorpsi disini terjadi dengan pembentukan senyawa kimia, hingga ikatannya lebih kuat. Misal : adsorpsi CO pada W. O2 pada Ag, Au, Pt, C. H2 pada Ni. Hubungan antara jumlah zat di adsorpsi dan tekanan kesetimbangan atau konsentrasi kesetimbangan pada temperatur tertentu, disebut adsorpsi isotherm. Ada dua jenis adsorpsi isoterm yang sering digunakan yaitu, isoterm Langmuir dan isoterm Freundlich (sukardjo,1989). Menurut Atkins (1997), isoterm Langmuir merupakan isoterm yang sangat sederhana dan didasarkan pada asumsi bahwa setiap tempat adsorpsi adalah ekivalen atau samaa, dan kemampuan partikel untuk terikat di tempat itu tidak bergantung pada ditempati atau tidaknya tempat yang berdekatan tersebut. dinamikanya adalah : A(g) + M(permukaan) AM Kesetimbangan

Menurut Castellan (1983), isoterm Freundlich adalah salah satu persamaan yang pertama kali diusulkan untuk menghubungkan jumlah bahan teradsorpsi dengan konsentrasi bahan dalam larutan: m= kc 1/n di mana m adalah massa teradsorpsi per satuan massa adsorben, c adalah konsentrasi, k dan n adalah konstanta. Dengan mengukur m sebagai fungsi dari c dan merencanakan logl10 m dibandingkan dengan log10 c, nilai-nilai n dan k dapat. Isoterm Freundlich gagal jika konsentrasi (atau tekanan) dari adsorbat yang terlalu tinggi. Isoterm Freunlich merupakan isoterm yang sesuai dengan perubahan logaritmik. Isoterm ini lebih kurang sesuai dengan eksperimen, pada jarak

temperatur terbatas, tetapi isoterm ini tetap bersifat empiris. Walaupun empiris, bukan berarti tidak berguna, karena jika parameter dari isoterm yang dapat diandalkan itu diketahui, hasil yang diandalkan, dapat diperoleh untuk tingkat penutupan permukaan, pada berbagai kondisi (Atkins, 1997). Sekarang ini, metode adsorpsi banyak digunakan untuk mengurangi intensitas warna pada limbah. Metode ini merupakan salah satu cara penanganan limbah yang cukup mudah dan ekonomis. Salah satu adsorben yang sering digunakan dalam metode adsorpsi adalah karbon aktif. Karbon aktif adalah karbon yang telah melalui proses aktifasi dan mempunyai daya serap tinggi terhadap gas, cair dan koloid. Karbon aktif merupakan adsorben yang sering digunakan pada industri tekstil untuk menghilangkan warna dan mempunyai efektivitas tinggi untuk menyerap berbagai tipe zat warna diantaranya zat warna reaktif, asam, mordant, dan metilen biru. Daya serap dari karbon aktif umumnya tergantung kepada jumlah senyawaan karbon yang berkisar antara 85% sampai 95% (Ningrum, dkk., 2007).

You might also like