You are on page 1of 3

PERANAN SIKAP ORANG TUA (PENDIDIK) TERHADAP ANAK

Anak yang sukses merupakan dambaan orang tua. Kesuksesan diperoleh karena peran orang tua yang bisa mendidik anak agar tangguh dalam menghadapi rintangan di kehidupannya. Selain orang tua, tenaga pendidik yang dekat dengan anak adalah guru. Pada umumnya anak menanggap bahwa orang dewasa adalah sosok yang ideal di mata mereka. Maka dari itu, dalam melakukan berbagai aktivitasnya, mereka cenderung meniru orang dewasa. Cara yang paling tepat untuk meluruskan anak-anak harus dimulai dari perubahan sikap dan perilaku kedua orang tua. Orang tua ataupun guru diharapkan mampu mencerminkan sikap dan perilaku yang positif dalam mendidik anaknya. Contoh-contoh berperilaku sehari-hari sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya jiwa anak. Acapkali orang tua dengan tidak sengaja dan tanpa disadari, mengambil suatu sikap tertentu. Anak melihat dan menerima sikap orangtuanya dan memperlihatkan suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi suatu pola kepribadian. Maka dari itu, pola sikap dari orang tua dalam mendidik anaknya ikut menentukan pola kepribadian anak. Terdapat beberapa pola sikap atau perlakuan orangtua terhadap anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap kepribadian anak.(Hurlock dalam Yusuf, 2004:48). Pola-pola tersebut dapat disimak pada tabel berikut.
Tabel 1 Sikap atau Perlakuan Orangtua dan Dampaknya terhadap Kepribadian Anak POLA PERLAKUAN ORANGTUA 1. Overprotection (Terlalu melindungi) PERILAKU ORANGTUA 1. Kontak yang berlebihan dengan anak 2. Perawatan/pemberian bantuan kepada anak yang terus-menerus, meskipun anak sudah mampu merawat dirinya sendiri 3. Mengawasi kegiatan anak secara berlebihan 4. Memecahkan masalah anak PROFIL TINGKAH LAKU ANAK 1. Perasaan tidak aman 2. Agresif dan dengki 3. Mudah merasa gugup 4. Melarikan diri dari kenyataan 5. Sangat tergantung 6. Ingin menjadi pusat perhatian 7. Bersikap menyerah 8. Kematangan emosional rendah 9. Kurang mampu mengendalikan emosi 10. Menolak tanggung jawab 11. Kurang percaya diri 12. Mudah terpengaruh 13. Peka terhadap kritik 14. Bersikap yes men 15. Egois 16. Suka bertengkar 17. Troublemaker 18. Sulit dalam bergaul 19. Mengalami homesick 1. Pandai mencari jalan keluar 2. Dapat bekerjasama 3. Percaya diri 4. Penuntut dan tidak sabaran

2. Permissiveness (Pembolehan)

1. Memberikan kebebasan untuk berpikir atau berusaha 2. Menerima gagasan/pendapat 3. Membuat anak merasa diterima dan merasa kuat 4. Toleran dan memahami

3. Rejection (Penolakan)

kelemahan anak 5. Cenderung lebih suka memberi yang diminta anak daripada menerima 1. Bersikap masa bodoh 2. Bersikap kaku 3. Kurang mempedulikan kesejahteraan anak 4. Menampilkan sikap permusuhan atau dominasi terhadap anak

4. Acceptance (Penerimaan)

5. Domination (Dominasi)

1. memberikan perhatian dan cinta kasih yang tulus kepada anak 2. Menempatkan anak dalam posisi yang penting di dalam rumah 3. Mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak 4. Bersikap respek terhadap anak 5. Mendorong anak untuk menyatakan perasaan atau pendapatnya 6. Berkomunikasi dengan anak secara terbuka dan mau medengarkan masalahnya Mendominasi anak

6. Submission (Penyerahan)

1. Senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak 2. Membiaarkan anak berperilaku semaunya di rumah 1.Mudah memberikan hukuman 2.Menanamkan kedisiplinan secara keras

7. Punitiveness/ Overdiscipline (Terlalu disiplin)

1. Agresif (mudah marah, gelisah, tidak patuh/keras kepala, suka bertengkar dan nakal) 2. Submissive (kurang dapat mengerjakan tugas, pemalu, suka mengasingkan diri, mudah tersinggung dan penakut) 3. Sulit bergaul 4. pendiam 5. Sadis 1. Mau bekerjasama (kooperatif) 2. Bersahabat (friendly) 3. Loyal 4. Emosinya stabil 5. Ceria dan bersikap optimis 6. Mau menerima tanggung jawab 7. Jujur 8. Dapat dipercaya 9. Memiliki perencanaan yang jelas untuk mencapai masa depan 10. Bersikap realistik (memahami kekuatan dan kelemahan dirinya secara obyektif) 1. Bersikap sopan dan sangat berhatihati 2. Pemalu, penurut, inferior dan mudah bingung 3. Tidak dapat bekerjasama 1. Tidak patuh 2. Tidak bertanggung jawab 3. Agrsif dan teledor/lalai 4. Bersikap otoriter 5. Terlalu percaya diri 1.Impulsif 2.Tidak dapat mengambil keputusan 3.Nakal 4.Sikap bermusuhan atau agresif

Dari ketujuh sikap atau perlakuan orangtua itu, tampak bahwa sikap acceptance merupakan yang baik untuk dimiliki atau dikembangkan oleh orangtua. Sikap seperti ini ternyata telah memberikan kontribusi kepada pengembangan kepribadian anak yang sehat. Selain peran orang tua, peran guru sebagai pendidik juga penting untuk dikondusifkan. Sikap guru dan situasi belajar sangat berpengaruh terhadap kemajuan peserta didik. Hubungan guru-siswa ini dipengaruhi oleh karakteristik pribadi guru sendiri. Menurut Kerlinger, karakteristik pribadi guru yang menunjang hubungan positif antara guru-siswa itu adalah : 1. Orientasi pribadi yang positif : bersahabat, ramah, simpatik, hangat, dan penuh pertimbangan. 2. Organisasi tugas yang sistematis : efisien, seksama, teliti, dan dapat dipahami. 3. Lentur dalam berpikir : imajinatif, sensitif, dan toleran.

Dari uraian tersebut mempertegas bagaimana seyogyanya menciptakan iklim pendidikan sebagai lingkungan perkembangan yang kondusif untuk memfasilitasi anak dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangannya. Selain itu, komunikasi berperan penting bagi terciptanya hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua maupun guru. Salah satu caranya adalah membebaskan semua pihak untuk mengeluarkan pendapat. Selain itu, orang tua atau guru diharapkan mampu mengajak anak untuk memilih dan mengarahkan keputusan mana yang akan diambil atau dipilih anak. Sehingga anak kelak mampu membuat keputusan sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Benih positif yang ditanamkan pada buah hati sejak mereka kecil akan menghasilkan sesuatu yang positif pula.

Referensi Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Rosdakarya : Bandung Remaja.

You might also like