You are on page 1of 15

Megalitikum

Zaman Batu Besar


Oleh Nama : Amyda Ayu Dianritami Kelas : X7 Absen :2

Pengertian Megalitikum
Megalit adalah batu besar yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalitik adalah struktur yang dibuat oleh batu besar. Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar.

Zaman Megalitikum Kebudayaan Megalitikum berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat. Kebudayaan Megalitikum adalah kebudayaan yang utamanya menghasilkan bangunan - bangunan monumental yang terbuat dari batu - batu besar dan masif. Bangunan Megalitik ini dipergunakan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan

Ciri - ciri Megalitikum


Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animisme

Hasil Kebudayaan Megalitikum


1. Menhir
2. Punden Berundak 3. Dolmen 4. Kubur Peti Batu 5. Sarkofagus 6. Waruga 7. Arca

Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat Istilah menhir diambil dari bahasa keltik dari kata men (batu) dan hir (panjang).

Fungsi Menhir Sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal. Tempat menampung kedatangan roh. Sebagai lambang phallus atau simbol kesuburan untuk bumi.

Punden Berundak

Punden berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkat tingkat (berundak undak). Fungsi Punden Berundak Sebagai tempat mengadakan saji-sajian bagi masyarakat purba yang masih beragama animisme dan dinamisme. Tempat pemujaan ini banyak ditemukan di daerah Cisolok, Sukabumi.

Contohnya adalah Candi

Dolmen
Dolmen atau Stonehenge adalah meja batu sebagai tempat sesaji dan pemujaan kepada roh nenek moyang.

Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Kata "sarkofaus" berasal dari bahasa

Kubur Peti Batu


Kubur peti batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi panjang dan sisi sisinya dibuat dari lempengan lempengan batu. Kubur peti batu banyak ditemukan di Kuningan, Jawa Barat. Fungsi: Tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya Dalam agama Hindu, arca adalah Murti (Dewanagari) yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (murta)

Sarkofagus atau keranda adalah peti jenazah yang terbentuk seperti palung atau lesung, tetapi mempunyai tutup.
Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan di Sumbawa Barat. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam.

Sarkofagus

Waruga

Waruga adalah kuburan atau makam leluhur orang Minahasa yang biasanya terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian.
Bagian atas berbentuk segitigas eperti bubungan rumah Bagian bawah berbentuk kotak yang

Arca
Arca - arca Megalitik banyak ditemukan di Sumatra Selatan diteliti oleh Von Heine Geldern. Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet. Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah. Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di

Persebaran Megalitikum di Indonesia


Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu : 1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis. 2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan. Sampai sekarang, kebudayaan ini masih

Persebaran Dolmen di Dunia

Click (the vide o) to PLA Y the Vide o

Terima Kasih

You might also like