Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas Berkat Rahmat-Nya yang telah memberikan hidayah berupa kesehatan sehingga penulis makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah yang berjudul tentang Hubungan Kerja Dalam Pemerintah pada mata kuliah Sistem Administrasi Pemerintahan. Pengembangan materi tentang Hubungan Kerja Dalam Pemerintahan yang menjelaskan Jenis Hubungan Kerja dan Tingkat Hubungan akan saya susun, untuk memperbaiki nilai hasil UTS saya yang tidak memuaskan hati dosen bimbing kami LILIK. Akhirnya saya mengharapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata saya mengucapkan Terima Kasih kepada pihak yang telah menerima makalah ini.
Pontianak,
Mei 2012
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN BAB 2 HUBUNGAN KERJA DALAM
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A.
Meningkatkan pelaksanaan fungsi dan hubungan kerja Lembaga Tertinggi Negara dengan Lembagalembaga Tinggi Negara atau antar Lembaga Tinggi Negara. Menyempurnakan organisasi pernerintah pusat untuk peningkatan daya-guna dan hasil-guna dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Meningkatkan keserasian hubungan kerja antar lembaga, terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan sektoral serta program-program yang sifatnya antar sektor yang melibatkan berbagai departemen/lembaga serta khususnya yang merupakan prioritas pembangunan. Meningkatkan produktivitas kerja, iklim kegairahan kerja dan disiplin pegawai dalam rangka pembinaan sistem karier dan prestasi kerja pegawai negeri sipil. Menyempurnakan bidang ketatalaksanaan yang meliputi proses pengambilan keputusan, koordinasi dan hubungan kerja dalam badan/lembaga pemerintahan, sistem komunikasi, tatakerja, teknik teknik management serta pengawasan intern.
B.
C.
D.
E.
2.
3.
4.
5.
B. SSPEMBAHASAN
Penyempurnaan administrasi yang bersifat tata hubungan kerja institusionil maupun proseduril secara terus menerus juga telah dilakukan. Tata kerja dapat menyangkut antara lembaga-lembaga negara dan antara badan-badan pemerintahan. Kerjasama antara Pemerintah dan DPR di bidang legislatif telah dapat ditingkatkan. Khususnya kelancaran kerjasama tersebut lebih ditingkatkan
dalam pembahasan dan pengolahan rancangan anggaran dan pendapatan dan belanja negara. Demikian pula Badan Pemeriksa Keuangan sebagai aparatur pengawasan ekstern terhadap lembaga eksekutif dalam melaksanakan fungsinya senantiasa memberi petunjukpetunjuk mengenai sasaran-sasaran yang perlu diperiksa kepada unit-unit pengawasan intern pemerintah. Penyempurnaan hubungan kerja antara berbagai badan/ lembaga pemerintah yang telah dilakukan antara lain meliputi pelaksanaan program-program yang merupakan prioritas dalam pembangunan, seperti program-program keluarga berencana, peningkatan produksi dan pengadaan pangan, tata penyelenggaraan transmigrasi, perbaikan gizi rakyat dan pembinaan pendidikan. Demikian pula KIS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi) diusahakan dalam administrasi pelabuhan, administrasi pembiayaan pembangunan, administrasi bantuan luar negeri, tata penyelenggaraan perdagangan luar negeri, khususnya untuk meningkatkan ekspor, penanaman modal dan lain-lain. Pengembangan tata penyelenggaraan hubungan kerja dalam dan antara departemen/lembaga secara serasi ditujukan untuk membina komunikasi dan koordinasi yang mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan secara lebih baik, terutama untuk menunjang perencanaan operasionil tahunan. Dalam rangka ini secara terus menerus dilakukan penyempurnaan kelembagaan, tata cara untuk mengindentifikan, merencanakan dan menyusun program pelaksanaan dari berbagai program dan proyek pembangunan. Dengan peningkatan tata hubungan kerja secara terusmenerus yang lebih terpadu maka dalam tahun ke-empat pelaksanaan Replita II telah dihasilkan hubungan kerja yang lebih mantap, baik pada tingkat pusat, tingkat daerah, maupun antara tingkat pusat dan tingkat daerah.
Penyerasian hubungan kerja antar lembaga untuk menanggulangi masalah perbukuan telah pula diusahakan penyempurnaannya. Dengan Keputusan Presiden No. 5 tahun 1978 telah dibentuk Badan Pertimbangan Pengembangan Buku Nasional yang bertugas menelaah secara nasional seluruh permasalahan perbukuan dengan jalan menilai serta memberikan saran dan pertimbangan guna dijadikan dasar bagi penentuan kebijaksanaan pemerintah. Badan tersebut yang menyertakan wakil-wakil dari berbagai instansi diketuai oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.