You are on page 1of 7

Ekonomi Mikro Pasar Oligopoli

Oleh: Abdurahman Tirza (1106134833 ) Linda Nurul Oktavianty (1106136630 ) Mad Narip (1106136750) Nur Fitrah Sofia (1106137412)

Program Studi Manajemen Program Ekstensi Departemen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia Depok 2012

Persaingan Monopolistik Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifatsifatnya mengandung unsur-unsur sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistik dapat di definisikan suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Cirri-ciri pasar persaingan monopolistik diuraikan sebagai berikut:

a. Terdapat banyak penjual Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistik, namun demikian ia tidaklah sebanyak sepreti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistik mungkin sudah dapat terwujud. Perusahaan dalam pasaran monopolistik mempunyai ukuran yang relative sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.

b. Barangnya bersifat berbeda corak Produksi dalam pasar persaingan monopolistik berbeda coraknya

(differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara produksi suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Disamping dalam perbedaan bentuk fisik barang tersebut, terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam pembungkusannya, perbedaan dalam bentuk jasa perusahaan setelah penjualan (after sale service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli. Sebagai akibar dari perbedaanperbedaan ini barang yang diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna (perfect substitute) kepada barang yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya merupakan pengganti yang dekat atau close substitution. Perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi sumber dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik.

c. Perusahan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga

Kekusaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistik bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu barang yang bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang dari suatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan oleh perusahaan lainnya. Maka apabila suatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah menjual semua barang yang diproduksinya.

d. Kemasukan ke dalam industry relative mudah Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan monopolistik tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti di dalam oligopoly dan monopoli, dan tidak semudah seperti dalam pasar persaingan sempuranya. Beberapa faktor penyebab hal ini adalah besarnya modal yang yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan dan barang yang dihasilkan harus berbeda coraknya dengan dengan yang telah tersedia di pasar, serta bagaimana mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan.

e. Persaingan dalam mempromosi penjualan sangat aktif Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaanperusahaan dalam pasar persaingan monopolistik. Untuk mempengaruhi cita rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan itu antara lain adalah dalam memperbaikai mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik, dan sebagainya.

Ekulibrium Jangka Pendek dan Jangka Panjang Seperti pada monopoli, pada perusahaan persaingan monopolistik perusahaan menghadapi kurva permintaan yang berslope-menurun. Oleh karena itu, mereka memimili kekuatan monopoli. Tetapi itu tidak berarti bahwa perusahaan persaingan monopolistik cenderung menghasilkan laba yang besar. Persaingan monopolistijuga serupa dengan pasar persaingan sempurna: karena ada kebebasan untuk masuk, potensi menghasilkan laba akan

menarik perusahaan baru yang memiliki merek yang mampu bersaing, sehingga mendorong laba ekonomi turun jadi nol.

(a)

(b)

Gambar 12.1 Suatu perusahaan yang bersaing secara monopolistik dalam jangka panjang pendek dan jangka panjang

Karena merupakan satu-satunya produsen mereknya, perusahaan tersebut menghadapi kurva permintaan yang menurun: harga melampaui biaya marjinal dan perusahaan mempunyai kekuatan monopoli. Dalam jangka pendek, yang digambarkan dalam bagian (a) harga juga melampaui biaya rata-rata, dan perusahaan memperoleh laba yang ditunjukan arsiran segiempat warna kuning. Dalam jangka panjang, laba ini akan menarik perusahaanperusahaan baru dengan merek-merek bersaing. Pangsa pasar perusahaan tersebut jatuh, dan kurva permintaannya bergeser ke bawah. Dalam ekuilibrium jangka panjang, yang digambarkan dalam bagian (b) harganya sama degnan biaya rata-ratanya, sehingga perusahaan itu memperoleh laba nol, meskipun mempunyai kekuatan monopoli.

(a)

(b)

Gambar 12.2 Perbandingan ekuilibrium yang bersaing secara monopolistik dan ekuilibrium yang bersaing sempurna Dalam persaingan sempurna, sebagaimana dalam (a) harga akan sam dengan biaya marjinal, tetapi dalam persaingan monopolistik, harga akan melampaui biaya marjinal, sehingga ada bobot mati sebagaimana ditunjukkan bagian arsiran berwarna kuning dalam (b). dalam kedua jenis pasar tersebut, perusahaan-perusahaan akan masuk sehingga laba terdorong menjadi nol. Dalam persaingan sempurna, kurva permintaan yang dihadapi perusahaan tersebut adalah horizontal, shingga titik laba nol terjadi pada titik biaya rata-rata minimum (minimum average cost). Dalam persaingan monopolistik, kurva permintaannya menurun sehingga titik laba nol tersebut terletak di sebelah kiri titik biaya rata-rata minimum. Dalam mengevaluasi persaingan monopolistik, ketidak efisienan ini harus diseimbangkan dengan keuntungan konsumen dari keragaman produk. Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi Pasar yang bersaing dengan sempurna disukai karena pasar demikian akan efisien secara ekonomois. Sepanjang tidak ada eksternalitas dan tidak satu pun merintangi cara kerja pasar, total suplus konsumen dan produsen akan terjadi sebesar mungkin. Dalam beberapa hal, persaingan monopolistik mirip dengan pasar persaingan sempurna, tetapi apakah hal itu merupakan suatu struktur pasar yang efisien?

Gambar 12.2 menunjukkan bahwa ada dua sumber ketidakefisienan dalam industry yang bersaing secara monopolistik. 1. Berbeda dari persaingan sempurna, dengan persaingan monopolistik, harga ekulibrim tersebut melampaui biaya marjinal. Ini berarti bahwa nilai untuk konsumen dari unit tambahan output melampaui biaya untuk memproduksi unit-unit tersebut. Andaikata output diperluas ke titik dimana kurva permintaannya berpotongan dengan kurva biaya marjinalnya, total surplus dapat ditingkatkan dengan jumlah yang sama dengan bagian arsiran yang berwarna kuning dalam gambar 12.2(b). 2. Perhatikanlah dalam gambar 12.2 bahwa perusahaan yang bersaing secara monopolistik beroperasi dengan kapasitas berlebihan: outputnya berada dibawah jumlah yang meminimalkan biaya rata-rata. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan mendorong laba menjadi nol dalam pasar yang bersaing sempurnya maupun yang bersaing secara monopolistik. Dalam pasar yang bersaing sempurna, masingmasing perusahaan menghadapi suatu kurva permintaan horizontal, sehingga titik laba nol terjadi pada biaya rata-rata minimum, sebagaimana ditunjukkan gambar 12.2(a). Namun, dalam psar yang bersaing secara monopolistik, kurva permintaannya menurun, sehingga titik lab nolnya berada di sebelah kiri biaya rata-rata minimum. Kelebihan kapasitas ini tidak akan efisien karena biaya rata-rata akan menjadi lebih rendah dengan makin sedikitnya perusahaan.

Ketidakefisienan ini membuat konsumen dirugikan. Lalu, apakah persaingan monopolistik adalah suatu struktur pasar yang tidak disukai secara social yang semestinya diatur? Jawabannya karena dua alas an barangkali adalah tidak: 1. Dalam kebanyakan pasar yang bersaing secara monopolistik, kekuatan pasar adalah kecil. Biasanya, cukup banyak perusahaan saling bersaing, dengan merek-merek yang dapat saling menggantikan yang lainnya secara meadai, sehingga tidak satu pun perusahaan mempunyai kekuatan pasar yang sangat besar. Karena itu, setiap kerugian bobot mati akibat kekuatan pasar akan menjadi kecil. Dan, karena kurva permintaan perusahaan-perusahaan akan cukup elastic, kelebihan kapasitas juga akan menjadi kecil. 2. Setiap ketidakefisienan harus diseimbangkan dengan suatu manfaat penting yang diberikan oleh persaingan monopolistik: keanekaragaman produk (product diversity).

Kebanyakan

konsumen

menghargai

kemampuan

untuk

memilih

diantara

keanekaregaman yang luas untuk produk-produk dan merek-merek yang saling bersaing yang berbeda dalam berbagai hal. Keuntungan dari keragaman produk itu dapat saja besar dan mungkin akan mudah mengalahkan biaya ketidakefisienan yang terjadi akibat kurva permintaan yang menurun tersebut.

You might also like