You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

Manusia merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan YME yang paling unik. Manusia mempunyai akal sehat yang yang berpotensi untuk mengetahui, memahami, mencermati, bahkan atas izin-Nya mampu menguasai alam semesta. Di dalam lingkungan, manusia mempunyai dua posisi, yaitu sebagai objek sekaligus sebagai subjek. Manusia sebagai objek lingkungan berarti manusia dikendalikan oleh lingkungan. Sedangkan manusia sebagai subjek lingkungan berarti manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan lingkungan, memanipulasi dan mengeksploitasi lingkungan. Dalam perannya sebagai subjek lingkungan, manusia diharapkan mampu melakukan pengelolaan lingkungan. Apabila manusia mampu mengelola lingkungan dengan baik, maka upaya pemanfaatan lingkungan yang dilakukan oleh manusia tidak akan mengganggu keseimbangan lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk individu yang juga makhluk sosial, dan makhluk budaya harus mengembangkan apa yang disebut dengan etika lingkungan.

BAB II PERMASALAHAN

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana manusia sebagai makhluk sosial dan budaya menjadi objek dan subjek lingkungan? 2. Bagaimana permasalahan sosial budaya muncul karena keberadaan manusia itu sendiri dalam kaitannya dengan usaha menggali, mengolah, memanfaatkan dan menjaga kelestarian lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial budaya? 3. Bagaimana cara mengatasi problematika demografi dalam meningkatkan kesejahteraan hidup manusia?

BAB III PEMBAHASAN

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. HAKIKAT MANUSIA 1. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. 2. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya : a. Perasaan intelektual b. Perasaan estetis c. Perasaan etis d. Perasaan diri e. Perasaan sosial f. Perasaan religius 3. Manusia adalah makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi. 4. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

B. HAKIKAT LINGKUNGAN Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari

penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya. Makhluk hidup yang menempati lingkungan terdiri atas manusia, tumbuhan, dan hewan. 3

Manusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai peranan yang lebih kompleks terhadap lingkungan dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Manusia hidup dan berinteraksi dengan lingkungan, sehingga manusia mempengaruhi lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan manusia terdiri dari : 1. Lingkungan Alam Segala sesuatu yang berhubungan dengan alam yang berada di sekitar manusia. Komponen lingkungan alam terdiri dari : faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca dan suhu) dan faktor biotik (hewan, tumbuhan dan manusia). 2. Lingkungan Sosial Budaya Segala sesuatu yang berhubungan dengan pola-pola hubungan sosial yang meliputi : interaksi antar budaya, teknologi dan organisasi sosial, termasuk di dalamnya sejumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam lingkungan spasial tertentu. Lingkungan sosial budaya menekankan pada aspek manusia dalam lingkup budaya dan sosialnya. Lingkungan sosial budaya senantiasa akan mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap lingkungannya.

C. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN Di dalam lingkungan, manusia mempunyai dua posisi, yaitu sebagai objek sekaligus sebagai subjek. Manusia sebagai objek lingkungan berarti manusia dikendalikan oleh lingkungan. Segala sesuatu yang terjadi pada lingkungan akan berdampak pada kehidupan manusia. Lingkungan yang buruk akan membentuk kehidupanmanusia yang buruk, dan lingkungan yang baik akan membentuk kehidupan manusia yang baik pula. Sedangkan manusia sebagai subjek lingkungan berarti manusia memiliki kemampuan untuk mengendalikan lingkungan, memanipulasi dan mengeksploitasi lingkungan. Manusia mampu merombak, memperbaiki dan mengkondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinya. 4

Hal itu dikarenakan manusia memiliki ilmu pengetahuan dan akal sehat yang diberi oleh Tuhan YME. Sebetulnya, secara tidak langsung manusia mempunyai tugas yang diemban sebagai makhluk Tuhan yang berakal yang mampu mempengaruhi kualitas lingkungan, yaitu mau tidak mau manusia harus akrab dan peduli terhadap lingkungan. Tetapi tidak semua orang memahaminya, masih banyak manusia yang hanya mementingkan kesejahteraannya sendiri tanpa berpikir panjang untuk peduli terhadap keadaan lingkungan selanjutnya. Alhasil, bukannya melestarikan yang dilakukan manusia, tetapi merusak mutu lingkungan yang nantinya dapat berimbas pada kehidupan mendatang. Untuk itu, dalam perannya sebagai subjek lingkungan, manusia diharapkan mampu melakukan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengendalian lingkungan, terutama lingkungan alam. Apabila manusia mampu mengelola lingkungan dengan baik, maka upaya pemanfaatan lingkungan yang dilakukan oleh manusia tidak akan mengganggu keseimbangan lingkungan itu sendiri. Meskipun perubahan lingkungan terjadi bukan hanya karena faktor manusia, yaitu faktor alam juga, tetapi nantinya manusia juga yang mesti memikul dan mengatasinya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk individu yang juga makhluk sosial, dan makhluk budaya harus mengembangkan apa yang disebut dengan etika lingkungan. Etika merupakan ajaran yang berisikan perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia. Dengan demikian, etika berisi prinsip-prinsip moral yang harus dijadikan pegangan dalam menuntun perilaku. Pada hakikatnya, etika lingkungan membicarakan mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam dan kehidupan sosial budayanya, serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berinteraksi dengan alam dan kehidupan sosial budayanya tersebut.

D. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA KONDISI LINGKUNGAN ALAM DAN KONDISI SOSIAL BUDAYA 1. Pengaruh lingkungan terhadap kondisi sosial budaya Untuk mengamati bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kondisi sosial budaya, kita perlu membandingkan antara kondisi sosial budaya yang terjadi pada dua wilayah yang memiliki kondisi lingkungan yang berbeda. Semisal membandingkan kondisi lingkungan di wilayah yang berbeda kepadatan penduduknya, secara umum kondisi lingkungan di wilayah padat pemukiman biasanya lebih buruk dibandingkan dengan wilayah yang tidak padat. 2. Pengaruh kondisi sosial budaya terhadap lingkungan Pembahasan ini dapat dilihat dari berbagai segi, salah satunya adalah dengan apa yang kita sebut dengan etika lingkungan. Etika lingkungan sudah dianut oleh nenekmoyang kita, secara tradisional, yang bersumber pada agama dan mungkin juga mitologi, legenda, termasuk cerita-cerita rakyat. Etika lingkungan yang masih dipegang kuat oleh suku-suku pedalaman, seharusnya kita tiru untuk diaplikasikan.

DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN

A. DEMOGRAFI 1. Pengertian Demografi Demografi adalah suatu studi yang mempelajari tentang besaran, kelahiran dan migrasi serta perubahan dan implikasi yang ditimbulkannya. 2. Cakupan Demografi Kajian demografi mencakup demografi formal dan demografi sosial. a. Demografi formal Demografi formal adalah studi statistik yang melakukan perhitungan matematika statistik untuk melihat gambaran atas besaran tingkat kematian, kelahiran, dan migrasi. b. Demografi Sosial Adalah studi demografi yang melakukan kajian terhadap kelahiran, kematian dan migrasi dikaitkan dengan variabel-variabel lain, misalnya variabel sosial, variabel budaya, variabel ekonomi, variabel politik dan sebagainya, untuk melihat sebab dan akibat dari perubahan yang ditimbulkannya. 3. Problematika Demografi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Manusia Problematika timbul ketika terjadi perubahan pada tingkat mortalitasi, fertilitas dan migrasi. Apabila terjadi kenaikan angka pada salah satu di antara ketiga variabel tersebut,maka secara otomatis akan timbul pertanyaan dari masyarakat serta keresahan dari masyarakat pula.

B. VARIABEL DEMOGRAFI 1. Mortalitas Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. 7

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Indikator Mortalitas Bermacam-macam indikator mortalitas atau angka kematian yang umum dipakai adalah: a. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR). b. Angka Kematian Bayi (AKB) c. Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 tahun) d. Angka Kematian Anak (AKA 1-5 tahun) e. Angka Kematian IBU (AKI) f. Angka Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy. g. Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death Rate (CDR)1 2. Fertilitas Fertilitas merupakan ukuran bagi seorang pria dan wanita untuk bisa memiliki anak. Sebagai alat ukur, tingkat kesuburan merupakan jumlah anak yang lahir per pasangan, orang, maupun populasi. Lawan dari kesuburan adalah kemandulan. Usia kesuburan wanita berkisar antara 13-50 tahun. Pria sudah subur semenjak pubertas dan tidak akan pernah berhenti sampai masa tua. Kesuburan manusia bergantung pada faktor gizi, perilaku seksual, budaya, naluri, endokrinologi, waktu, ekonomi, gaya hidup, dan emosi.2 3. Migrasi Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma ke bioma lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi untuk mencari sumber-cadangan-

1 2

http://dinfannia.wordpress.com/2011/03/17/31/ http://id.wikipedia.org/wiki/Fertilitas

makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena overpopulasi.3 Overpopulasi dapat menandakan populasi spesies manusia atau hewan tertentu lebih besar dari kapasitas bawaan dari "ecological niche. Istilah ini menunjuk ke hubungan antara jumlah populasi manusia dan planet Bumi. Overpopulasi bukan jumlah manusia atau hewan, tetapi merupakan perbandingan antara jumlah manusia dan sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup. Dalam kata lain, sebuah rasio antara populasi:jumlah sumber daya.

C. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN DAN ANALISIS RESIKO LINGKUNGAN 1. Analisis Dampak Lingkungan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, danKultural. Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2009 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Dokumen AMDAL terdiri dari : a. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) b. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) c. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) d. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) AMDAL digunakan untuk: Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

http://id.wikipedia.org/wiki/Migrasi

a. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan b. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan atau kegiatan c. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup d. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah: a. Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL b. Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan c. masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: a. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan atau menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 b. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun UKLUPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 c. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO. 08/2006 d. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

10

2.

Analisis Resiko Lingkungan Analisis Resiko Lingkungan (ARl) adalah proses memperkirakan resiko pada organisme, sistem, atau populasi ( sub ) dengan segala ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpapar oleh agen tertentu, dengan memperhatikan karakteristik agen dan sasaran yang spesifik. Menekankan proses keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi risiko lingkungan dengan keuntungan yang diperoleh dari berkurangnya risiko lingkungan tersebut. Jadi intinya Analisis risiko lingkungan adalah proses prediksi kemungkinan dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan sebagai akibat dari kegiatan tertentu. a. Analisis Risiko Lingkungan Pemukiman Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar hutan lindung, dapat berupa perkotaan atau perdesaan. Berfungsi untuk tempat tinggal atau hunian tempat melaksanakan kegiatan perikehidupan dang penghidupan. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang dilengapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar lingkungan fisik dan sarana lingkungan yaitu fasililitas penunjang yang mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan. b. Analisis Risiko Lingkungan Perusahaan ARL di perusahaan dilakukan pada proses dan kegiatan perusahaan yang berisiko menimbulkan bahaya bagi lingkungan perusahaan dan lingkugan sekitarnya. Dapat dilakuakn dengan menggunakan diagram alir ataupun audit lingkungan.4

http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/analisis-dampak-lingkungan-dan-analisis.html

11

BAB IV PENUTUP

A.

KESIMPULAN Sebagai akhir dari Penyusunan makalah ini, Penyusun memberikan beberapa kesimpulan, diantaranya : 1. Untuk melakukan pengembangan koleksi perpustakaan yang terencana dengan baik, maka diperlukan arahan tertulis bagi pustakawan yang dikenal dengan nama Kebijakan Pengembangan Koleksi. 2. Kajian pemakai adalah penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana, mengapa, kapan dan dimana orang mencari informasi dan menggunakan sumber-sumber informasi. 3. Perawatan dan pelestarian bahan pustaka perlu dilakukan oleh perpustakaan dengan tujuan untuk melestarikan kandungan informasi yang ada pada bahan pustaka. 4. Kegiatan pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pembelian, penukaran dan hadiah. 5. Di dalam sistem pelayanan di perpustakaan terdapat dua jenis pelayanan yaitu : sistem pelayanan terbuka (open access) dan sistem pelayanan tertutup (closed access) yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

B.

SARAN Sehubungan dengan materi dibahan dalam makalah ini, maka Penyusun memberikan saran sebagai berikut : Sebagai calon pengelola pintu gerbang masa depan (pustakawan), hendaknya kita selalu giat untuk mengkaji beberapa ilmu dasar yang salah satunya adalah ilmu sosial dan budaya dasar. Supaya kelak kita bisa menjadi manusia yang bisa memanfaatkan akal sehat kita secara tepat guna, serta mengaplikasikan ilmu sosial yang kita punya ini di lingkungan sekitar kita. 12

DAFTAR PUSTAKA

Hertati, dkk. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. http://dinfannia.wordpress.com/2011/03/17/31/ http://id.wikipedia.org/wiki/fertilitas http://id.wikipedia.org/wiki/migrasi http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/analisis-dampak-lingkungan-dan-analisis.html

13

You might also like