You are on page 1of 13

MAKALAH SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Bani Umayyah

Di susun oleh : 1. Erni Yunita 2. Upika

Dosen Pembimbing : Idwal, B.M.A

JURUSAN SYARIAH PRODI EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KOTA BENGKULU 2012

Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Bani Umayyah

A. Latar Belakang
Perkembangan Ekonomi Islam pada massa Bani Umayyah tidak lahir dari Ekonom intelektual muslim seperti halnya Ekonom Barat, Ricardo, Adam Smith,Keynes dan lain sebagainya, melainkan lahir dari para

Fuqaha,Tasawuf,Ahli Filsafat,sosiologi dan politikus sehingga konsep-konsep ekonomi lahir melalui knowledge Interdisipliner Interpretation. Oleh karena itu terlalu keliru suatu pertanyaan, bahwa konsep-konsep Ekonomi yang di sumbangkan oleh pemerintahan Bani Umayyah masih berada dalam tataran dasar karena sumbangan ilmu Ekonomi, baik yang berasal dari kalangan fuqoha maupun Tasawuf tersebut hanya merincikan, perilaku dasar seorang muslim yaitu bertindak adil, kebijaksanaan yang pantas, dan batasanbatasan yang di perbolehkan dalam menyelesaikan urusan duniawi.

B. Pemikiran Ekonomi Islam Masa Bani Umayyah


A.Pemikiran Ekonomi Masa Bani Umayyah Dari prespektif Sejarah Peradapan Islam, pemerintahan Bani Umayyah di sebut sebagai masa keemasan pencapaian kejayaan pemerintahan Islam. Meskipun masa pemerintahannya tidak cukup satu abad (90-91 tahun), tetapi berbagai kemajuan yang di capai selama pemerintahan ini dapat di katakana sangat luar biasa termasuk kedalamnya adalah kesuksesan dalam perluasan wilayah pemerintahan Islam dan jumlah penduduk yang masuk Islam. Sebaliknya, di samping di cap sebagai pemerintahan yang membidangi lahirnya lahinya pemerintahan Monarchie Heredetis (kemajuan turun-temurun) juga seperti di sebut oleh Dr. Muhammad Quthb, bahwa pada masa kekhalifahan Umayyah telah terjadi kemunduran Islam, sehingga pada saat berakhirnya masa

pemerintahan ini muncul anggapan bahwa Islam akan hilang dari permukaan bumi. Di bandingkan dengan bidang-bidang keilmuan lain, sumbangan pemerintahan ke khalifahan Bani Umayyah di bidang Ekonomi memang tidak begitu monument, karena pada zaman pemerintahan ini, pemikiran-pemikiran ekonomi lahir bukan berasal dari hasil interpretasi kalangan ilmuan lintas disiplin yang berlatarbelakang fiqh, Tasawuf, Filsafat, sosiologi dan politik . Namun demikian terdapat beberapa sumbangan pemikiran mereka terhadap kemajuan Ekonomi Islam, di antaranya adalah perbaikan terhadap konsep pelaksanaan transaksi salam, murabaha, dan muzaraah serta kehadiran Kitab Al-Kharaj yang di tulis oleh Abu Yusuf yang hidup padda masa pemerintahan Khalifah Hasyim ecara ekslusif membahas tentang kebijakan ekonomi, di pandang sebagai sumbangan pemiikiran-pemikiran ekonomi yang cukup berharga.1

B.Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam Terdapat beberapa prinsip dasar system Ekonomi Islam sebagai dasar untuk pengembangan system Ekonomi Islam dalam suatu pemerintahan atau Negara,yaitu: 1.Kebebasan Individu Individu mempunyai hak kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat atau membuat suatu keputusan yang di anggap perlu dalam sebuah Negara Islam. Tanpa kebebasan tersebut Individu muslim tidak dapat melaksanakan kewajiban mendasar dan penting dalam menikmati kesejahteraan dan menghindari terjadinya kekacauan dalam masyarakat.

Al-Usairy,Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX,2006.Jakarta.hlm 23-

24

2.Hak Terhadap Harta Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta, tetapi Islam member batasan tertentu supaya kebebasan itu tidak merugikn kepentingan masyarakat umum. 3.Ketidaksamaan Ekonomi dalam batas yang wajar. Meskipun Islam mengakui adanya keadaan di mana Ekonomi antara oerang-perorang tidak sama, namun islam mengatur perbedaan tersebut dalam batasan-batas wajar dan adil2 4.Kesamaan Sosial Islam mengatur agar setiap sumber-sumber Ekonomi/ kekayaan Negara dapat di nikmati oleh semua masyarakat, bukan oleh sekelompok masyarakat saja. Di samping itu Islam juga menetapkan bahwa setiap individu dalam suatu Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berusaha dan mendapatkan pekerjaan atau menjalankan berbagai aktivitas Ekonomi. 5.Jaminan Sosial Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah Negara islam, dan setiap warga Negara di jamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing. Tugas dan tanggung jawab utama bagi sebuah Negara adalah menjamin setiap warga Negara,dalam memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip hak untuk hidup 6.Distribusi kekayaan secara meluas Islam mencegah penumpukan kekayaan pada kelompok kecil tertentu orang dan menganjurkan ditribusi kakayaan kepada semua lapisan masyarakat.

Karim,Azwar,Adiwarman,Sejarah Pemikiran Ekonomi islam,edisi ke Tiga,2006.Jakarta. PT.Raja Grafindo Persada.hlm78

Napak

Tilas

perjalanan

Pemerintahan

Daulah

Umayyah

masa

pemerintahan kekhalifahan Umayyah berlangsung selama lebih kurang 91 tahun di mulai sejak al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib menyerahkan kekuasaannya kepada Muawiyyah bin Abu Sufyan pada tanggal 25 Rabiul awal tahun 41 H/661 M, atau kira-kira 28 tahun setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Pemerintahan ini berakhir dengan kekalahan pasukan kekhalifahan Marwan bin Muhammad (kekhalifahanUmayyah terakhir) dalam sebuah peperangan di sungai zab (antara sungai Mosul dan Arbil), pada 131 H/748 M di bawah pimpinan Abdul Abbas as-Saffah (khalifah pertama pemerintahan abbasiyah I) dan pada klimaksnya terjadi pada bulan Jumadil Awal tahun 132 H/ 749 M khalifah Marwan bin Muhammad di bunuh oleh pasukan Bani Abbasiyah. C.Catatan Penting Tentang Pemerintahan Bani Umayyah Berbagai catatan penting tentang pemerintahan Bani Umayyah adalah dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Muawiyah adalah seorang sahabat yang mulia walaupun di melakukan sebuah ijtihad politik dalam melakukan perlawanan kepada kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dan ternyata ijtihad yang dia lakukan tidak benar. Namun demikian, dia tetap berlaku adil dan semua sahabat adalah adil. Marwan bin Hakam salah seorang khalifah (ke4) tersebut yang banyak meriwayatkan hadist. Khalifah abdul Malik (khalifah ke-5) di kenal sebagai orang yang berilmu luas dan seorang Ahli fiqh, beliau termasuk ke dalam ulama Madinah sebelum di angkat sebagai Khalifah. Umar bin Abdul Aziz (khalifah ke 8) adalah seorang Imam dalam masa ijtihad dann di anggap sebagai khalifaur Al-Rasyidin ke 5. 2. Bani Umayyah selalu menghormati kalangan ilmuan dan orang-orang yang memiliki sifat-sifat utama. Mereka tidak pernah melakukan intervensi dalam hal-hal yang menyangkut peradilan. 3. Penaklukan beberapa kota dan negeri hingga sampai ke wilayah cina di sebelah timur, negeri-negeri di Andalusi (spanyol) dan selatan Perancis di

sebelah barat sehingga pada masanya wilayah pemerintahan islam mncapai wilayah yang saangat luas sepanjang sejarah Islam dan banyaknya manusia yang memeluk agama Islam. 4. Memproduksi tanah-tanah mati (lahan-lahan tidak produktif) pembangunan berbagai kota, dan pembangunan yang megah.3 D.Merosotnya Manhaj Islam Beberapa sisi negative adalah merosotnya Manhaj islam yang di sebabkan oleh beberapa factor berikut : 1. Terjadi penyimpangan dalam penerapan aturan-aturan Islam sebagainya yang telah di laksanakan oleh KhulafaurAl-Rasyidin, di antaranya adalah a. Pemilihan khalifah tidak di laksanakan secara demokratis, melainkan memulai tradisi pemerintahan Dinasti/Monarchi Heridetes (kerajaan turn temurun) yang tidak pernah di praktik dan tidak di benarkan pada masa pemerintahan Khulafaur al-Rasyidin. b. Pemerintahan di peroleh dengan jalan kekerasan, diplomasi, tipu daya dan di selenggarakan dengan cara otoriter. 2. Penggunaan keuangan Negara untuk tujuan di luar keperluan Negara, pengelola pemerintah terperangkap dalam kebiasaan hidup mewah sebagai akibat berlimpahnya harta rampasan perang. Baitul Mal yang seharusnya berfungsi sebagai lembaga keuangan sentral untuk mengatur lalu lintas keuangan Negara, tetapi telah di salahgunakan. Baitul Mal di perlakukan seakan-akan milik pribadi para pangeran 3. Masuknya para budak wanita dan tawanan perang ke dalam istana dan rumah-rumah mereka. 4. Berakhirnya masa kekhalifahan Umayyah di anggap sebagai bad ending Sejarah Peradapan Islam, karena pada periode akhir pemerintahan kekhalifahannya Islam mengalami kemunduran,sehingga menimbulkan

Rahman,Afzalur,Doktrin Ekonomi Islam,jilid I, di terjemahkan oleh Soeroyo dan Nastangin,1995.PT. Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta,.hal106-107

keraguan bagi semua orang pada ssat itu tentang kelanjutan kehidupan Islam. Islam di katakana tamat. E. Pokok-Pokok Pemikiran Ekonomi masa Bani Umayyah Salah satu perbedaan yang mendasar antara kepemimpinan pada masa pemerintahan Khulafaur Al-Rasidin di masa Bani Umayyah adalah bahwa pada masa ke khalifahan Khulafaur al-Rasyidin seorang khalifah adalah seorang ahli fiqh, sedangkan pada masa Bani Umayyah, karena alas an semakin luas dan beratnya tugas-tugas kenegaraan, seorang khalifah tidak lagi seorang fuqoha. Pemegang otoritas agama dan pemegang otoritas politik berada di tangan berbeda. Secara khusus, untuk urusan-urusan agama di serahkan sepenuhnya kepada para ulama yang menguasai seluk-beluk agama dan berpusat di Madinah. Di riwayatkan juga, bahwa pada masa Khulafaurr al-Rasyidin semua doktrin-doktrin Ekonomi Islam terus di perkuat dan di kembangkan melalui berbagai ijtihad, sehingga member dampak yang optimum terhadap pencapaian visi dan misi Ekonomi Islam. Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, kebijakan Ekonomi banyak di bentuk berdasarkan ijtihad para fuqoha dan ulama sebagai konsekuensi semakin jauhnya rentang waktu (lebih kurang 1 Abad) antara zaman kehidupan Rasulullah SAW dan masa pemerintahan tersebut. F. Sumbangan Khalifah-Khalifah Bani Umayyah bagi kemajuan Ekonomi 1. Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan Sumbangan Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan di catat khalifah yang : a. Mampu membangun sebuah masyarakat muslim yang tertata rapi b. Oleh para sejarawan, beliau di sebut sebagai orang Islam pertama yang membangun kantor catatan Negara dan layanan pos (Al-Barid) c. Membangun Pasukan Suriah menjadi kekuatan militer Islam yang terorganisir dan disiplin tinggi. d. Mencetak mata uang, mengembangan birokrasi seperti fungsi pengumpulan pajak dan administrasi politik.
7

e. Mengembangan jabatan qadi (hakim) sebagai jabatan professional. f. Menerapkan kebijakan pemberia gaji tetap kepada para tentara. 2. Khalifah Abdul Malik bin Marwan A. Mengembangkan pemikiran yang serius terhadap penerbitan dan pengaturan uang dalam masyarakat Islam, sebagai bentuk upaya penolakan atas permintaan pihak Romawi agar Khalifah Abdul Malik bin Marwan menghapuskan kalimat Bismillahirrahmanirrahim dari mata uang yang berlaku pada saat itu. Dan selanjutnya, pada tahun 74 H/659 H beliau mencetak mata uang islam tersendiri yang mencantumkan kalimat bismillahirrahmanirrahim dan mendistribusikannya ke seluruh wilayah Islam serta melarang pemakaian mata uang lain. B. Menjatuhkan hukuman tazir kepada mereka yang mencetak mata uang di luar percetakan Negara C. melakukan berbagai pemenahan admistrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam4 3. Khalifah Umar bin Abdul Aziz A. Ketika di angkat menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan rakyat dan mengumumkan serta menyerahkan seluruh harta kekayaan pribadi dan keluarganya yang di peroleh secara tidak wajar kepada Baitul Mal, seperti : tanah-tanah perkebunan di Maroko, berbagai tunjangan yang di Yamamah, Mukaedes, Jabal Al Wars, Yaman dan Fadak hingga cincin berlian Al-Walid.5 B. Selama berkuasa beliau juga tidak mengambil sesuatu dari Baitul Mal, termasuk pendapatan Fai yang telah menjadi haknya.

4 5

Ibid hlm 112 ibid

C.

Memprioritaskan

pembangunan

dalam

negeri.

Menurutnya

memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan negeri-negeri Islam adalah lebih baik daripada menambah perluasan wilayah. Dalam rangka pula, ia menjaga hubungan baik dengan pihak oposisi dan memberikan hak kebebasan beribadah kepada penganut agama lain. D. Dalam melakukan berbagai kebijakannya, Khalifah Umar bin Abdul Aziz bersifat melindungi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan. E. menghapus pajak terhadap kaum muslimin, mengurangi beban pajak kaum nasrani, membuat aturan takaran dan timbangan, membasmi cukai dan kerja paksa. F. memperbaiki tanah pertanian, menggali sumur-sumur, pembangunan jalan-jalan, pembuatan tempat-tempat penginapan musafir dan menyantuni fakir miskin. Berbagai kebijakan ini berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan hingga tidak ada lagi yang mau menerima zakat.6 G. Sumbangan Ulama dan Fuqoha dalam Pemikiran Ekonomi di Masa Khalifah Bani Umayyah 1. Zaid bin Ali (80-120/699-738) Zaid bin Ali adalah cucu dari Imam Husein, merupakan ahli fiqh terkenal di Madinah. Pemikiran dan pandangan Zaid seperti yang di kemukakan Abu Zahra adalah membolehkan penjualan suatu komoditi secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga tunai dengan alasan sebagai berikut : a. Penjualan secara kredit dengan harga lebih tinggi daripada harga tunai merupakan salah satu bentuk transaksi yang sah dan dapat di benarkan

Rahman,Afzalur,DoktrinEkonomi Islam, jilid II, di terjemahkan oleh Soeroyo dan Nastangin,1995.PT. Dana Bhakti Wakaf,Yogyakarta,.jlm.67

selama transaksi tersebut di landasi oleh prinsip saling ridha antara kedua belah pihak. b. Pada umumnya, keuntungan yang di peroleh para pedagang dari penjualan secara kredit merupakan murni bagian dari sebuah perniagaan dan tidak termasuk riba. c. Penjualan secara kredit merupakan salah satu bentuk promosi sekaligus respon terhadap permintaan pasar. Dengan demikian,bentuk penjualan seperti ini bukan suatu tindakan di luar kebutuhan.7 d. Keuntungan yang di peroleh dari penjualan kredit merupakan suatu bentuk kompensasi atas kemudahan yang di peroleh seseorang dalam membeli suatu barang tanpa harus membayar secara tunai. e. Harga penjualan kredit, tidak semata mata mengindikasikan bahwa harga yang lebih tinggi selalu berkaitan denga waktu. Harga jual kredit dapat pula di tetapkan lebih rendah dari harga beli,dengan tujuan untuk menghabiskan persediaan barang dan memperoleh uang tunai karena khawatir harga pasar akan jatuh di masa datang. 2.Abu Hanifa (80-150/699-767) a. Member koreksi dan penyempurnaan terhadap aqad transaksi salam yang terkenal pada saat itu. Salam adalah kontrak penjualan suatu barang dalam hal mana harga atas barang yang di bayar tunai pada saat kontrak (akad) sedangkan barangnya di serahkan di kemudian hari. Abu Hanifa menemukan banyak sekali kekaburan di sekitar kontrak salam tersebu, yang dapat mengarah pada perselisihan, untuk menghindari perselisihan tersebut Abu Hanifa memasukkan ke dalam aqad tersebut apa-apa yang harus di ketahui dan di nyatakan secara jelas. Misalnya, tentang jenis komoditi, mutu, dan kuantitas serta tanggal dan tempat pengiriman barang. di dalam aqad juga mesti di masukkan persyaratan bahwa komoditas yang di perjual belikan harus tersedia di pasar selama periode antara tanggal aqad dan tanggal penyerahan barang, sehingga kedua belah pihak sam7

http://erwinnomic.blogspot.com/2011/09/pemikiran-ekonomi-masa-bani-umayyah

10

sama mengetahui bahwa penyerahan barang dapat di laksanakan sesuai aqad. b. Abu Hanifa, sebagai seorang pedagang, Abu Hanifa memberikan sumbangan tentang aturan-aturan yang menjamin pelaksanaan permainan yang adil dalam transaksi murabaha dan transaksi lain yang sejenis. Member sumbangan tentang pelkasaan praktek dagang lain yang berlandaskan norma-norma islam. c. Mempunyai perhatian terhadap kaum yang lemah, pemberlakuan zakat atas perhiasan dan membebaskan pemilik harta yang dililit hutang yang tidak sanggup menembusnya dari kewajiban membayar zakat. d. Tidak membolehkan pembagian hasil panen (muzaraah) dalam kasus tanah yang tidak menghasilkan guna melindungi penggarap yang umumnya adalah orang lemah. 3.Al-AwzaI (88-157/707-774) Abdul Rahman Al-AwzaI berasal dari Beirut, yang hidup sejaman dengan Abu Hanifa. Beliau juga pendiri sekolaah hokum walaupun tidak bertahan lama. a. AwzaI cenderung membenarkan kebebasan dalam kontrak dan

memfasilitasi orang-orang dalam transaksi mereka. b. Memberlakukan system bagi hasil pertanian (muzaraah) karena system ini di butuhkan seperti halnya diaa membolehkan bagi hasil keuntungan (Mudharabah). Dalam hal ini,modal di pinjamkan boleh dalam bentuk tunai atau natura yang di tolak oleh beberapa ahli hokum lainnya. c. Menggunakan pendekatan yang lebih fleksibel dalam kontrak salam.

III.Kesimpulan
Perkembangan ilmu Ekonomi pada masa Bani Umayyah lebih mirip dengan fase pertama proses pengembangan disiplin ilmu Ekonomi Moneter Islam pada decade tahun 1930an seperti yang di ungkap oleh Umar Chapra. Pada fase pertama, pemikiran Ekonomi datang dari segolongan ulama yang tidak memiliki

11

Pendidikan formal dalam bidang ilmu Ekonomi, tetapi mempunyai pemahaman yang tegas tentang persoalan-persoalan sosioekonomi. Masa itu dan pendekatanpendekatan Islam terhadapnya, dan mencoba memecahkan persoalan bunga Perkembangan Ilmu Ekonomi pada masa Bani Umayyah tidak lahir dari Ekonom murni intelektual muslim seperti halnya Ekonom Barat, Ricardo,Adam Smith,Keynes dll,melainkan lahir dari para Fuqaha,Tasawuf,ahli

Filsafat,sosiologi dan politikus,konsep-konsepekonomi lahir melalui knowledge interdisipliner Interpretation. Oleh karena itu,tidaklah terlalu keliru suatu pernyataan, bahwa konsep-konsepyang d sumbangkan oleh pemerintahan Bani Umayyahmasih berada dalam tataran dasar karena sumbangan ilmu Ekonomi, baik yang berasal dari kalangan Fuqoha maupun tasawuf tersebut hanya merincikan, perilaku dasar seorang muslim adalah bertindak adil,kebijaksanaan yang pantas, dan batasan-batasan yang di perolehkan dalam menyelesaikan urusan duniawi.

12

DAFTAR PUSTAKA

Rahman,Afzalur,Doktrin Ekonomi Islam,jilid I, diterjemahkan oleh Soeroyo dan Nastangin,PT.Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta,1995. Rahman,Afzalur,Doktrin Ekonomi Islam,jilid II, diterjemahkan oleh Soeroyo dan Nastangin,PT.Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta,1995. Slaby,Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Indonesia,jilid I, di terjemahkan oleh Muckhtar Yahya,Pustaka Al-Husna,Jakarta,1983. http:// erwinnomic.blogspot.com/2011/09/pemikiran-ekonomi-masa-baniumayyah

13

You might also like