You are on page 1of 11

Makalah PKN

Peran Siswa dan Masyrakat Dalam Perkembangan Budaya Politik

OLEH NAMA KELOMPOK : 1. CINDY AYU KALISTA(KETUA) 2. ADRI SYAWAL SYAHRIL 3.HUSNA AMALIAH 4.MANGAMBAHRI 5.RESMIYANTI 6.RIMA NINGSIH

SMA NEGERI 2 RAHA TAHUN AJARAN 2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena berkat ialah kami dari tim kelompok bersama dapat menyelesaikan makalah ini dalam waktu yang cukup. Dan kami pun berterima kasih kepada siapa saja yang telah membantu kita menyelesaikan makalah ini terutama kepada ibu guru yang telah menyediakan literatur-literatur yang menyangkut tentang budaya politik. Penyusunan makalah ini di harapkan agar pembaca dapat lebih tahu lagi tentang sosialisasi ini dan mungkin makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan olehnya karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami diperlukan dalam materi kami ini. Harapan kami dengan adanya makalah kami ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dan berguna bagi siswa SMA NEG.2 Raha khususnya kls.XI.IPA 4

Raha,20 September 2011 Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Budaya politik,merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciriciri yang lebih khas.Istilah Budaya Politik meliputi masalah pengaturan kekuasaan,proses pembuatan kebijakan pemerintah,kegiatan partai partai politik,perilaku aparat Negara ,serta gejolak masyarakat terhadap masalah kekuasaaan yang memerintah. Kegiatan politik juga meliputi dunia keagamaan,kegiatan ekonomi dan social,kehidupan pribadi dan sosial secara luas.Dengan demikian,budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan keputusan nasional yang menyangkut pola pengalokasian sumber sumber masyarakat.

B.RUMUSAN MASALAH
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan pada: 1.Apakah peran masyarakat dan siswa dalam pengembangan budaya politik?

C.TUJUAN
1.Mengetahui peran masyarakat dan siswa dalam pengembangan budaya politik.

D.TUJUAN PENULISAN
Metode pengumpulan data yaitu suatu cara pengumpulan suatu bahan untuk dijadikan suatu makalah/laporan agar data yang terkumpul mampu memberikan penegasan pada makalah tersebut.

BAB 2 PEMBAHASAN
1. Masyarakat dan Perannya Dalam Budaya Politik

Budaya politik biasanya berpusat pada imajinasi (pikiran dan perasaan) perseorangan, yang merupakan dasar semua tingkah laku politik masyarakat. Sementara sistem nilai yang hidup di tengah-tengah masyarakat merupakan komponen penting bagi pembentukannya yang merupakan refleksi terhadap orientasi, sikap dan perilaku politik masyarakat dalam merespons setiap objek dan proses politik yang sedang berjalan. Para ilmuwan politik yang sangat berperanan dalam mengembangkan teori kebudayaan politik, seperti Gabriel Almond, Sidney Verba dan Lucian W.Pye, hampir setengah abad yang lampau telah merintis sebuah riset tentang keterkaitan antara budaya dan politik. Mereka menyatakan bahwa setiap proses politik senantiasa terjadi dalam lingkup budaya. Artinya, dalam jangka waktu tertentu akan selalu terjadi proses dialektika antara kehidupan politik di satu pihak dengan sistem nilai budaya masyarakat di pihak lain. Budaya politik sendiri merupakan cerminan sikap khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem politik itu. Oleh karena itu, ia tidak lain dari orientasi psikologis terhadap objek sosial, dalam hal ini sistem politik yang kemudian mengalami proses internalisasi ke dalam bentuk orientasi yang bersifat kognitif (pemahaman dan keyakinan), afektif (ikatan emosional/perasaan) dan evaluatif (penilaian). Budaya politik juga merupakan rangkaian kepercayaan, kebiasaan dan perilaku yang berkaitan dengan kehidupan politik. Ia pada hakikatnya merupakan

lingkungan

psikologis

tempat

kegiatan-kegiatan

politik

berlangsung

yang

memberikan rasionalisasi untuk menolak atau menerima sejumlah milai dan norma lainnya. Dalam derajat yang tertinggi, budaya politik umumnya akan dapat membentuk aspirasi, obsesi, preferensi dan prioritas tertentu dalam menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh perubahan politik. Dengan sikap dan orientasi seperti itu, disertai dengan adanya determinan nilai-nilai keunggulan lokal (local genius) maka akan dapat dijumpai berbagai tipe budaya politik lokal yang berbeda-beda di berbagai daerah. Menurut Gabriel Almond dan Sidney Verbabudaya politik mengacu pada sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dn bagian-bagian lainnya dan sikap terhadap peranan warga negara dalam sistem itu. Dalam penelitian ini khusus mengangkat tentang budaya politik saja. Ini didasarkan kepada kesesuaian dengan sistem politik kita yang demokrasi. Masyarakat yang sangat dominan memiliki kompetensi politik yang tinggi, di mana warga masyarakat mampu memberikan evaluasi terhadap proses politik yang sedang berjalan, akan membentuk sebuah budaya politik yang partisipan. Masyarakat sudah mulai melibatkan diri secara intensif dalam berbagai kegiatan politik. Mereka bisa merupakan anggota aktif ormas atau parpol, atau anggota masyarakat biasa yang dapat menilai dengan penuh kesadaran baik sistem politik sebagai totalitas, masukan atau keluaran kebijakan pemerintah, maupun posisi dirinya sendiri dalam berpolitik. Dalam studi yang dilakukan oleh Almond dan Verba ditemukan bahwa negara-negara yang mempunyai budaya politik yang sudah matang akan menopang demokrasi yang stabil. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki derajat budaya politik yang belum matang tidak mendukung terwujudnya demokrasi yang stabil.

Kematangan budaya politik tersebut ditunjukkan dengan peluang yang diberikan oleh negara kepada masyarakat untuk mandiri, sehingga memiliki tingkat kompetensi yang tinggi. Demokratisasi dan budaya politik demokratis hanya bisa diciptakan setelah melalui proses sosialisasi politik. Proses ini mewariskan berbagai nilai politik dari satu generasi ke generasi berikutnya, lewat berbagai agen, seperti keluarga, teman sepergaulan, sekolah/perguruan tinggi, dan media massa yang menghasilkan individu mandiri. Dalam budaya politik, orientasi politik warga terhadap keseluruhan objek politik, baik umum, input dan output, maupun pribadinya mendekati satu atau dapat dikatakan tinggi. Berdasarkan hal ini, maka dapat diketahui peran masyarakat itu sendiri dalam pengembangan budaya politik di Indonesia apabila masyarakat tersebut melakukan hal-hal berikut : a. Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politik, baik menerima maupun menolak suatu objek politik. b. Adanya kesadaran bahwa ia adalah warga Negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis. c. Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya ( kewajibannya) dan mampu mempergunakan hak itu serta menanggung kewajibannya d. Tidak menerima begitu saja keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin, tetapi dapat menilai dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik keseluruhan, ataupun posisi dirinya sendiri e. Kehidupan politik dianggap sebagai sarana transaksi seperti halnya penjual dan pembeli.Warga dapat menerima berdasar kesadaran, tetapi juga mampu menolak berdasarkan penilaiannya sendiri

2. Implementasi Budaya Politik Oleh Siswa di Lingkungan Sekolah

Di sekolah melalui pelajaran pendidikan kewarganegaraan,siswa dan gurunya saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topic-topik tertentu yang mengandung nilai-nilai politik.Dengan demikian ,siswa telah memperoleh

pengetahuan awal tentang budaya politik secara dini dan nilai-nilai politik dari sudut pandang yang akademis.

Pelaksanaan budaya politik juga dapat diterapkan oleh seorang pelajar dilingkungan sekolahnya.Dalam hal ini siswa tentu berperan dalam pengembangan budaya politik dengan cara melakukan kegiatan berbau politik di sekolah antara lain :

a.

Pemilihan ketua kelas dan pengurus OSIS

Partisipasi melibatkan seluruh warga kelas dan seluruh siswa di sekolah untuk terlibat di dalamnya. Mulai dari pencalonan sampai kepada kesepakatan bersama di lakuakan secara demokratis. Seluruh siswa menggunakan hak pilihnya sebagai wujud partisipasi.

b. Setiap siswa memiliki pengetahuan dan kepekaan terhadap masalah atau isu politik di sekolah maupun di masyarakat, membiasakan membaca dan melihat berita, dan berbicara tentang masalah politik di sekitarnya

c. Siswa mampu bersikap dan menilai objek politik, siswa bisa membiasakan untuk berpendapat, berkomentar jika ada isu politik yang muncul baik di sekolah maupun di masyarakat

d. Siswa berlatih memberi usulan, masukan, dan kritikan terhadap suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah maupun pemerintah

e.

Siswa membiasakan diri untuk taat dan patuh pada peraturan yang memang telah disepakati

BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan Peran masyarakat dan siswa dalam pengembangan budaya politik yaitu sebagai partisipan dalam budaya politik

B.Saran Saran saya kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui dan lebih paham tentang peranan budaya politik.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Amin,Buku Tentang Politik,Bandung,Remaja Rosdakarya,1991. http://noerhayati.wordpress.com/2008/06/02/budaya politik.

DAFTAR ISI
Halaman Judul Kata Pengantar........................................................I Daftar Isi...................................................................II Bab.1.Pendahuluan.................................................III a.Latar Belakang...........................................III b.Rumusan Masalah.....................................III c.Tujuan Penulisan.......................................III d.Metode Penulisan......................................III Bab.2.Pembahasan...............................................1-6 Bab.3.Penutup..........................................................7 A.Kesimpulan...................................................7 B.Saran.............................................................7 Daftar Pustaka

You might also like