You are on page 1of 29

REPRODUKSI SEL: MITOSIS DAN MEIOSIS I. TUJUAN 1.

Mengetahui dan mengamati tahapan mitosis pada akar bawang Bombay (Allium cepa). 2. Mengetahui dan mengamati tahapan meiosis pada katak (Rana sp.). 3. Mengetahui perbedaan pembelahan secara mitosis dan pembelahan secara meiosis. II. TEORI Sel dibagi menjadi 2 kelas utama, yaitu eukariot dan prokariot. Perbedaan utama diantara keduanya terletak pada ada atau tidaknya membran inti yang membatasi inti sel dan sitoplasma. Organisme prokariot tidak memiliki membran inti dan eukariot memiliki membran inti. Semua sel hewan dan tumbuhan adalah eukariot dan bakteri, cyanobacteria dan mycoplasma adalah prokariot (Stafferton J. 2007: 203). Perbandingan secara menyeluruh lihat tabel 1. Organisme prokariot tidak mengalami pembelahan sel berupa mitosis atupun meiosis, ia hanya mengalami pembelahan sel berupa amitosis, salah satu contohnya adalah pembelahan biner. Organisme eukariot mengalami pembelahan sel secara mitosis pada sel somatisnya dan meiosis pada sel gametnya (Joseph S.W. & Rollins D.M. 2000:6). Organisme eukariot membutuhkan kemampuan untuk dapat tumbuh, dan proses ini dapat terjadi melalui pembelahan sel dan pertumbuhan sel. Pertumbuhan terkadang merupakan hasil dari satu atau komponen lain saja, tetapi sering terjadi juga bahwa pertumbuhan sel dan perkembangan sel tergabung dalam satu proses yang dinamakan siklus sel (Koning, R.E. 1994:2). Fungsi utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada fase S (S= sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan merupakan separuh waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan waktu lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada fase M yang dimulai dengan kromosom yang mengalami berkondensasi (Alberts, B. dkk. 2002:2). Kebanyakan sel membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh dan menggandakan massa protein dan organel-organelnya daripada untuk mereplikasi DNA dan mengalami pembelahan. fase G adalah fase yang didalamnya terjadi proses-proses diatas. Fase G dibagi menjadi dua, yaitu fase G1 yang terjadi diantara fase M dan fase S dan fase G2 yang terjadi diantara fase S dan mitosis. Jadi, eukariotik mengalami siklus sel yang dibagi menjadi empat fase, yaitu G1, S, G2 dan M (gambar 1). Gabungan dari fase G1, S dan G2 merupakan interfase. Pada sel manusia interfase terjadi sekitar 23 jam dari siklus sel (24 jam), dan satu jamnya adalah mitosis. (Alberts, B. dkk. 2002:3). Kedua fase G memberikan waktu untuk sel memonitoring lingkungan luar dan dalam, untuk memastikan bahwa kondisi lingkungannya tersebut sesuai dan persiapan telah selesai sebelum sel tersebut memutuskan untuk memasuki fase S dan melakukan mitosis. Fase G1 sangat

berperan dalam hal tersebut. Jumlah waktu yang dihabiskan dalam fase ini bisa sangat lama tergantung dari kondisi luar dan sinyal ekstra selular dari sel lain. Jika kondisi luar sel buruk, maka sel dapat menunda kelangsungan fase G1 dan masuk kedalam fase istirahat yang disebut sebagai fase G0. Fase G0 dapat menghabiskan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun sebelum melanjutkan proliferasi. Pada kenyataanya sel menghabiskan waktu terlama di fase G0 sampai sel atau organisme tersebut mati. (Alberts, B. dkk. 2002:3). Fase mitotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan kromosom replikan terjadi dalam mitosis. Mitosis terbagi menjadi empat fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase, lihat gambar 2 (Koning, R.E. 1994:6; Benson H. J. dkk. 1996:27; Farabee M.J. 2000:9). Pada profase yang terjadi di mitosis, membran nukleus menghilang, kromosom terlihat dan setiap sentriol di sentrosom bergerak menuju kutub berlawanan dan menjadi aster. Setiap aster terdiri dari sentriol dan mikrotubulus. Pada profase akhir beberapa mikrotubulus membentuk benang-benang spindel. Sepanjang profase, kromosom mengalami penebalan dan pemendekan, kromosom mengalami penggandaan yang terdiri dari kromatid dan sister kromatid. Penggandaan tersebut merupakan hasil replikasi DNA pada interfase lihat gambar (Koning, R. E. 1994:5; Benson H. J. dkk. 1996:28). Setelah mengalami penebalan, kromosom akan tersusun di bidang ekuator dan terikat pada mikrotubulus yang terletak di kedua kutub, saat ini disebut dengan metafase. Salah satu kromatid dari setiap kromosom terpisah dari pasangannya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan, hal ini terjadi pada anafase (Benson H. J. dkk. 1996:28). Selanjutnya sel akan mengalami telofase yang ditandai oleh adanya kromosom yang telah berada di kutubnya masing-masing, kemudian kromosom tersebut mulai terurai menjadi kromatin. Kariokinesis atau pembelahan inti akan terjadi setelah plasma membran mulai terbentuk. Setelah mengalami kariokinesis, sel tersebut akan mengalami sitokinesis yang ditandai dengan pembentukan cleavage furrow pada hewan (gambar 3) dan cell plate pada tumbuhan (gambar 4). Tujuan dari pembelahan mitosis adalah regenerasi dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak, karena mitosis menghasilkan sel anak yang identik (Benson H. J. dkk. 1996:28). Meiosis adalah tipe khusus dari pembelahan nukleus yang melakukan pemisahan tiap kromosom homolog menjadi gamet yang baru. Jika mitosis menghasilkan sel anak yang identik dengan induk, maka meiosis menghasilkan sel anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain itu, meiosis menghasilkan sel anak yang berbeda dengan induknya. (Farabee M.J 2000:1) Terjadi dua jenis pembelahan pada meiosis, yaitu pembelahan reduksi (meiosis 1) dan pembelahan sel (meiosis 2). meiosis 2 melakukan pembelahan sel layaknya mitosis, karena itulah perbedaan antara mitosis dan meiosis lebih terlihat pada meiosis 1, lihat gambar 5 (Cooper G. M 2000:5) Meiosis I: 1. Profase 1

Profase 1 memiliki kejadian unik, yaitu sinapsis. Sinapsis adalah suatu proses penghubungan kromosom yang telah tereplikasi. Hasil dari sinapsis tersebut adalah kromosom tetrad yang terdiri dari dua kromatid dari setiap kromosom. Crossing Over sering terjadi pada saat sinapsis. Selama Crossing over, kromatid akan patah dan menempel pada kromosom homolog yang berbeda. Adanya Crossing Over ditandai dengan struktur khusus berupa chiasma. Pada akhir profase I, kromosom homolog akan mulai terpisah, tetapi ia tetap menempel pada chiasmata. Kejadian-kejadian lain pada profase I(selain sinapsis dan crossing over) sama dengan profase pada mitosis, seperti kromatin yang terkondensasi menjadi kromosom, membran inti yang hilang dan terbentuknya spindle apparatus (Farabee M.J 2000:3). 1. Metafase 1 Metafase I terjadi ketika tetrad berjajar di bidang ekuatorial dan benang-benang spindel menempel pada sentromer dari setiap pasangan kromosom yang homolog (Farabee M.J 2000:4). 1. Anafase 1 Anafase I terjadi ketika tetrad terpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan dengan bantuan benang-benang spindel. Sentromer pada anafase 1 masih tetap utuh (Farabee M.J 2000:6). 1. Telofase 1 Telofase 1 memiliki kesamaan dengan telofase mitosis, tetapi hanya satu set kromosom yang berada didalam sel anak. Membran inti baru mempunyai kemungkinan terbentuk atau tidak, hal tersebut tergantung pada jenis spesies. Beberapa sel hewan mempuyai kemungkinan untuk mengalami pemisahan sentriol pada tahap ini (Farabee M.J 2000:8). Meiosis II memiliki kesamaan dengan tahapan pada mitosis. Perbedaan secara menyeluruh antara mitosis dan meiosis dapat dilihat pada tabel 2. Meiosis berperan dalam proses gametogenesis pada sel hewan. Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (n) oleh germ line (2n). Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang terjadi di organ tertentu (testes). Sel anak hasil pembelahan meiosis akan berkembang menjadi gamet, kemudian sel yang dihasilkan akan terdiferensiasi menjadi sperma (gambar 6). pembentukan sperma dimulai saat manusia memasuki tahap pubertas. Laki-laki dewasa normal dapat memproduksi 200.000.000 sperma per harinya. Setelah sperma terbentuk, maka ia akan bergerak ke epididimis dan mengalami pematangan (Farabee M.J 2000:12). Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi di organ tertentu, yaitu ovarium. sel tumbuhan melakukan oogenesis secara mitosis pada gametofit. Jika spermatogenesis menghasilkan empat sel anak, maka oogenesis hanya menghasilkan satu sel anak (sel telur). Hal tersebut terjadi karena tiga badan polar yang dihasilkan tidak mengalami perkembangan (gambar 7). Ketika baru lahir, setiap wanita membawa simpanan oosit yang akan berkembang menjadi oosit sekunder dan akan dikeluarkan sebagai sel telur setiap bulannya sejak pubertas sampai menopause. (Farabee M.J 2000:15).

Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer dan sentrosom. 1. Kromatin adalah gabungan rantai DNA, protein histon dan protein non-histon, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot (Alberts, B. dkk. 2002:18). 2. Kromatid adalah duplikat kromosom yang terbentuk dari replikasi DNA yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer (Alberts, B. dkk. 2002:17) 3. Sister chromatid adalah dua kromatid identik hasil proses duplikasi (Alberts, B. dkk. 2002:17) 4. Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan tergabung dengan protein.kromosom membawa bagian dari informasi genetik suatu organisme (Alberts, B. dkk. 2002:19) 5. Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama (Campbell 2002:244) 6. Kinetokor adalah protein yang terletak di sentromer tiap kromosom (Alberts, B. dkk. 2002:51) 7. Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari bahasa yunani yaitu Telos:ujung. Telomer berhubungan dengan rantai karakteristik DNA (Alberts, B. dkk. 2002:88). 8. Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan yang menjadi pusat pengatur mikrotubulus dan bertindak sebgai kutub spindel selama proses mitosis (Alberts, B. dkk. 2002:17). III. ALAT,BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Alat yang digunakan dalam praktikum adalah mikroskop, gelas objek dan gelas penutup, silet, pinset, gelas arloji, pembakar spiritus korek dan kertas hisap/tisu. B. BAHAN Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah akar umbi bawang Bombay (Alium sp.), pewarna asetokarmin, 1M HCL. C. CARA KERJA 1. HCL 1M sebanyak 1-2 mL ditempatkan di dalam gelas arloji 2. Ujung akar bawang bombay sepanjang 5 mm dipotong dengan silet dan diletakkan di dalam gelas arloji yang telah berisi HCL 1M selama 23 menit. 3. Ujung akar dipindahkan ke atas gelas objek dengan menggunakan pinset. 4. Ujung akar dipotong dengan menggunakan silet menjadi potongan-potongan kecil. 5. Sediaan diberikan pewarna asetokarmin sebanyak satu tetes. 6. Gelas penutup diletakkan di atas sediaan. 7. Sediaan dipanaskan dengan cara dilewatkan di atas pembakar spiritus. 8. Sediaan ditutup dengan tisu

9. Sediaan ditekan dengan ibu jari secara hati-hati 10. Sediaan diamati di bawah mikroskop. IV.PEMBAHASAN A. MITOSIS Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah tumbuhan, sebenarnya materi hewani dapat pula digunakan, tetapi karena alasan etika, maka tumbuhan lebih sering dipakai. Bagian tumbuhan yang ingin diamati harus mengandung jaringan meristematik. Ujung akar dan tunas adalah bahan yang paling sesuai untuk mengamati mitosis, sedangkan untuk mengamati meiosis anther yang lebih sesuai (Jurk J. 1999:9). Akar bawang mempunyai jumlah kromosom sedikit, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik. Waktu pemotongan akar merupakan faktor penting dalam melakukan pengamatan mitosis, karena pembelahan sel tidak terjadi spanjang hari, biasanya pagi hari mempunyai tingkat pembelahan sel tertinggi (Jurk J. 1999:9). Untuk memudahkan mengamati pembelahan sel, maka kromosom harus diberikan pewarnaan yang dapat mempejelas kehadiran kromosom tersebut. asetokarmin adalah salah satu pewarna yang sering digunakan karena mudah didapat, dan penyerapan warna yang lebih cepat. Golongan asam kuat seperti asam klorida (HCL) digunakan untuk melunakkan jaringan yang akan diamati (Jurk J. 1999:9). Setelah sediaan akar diberikan HCL dan asetokarmin, maka langkah berikutnya adalah melakukan proses fiksasi. Proses fiksasi merupakan proses yang bertujuan untuk menghentikan pembelahan sel, sehingga praktikan dapat mengamati berbagai tahapan mitosis (Jones & Rickards 1991:17; Jurk J. 1999:12) Praktikan dapat menemukan tiga tahapan mitosis pada sediaan akar, yaitu profase, anaphase dan telofase. Tahap profase menunjukkan kromosom yang terkondensasi dan membran inti tidak terlihat lagi. Tahap anafase menunjukkan salah satu kromatid dari setiap kromosom terpisah dari pasangannya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Tahap telofase menunjukkan kromosom yang telah terurai menjadi kromatin dan adanya cell plate. Hasil pengamatan praktikan sesuai dengan literatur. Tahap metafase tidak berhasil diamati oleh praktikan karena waktu fiksasi yang terlalu cepat, waktu pemotongan sediaan akar tidak tepat dan pemotongan sediaan akar tidak pada ujung akar yang masih aktif membelah (Jurk J. 1999:13). B. MEIOSIS Praktikan mengamati tahapan meiosis pada Rana sp. Menggunakan preparat awetan. Penggunaan preparat awetan bertujuan untuk mempermudah pengamatan dan efisiensi waktu. Praktikan berhasil mengamati sebagian tahap profase 1. Proses spermatogenesis pada Rana sp. menunjukkan bahwa semakin kedalam, sel akan mengalami pematangan. Spermatogonia terletak

dimembran basal, semakin kedalam terlihat spermatosit primer dan sekunder. Sel sertoli dapat di amati pada membran basal dan berbentuk tidak beraturan. Sperma Rana sp. berbeda dengan sperma manusia, bentuk kepala sperma Rana sp. seperti tanda koma. V. KESIMPULAN 1. Pembelahan mitosis dapat diamati dengan terlihatnya tahap profase, metafase, anafase dan telofase. 2. Pembelahan meiosis dapat diamati dengan terlihatnya spermatogenesis pada Rana sp. 3. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak, hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengamatan pada tahap telofase dan pembelahan meiosis menghasilkan empat sel anak pada proses pembentukan sperma. VI. DAFTAR ACUAN Alberts, B. dkk. 2002. Glossary. 95 hlm. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mboc4.glossary.4754#5215,17 Februari 2009, pk 20.38 wib. Alberts, B. dkk. 2002. An Overview of the Cell Cycle. 6 hlm. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid=mboc4.section.3169, 17 Februari 2009, pk 20.33 wib.. Benson H.J. dkk. 1996. Anatomy & Physiology Laboratory Textbook, 7th ed. McGraw-Hill companies, Inc. New York:viii+516 hlm. Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2002. Biologi. Terj dari Biology;oleh Lestari,R. dkk. Erlangga, Jakarta:xxi+438 hlm. Cooper G.M. 2000.The Molecular Cell. 30 hlm. www.as.utexas.edu/biology/education/spring07/scalo/secure/CooperCh2Cell.pdf, 18 Februari 2009, pk 20.45 wib. Farabee M.J. 2000. Cell Division: Meiosis And Sexual Reproduction. 15 hlm. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?highlight=mitotic%2Cmeiosis&rid=genomes%2Efig grp%2E6244, 17 Februari 2009, pk 20.44 wib. Joseph S.W. & Rollins D.M. Cell Structure. 10 hlm. http://molecularbiology.suite101.com/article.cfm/cell_structure, 18 Februari 2009, pk 20.25 wib. Jurk J. 1999. A Modification To The Acetocarmine Method Of Chromosome Colouring In The School Practice. 14 hlm. www.publib.upol.cz/~obd/fulltext/biolog37/biolog37-01.pdf, 16 Februari 2009, pk 24.50 wib.

Koning, R.E. 1994. Cell Cycle.19 hlm. http://plantphys.info/plant_physiology/cellcycle.shtml, 16 Februari 2009, pk 10.24 wib. Stafferton J. 2007. Prokaryotic vs Eukaryotic. 12 hlm. http://www.life.umd.edu/classroom/bsci424/BSCI223WebSiteFiles/ProkaryoticvsEukaryotic.htm , 18 Februari 2009. pk 20.26 wib.

Genetika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

DNA sebagai basis molekuler dari ilmu pewarisan. Genetika (dipinjam dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani , genno, yang berarti "melahirkan") adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906. Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi. Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan

material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik), bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik).

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Awal mula dan konsep dasar o 1.1 Periode pra-Mendel o 1.2 Konsep dasar o 1.3 Kronologi perkembangan genetika 2 Cabang-cabang Genetika o 2.1 Genetika arah-balik (reverse genetics) 3 Referensi

[sunting] Awal mula dan konsep dasar


[sunting] Periode pra-Mendel
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau hereditas sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan penjelasan penyebab dari gejala-gejala itu. Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori pewarisan campur: seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetuanya, terutama dari pejantan karena membawa sperma. Hasil penelitian Mendel menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata. Pendapat terkait lainnya adalah teori Lamarck: sifat yang diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi pengalaman individu yang mewariskan sifat itu[1]. Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis Galton[2]. Dalam pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan partikelpartikel yang disebut gemmula yang akan dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa zuriat (keturunan).

Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma (tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).

[sunting] Konsep dasar


Peletakan dasar ilmiah melalui percobaan sistematik baru dilakukan pada paruh akhir abad ke-19 oleh Gregor Johann Mendel. Ia adalah seorang biarawan dari Brno (Brnn dalam bahasa Jerman), Kekaisaran Austro-Hungaria (sekarang bagian dari Republik Ceko). Mendel disepakati umum sebagai 'pendiri genetika' setelah karyanya "Versuche ber Pflanzenhybriden" atau Percobaan mengenai Persilangan Tanaman (dipublikasi cetak pada tahun 1866) ditemukan kembali secara terpisah oleh Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschermak pada tahun 1900. Dalam karyanya itu, Mendel pertama kali menemukan bahwa pewarisan sifat pada tanaman (ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri, Pisum sativum) mengikuti sejumlah nisbah matematika yang sederhana. Yang lebih penting, ia dapat menjelaskan bagaimana nisbahnisbah ini terjadi, melalui apa yang dikenal sebagai 'Hukum Pewarisan Mendel'. Dari karya ini, orang mulai mengenal konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor'). Gen adalah pembawa sifat. Alel adalah ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Apabila suatu individu memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot. Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe disebut fenotipe.

[sunting] Kronologi perkembangan genetika


Setelah penemuan ulang karya Mendel, genetika berkembang sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains. Berikut adalah tahapan-tahapan perkembangan genetika:

1859 Charles Darwin menerbitkan The Origin of Species, sebagai dasar variasi genetik.; 1865 Gregor Mendel menyerahkan naskah Percobaan mengenai Persilangan Tanaman; 1878 E. Strassburger memberikan penjelasan mengenai pembuahan berganda; 1900 Penemuan kembali hasil karya Mendel secara terpisah oleh Hugo de Vries (Belgia), Carl Correns (Jerman), dan Erich von Tschermak (Austro-Hungaria) ==> awal genetika klasik; 1903 Kromosom diketahui menjadi unit pewarisan genetik; 1905 Pakar biologi Inggris William Bateson mengkoinekan istilah 'genetika'; 1908 dan 1909 Peletakan dasar teori genetika populasi oleh Weinberg (dokter dari Jerman) dan secara terpisah oleh James W. Hardy (ahli matematika Inggris) ==> awal genetika populasi; 1910 Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen-gen berada pada kromosom, menggunakan lalat buah (Drosophila melanogaster) ==> awal sitogenetika; 1913 Alfred Sturtevant membuat peta genetik pertama dari suatu kromosom; 1918 Ronald Fisher (ahli biostatistika dari Inggris) menerbitkan On the correlation between relatives on the supposition of Mendelian inheritance (secara bebas berarti

"Keterkaitan antarkerabat berdasarkan pewarisan Mendel"), yang mengakhiri perseteruan antara teori biometri (Pearson dkk.) dan teori Mendel sekaligus mengawali sintesis keduanya ==> awal genetika kuantitatif; 1927 Perubahan fisik pada gen disebut mutasi; 1928 Frederick Griffith menemukan suatu molekul pembawa sifat yang dapat dipindahkan antarbakteri (konjugasi); 1931 Pindah silang menyebabkan terjadinya rekombinasi; 1941 Edward Lawrie Tatum and George Wells Beadle menunjukkan bahwa gen-gen menyandi protein, ==> awal dogma pokok genetika; 1944 Oswald Theodore Avery, Colin McLeod and Maclyn McCarty mengisolasi DNA sebagai bahan genetik (mereka menyebutnya prinsip transformasi); 1950 Erwin Chargaff menunjukkan adanya aturan umum yang berlaku untuk empat nukleotida pada asam nukleat, misalnya adenin cenderung sama banyak dengan timin; 1950 Barbara McClintock menemukan transposon pada jagung; 1952 Hershey dan Chase membuktikan kalau informasi genetik bakteriofag (dan semua organisme lain) adalah DNA; 1953 Teka-teki struktur DNA dijawab oleh James D. Watson dan Francis Crick berupa pilin ganda (double helix), berdasarkan gambar-gambar difraksi sinar X DNA dari Rosalind Franklin ==> awal genetika molekular; 1956 Jo Hin Tjio dan Albert Levan memastikan bahwa kromosom manusia berjumlah 46; 1958 Eksperimen Meselson-Stahl menunjukkan bahwa DNA digandakan (direplikasi) secara semikonservatif; 1961 Kode genetik tersusun secara triplet; 1964 Howard Temin menunjukkan dengan virusRNA bahwa dogma pokok dari tidak selalu berlaku; 1970 Enzim restriksi ditemukan pada bakteri Haemophilus influenzae, memungkinan dilakukannya pemotongan dan penyambungan DNA oleh peneliti (lihat juga RFLP) ==> awal bioteknologi modern; 1977 Sekuensing DNA pertama kali oleh Fred Sanger, Walter Gilbert, dan Allan Maxam yang bekerja secara terpisah. Tim Sanger berhasil melakukan sekuensing seluruh genom Bacteriofag -X174;, suatu virus ==> awal genomika; 1983 Perbanyakan (amplifikasi) DNA dapat dilakukan dengan mudah setelah Kary Banks Mullis menemukan Reaksi Berantai Polymerase (PCR); 1985 Alec Jeffreys menemukan teknik sidik jari genetik. 1989 Sekuensing pertama kali terhadap gen manusia pengkode protein CFTR penyebab cystic fibrosis; 1989 Peletakan landasan statistika yang kuat bagi analisis lokus sifat kuantitatif (analisis QTL) ; 1995 Sekuensing genom Haemophilus influenzae, yang menjadi sekuensing genom pertama terhadap organisme yang hidup bebas; 1996 Sekuensing pertama terhadap eukariota: khamir Saccharomyces cerevisiae; 1998 Hasil sekuensing pertama terhadap eukariota multiselular, nematoda Caenorhabditis elegans, diumumkan; 2001 Draf awal urutan genom manusia dirilis bersamaan dengan mulainya Human Genome Project;

2003 Proyek Genom Manusia (Human Genome Project) menyelesaikan 99% pekerjaannya pada tanggal (14 April) dengan akurasi 99.99% [1]

[sunting] Cabang-cabang Genetika


Genetika berkembang baik sebagai ilmu murni maupun ilmu terapan. Cabang-cabang ilmu ini terbentuk terutama sebagai akibat pendalaman terhadap suatu aspek tertentu dari objek kajiannya. Cabang-cabang murni genetika :

genetika molekular genetika sel (sitogenetika) genetika populasi genetika kuantitatif genetika perkembangan

Cabang-cabang terapan genetika :


genetika kedokteran ilmu pemuliaan rekayasa genetika atau rekayasa gen

Bioteknologi merupakan ilmu terapan yang tidak secara langsung merupakan cabang genetika tetapi sangat terkait dengan perkembangan di bidang genetika.

[sunting] Genetika arah-balik (reverse genetics)


Kajian genetika klasik dimulai dari gejala fenotipe (yang tampak oleh pengamatan manusia) lalu dicarikan penjelasan genotipiknya hingga ke aras gen. Berkembangnya teknik-teknik dalam genetika molekular secara cepat dan efisien memunculkan filosofi baru dalam metodologi genetika, dengan membalik arah kajian. Karena banyak gen yang sudah diidentifikasi sekuensnya, orang memasukkan atau mengubah suatu gen dalam kromosom lalu melihat implikasi fenotipik yang terjadi. Teknik-teknik analisis yang menggunakan filosofi ini dikelompokkan dalam kajian genetika arah-balik atau reverse genetics, sementara teknik kajian genetika klasik dijuluki genetika arah-maju atau forward genetics.

[sunting] Referensi

Senin, 13 April 2009


Struktur Jaringan Hewan

Jaringan Pada Hewan

Jaringan Epitel adalah jaringan yang melapisi bagian permukaan tubuh hewan multiseluler, baik permukaan luar maupun permukaan dalam. Fungsi umum epitel ialah sebagai pelindung (proteksi) dan menyeleksi apa saja yang masuk dan keluar tubuh

Macam

Jaringan

Epitel

Epitelium pipih selapis Lokasi: Peritorium yang membatasi rongga tubuh, endotelium pada permukaan dalam pembuluh darah dan jantung, alveolus paru-paru, dinding luar kapsula. Bowman dalam ginjal, selaput gendang telinga, pleura, timica serosa dari perikardium. Fungsi: Difusi atau filtrasi Epitelium pipih berlapis banyak Lokasi: Epidermis kulit, rongga mulut, esofagus, lapisan dalam anus, uretra, vagina. Fungsi: Proteksi/perlindungan. Epitelium kubus selapis Lokasi: Kelenjar dan salurannya, permukaan luar ovarium, permukaan dalam lensa mata, epitel berpigmen retina, tubulus reanalis. Fungsi: Sekresi dan absorpsi Epitelium kubus berlapis banyak Lokasi: Saluran kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar ludah, pengembangan epitel di ovarium dan testis . Fungsi:Sekresi. Epitelium Bermikrofili Bersilia silindris usus rongga selapis (menyusun hidung, jonjot-jonjot bronkus, Lokasi: usus). oviduk.

: :

Tak bersilia Fungsi:

lambung, Proteksi,

kandung

empedu, sekresi

uterus dan

dan

salurannya . absorpsi

Epitelium silindris berlapis banyak Lokasi: Laring (sel-selnya bersilia), faring, uretra, lapisan lendir (membran mukosa), anus. Fungsi: Proteksi, sekresi dan absorpsi . Epitelium silindris berlapis banyak semu Lokasi: Sel-sel bersilia : duktus epididymis vasedeferen, membran mukosa saluran pernafasan, tuba eustakhius. Sedangkan yang terdapat pada uretra laki-laki sel-selnya tidak bersilia . Fungsi: Proteksi, sekresi dan pergerakan zat Epitelium Lokasi: Fungsi: Jaringan transisional ginjal. organ. Ikat

Kandung Proteksi

kemih, terhadap

ureter, uretra, perubahan

dan volume

Macam Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan Tulang Tulang Darah Jaringan Jaringan

Jaringan ikat ikat ikat ikat

ikat: biasa longgar padat khusus rawan limfe lemak Otot

dan

Macam-macam Sel Otot Otot lurik: bekerja dibawah saraf sadar (volunter), cepat menanggapi rangsang, inti lebih dari satu dan terletak di tepi sel, mengandung serabut otot, memiliki myofibril yang memantulkan cahaya gelap terang berselang-seling, terdapat pada organ luar. Otot polos: bekerja dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat menanggapi rangsang, inti satu dan terletak di tengah sitoplasma, tidak mengandung serabut otot, terdapat pada organ viseral Otot jantung: bekerja dibawah saraf tidak sadar (involunter), lambat menanggapi rangsang, inti satu atau lebih dari satu dan terletak di tepi sitoplasma, memiliki

Jaringan Sel saraf terdiri Macam-macam Saraf Saraf Saraf intermediet

atas:

dendrit, sel

badan sel saraf

saraf

Saraf yang mengandung inti, akson. berdasarkan fungsinya: sensorik/aferent motorik/eferent

JARINGAN HEWAN

Struktur tubuh hewan tersusun atas sel, jaringan, organ dan system organ. Berbagai struktur organ akan menyusun individu. Sel hewan adalah unit terkecil secara structural dan fungsional penyusun individu hewan. Untuk mendukung fungsi tersebut sel tersusun oleh organel. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama terdapat empat jaringan utama penyusun individu, yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.

A. Jaringan Hewan Jaringan epithelium Berfungsi untuk melindungi permukaan luar dan dalam organ.

Berdasarkan struktur : -Epithelium pipih (squamous) -Epithelium batang (columnar/silindris) -Epithelium kubus (cuboidal)

Berdasarkan susunan sel terdapat epithelim sederhana dan epithelium komplex: Epithelium pipih -epithelium pipih selapis Untuk proeses difusi,osmosis, filtrsai dan sekresi. Terdapat pada pembuluh limfe, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, selaput perut.

Gambar 4. Epithelium squamosum selapis

-epithelium pipih berlapis Sebagai pelindung Terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung, esophagus.

Epithelium silindris

-epithelium silindris berlapis tunggal Untuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus(jejunum dan Ileum) dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar.

Gambar 5. Epithelium Silindris Selapis

-epithelium silindris berlapis banyak Sebagai pelindung dan sekresi -epithelium berlapis banyak semu (pseudocolumner) Untuk proteksi, sekresi dan gerakan yang melalui permukaan.

Epithelium kubus

-epithelium kubus berlapis tunggal Untuk sekresi dan pelindung Terdapat pada lensa mata dan nefron ginjal

Gambar 6 .Epithelium cuboidal selapis

-epithelium kubus berlapis benyak Sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan,sekresi dan absorbsi.

Gambar 7. Epithelium Cuboidal berlapis banyak Epithelium Transisional Merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya. Terdapat pada ereter, urethra, kantong kemih.

Epithelium kelenjar Merupakan jaringan epitjelium yang khusus berperan untuk sekresi zat untuk membantu proses fisiologis. Dibedakan menjadi kelenjar eksokren dan endokren: -Kelenjar eksokren Kelenjar yang berada di jaringan kulit atau bawah kulit

Untuk membantu metabolisme dan komunikasi -Kelenjar endokren Kelenjar yang terlaetak di dalam tubuh dan sering disebut sebgai kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran bagi sekretya sehingga sekretnya langsung dilepas ke darah. Fungsi untuk metabolisme

Jaringan ikat biasa Berfungsi untuk melindungi jaringan dan organ dan mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan mengikat jaringan dan jaringan untuk membentuk organ.

Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat.

Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.

Sel-sel jaringan ikat: Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk matriks Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody. Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine

Gambar 8. Mast Cell

Jaringan ikat berdasarkan struktur dan fungsinya: Jaringan ikat longgar Bersifat elastis karena matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin. Berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian dari jaringan lainnya. Jaringan ikat padat Bersifat tidak elastis karena matriksnya tersusun atas serat kolagen yang berwarna putih dan padat sehingga cairannya berkurang. Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katub jantung, kapsul persendian, fasia, tendon dan ligamen.

Kartilago (Tulang Rawan) Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun pada saat dewasa.

Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu : Kartilago Hyalin Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada. Kartilago fibrosa Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.

Kartilago elastis Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti jala.

Osteon (Jaringan Tulang Sejati)

Gambar 9. Osteon

Berdasarkan kepadatan matriks ada atau tidak ada rongga di dalamnya , tulang dibedakan menjadi dua, yaitu : Tulang kompak (keras) Tersusun atas matriks yang rapat.

Tulang Spons (bunga karang) Matriksnya tersusun longgar.

Jaringan darah Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh.

Gambar 10. Komponen penyusun darah

Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping darah). Eritrosit Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin. Leukosit Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler. Trombosit Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan

yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.

Limfe (Jaringan Getah Bening) Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.

Gambar 11. Letak Kelenjar Limfe

Jaringan Otot Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas.

Gambar 12. Otot

Jaringan otot berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu: Otot Polos Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak. Otot Jantung Merupkan otot khusus penyusun organ jantung. Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus. Otot lurik Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.

Jaringan Lemak Tersusun atas sel-sel lemak dan matriks. Jaringan lemak bersal dari sel-sel mesenkim. Fungsi jaringan lemak adalah untuk cadangan energi,penjaga kestabilan tubuh danproteksi mekanis.

Jaringan Syaraf Jaringan syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron). Jaringan syaraf merupakan perkembangan dari lapisan embrional ectoderm. Jaringan syaraf sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh bersama system hormon.

Gambar 13. Jaringan Syaraf

Organ Hewan

Merupakan gabungan dari beberapa jaringan yang berbeda-beda untk mendukung satu fungsi atau lebih.

Berdasarkan letaknya organ dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan organ luar. Organ dalam misalnya hati dan jantung. Organ luar misalnya kulit, mata, telinga dan hidung.

Sistem Organ

Sistem organ adalah gabungan dari beberapa organ yang melaksanakan satu fungsi dalam koordinasi tertentu. Pada tubuh hewan tingkat tinggi setidaknya terdapat 9 macam system organ.

Transplantasi Organ

Transplantasi organ adalah proses pencangkokan organ tubuh manusia atau hewan yang satu ke manusia atau hewan yang lainnya.

Transplantasi paling aman jika jaringan atau organ yang ditransplantasikan barasal dari tubuh sendiri, Contohnya kulit.

You might also like