You are on page 1of 12

MAKALAH TUGAS GURU dan KLASIFIKASINYA Ditulis Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah PENGEMBANGAN PROFESI GURU FISIKA

Pengampu: Ahmad Abu Hamid

Disusun Oleh : MARTHA RIRIS V. S. 08302244022 Pendidikan Fisika NR

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

TUGAS GURU DAN KLASIFIKASINYA

A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu pendidik. Secara tradisional pengertian guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dengan menelaah dari pengertian guru tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang guru bukan hanya sekedar pemberi ilmu pengetahuan saja yang berada di depan kelas, akan tetapi guru merupakan tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisis, dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Disisi lain guru juga harus berkelakukan menurut harapan masyarakatnya. Dari guru, sebagai pendidik dan pembangun generasi baru diharapkan tingkah laku yang bermoral tinggi demi masa depan bangsa dan Negara. Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas/sekolah baik kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikiran, dan mengembangkan kreatifitasnya ataupun pengekangan dan keterbatasan yang dialami dalam pengembangan pribadinya. Perlu diketahui juga bahwa siswa dalam perkembanganya dipengaruhi oleh orang tua/wali (pendidikan informal), guru-guru (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Keberhasilan pendidikan disekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar, melainkan juga oleh interaksi siswa dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi yang dihadapi di dalam maupun diluar sekolah. Siswa berbeda-beda dalam bakat atau

pembawaanya, terutama karena pengaruh lingkungan social yang berlainan. Pendidikan itu sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi dalam interaksi social. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru berusaha menganilisis pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan manusia dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Tugas guru dalam UndangUndang Sisdiknas adalah: merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Guru atau pendidik juga berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Guru juga berkewajiban member teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan (martabat guru). Dalam Undang-Undang guru dan dosen ditegaskan bahwa guru berkewajiban: 1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif, 4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama, dan 5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Tugas utama guru pada umumnya dan tugas guru fisika pada khususnya antara lain disebutkan dalam surat edaran bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta kepala badan administrasi kepegawaian Negara nomor 57686/MPK/1989 dan nomor 38/SE/1989 mengenai angka kredit dalam jabatan guru tahun 1989, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Ketiga ketetapan ini merupakan ketetapan resmi dari lembaga tinggi Negara, yaitu: dari Pemerintah dan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Jadi ketetapan ini harus ditaati oleh semua guru dan dosen di Indoonesia. B. Masalah

GURU adalah front terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Operasional pendidikan pada tingkatan mikro atau lapis dasar (gras root) adalah ditingkat institusional atau satuan pendidikan dan instruksional. Namun ada kecenderungan guru tersisihkan dari peranannya sebagai pihak yang terdepan, termasuk kaitannya dengan EBTA, EBTANAS, UAN, UNAS, UAS-BN atau apapun namanya. Padahal pada tingkat ini pendidikan berlangsung di front yang paling depan dimana terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik dalam interasi pendidikan, serta berada pada posisi yang paling dekat dengan orang tua atau wali murid dan masyarakat. Dalam posisi ini orang tua dan masyarakat dapat mengamati dari dekat bagaimana berlangsungnya pendidikan untuk anak-anak mereka. Guru sebagai pihak yang berada ditingkat instruksional berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses instruksional harus memperoleh otonomi pedagogis dan profesional untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai pendidik. Guru sebagai perancang pengajaran, manager pengajaran, pengarah pembelajaran, pembimbing peserta didik dan penilai hasil belajar, maka merekalah yng sesungguhnya mempunyai otonomi dalam memberikan informasi hasil belajar, tapi kenyataan hingga saat ini guru lebih banya diperlakukan sebagai komponen obyek dan bukan sebagai subyek insan pendidikan. Sudah seharusnya guru memperoleh preoritas sentral dalam pemberdayaan otonomi pedagogiknya dalam mewujudkan kinerja pendidikan. Mengingat besarnya peran guru pada tingkat institusional dan instruksional, maka guru harus dijadikan sumber informasi proses dan hasil pendidikan dari anak didik yang menjadi tanggung jawabnya. Guru harus diberdayakan dalam keikutsertaannya dalam evaluasi dan proses pembelajaran. C. Tujuan 1. Mengetahui tugas guru yang paling kecil sampai yang paling besar di Indonesia. 2. Mengetahui klasifikasi tugas guru menjadi komponen-komponennya. 3. Mengetahui apakah tugas guru cukup diwakili dengan komitmen terhadap pekerjaannya dan komitmen terhadap murid atau tidak. D. Kajian Teori Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang

kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat optimal. Berikut peranan guru yang dianggap paling dominan : 1. Guru sebagai demonstrator Melalui perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkanya serta senantiasa mengembangkanya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa. 2. Guru sebagai pengelola kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkunagn belajar serat merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang, dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. 3. Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah. 4. Guru sebagai evaluator Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian. Dengan penilaian guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang atau cukup baik dikelasnya jika dibandingkan dengan teman-temanya. Guru juga dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa

guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian karena dengan evaluasi guru dapat mengetahui prestasi siswa setelah melaksanakan proses belajar mengajar. Guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh merupakan feedback terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. 5. Korektor Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. 6. Inspirator Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar siswa. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. 7. Organisator Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan guru, dalam bidang ini guru memiliki kiegiatan pengelolaan. Kegiatan akademik dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga seperti mencapai efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada siswa. 8. Motivator Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. 9. Inisiator Sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran 10. Pembimbing Sebagai pembimbing guru hendaknya membimbing siswa menjadi manusia dewasa susila yang cakap.

11. Supervisor Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik . Dilihat dari dirinya sendiri, seorang guru harus berperan sebagai berikut : 1. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya. 2. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan. Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. 3. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswanya. 4. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku. 5. Pemberi keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya. E. Pembahasan Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugastugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan

negara lewat UUD 1945 dan GBHN. Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal. WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap lembaga. Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturanaturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalamanpengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada. Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila. Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk

mengembangkan kemampuannya lebih lanjut. Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental. Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas guru memang berat. Namun tugas guru secara garis besar dapat dituliskan sebagai berikut: 1. Mengembangkan kualitas murid sebagai sumber daya manusia yang handal di masa depan dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal murid yang berada di luar kendali guru, misalnya: lingkungan masyarakat, kondisi rumah tangga, bakat, dan minat murid, 2. Mengajar yang mendidik, apabila guru memperoleh bekal yang memadai tentang wawasan pendidikan, 3. Menjadi teladan (uswatun hasanah) bagi murid dan berakhlak mulia, seperti ungkapan: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. 4. Selalu mengembangkan kompetensi guru, misalnya: kompetensi akademik, kompetensi pedagogik, kompetensi individual (kepribadian), kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

F. Simpulan 1. Tugas guru yang paling kecil sampai yang paling besar yaitu: a. Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar, merencanakan pelaksanaan pembelajaran, membuat lembar kegiatan siswa, mengevaluasi hasil kegiatan siswa, menganalisis hasil kegiatan siswa, dan melakukan remedial. b. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, tata tertib, juga kode etik guru. c. Memberikan keterampilan-keterampilan atau pengetahuan yang bersifat non akademis sebagai sarana bekal siswa di hari esok. d. Menjadi contoh atau teladan yang baik dan benar bagi muridnya. e. Mendidik muridnya agar mampu menjadi sumber daya manusia berkualitas yang bisa bersaing seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini. f. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. 2. Klasifikasi tugas guru yaitu: a. Pendidikan, meliputi: Mengikuti dan memperoleh ijazah pendidikan formal, dan Mengikuti dan memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan latihan.

Mendidik berarti tugas seorang guru adalah membimbing muridnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lebih berkualitas. Dari pernyataan ini guru dituntut untuk harus memberi contoh, panutan, teladan yang baik bagi muridnya. Dengan begini diharapkan dapat memberi dampak yang baik dan positif terhadap muridnya. b. Proses belajar mengajar, meliputi:

Melaksanakan proses belajar mengajar, dari merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi hasil belajar murid, menganalisis hasil evaluasi, serta melakukan remediasi.

Melaksanakan tugas di daerah terpencil, serta Melaksanakan tugas tertentu di sekolah, misalnya: menjadi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.

c. Pengembangan profesi, meliputi: Melakukan kegiatan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan Membuat media pembelajaran atau alat peraga Menciptakan karya seni Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan, serta Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

d. Penunjang proses belajar mengajar, meliputi: Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, dan Melaksanakan kegiatan pendukung pendidikan.

3. Tugas guru tidak cukup hanya dengan diwakili komitmen terhadap pekerjaannya dan komitmen terhadap murid. Guru juga harus melaksanakan pengabdian kepada masyarakat karena keberadaannya di tengah-tengah masyarakat karena salah satu dari tiga tugas pokok professional seorang guru adalah tugas kemasyarakatan. Di sisi lain guru juga harus berkelakukan menurut harapan masyarakatnya. Dilihat dari dirinya sendiri, seorang guru harus berperan sebagai petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya.

E. Daftar Pustaka Abu Hamid, Ahmad. 2008. Pengembangan Profesi Guru Fisika. Jurdik Fisika: FMIPA UNY. http://akitephos.wordpress.com/2010/02/08/makalah-peran-guru/ diakses pada 27-022011 pkl. 14:20 http://akitephos.wordpress.com/2010/02/08/makalah-peran-guru/ diakses pada 27-022011 pkl. 14.21

You might also like