You are on page 1of 2

Pemanfaatan sampah anorganik yang dimampatkan sebagai bahan bangunan Tujuan : Memanfaatkan sampah-sampah anorganik yang sulit ditanggulangi

menjadi bahan yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, mengurangi penggunaan bahan alam dalam pembangunan dan meneliti kualitas dan ketahanan bangunan yang berbahan sampah anorganik perumusan masalah : Banyaknya sampah anorganik dan sulitnya penanggulangannya selama ini menjadi permasalahan yang serius saat ini, dengan memanfaatkan sampah tersebut menjadi bahan bangunan, mengurangi dampak yang buruk akibat tidak adanya penanggulangan sampah anorganik. Selain itu, pemanfaatan sampah anorganik sebagai bahan bangunan dapatkah mengurangi pengggunaan bahan alam sebagai bahan bangunan. Kualitas dan ketahan bangunan yang menggunakan sampah organik sebagai bahan bangunan apakah cocok untuk semua bangunan, dan metode apakah yang maksimal dalam pemanfaatan sampah anorganik sebagai bahan bangunan. Latar Belakang: Penggunaan bahan alam yang berlebihan sebagai bahan bangunan merupakan salah satu kegiatan exploitasi alam, mungkin saat jni kerusakan yang mahluk hidup alami akibat kegiatan tersebut tidak akan terasa namun di masa depan nanti sepertinya memberikan cerita yang berbeda. Sebaiknya kegiatan exploitasi alam untuk kepentingan hidup memang harus dikurangi. Disisi lain, sampah anorganik menjadi permasalahan yang besar saat ini, metode yang cocok untuk menangulangi sampah jenis tersebut memang tidak mudah, dengan memanfaatkan sampah anorganik sebagai bahan bangunan yang selama ini dominan dengan penggunaan bahan alam menjadi salah satu metode penanggulangan sampah anorganik yang bermanfaat bagi mhluk hidup dan dapat tetap melestarikan alam. Hipotesis : Pemanfaatan sampah anorganik yang dimampatkan sebagai bahan bangunan merupakan bentuk kegiatan yang bertujuan unutk melestarikan lingkungan hidup, penggunaan bahan alam untuk bangunan yang berlebihan dapat dikurangi dengan pemanfaatan sampah anorganik. Sampah anorganik yang dimampatkan memiliki karakteristik yang kuat dan tidak mudah rapuh sehingga dapat digunakan untuk pembangunan apapun. Sampah adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak digunakan lagi, baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun sebagai sisa proses industri (Apriadji 1989) Sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya, dari segi sosial ekonomis sudah tidak memiliki harga, dan dari segi lingkungan merupakan bahan buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada kelestarian lingkungan (Hadiwiyoto 1983)
Di Indonesia, kegiatan daur ulang sampah anorganik sudah dimulai sejak beberapa tahun terakhir ini yang dilakukan oleh sektor informal. Para pemungut barang bekas yang disebut pula dengan pemulung, melaksanakan kegiatan pemungutan sampah dihampir seluruh subsistem pengelolaan sampah. Komponen sampah anorganik yang mempunyai nilai tinggi untuk dimanfaatkan kembali, berdasarkan penelitian BPP

Teknologi tahun 1990, adalah sampah plastik, logam dan gelas. Prosentase sampah tersebut (dari jumlah awal) yang diambil oleh pemulung adalah seperti pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Prosentase Pengambilan Sampah oleh Pemulung No. Komponen Sampah Persentase 1. Plastik 67,05 2. Logam 96,09 4. Gelas 85,05

Beberapa pemanfaatan sampah kering yang dapat dihasilkan dari pengolahan sampah untuk daur ulang dan mempunyai nilai ekonomis antara lain : b. Sampah Plastik. Pada umumnya sampah plastik sebagian besar dapat diolah menjadi produk baru berupa alat rumah tangga seperti ember, bak tali plastik; digunakan kembali seperti pembungkus, pot tanaman, tempat bumbu; dan sebagai bahan industri daur ulang seperti pellet, biji plastik. c. Logam. Logam yang dihasilkan dari sampah kota dapat dimanfaatkan antara lain: digunakan kembali seperti kaleng susu; dijadikan produk baru, seperti tutup botol kecap, mainan; dan sebagai bahan tambahan atau bahan baku industri seperti industri logam. d. Bahan lain. Bahan lain seperti, gelas, karet mempunyai prosentase yang cukup kecil dalam komponen sampah kecuali pada kasus tertentu. Oleh karena itu dalam skala kecil tidak ekonomis untuk diolah.

You might also like