You are on page 1of 3

Latar Belakang

Kebutuhan Rumah Indonesia Dari data yang dikeluarkan oleh Kementrian Perumahan Rakyat pada 2010 kekurangan hunian bagi masyarakat Indonesia sudah menyentuh angka delapan koma empat (8,4) juta, naik dari kekurangan di tahun 2009 yang tujuh koma empat (7,4) juta. Angka ini datang dari asumsi kebutuhan per tahun yang membutuhkan 800 ribu unit rumah per tahun dan kemampuan Pemerintah membangun dua ratus ribu unit rumah per tahun melalui program Kementrian Perumahan Rakyat (vivanews.com, 3 Maret 2011). Daya Beli Masyarakat Kementrian Perumahan Rakyat menyatakan masalah hunian bukan saja mengenai kekurangan rumah saja, tetapi juga daya beli masyarakat. Menurut anggota Komisi V DPR, Ali Wongso Sinaga, saat hunian sudah siap masyarakat belum tentu mendapatkannya karena ada gap yang cukup besar antara daya beli masyarakat dengan harga jual pasar (vivanews.com, 28 Oktober 2010). Rumah Super Murah Untuk menjembatani backlog perumahan yang tinggi dengan daya beli bagi masyarakat berpendapatan rendah, Pemerintah melalui Kementrian Perumahan Rakyat mengeluarkan Program Rumah dengan harga sangat terjangkau. Rumah super murah akan dipasarkan dengan harga dua puluh sampai dengan dua puluh enam (20-26) juta rupiah, hampir separuh dari harga Rumah Sederhana Sehat yang dibandrol lima puluh lima (55) juta rupiah. Diperkirakan bila rumah ini dibeli dengan cara kredit, masyarakat dapat mencicil secara bulanan dengan besar angsuran hanya dua ratus ribu rupiah per bulan tanpa uang muka. Rumah ini didesain sederhana dengan luas bangunan sekitar tiga puluh enam (36) meter persegi dengan luas lahan seluas enam puluh (60) sampai (72) meter persegi. Masyarakat yang berhak membeli adalah masyarakat dengan pendapatan rendah dengan kisaran

penghasilan antara satu koma dua (1,2) sampai dengan satu koma tujuh (1,7) juta per bulan. Selain menggunakan produk massal Pemerintah berjanji akan memberikan subsidi dalam bentuk tanah sehingga harga yang super murah tersebut dapat terealisasi dengan baik. Teknologi Rumah Super Murah Yang dapat dipastikan menjadi masalah yang harus diselesaikan bersama adalah bentuk teknologi pabrikasi massal yang akan digunakan di dalam pembangunan rumah super murah tersebut mengingat budget pembangunan yang terbatas. Sebagai perbandingan adalah harga konstruksi rumah pabrikasi massal berbahan panel sandwich fiber semen yang ada di pasaran berkisar satu (1) sampai dengan satu koma lima (1,5) juta per meter persegi. Satu juta untuk rumah dengan lantai plesteran semen dengan satu koma lima untuk rumah dengan lantai keramik, berplafon dan dilengkapi dengan kamar mandi keramik. Contoh kedua adalah penggunaan teknologi Rumah Instant Sederhana Sehat (RISHA) yang kerap digunakan pada daerah-daerah pasca gempa. Kecepatan proses perkaitan konstruksinya membuatnya jadi pilihan untuk membangun konstruksi rumah murah. Sementara di pasaran untuk type 36 dihargai 37 juta. Contoh berikutnya adalah menggunakan bata interlocking. Hampir serupa dengan RISHA, bahan fabrikasi yang satu ini menggunakan sistem prefabrikasi berbentuk bata dengan gigi pengunci yang saling terkait. Proses kontruksi laksana lego permainan anak-anak yang dapat dibongkar pasang menjadi kontruksi tertentu. Sementara harga dipasaran juga masih dipertanyakan, karena harga per bijinya yang terbilang mahal.

You might also like