You are on page 1of 11

PEMERIKSAAN URIN Pemeriksaan urin terdiri dari : Px. urin rutin Px.

Urin khusus Syarat urin yang digunakan dalam pemeriksaan : Urin baru Urin segar A. Pemeriksaan urin rutin Yaitu pemeriksaan urin yang dilakkan tanpa indikasi terentu, pemeriksaan urin rutin yang di kerjakan adalah : Pemeriksaan Makroskopis / Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan volume o Pemeriksaan warna o Pemeriksaan kejernihan o Pemeriksaan buih o Pemeriksaan bau o Pemeriksaan berat jenis Pemeriksaan Kimiawi o Pemeriksaan Derajat Keasaman o Pemeriksaan Protein o Pemeriksaan Gula 1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS / FISIK a. Pemeriksaan Volume Alat : Gelas Ukur Reagen & Bahan : Urin Prinsip Kerja : Visual Cara Kerja : Urin di tamping dalam botol / gelas ukur selama 24 jam atau jika penderita sakit, dengan kateter urin di tamping selama 24 jam. Penilaian hasil : Hasil dinilai dari urin yang dikumpulka selama 24 jam Harga normal : 720 ml/ 24jam Faktor yang mempengaruhi : Luas permukaan tubuh Makin banyak kehilangan cairan, makin menurun produksi urin

Adanya jehilangan cairan Makin banyak kehilangan cairan, makin menurun produksi urin Kelembaban Makin lembab, makin meningkat produksi Aktifitas Makin banyak aktifitas, makin menurun produksi urin Obat-obatan Obat diuretic meningkatkan produksi urin b. Pemeriksaan warna Alat : tabung reaksi ; rak tabung reaksi Reagen & Bahan : urin Prinsip Kerja : visual Cara Kerja : urin dimasukkan dalam tabung reaksi yang bersih dan jernih, kemudian diperiksa diperiksa dalam cahaya. Penilaian hasil : laporkan warna yang terlihat Harga normal : kuning muda sampai kuning tua. Faktor yang mempengaruhi : Kepekatan / konsentrasi urin Makin pekat, warna makin tua Sifat zat / bahan yang terlarut dalam urin Makin asam, warna makin tua Kelainan warna dapat disebabkan oleh dua hal yaitu : Fisiologi Makanan dan obat-obatan (rifampisin) Patologis Bilirubin warna seperti the Biliverdin warna hijau Pus warna putih Chilus warna putih susu Darah warna merah c. Pemeriksaan kejernihan Alat : tabung reaksi dan rak tabung Reagen & bahan : urin Prinsip kerja : visual Cara kerja : Urin yang dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilihat kejernihan / kekeruhannya

Penilaian hasil : - Nyatakan kekeruhan urin dengan : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh - Perhatikan kekeruhan yang terjadi setelah urin dikemihkan atau didiamkan - Kekeruhan sejak dikemikan : a. Adanya fosfat dalam jumlah banyak makin alkalis berarti urin makin keruh b. Nanah karena ada leukosit, epitel, bakteri, dan jaringan rusak c. Chylus d. Darah e. Penambahan unsure sediment - Kekeruhan setelah didiamkan a. Amorf fosfat dan karbonat b. Kristal urat c. Perkembangan bakteri Harga normal : Jernih Faktor yang mempengaruhi : adanya bakteri, Kristal, nanah, chylus, lendir, epitel.

d. Pemeriksaan buih Alat : tabung reaksi dan rak tabung Reagen & bahan : urin Prinsip kerja : visual Cara kerja : Urin dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 5ml kemudian di kocok Penilaian hasil : Hasil dinilai dari warna buih dan cpat menghilang/tidaknya buih Harga normal : buih berwarna putih dan cepat menghilang Faltor yang mempengaruhi : Protein : buih putih dan bertahan lama Bilirubin : buih kuning e. Pemeriksaan bau Alat : tabung reaksi dan rak tabung Reagen & bahan : urin Prinsip kerja : visual Cara kerja : Urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu di bau

Penilaian hasil : Laporkan bau urin : tidak keras, aromatic bau obat, amoniak, busuk, keras atau yang lain Harga normal : bau tidak keras. Faltor yang mempengaruhi : Tidak patologis : makanan Patologis : - Bau keton buah-buahan - Amoniak akibat perombakan ureum - Asam sulfat perombakan protein - Tinja perforasi usus - Busuk keganasan

f.

Pemeriksaan berat jenis Alat : gelas ukur dan urinometer Reagen & bahan : urin Prinsip kerja : visual Cara kerja : - Isi gelas ukur dengan urin, bila volume urin kurang, boleh diencerkan dengan aquadest min,sebanyak 2x vol.urin - Masukkan urinometer ke dalam gels ukur yang berisi urin dengan hatihati, jangan sampai menyentuh dasar dan dinding gela ukur - Putar urinometer (jangan sampai menempel dinding gelas ukur) - Baca BJ urinometer setinggi meniscus bawah. Penilaian hasil : Rumus : BJ Urin = BJ terbaca + (tk-tt) x 0.001 3 Keterangan : Tk = suhu kamar Tt = suhu tera Koreksi pembacaan BJ terhadap : Pengenceran Bila urin dilakukan pengenceran, maka hasil pembacaan dikalikan dengan pengenceran. Suhu kamar Bila suhu kamar tidak sesuai dengan suhu tera urinometer, hasil pembacaannya sebagai berikut : Setiap selisih 3 derajat antara suhu kamar dengan suhu tera,

bila suhu kamar diatas suhu tera hasil dikalikan positif 0.001 dan bila suhu kamar dibawah suhu tera dikalikan negative 0.001. Harga normal - BJ urin pagi : 1.015 1.025 - BJ urin sewaktu : 1.003 1.030 Kelainan pada BJ urin - BJ rendah : adanya gagal ginjal - BJ tinggi : pada dehidrasi, DM (urin encer, volume besar)

2.

PEMERIKSAAN KIMIAWI a. Pemeriksaan PH Alat : tabung reaksi dan kertas lakmus / indicator universal Reagen & bahan : urin Prinsip kerja : visual Cara kerja : - Celupkan kertas lakmus / indicator universal ke dalam urin yang tersedia - Amati perubahan warna yang terjadi Penilaian hasil : PH asam lakmus biru menjadi merah PH basa lakmus merah menjadi biru PH netral tida ada perubhan warna pada kertas lakmus Dengan indicator, perubahan warna yang terjadi dibandingkan dengan warna standar yang ada b. Pemeriksaan Protein 1. Metode Rebus Alat tabung reaksi - Api spirtus - Kertas lakmus - Penjepit - Rak tabung Reagen & bahan : - urin bereaksi asam, bila keruhdisaring dulu - asam asetat Prinsip kerja : - Visual

Dengan pemanasan denaturasi protein dan presipitat

Cara kerja : - Cek Ph urin yang akan diperiksa, jika alkalis ditambah asam asetat agar urin menjadi asam - Masukkan urin ke dalam tabung reaksi 2/3 tabung - Miringkan tabung, paaskan permukaan atas urin sampai mendidih - Bandingkan kekeruhan yang tak tampak pada bagian yang dipanasi dengan bagian bawah yang tidak dipanasi - Bila terjadi kekeruhan, tetesi degna 3-5 tetes asam asetat 6% dan amati perubahannya - Evaluasi kekeruhan yang tampak dengan latar belakang hitam dan bahndingkan dengan sampel Penilaian hasil : - Jernih : negative (-) - Kekeruhan minimal : positif 1 (+), protein dalam urin 10-50/dl - Kekeruhan nyata dengan butiran halus : positif 2 (++), protein dalam urin 50-200 mg/dl - Gumpalan nyata : positif 3 (+++), protein dalam urin 200-500mg/dl - Gumalan besar-besar dan mengendap : positif 4 (++++), protein dalam urin >500mg/dl Factor yang mempengaruhi : - Kepekatan urin, urin terlalu encer negative palsu - Adanya fosfat, karbonat dan obat-obatan positif palsu

2. Metode Sulfosalisilat Alat : tabung reaksi - Api spirtus - Rak tabung reaksi - Penjepit Reagen & bahan : - Urin jernih dan asam - Asam sulfosalisilat 20 % Prinsip kerja : Visual

Penambhan asam sulfosalisilat pada urin (tanpa pemanasan ) kekeruhan yang menetap

Cara kerja : - Sediakan 2 tabung reaksi yang berisi 5 ml urin yang masing-masing untuk control dan ter - Tambahkan pada tabung tes kira-kira 4-10 tetes asam sulfosalisilat 20% - Awasi kekeruhan yang timbul, bandingkan dengan control - Kalau terjadi kekeruhan, panaskan dan awasi kekeruhannya Penilaian hasil : Sama dengan tes rebus Factor yang mempengaruhi - Adnaya urat karbonat dan obat-obatan positof palsu - Adanya urin yang menyebabkan negative palsu - Asanya protein bence jones posotif palsu c. Pemeriksaan Gula 1. METODE FEHLING Alat : - Tabung reaksi - Penjepit - Api spirtus - Rak tabung reaksi Reagen & bahan : - Urin bebas protein - Reagen Fehling A : larutan cuprisulfat - Reagen Fehling B : larutan alkalis natrium tartat. Prinsip kerja : - Visual - Dengan pemanasan urin dalam suasana alkalis, glukosa akan mereduksi kuprisulfat menjadi kuprosulfat, selanjutnya kuprooksida. Pengendapan kuprihidroksida di cegah dengan penambahan kalium naritum tartrat. Cara kerja : - Campurkan 2 bagian (2mml) Fehling A dengan 2 bagian (2ml) Fehling B dalam tabung, lalu kocok samapi rata. - Pada sar yang bersamaan, rebus 1 bagian (1ml) urin di tabung lain

Campur kedua isi tabung tersebut tanpa pemanasan Amati hasil tes ATAU Campur 1 bagian Fehling A dengan 2 bagian Fehling B dalam tabugn reaksi, lalu kocok sampai rata Masukkan 1 bagian urin dalam tabung reaksi Panaskan tabung urin dan reagen di atas api spirtus Dinginkan dan amati perubahan warna

Penilaian hasil : - Negative (-) - Positif 1 - Positif 2 - Positif 3 - Positif 4

: biru kehijauan, hjau dengan presipitat abu-abu : filtrate hijau, endapan kuning : filtrate hijau kekuningan, endapan kuning : Filtrat kuning kehijauan, endapan kuning : orange dengan endapan merah bata, filtrate jernih.

Harga normal : biru/ hijau/ biru kehijauan Positif palsu : - Pbat misalnya vitamin C - Polysacharida lai dapat mereduksi fruktosa, galaktosa, pentose - Pemanaan yang terlalu lama Negative palsu : - Urin asam atau kreatinin yang tinggi dalam urin - Pemanasan in adekuat Factor yang mempengaruhi : - Pemeriksaan ini tidak spesifik untuk glukosa - Adanya non redusing sunstance misalnya fruktosa, pentose, asam askorbatm asam urtam kreatinin dan adanya Self Reducing dari reagen, kedua reagen saling bereaksi

2. METODE BENEDICT Alat : tabung reaksi - Api spirtus - Rak tabung - penjepit Reagen & bahan : - Urin

Reagen benedict : kuprisulfat, trisodium sitrat hidrat, sodium karbonat.

Prinsip kerja : Visual - Dalam suasana alklis, glukosa akan mereduksi kuprisulfat menjadi kuprosulfat yang selanjutnya menjadi kuprooksida (CU2O) yang mengendap dan warnanya merah dengan pemanasan Cara kerja : - Masukkan 5 ml regen benedict dalam tabung reaksi , lalu panaskan - Tambahkan 8-10 tetes (0.5 ml) urin - Rebus pada nyala api spirtus 1-2 menit - Amati perubahan warnanya Penilaian hasil : sama dengan Fehling Harga normal : - Negative : normal - Positof ringan : Pada neonates usia 10-14 hari Kehamilan akhir trimester III Post partum Factor yang mempengaruhi - Positif palsu : Pemanasan yang terlalu lama Adanya :reducing substancenon glukosa yang berlebihan dalam urin Negativ palsu : Urin encer dengan kadar kreatinin < 0.003 mg/dl karena terbentuk kupro kreatinin Pemanasan yang inadekuat (kurang tepat waktunya)

3.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK a. Metode natif Alat : - tabung reaksi - alat pemusing - pipet

objek glass deck glass mikroskop

Reagen & bahan : urin Prinsip kerja : visual dan mikroskopik Cara kerja : - Kocok urin agar bahan tercampur rata - Masukkan 10-15 ml urin dalam tabung reaksi / tabung pemusing - Pusingkan selama 5-10 menit dngan kecepatan 1000-2000 rpm - Cairan bagian atas di buang, sisakan 0.5 ml, kocok supaya sedimen larut dan tercampur - Teteskan sedimen di objek glass dan tutup dengan deck glass, hati-hati jangan ada gelembung udara - Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x10 atau 10x 40 untuk identifikasi unsure-unsur yang ada Penilaian hasil : Laporkan unsure yang terlihat dan hitung jumlahnya Harga normal : - Sel eritrosit - Sel leukosit Sel epitel Silinder Kristal

: 0-3 / LPB : laki-laki 0-5 / LPB Wanita 0-15 / LPB : : 0-1 / LPK : -

b. Metode Steinheimer malbin Alat : - tabung reaksi - alat pemusing - pipet - objek glass - deck glass - mikroskop Reagen & bahan : Cat Sternheimer Malbin yang terdiri dari Larutan A Methyl rosalinalorida (Kristal violet) 3.0 gr

Ethyl alkoho 20 gr Ammonium oksalat 0.8 gr Aquadest 100 ml Larutan B Safranin 0.25 gr Ethyl alcohol 95% 10ml Aquadest ad. 100ml Prinsip kerja : pengamatan mikroskop Cara kerja : - Kocok urin yang akan diperiksa agar bahan-bahan yang terkandung di dalamnya tercapur rata - Masukkan sebanyak 10-15 ml urin ke dalam tabung reaksi / tabung pemusing - Pusingkan selama 5-10 menit dalam alat pemusing - Cairan bagian atas (supernatant) di buang, sisakan kurang lebih 0.5 ml (sedimen) kemudian teteskan sejumlah 3 tetes cat stenheimer malbin - Ambil 1 tetes, teteskan pada objek glass dan tutup dengan gelas penutup secara hati-hati sampai sedimen tersebar rata - Periksa si bawah mikroskop Penilaian hasil : Laporkan unsure-unsur yang terlihat dan hitung jumlahnya Harga normal : - Sel erytrosit - Sel leukosit

B.

: 0-3 / LPB : laki-laki 0-5/LPB Wanita 0-15/LPB - Sel epitel : - Silinder : 0-1 / LPB - Kristal : Factor yang mempengaruhi

You might also like