You are on page 1of 6

Ekonomi & Bisnis Vol. 11, No.

2, Juni 2007 : 50 - 55

KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, KINERJA DAN NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA DILIHAT DARI KEPEMILIKAN MANAJERIAL 2004-2006
Erwin Dyah Astawinetu Fakultas Ekonomi Untag Surabaya Abstract
This study covered 24 manufacturing company listed at Jakarta Stock Exchange with difference range of insider ownership and has complete data for this study during 2004 2006. There are three companies have insider ownership below 50%, and twenty one companies have insider ownership above 50%. In this study, insider ownership means as the ratio of managers, directors, commissioners, institution shareholding to the total shares outstanding. The aim of this study is to know there are differences among debt policy, dividend policy, performance and value of the firm between company with insider ownership below 50% and above 50%. The result of this study is there are no differences of debt policy, dividend policy, performance and value of the firm between companies with insider ownership below 50% and above 50%. Key word: Debt policy, dividend policy, performance, value of the firm

Pendahuluan Karakteristik dasar dari perusahaan yang go public adalah struktur kepemilikan yang secara efektif memisahkan kepemilikan klaim residual dari pengawasan terhadap keputusan perusahaan, yang dalam hal ini akan menimbulkan hubungan keagenan. Hubungan keagenan timbul ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai principle (pemilik perusahaan) menggaji orang lain, yaitu agen untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Scott Besley, Brigham, 2005:21). Hubungan keagenan dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976:308) sebagai a contract under which on or more persons (the principals) engage another person (the agent) to perform same service on their behalf which involves delegating decision making authority to the agent. Seperti yang sudah kita pahami bersama bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham atau memaksimumkan nilai perusahaan yang dicerminkan oleh harga pasar sahamnya (stock price maximization). Apabila dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola perusahaan para manajer (agen) tidak sejalan dengan tujuan para pemegang saham (stockholders), maka akan timbul apa yang disebut dengan konflik keagenan (agency conflict). Dalam perusahaan hubungan keagenan (agency relationship) terjadi diantara (1) pemegang saham (stockholders) dengan manajer dan (2) pemegang saham (stockholders) dengan kreditur (debtholders). Dalam hal hubungan keagenan antara pemegang saham dengan manajer, problem potensial akan muncul manakala manajer sebuah perusahaan memiliki kurang dari 100% dari saham perusahaan. Manajer pemilik yang semula menerima seluruh kesejahteraan dari perusahaan, ketika perusahaan dimiliki oleh pihak luar perusahaan mungkin tidak akan fokus lagi pada stock price maximization,

karena ia merasa kesejahteraannya dibagikan kepada pemegang saham dari luar perusahaan. Dalam hal ini manajer mungkin akan bertindak yang menguntungkan dirinya sendiri. Perilaku manajer dalam kaitannya dengan kepemilikan manajerial atas saham perusahaan ini menjadi menarik untuk diteliti untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kebijakan hutang perusahaan, kebijakan dividen, kinerja perusahaan maupun nilai perusahaan yang dalam hal ini dicerminkan oleh harga pasar saham perusahaan pada perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda. Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2006), menemukan bahwa terdapat perbedaan kebijakan hutang dan nilai perusahaan antara perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dengan perusahaan dengan kepemilikan manajerial. Eduardus Tandelilin meneliti mengenai Can Debt and Dividend Policies Substitute Insider Ownership In Controlling Equity Agency Conflict? dalam Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan (Suad Husnan dkk, 2002:166), menemukan bahwa penggunaan debt ratio yang tinggi menggantikan penggunaan insider ownership dalam memecahkan konflik diantara pemegang saham eksternal dengan manajer, namun sebaliknya insider ownnership yang tinggi menyebabkan dividend payout ratio (DPR) yang rendah. Intitutional ownership menunjukkan sebagai faktor utama diantara levels of insider ownership dan dividend policy yang mempunyai hubungan non monotonic yang mempunyai hubungan negatip dan positip. Teori keagenan menjelaskan beberapa mekanisme untuk mengontrol equity agency conflict, termasuk peningkatan insider ownership, debt policy dan dividend policy. Yang lain meningkatkan institutional atau block holders, menggunakan outside directors, managerial labor market dan market untuk mengawasi perusahaan (Agrawal and Knoeber, 1996).

50

51 - 55 Peningkatan managerial ownership. Peningkatan managerial stock ownership mempunyai keuntungan dalam meningkatkan kepentingan manajer sebagai pemegang saham demikian pula para pemegang saham lain (Jensen and Meckling 1976). Penggunaan kebijakan hutang. Penggunaan hutang yang lebih banyak mempunyai keuntungan dalam mengurangi equity financing (pendanaan dengan ekuitas) sehingga mengurangi konflik diantara managers dengan stockholders (Jensen and Meckling,1976; Crutchley and Hansen, 1989; Chen and Steiner, 1999). Peningkatan DPR berarti perusahaan memungkinkan meningkatkan external equity capital. Ini mempunyai pengaruh terhadap peningkatan external monitoring oleh Security and exchange commission, investment bankers, dan providers of new capital (Crutchley and Hansen 1989). Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dijelaskan diatas, maka penelitian ini ingin menguji ulang kebijakan hutang, kebijakan dividen, kinerja dan harga saham perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dilihat dari kepemilikan manajerial dengan rentang kepemilikan yang berbeda. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu Penelitian mengenai hubungan kepemilikan manajerial dengan keputusan bisnis manajer telah banyak dilakukan oleh para peneliti, namun para peneliti menemukan hasil yang berbeda beda. Penelitianpenelitian tersebut adalah sebagai berikut: Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2006), dalam penelitiannya yang berjudul Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan, menemukan bahwa terdapat perbedaan kebijakan hutang dan nilai perusahaan antara perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dengan perusahaan dengan kepemilikan manajerial. Eduardus Tandelilin meneliti mengenai Can Debt and Dividend Policies Subtitute Insider Ownership In Controlling Equity Agency Conflict? dalam Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan (Suad Husnan dkk, 2002:166), menemukan bahwa penggunaan debt ratio yang tinggi menggantikan penggunaan insider ownership dalam memecahkan konflik diantara pemegang saham eksternal dengan manajer, namun sebaliknya insider ownnership yang tinggi menyebabkan DPR yang rendah. Intitutional ownership menunjukkan sebagai faktor utama diantara levels of insider ownership dan dividend policy yang mempunyai hubungan non monotonic yang mempunyai hubungan negatif dan positif. Jensen and Meckling, melakukan penelitian yang berjudul Theory of the firm, managerial behavior, agency cost, and ownership structure, mereka menemukan bahwa peningkatan managerial stock ownership mempunyai keuntungan dalam meningkatkan kepentingan manajer sebagai pemegang saham demikian pula para pemegang saham lain (Jensen and Meckling, 1976).

Erwin Dyah Astawinetu Jensen and Meckling (1976), Crutchley and Hansen (1989), Chen and Steiner (1999), Penggunaan kebijakan hutang, penggunaan hutang yang lebih banyak mempunyai keuntungan dalam mengurangi equity financing (pendanaan dengan ekuitas) sehingga mengurangi konflik diantara managers dengan stockholders Crutchley and Hansen (1989), melakukan penelitian dengan judul A test of agency theory of managerial ownership, corporate leverage, and corporate dividends. Mereka menemukan bahwa dengan meningkatkan DPR berarti perusahan meningkatkan kemungkinan untuk meningkatkan external equity capital. Ini mempunyai pengaruh terhadap peningkatan external monitoring oleh Security and exchange commission, investment bankers, and providers of new capital. Mohd (1988) dalam Wahidahwati 2002, menemukan bahwa kepemilikan saham oleh manajer mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan debt ratio. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2006), adalah bahwa peneliti menggunakan dua kelompok perusahaan dengan rentang insider ownership yang berbeda, sedangkan penelitian Jogi Christiawan dan Josua Tarigan menggunakan dua kelompok perusahaan yaitu perusahaan dengan insider ownership dan perusahaan tanpa insider ownership. Dalam penelitian ini penulis menambahkan saru variabel yang berbeda yaitu kebijakan dividen. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah suatu situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan (manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan). Kepemilikan manajerial ini ditunjukkan dalam laporan keuangan sebagai rasio dari kepemilikan saham oleh manajer, direktur dan komisioner terhadap total saham beredar. Informasi mengenai kepemilikan manajerial ini adalah merupakan hal penting bagi para pengguna laporan keuangan sehingga biasanya diungkapkan dalam catatan laporan keuangan perusahaan. Kepemikilan manajerial ini bila dikaitkan dengan teori keagenan (agency theory) merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Dalam agency theory, hubungan antara manajer dengan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent (manager) dan principal. Hubungan keagenan timbul ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai principle (pemilik perusahaan) menggaji orang lain, yaitu agen untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut (Scott Besley, Brigham, 2005:21). Dalam hal ini agent (manager) diberi mandat untuk menjalankan perusahaan (bisnis) demi kepentingan principal (para pemegang saham). Keputusan bisnis yang diambil oleh para manajer adalah keputusan untuk memaksimalkan sumberdaya perusahaan. Manajer dan pemegang saham emiliki kepentingan sendiri-sendiri. Jika keputusan bisnis yang

Kebijakan Hutang, Kebijakan Diveden diambil oleh para manajer tidak sejalan dengan kepentingan para pemegang saham, dalam hal ini adalah memaksimalkan nilai perusahaan maka akan menimbulkan konflik kepentingan diantara manajer dengan para pemegang saham perusahaan. Masingmasing pihak dalam hal ini menghadapi risiko terkait dengan pemisahan fungsi diantara pemegang saham dengan manajer. Para manajer menghadapi risiko untuk disingkirkan jika gagal menjalankan fungsinya dan para pemegang saham akan menghadapi risiko kehilangan modalnya apabila salah dalam memilih manajer. Situasi ini tentunya akan berbeda jika para manajer juga sebagai pemegang saham atau pemilik perusahaan (perusahaan dengan kepemilikan manajerial). Perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu akan memiliki keputusan bisnis yang berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, para manajer tentunya akan berusaha menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan Hutang Kepemilikan manajerial menunjukkan situasi dimana manajer memerankan peran ganda yaitu sebagai manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Sebagai manajer ia tidak ingin kehilangan insentif dan sebagai pemegang saham ia tidak ingin kehilangan return dari dana yang diinvestasikan, jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat keputusan bisnis yang diambilnya. Cara untuk menurunkan risiko ini adalah dengan dengan menurunkan tingkat hutang (debt) yang dimiliki perusahaan (Friend and Lang dalam Brailsford,1999). Penelitian mengenai hubungan antara kepemilikan manajerial dengan debt ratio yang menggambarkan keputusan pendanaan yang dilakukan oleh manajer menunjukkan hasil yang berbeda-beda diantara para peneliti. Beberapa peneliti menemukan hubungan positip antara kepemilikan manajerial dengan debt ratio perusahaan (Kim dan Sorensen, 1986, Agrawal dan Mendleker, 1987, Mehran, 1998 dalam Wahidahwati 2002, Soliha dan Taswan, 2002, Brailsford, 1999) Sementara peneliti lain menemukan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh dan berhubungan negatif terhadap debt ratio (Mohd 1998 dalam Wahidahwati 2002, Mahadwartha 2003). Dari penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan hutang pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial berbeda dengan p e r u s a h a a n ta n pa k e p e m i l i k a n m a n a j e r i a l . Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan hasil dari kegiatan operasional perusahaan, yang didalam laporan keuangan ditunjukkan oleh pencapaian laba bersih. Para manajer dalam mengelola perusahaan akan berusaha untuk menekan expenses (meningkatkan efisiensi) dan meningkatkan revenue (meningkatkan profitabilitas).

52 - 55 Dalam penelitian ini kinerja diukur dengan Return On Assets (ROA). Kinerja perusahaan akan lebih baik jika saham perusahaan juga dimiliki oleh manajer, sebab para manajer tidak hanya berfungsi sebagai tenaga professional yang digaji namun ia sekaligus juga sebagai pemilik perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Mudambi (1995) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan saham oleh manajer mempengaruhi kinerja perusahaan. Bahkan penelitian ini berhasil menunjukkan arah hubungan yang tidak selalu sama (non-monotonic). Arah hubungan akan berbeda untuk setiap rentang persentase kepemilikan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kumar (2004) dan Coles (2002) menunjukkan terdapat hubungan antara kepemilikan manajerial dan kinerja perusahaan. Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan Dividen Kepemilikan manajerial seperti apa yang telah dijelaskan diatas akan berpengaruh terhadap keputusan bisnis yang diambil oleh manajer yang sekaligus sebagai pemilik perusahaan yaitu melakukan efisiensi dengan menekan expenses dan meningkatkan revenue atau meningkatkan profitabilitas. Peningkatan revenue, tentunya akan berdampak pada peningkatan kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada pemegang saham, mengingat dividen juga mengandung isi informasi bagi investor (pemegang saham) terhadap kinerja perusahaan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keputusan investor mengenai investasinya di pasar modal. Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa terhadap perbedaan antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial dalam hal kebijakan dividennya, demikian juga dengan perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah sama dengan nilai pasar hutang ditambah nilai pasar saham. Jika nilai pasar hutang dipegang konstan maka nilai perusahaan akan sama dengan nilai pasar saham perusahaan (Husnan,1994:328). Dalam konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsik, nilai buku dan nilai likuidasi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dengan nilai perusahaan adalah nilai pasar saham perusahaan. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kebijakan hutang, kebijakan dividen, kinerja dan nilai perusahaann pada kelompok perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufakur yang telah terdaftar di BEJ dengan periode pengamatan selama 3 tahun yaitu tahun 2004-2006. Data diambil dari Indonesian Capital Maket Directory 2007.

53 - 55 Adapun pemilihan sampel dalam hal ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu dengan melihat kelengkapan data dalam laporan keuangan yang memuat data yang dibutuhkan dan selain itu juga dilihat apakah perusahaan itu tidak delisting di tahun 2006, berkaitan dengan harga saham ditahun 2006. Dari hasil pendataan perusahaan yang memenuhi kriteria yang disyaratkan terdapat tiga perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% dan 21 perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% pada tahun 2004-2006 yang datanya lengkap. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang merupakan data sekunder yang terdiri dari data kepemilikan manajerial, total hutang, dividend payout ratio, kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan ROA (Return On Assets), dan harga saham yang digunakan adalah closing price. Kepemilikan manajerial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sama dengan apa yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian Tandelilin (2002) dan Agrawal and Knoeber (1996) yaitu rasio dari kepemilikan saham oleh manajer, direktur dan komisioner dan institutional terhadap total saham beredar. Dalam hal ini penulis membedakan rentang kepemilikan manajerial 50% kebawah, dan kepemilikan diatas 50%. Seperti telah diuraikan diatas bahwa penelitian ini adalah ingin menguji apakah terdapat perbedaan kebijakan hutang, deviden, kinerja, dan nilai perusahaan pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial dengan rentang yang berbeda. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari data yang telah dikumpulkan dan kemudian diuji dengan uji beda dua sampel independen maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Group Statistic
INSIDER OWNERSHIP TOTAL DEBT TO TOTAL ASSETS KECIL BESAR DIVIDEN PAYOUT RATIO KECIL BESAR RETURN ON ASSSETS KECIL BESAR HARGA SAHAM KECIL BESAR N 9 63 Mean .4589 .4668 Std. Deviation Std. Error Mean .08580 .17334 22.28846 37.95515 4.61016 6.86226 5836.615 10933.566 .02860 .02184 7.42949 4.78190 1.53672 .86456 1945.538 1377.500

Erwin Dyah Astawinetu untuk perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% dan 46,68% untuk perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar aktiva perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini didanai dari hutang atau dana dari luar perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% menggunakan hutang sedikit lebih banyak dibanding dengan perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50%. Jika dilihat dari prosentase TD/TA memang tidak terlalu materiil. Deskripsi Kebijakan Dividen Jika dilihat dari kebijakan dividen pada kedua kelompok perusahaan ini juga hasilnya tidak terlalu berbeda. Pada perusahaan dengan kepemilikan manajeral dibawah 50% ditemukan rata-rata DPR (dividend Payout Ratio) = 27,42% sedangkan pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% DPR-nya = 27,33%. Deskripsi Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan dalam hal ini dilihat dari Return On Assets (ROA), dari hasil penelitian menunjukkan hasil yang cukup berbeda. Pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% diperoleh rata-rata ROA = 5,69% sedangkan pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% diperoleh rata-rata ROA 9,0037%. Pada periode penelitian ini 2004-2006 ternyata perusahaan yang menjadi sampel penelitian memiliki ROA yang rendah yaitu dibawah 10%, namun dalam hal ini perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50%. Hal ini masih perlu dibuktikan dengan uji t untuk sampel independen. Deskripsi Harga saham Perusahaan. Nilai perusahaan dalam hal ini dilihat dari harga pasar saham perusahaan menunjukkan hasil bahwa rata-rata harga saham perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% adalah Rp. 4.410,56 sedangkan harga saham rata-rata untuk perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% adalah Rp. 5.993,81. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa nilai perusahaan dari perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% adalah lebih besar daripada nilai perusahaan pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50%. Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda rata-rata sampel independen, sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kebijakan hutang perusahaan,kebijakan dividen, kinerja perusahaan maupun nilai perusahaan yang dalam hal ini dicerminkan oleh harga pasar saham perusahaan pada perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial

9 27.4200 63 27.3310 9 63 5.6900 9.0037

9 4410.56 63 5993.81

Sumber: Data diolah Deskripsi Kebijakan Hutang Perusahaan Kebijakan hutang dalam hal ini dilihat dari Total Debt To Total Assets Ratio (TD/TA), dimana semakin besar ratio ini menunjukkan bahwa semakin besar aktiva perusahaan didanai dari sumber dari luar perusahaan. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata TD/TA = 45,89%

Kebijakan Hutang, Kebijakan Diveden yang berbeda. Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis data dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% (1) dan perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% (2). Selanjutnya dilakukan pendataan mengenai variabel yang diteliti selama tiga tahun yaitu TD/TA, DPR, ROA dan harga saham selama 2004-2006. Kemudian dilakukan pengujian ada tidaknya perbedaan kebijakan hutang yang dalam hal ini dicerminkan oleh Total Debt to Total Assets ratio (TD/TA), kebijakan dividen (DPR), kinerja (Return On Assets), dan nilai perusahaan (harga saham) pada perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial dibawah 50% dengan diatas 50%. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk dua sampel independen dengan tingkat signifikansi 5%. Keputusan untuk menerima Ho dilakukan jika nilai signifikan > 0,05, dan sebaliknya Ho akan ditolak jika signifikan < 0,05.
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji Hiptesis
Variable Kebijakan Hutang Kebijakan Dividen Kinerja Perusahaan Nilai Perusahaan Skor Uji Sig-(2-tail) Hipotesis Kesimpulan

54 - 55 rata-rata TD/TA (Total Debt/Total Assets) pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% yaitu 45,89%, namun jika dilihat dari selisihnya 0,79% memang tidak materiil, sehingga ketika diuji secara statistik tidak berbeda. Dari hasil temuan dalam penelitian ini bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini cukup berhati-hati dalam melakukan pendanaan aktivanya yang ditunjukkan dengan nilai hutang yang digunakan masih dibawah 50% dati total aktivanya. Jika dilihat dari nilai rata-rata DPR (kebijakan dividen) pada kelompok perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% sama dengan 27,42% sedangkan perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% sama dengan 27,33%. Berarti semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin kecil DPR. Artinya dengan semakin besar kepemilikan manajerial akan meningkatkan pendanaan ekuitas sebagai akibatnya akan meningkatkan kontrol dari pemegang saham terhadap perusahaan. Temuan ini mendukung temuan pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian Tandelilin 2002 dalam Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan (Suad Husnan dkk,2002:166). Hasil dari nilai rata-rata kinerja yang ditunjukkan oleh Return On Assets (ROA) untuk perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% sama dengan 5,69%, sedangkan rata-rata ROA untuk kelompok perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% sama dengan 9,0037%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang lebih dari 50% mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang dibawah 50%. Namun setelah diuji secara statistik hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja diantara kelompok perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda. Hal ini mungkin disebabkan karena dalam kurun waktu penelitian ini kondisi perusahaan yang menjadi sampel penelitian masih belum benar-benar bangkit dari krisis moneter yang lalu sehingga kinerja yang ditunjukkan dengan ROA juga masih sangat rendah yaitu dibawah 10%. Dari hasil nilai rata-rata harga pasar saham ditemukan bahwa rata-rata harga saham untuk perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% sama dengan Rp. 4.410,56 sedangkan untuk perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% sama dengan Rp. 5.993,81. Selisih Rp.1.583,25 lebih besar pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% menunjukkan bahwa nilai perusahaan pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang lebih besar adalah lebih baik. Artinya dengan semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan, maka para manajer akan lebih fokus untuk meningkatkan nilai perusahaan. Dari hasil uji statsitik untuk nilai perusahaan ini juga memberikan hasil yang tidak ada perbedaan nilai perusahaan pada perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda. Hasil ini sesuai dengan temuan peneliti sebelumnya yaitu penelitian oleh Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan (2006).

0,828 Ho diterima Rata-rata Kebijakan hutang tidak ada perbedaan 0,992 Ho diterima Rata-rata Kebijkan Dividen Tidak ada perbedaan 0,082 Ho diterima Rata-rata Kinerja perusahaan Tidak ada perbedaan 0,515 Ho diterima Rata-rata nilai perusahaan Tidak ada perbedaan

Dari hasil uji hiptesis yang ditunjukkan pada tabel 2 diatas diperoleh hasil bahwa seluruh variable yaitu TD/TA (Total Debt/Total Assets =kebijakan hutang), Kebijakan dividen (DPR), Kinerja (ROA) dan Nilai perusahaan (harga pasar saham) menunjukkan nilai sig 2-tail test adalah diatas 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan kebijakan hutang, kebijakan dividen, kinerja dan nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% dan diatas 50%. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mudambi (1995). Analisis Pembahasan Dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan kebijakan hutang , kebijakan dividen, kinerja maupun nilai perusahaan pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial dibawah 50% dan diatas 50%. Hal ini dibuktikan secara statistik dengan uji beda sampel independen dengan dilihat nilai rata-ratanya. Temuan dalam penelitian ini tidak mendukung temuan dari penelitian Mudambi 1995. Dilihat dari nilai mean dari TD/TA (Total Debt/Total Assets) dapat diketahui bahwa rasio rata-rata TD/TA pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial diatas 50% sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 46,68% dibanding rasio

55 - 55 Kesimpulan dan Saran Penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan kebijakan hutang, kebijakan dividen, kinerja dan nilai perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda. Rata-rata nilai variabel kebijakan hutang, kebijakan dividen, kinerja perusahaan dan nilai perusahaan dibuktikan secara statistik tidak berbeda. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kebijakan hutang, kebijakan dividen, kinerja dan nilai perusahaann pada kelompok perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda tidak terbukti. Bagi investor dalam melakukan investasi tidak perlu merisaukan rentang kepemilikan manajerial pada perusahaan, sebab secara statistik telah dibuktikan bahwa tidak ada perbedaan kebijakan hutang, kebijakan dividen, kinerja dan nilai perusahaann pada perusahaan dengan rentang kepemilikan manajerial yang berbeda. Daftar Pustaka Agrawal, A., and Knoeber C.R. 1996. Firm Performance and Mechanisms to Control Agency Problems between Managers and Shareholders. Journal of Financial and Quantitative Analysis. Vol. 31:377397 Besley Scott, Eugene F Brigham.2005. Essentials of Managerial Finance. Thomson-South-Western Crutchley C.E. and R.S. Hansen. 1989. A Test of Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage, And Corporate Dividends. Financial Management Vol. 18: 34-46. Chen, C.R., and T.L. Steiner.1999. Managerial Ownership, And Agency Conflicts: A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, And Dividend Policy. Financial Review Vol. 34: 119-137. Coles, Jeffrey L., Mechaell. Lemmon and J. Felix

Erwin Dyah Astawinetu Meschke, 2002. Structural Model and Endogeinety in Corporate Finance: The Link between Managerial Ownership and Corporate Performance. http://ssrn.com/abstract=423510 Brailsford, Timoty J., Barry R Oliver, Sandra L. H. Pua. 1999. Theory and Evidence on The Relationship between Ownership Structure and Capital Structure. http://ssrn.com/abstract=181888. Husnan, Suad dkk. 2002. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan. 2006. Kepemilikan Manajerial:Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting Jensen, M., and W.H. Meckling. 1976. Theory of The Firm, Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Finance Economics. Vol. 3: 305-366. Kumar. Josesh. 2004. Agency Theory and Firm Value in India, http://ssrn.com/abstract=501802 Soliha, Euis,Taswan, September 2002, Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Semarang:STIE STIKUBANK. Tandelilin, Eduardus dan Wilberforce T. 2002. Can Debt and Dividend Policies substitute Insider Ownership In Controlling Equity Agency Conflict? Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Wahidahwati, 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institutional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5, No.1, Yogyakarta:IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik.

You might also like