You are on page 1of 33

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN DAN PENGELOLAAN AYAM PEMBIBIT PEDAGING DI PT QL TRIMITRA UNIT CIANJUR BREEDING FARM 1

AZZI SUWANTO

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan laporan tugas akhir Manajemen Pemberian Pakan dan Pengelolaan Ayam Bibit di PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.

Bogor, April 2012 Azzi Suwanto NIM J3I109013

ABSTRAK
AZZI SUWANTO. Manajemen Pemberian Pakan dan Pengelolaan Ayam Bibit Pedaging di PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1, Jawa Barat. Dibimbing oleh NIKEN ULUPI Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT QL Trimtra unit Cianjur Breeding Farm 1 dengan tujuan menambah wawasan dan keterampilan dalam peternakan ayam bibit pedaging. PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm memelihara ayam strain Cobb. Manajemen pemberian pakan pada ayam pembibit meliputi jenis, jumlah, kapasitas tempat pakan, metode pemberian, dan waktu pemberian. Program pemberian pakan, untuk jenis pakan yang digunakan pada ayam periode starter berkode 8102-C, periode grower 8103-C dengan bentuk crumbel, dan untuk periode layer berkode 9106-P dengan bentuk pellet. Metode pemberian pakan pada periode starter secara full feed pada minggu pertama sedangkan pada umur selanjutnya dilakukan pembatasan pakan, pemberian pakan pada periode grower dilakukan pembatasan pakan sesuai point feed dan dilakukan pemuasaan,dan pada periode layer pemberian pakan dilakukan pembatasan. Konversi pakan ayam tinggi disebabkan perlakuan vaksinasi dan peralihan kandang dari kadang pertumbuhan menjadi kandang produksi sehingga menyebabkan stress pada ayam. Secara umum, pengelolaan ayam bibit khususnya program pemberian pada pakan ayam sudah baik.

ABSTRACT
AZZI SUWANTO. Feeding Management and Rearing Manajement of Broiler Breeder in PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm, West Java. Taught by NIKEN ULUPI Intership was conducted in PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1, in order to increase knowledge and skill in farms for student expiealy in feeding of brolier breeder. PT QL Trimitra unit Cianjur Breedng Farm has maintaned strain of chicken is Cobb. Management of feeding include kind, gift method, total ang gift feed time. Feeding program, for the type of feed that used on the chicken starter period coded 8102-C, 8103-C for grower period, is shape crumble and for layer periode coded 9106-P, is shape pellet. The method of feeding is full feed in starter period, grower using restrected feed and gratification treatment, layer period using restrected feed. In the maintance, there is high of feed conversion cause by vaccination treatment and transition from the stable growth of the cage into the cage production, so that made stress for the chickens. In general, rearing management especially in feeding program of broier breeder was quite good.

RINGKASAN
AZZI SUWANTO. Manajemen Pemberian Pakan dan Pengelolaan Ayam Bibit pedaging di PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm, Jawa Barat. Dibimbing oleh NIKEN ULUPI Praktik Kerja Lapangan dilakukan tanggal 30 Januari sampai 7 April yang bertempat di PT QL Trimitra. Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk menjadikan tempat belajar peternakan nyata, menambah keterampilan dalam bidang peternakan, berlatih memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul di perusahaan ayam pembibit, mendapatkan dan membandingkan informasiinformasi yang ada dipeternakan dengan yang dipelajari di perkuliahan dan melatih etos kerja. Metode pelaksanaan PKL yang dilaksanakan dengan cara mahasiswa mengikuti kegiatan langsung ke lapangan dan mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan di instansi yang terkait sesuai jadwal yang ada di lapangan. Data yang digunakan dalam penulisan laporan PKL diperoleh melalui pencatatan, wawancara maupun diskusimdengan karyawan dan narasumber di instansi. Pengumpulan data sekunder melalui buku-buku dan literatur tentang ayam pembibit. PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1 dibangun pada tahun 2010 dengan struktur bangunan closed house system, dengan panjang 126 dan lebar 14. Jumlah ayam yang dipelihara dalam satu kandang yakni 11.000 ekor betina dan 1.000 ekor jantan. Manajemen pemberian pakan pada ayam pembibit meliputi jenis, jumlah, kapasitas tempat pakan, metode pemberian, dan waktu pemberian. Program pemberian pakan, untuk jenis pakan yang digunakan pada ayam periode starter berkode 8102-C dengan bentuk crumbel, periode grower 8103-C dengan bentuk crumbel, dan untuk periode layer berkode 9106-P dengan bentuk pellet. Metode pemberian pakan pada periode starter secara full feed pada minggu pertama sedangkan pada umur selanjutnya dilakukan pembatasan pakan, pemberian pakan pada periode grower dilakukan pembatasan pakan sesuai point feed dan dilakukan pemuasaan,dan pada periode layer pemberian pakan dilakukan pembatasan. Konversi pakan ayam tinggi disebabkan perlakuan vaksinasi sehingga menyebabkan stress pada ayam. Secara umum, pengelolaan ayam bibit khususnya program pemberian pada pakan ayam sudah baik.

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN DAN PENGELOLAAN AYAM PEMBIBIT PEDAGING DI PT QL TRIMITRA CIANJUR, JAWA BARAT

AZZI SUWANTO

Laporan Praktik Kerja Lapangan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Judul : Manajemen Pakan dan Pengelolaan Ayam Bibit di PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1 Cianjur, Jawa Barat Nama : Azzi Suwanto NIM : J3I109013

Disetujui oleh

Ir. Hj. Niken Ulupi, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Mr. Zairin Junior, MSc. Direktur

Ir. Andi Murfi, MSi. Koordinator Program Keahlian

Tanggal lulus

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2012 sampai April 2012 ini ialah pemeliharaan ayam bibt, dengan judul Manajemen Pemberian Pakan dan Pengelolaan Ayam Bibit di PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm. Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu Ir. Niken Ulupi MS selaku dosen pembimbing, Bapak Chandra Brahmantya dari PT QL Trimitra sebagai pembimbing lapangan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada bapak Ichwan dan staf administrasi yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak, ibu, Anis Rachmawati, teman-teman seperjuangan selama PKL, serta keluarga, atas doa dan wejangannya. Bogor, April 2012 Azzi Suwanto

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 Maret 1991 di Jakarta. Penulis merupakan putra sulung dari pasangan Bapak Sutarno dan Ibu Tasi. Jenjang pendidikan dasar penulis dimulai pada tahun 1997 di SD Negeri Cilandak Barat 09 Kota Jakarta dan diselesaikan pada tahun 2003. Pendidikan sekolah tingkat pertama diselesaikan di SLTP Negeri 68 Kota Jakarta, lulus tahun 2006. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Bakti Idhata Kota Jakarta dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis di terima di Institut Pertanian Bogor sebagai mahasiswa Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama menempuh pendidikan di Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak Institut Pertanian Bogor, penulis telah melaksanakan serangkaian kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 1,5 bulan (Juli-Agustus 2011) di UD Dony Farm yang bergerak di bidang pemeliharaan ayam petelur komersial. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan kembali Praktik Kerja Lapangan selama 3 bulan (Januari-April 2012) di PT QL Trimitra yang bergerak di bidang ayam pembibit.

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Metode Pelaksanaan KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi dan Tata Letak 3.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 3.3 Struktur Organisasi 3.4 Ketenagakerjaan 3.5 Pemasaran SARANA PRODUKSI 4.1 Luas Lahan Dan Penggunaanya 4.2 Sarana dan Prasarana 4.3 Perkandangan 4.4 Jumlah dan Strain Ayam yang Dipelihara 4.5 Kepadatan kadang PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT 5.1 Pemeliharaan Ayam Pembibit Periode Starter 5.1.1 Persiapan Kandang dan Peralatan 5.1.2 Penerimaan Saat DOC Datang 5.1.3 Pemberian Pakan dan Air Minum 5.1.4 Penimbangan Bobot Badan 5.1.5 Pencegahan Penyakit 5.1.6 Program Pencahayaan 5.2 Pemeliharaan Ayam Bibit Periode Grower 5.2.1 Kandang dan Peralatan yang Digunakan 5.2.2 Pemberian Pakan dan Air Minum 5.2.3 Penimbangan Bobot Badan 5.2.4 Pencegahan Penyakit 5.2.5 Program Pencahayaan 5.3 Pemeliharaan Ayam Periode Layer 5.3.1 Kandang dan Peralatan yang Digunakan 5.3.2 Pemberian Pakan dan Minum 5.3.3 Pencegahan Penyakit 5.3.4 Program Pencahayaan vii vii Error! Bookmark not defined. 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 6 6 7 7 7 8 8 8 9 9 9 9 10 10 11 11 11 11 12 12 13

vii

5.4 5.5

5.6 5.7

Pengelolaan Pejantan Pengelolaan Penetasan 5.5.1 Penanganan Telur Tetas 5.5.2 Proses Penetasan 5.5.3 Seleksi dan Grading DOC di ruang DOC Selection Penanganan Limbah Performa 5.7.1 Performa Produksi 5.7.2 Performa Penetasan

13 13 13 14 14 15 15 15 17 18 18 19 19 20 20 20 20 20 21 21 22 23

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN 6.1 Bahan Baku Pakan 6.1.1 Bahan Baku Sumber Energi 6.1.2 Bahan Pakan Sumber Protein 6.1.3 Bahan Pakan Sumber Mineral 6.1.4 Bahan Pakan Sumber Vitamin 6.2 Jenis dan Bentuk Pakan 6.2.1 Jenis Pakan 6.2.2 Bentuk pakan 6.3 Jenis dan Kapasitas Tempat Pakan 6.4 Manajemen Pemberian Pakan KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

7 8

DAFTAR TABEL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Populasi Ayam di PT QL Trimitra Unit Cianjur Breeding Farm 1 Kandungan Nutrisi Pakan Starter Pengaturan Cahaya Periode Starter Kandungan Nutrisi Pakan Grower Vaksinasi periode Grower Selama Pengamatan Program Pencahayaan Periode Grower Kandungan Nutrisi Pakan Layer Performa Ayam Betina periode Grower di kandang tiga Performa Ayam Jantan Periode Grower di Kandang tiga Performa Ayam Betina di Kandang Tujuh Performa penetasan

6 8 9 10 11 11 12 15 15 16 17

DAFTAR GAMBAR
12 1 Struktur Organisasi PT QL Trimitra 13 2 Bentuk pakan crumbels dan pellet 14 3 Feeder tray, haging feeder dan trought feeder

3 21 21

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Usaha perunggasan di Indonesia telah menjadi sebuah industri yang memiliki komponen lengkap dari hulu hingga ke hilir. Perkembangan usaha ini memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan pertanian dan memiliki nilai stategis, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein hewani dalam negeri serta mempunyai peranan dalam peluang kesempatan kerja. Industri perunggasan indonesia hingga saat ini berkembang sesuai kemajuan perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal, namun upaya pembangunan industri perunggasan masih menghadapi masalah dimana permintaan akan protein hewani yang tinggi tidak dibarengi dengan kertersediaan protein hewani yang bersumber dari ayam komersial yang tidak mencukupi oleh karena itu industri pembibitan ayam sangat dibutuhkan dalam memproduksi DOC ( Day Old Chick ) sebagai salah satu cara memenuhi kekurangan akan permintaan protein hewani. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan sebuah perusahaan pembibitan dalam menghasilkan DOC yang memiliki kualitas baik adalah breeding, feeding dan management. Manajemen dan bibit yang baik serta pakan yang berkualitas akan menghasilkan DOC yang memiliki kualitas yang baik. Pakan harus memenuhi standar ataupun berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam. Tatalaksana dalam pemberian pakan juga perlu diperhatikan apabila ingin mendapatkan produktivitas telur yang baik. Selain itu pakan dibutuhkan oleh ayam sebagai hidup pokok, penambahan bobot badan dan produksi. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktik kerja lapang bagi penulis adalah untuk menambah keterampilan, wawasan dan pengalaman mengenai menejemen pemeliharan ayam pembibit. Selain itu, PKL bertujuan mengenalkan budaya kerja pada peternakan ayam pembibit berskala industri/usaha khususnya pada PT QL Trimitra serta untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan baru untuk memperdalam ilmu peternakan.

2 METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


2.1 Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini dilaksanakan selama sepuluh minggu terhitung mulai dari tanggal 31 Januari 2012 sampai 7 April 2012. Perusahaan yang dipilih sebagai tempat PKL adalah PT QL Trimitra, yang berlokasi di desa Buni Ayu, kecamatan Kertamukti Cianjur, Jawa Barat. 2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II mengikuti secara langsung semua kegiatan yang dilakukan yang ada di perusahaan sesuai standar opersional

yang ditentukan oleh perusahaan. Selain itu, mempelajari bagaimana melakukan manajemen pemeliharaaan ayam pembibit dengan benar sesuai standar perusahaan.

3 KEADAAN UMUM
3.1 Lokasi dan Tata Letak PT QL Trimitra Cianjur Breeding Farm I terletak di kampung Buni Ayu, desa Kertamukti, kecamatan Hawur Wangi, kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi peternakan berjarak kurang lebih 100 m dari pemukiman penduduk dan 2 km dari jalan raya serta dikelilingi pagar beton dengan tinggi kurang lebih 2,5 m untuk menghindari gangguan dari masyarakat dan menghindarkan dari kejahatan. Suhu lingkungan berkisar antara 18-33 oC dengan kelembaban 65-75%. 3.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT QL Trimitra merupakan PT hasil kerjasama antara perusahaan QL Malaysia dengan Trimitra Indonesia. PT ini dirintis pertama kali atas kerjasama Mr. Chia Mark Hoci dari QL Resources bhd. dan drh. Cecep Moch. Mn, M.Hurn. Pada tanggal 6 Maret 2010 PT ini resmi berdiri dan disahkan keputusan Menteri Hukum dan HAM RI No: AHU 19633.AH.01.01 tahun 2010 pada tanggal 16 April 2010. Awal mula berdiri, bisnis Trimitra Indonesia adalah dalam bentuk Trading Live Bird, telur dan sapronak. Setelah bergabung dengan QL Resources bhd bisnisnya mencakup juga bidang pembibitan dan penetasan ayam pedaging, broiler komersial farm dan trading. PT QL Trimitra memiliki lokasi peternakan berpusat di Kabupaten Cianjur, dan tersebar antara Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi dan Kab. Bogor. Komoditi dari daerah Sukabumi dan Bogor yaitu ayam broiler/ pedaging, sedangkan pada daerah cianjur selain ayam broiler juga menghasilkan DOC. Bentuk produk yang dihasilkan dari PT QL Trimitra antara lain Live Bird (ayam hidup), DOC ( ayam umur 1 hari) dan sapronak. Live bird (ayam hidup) yang diproduksi PT QL Trimitra yaitu ayam bibit tipe Parent Stock dan Final Stock strain Cobb dan Ross. 3.3 Struktur Organisasi Dalam sebuah instansi atau perusahaan, sangat diperlukan suatu pola hubungan diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Pola hubungan itulah yang nantinya akan memberikan tujuan agar suatu instansi atau perusahaan dapat mencapai keinginannya. Pola tersebut biasa dinamakan organisasi. PT QL Trimitra Cianjur Breeding Farm 1 dipimpin oleh seorang presiden direktur yang membawahi direktur. Dalam usaha membangun produksi farm, direktur dibantu pleh seorang general manager yang juga membawahi manager hatchery dan manager farm. Setiap manager juga membawahi seorang supervisor. Supervisor hatchery bertugas mengawasi performa telur, kualitas dan karyawan sedangkan supervisor farm bertugas mengawasi performa ternak, kandang dan karyawan kandang. Pada setiap kandang ditugaskandua orang caretaker yang

bertugas untuk membri pakan, koleksi telur, pengapuran, kontrol ayam mati, ayam error maupun ayam culling dan menangani kegiatan lain yang menunjang performa ternak ayam dalam kandang. Struktur organisasi PT QL Trimitra Cianjur Breeding Farm 1 dapat dilihat pada Gambar 1. General Manager

Manager

Manager Farm

ManagerHatchery

Supervisor

Supervisor

Operator
Gambar 1 Struktur Organisasi PT QL Trimitra

Operator

3.4 Ketenagakerjaan Sistem opersional perusahaan dalam menghasilkan produk digerakan oleh karyawan yang bertindak sebagai tenaga kerja. Jumlah karyawan di PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm sampai 31 maret berjumlah 103 orang. Interaksi sosial dalam beroperasinya perusahaan ini, terwujud saat perusahaan memberikan peluang yang besar bagi penduduk sekitar untuk bekerja di perusahaan ini, sehingga 90% jumlah karyawan berasal dari penduduk sekitar. Latar belakang pendidikan karyawan beraneka ragam sesuai kapasitas dan kebutuhan, mulai tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Tenaga kerja yang memilki latar belakang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sederajat menduduki posisi sebagai operator kadang dan teknisi. Sementara posisi tenaga kerja staf dan manajer berpendidikan sekolah tingkat atas hingga perguruan tinggi. Upah diberikan kepada setiap tenaga kerja sesuai kapasitsnya. Sistem pemberian upah di PT QL Trimitra disesuaikan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) atau Upah Minimum Regional (UMR) status pendidikan, dan jabatan. Jam kerja di perusahaan ini mulai pada pukul 07.00-16.00 WIB. Untuk mensejahterakan karyawan, fasilitas penunjang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan antara lain Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), tunjangan kesehatan keluarga, pemberian makan, mess karyawan, kantin dan sarana olahraga. 3.5 Pemasaran Produk utama yang dihasilkan oleh PT QL Trimitra adalah DOC ayam pedaging. PT QL Trimitra memiliki tiga macam kemasan DOC. Box pertama

adalah box berwarna merah yang diberikan label perusahaan, strain, jumlah DOC, dan tanggal menetas. Box berwarna merah ini jual kepada perusahaan diluar dari kemitraan PT QL Trimitra. Box kedua berwana polos tanpa adanya label perusaahan, box polos ini dijual kepada mitra dari PT QL Trimitra. Box ketiga adalah box yang terbuat dari plastik, box ini juga tanpa ada label dan juga dijual kepada mitra dari PT QL Trimitra yang berda dekat dengan lokasi penetasan di daerah sekitar Cianjur Jawa Barat. Setiap box berisi 102 ekor. Harga setiap ekor DOC berkisar Rp 4750,-. DOC dipasarkan dan dikirim ke peternak yang berada di wilayah Jawa Barat. PT QL Trimitra juga memiliki produk sampingan yaitu ayam afkir yang dijual pada umur 68 minggu dan telur-telur afkir.

SARANA PRODUKSI

4.1 Luas Lahan Dan Penggunaanya PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm memilki 2 lokasi yaitu farm Grower dan Layer masing- masing memilki luas area berbeda 5 ha untuk Pullet dan Layer 10 ha. Lahan tersebut dibagi menjadi 3 area. Area pertama meliputi pintu utama hingga fogging, area kedua meliputi fogging hingga shower. Area ketiga meliputi shower hingga kandang. Penggunaan luasan lahan pada saat praktik kerja lapangan dapat dilihat pada. 4.2 Sarana dan Prasarana Luas lahan Cianjur Breeding Farm I adalah seluas 15 hektar dengan memiliki 2 unit area kandang yang masing-masing difungsikan untuk pullet dan laying, pada unit pullet terdapat 5 bangunan kandang, 1 kantor, 6 kamar mess, 1 pos satpam, 1 musholla, 2 unit toilet, 1 kendaraan operasional, dan 3 gudang yang masing-masing terdiri dari gudang obat, gudang pakan sekaligus peralatan kandang, dan gudang serutan. Pada unit laying terdapat 11 bangunan kandang, 1 kantor, 9 kamar mess, 1 pos satpam, 2 musholla, 3 unit toilet, 2 kendaraan operasional dan 4 gudang yang masing-masing terdiri dari gudang pakan, gudang obat, gudang serutan, dan gudang egg tray. Sumber air berasal dari 2 unit sumur bor yang berkedalaman 120 meter. Air tersebut dinaikkan dengan bantuan mesin pompa listrik lalu di tampung pada 3 kolam gronteng, setelah itu di alirkan pada 6 buah tangki air berkapasitas 1000 liter dan kemudian di alirkan tersebar ke seluruh area peternakan. Sumber listrik yang digunakan berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan tegangan 20.000 Volt dan Generator Set (Genset). Genset digunakan apabila listrik yang berasal dari PLN padam. Fasilitas lainnya yang tersedia di Cianjur Breeding Farm I adalah kantin dan sarana olahraga sebagai tempat mengambil jatah makan dan hiburan bagi para pegawai. 4.3 Perkandangan Banyak bentuk dan konstruksi kandang yang bisa dibangun, tetapi semuanya harus didasarkan pada kegunaan dan rencana usaha yang akan dijalankan (Fadilah, 2007). Cianjur Breeding Farm I menggunakan sistem kandang closed house. Jumlah kandang keseluruhan yang terdapat di Cianjur

Breeding Farm I adalah 16 kandang, 5 kandang pada unit pullet dan 11 kandang pada unit laying. Pada awalnya sistem kandang yang digunakan yaitu BroodGrow dan Lay, akan tetapi untuk meningkatkan produksi maka pada unit pullet difungsikan sebagai kandang produksi sehingga saat ini Cianur Breeding Farm I menggunakan sistem Brood-Grow-Lay. Konstruksi kandang bersifat permanen adapun ukuran kandang pada tiap unit berbeda. Pada unit pullet keseluruhan berukuran sama yaitu 126 x 14 meter, sedangkan kandang pada unit laying selain berukuran 126 x 14 meter, terdapat pula kandang yang berukuran 80 x 14 meter yang kapasitasnya lebih sedikit dibandingkan kandang lain. Jarak antar kandang bervariasi, mulai dari 8 10 meter. Hal ini disebabkan struktur dan topografi tanah yang berbukit. Menurut Suprijatna (2008), apabila kandang berjajar, jarak antar kandang minimal selebar kandang, yaitu 6-8 meter. Jarak kandang yang berdekatan mengakibatkan sirkulasi udara tidak lancar dan memudahkan penularan penyakit. Arah kandang secara keseluruhan membujur dari Timur ke Barat. Menurut Fadilah (2007), bahwa arah kandang yang benar mengarah ke Barat-Timur agar sinar matahari tidak masuk langsung ke dalam kandang serta harus diperhatikan aliran angin agar dapat masuk langsung ke dalam kandang. Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang, dan sebaliknya. Oleh karena itu, atap harus disesuaikan dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam (Suprijtna, 2008). Bentuk atap yang digunakan yaitu bentuk gable karena untuk memudahkan dalam mengatur sirkulasi udara dalam kandang. Bahan atap terbuat dari seng, karakteristik atap berbahan seng yaitu mampu menyerap panas dan memiliki kemampuan melepaskan panas. Dinding kandang yang digunakan adalah dinding kandang tertutup. Dinding kandang bagian bawah terbuat dari semen dengan ketingggian + 60 cm dan bagian atass terbuat dari kawat ram yang dilapisi tirai berwarna putih pada bagian luar dan warna hitam pada bagian dalam. Tirai ini dilengkapi dengan automatic courting dropper yang berfungsi menurunkan dan menaikkan tirai secara otomatis saat listrik padam. Tirai ini dapat dinaikkan dan diturunkan sesuai kebutuhan dengan mengatur alat yang disebut handle. Ventilasi kandang closed house menggunakan exhaust fan dan cooling pad. Exhaust fan berfungsi untuk membuang gas amoniak dan memindahkan udara kotor yang ada di dalam kandang. Jumlah exhaust fan pada kandang yang berukuran 126 x 14 m sebanyak 10 buah, sedangkan pada kandang yang berukuran 80 x 14 m sebanyak 7 buah yang terletak di bagian belakang kandang. Cooling pad merupakan suatu rangkaian alat yang terdiri dari bak air, pompa air, dan cell deck. Fungsi cooling pad sebagai pendingin yang bekerja secara otomatis dari sinyal perubahan suhu yang diterima dari sensor yang berada di dalam kandang. Sistem lantai yang digunakan yaitu kombinasi litter dan slat dengan perbandingan 30 : 70. Lantai kandang terbuat dari semen untuk sistem litter dan plastik untuk sistem slat dengan ketinggian + 60 cm. Litter yang digunakan sebagai alas dan penghangat bagi ayam yaitu serutan kayu dengan ketebalan + 10 cm dalam kondisi kering serta memiliki daya serap tinggi.

4.4 Jumlah dan Strain Ayam yang Dipelihara Ayam yang dipelihara di Cianjur Breeeding Farm I adalah ayam Parent Stock dengan strain Cobb dan Ross yang akan menghasilkan ayam Final Stock (broiler). Kedua strain tersebut memiliki ciri-ciri yang hampir sama, yaitu bulu putih, jengger single berwarna merah, dan paruh berwarna kuning. Perbedaan kedua strain tersebut terletak pada sifatnya. Strain Ross cenderung lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan pemeliharaan, sedangkan strain Cobb lebih agresif. Jumlah seluruh ayam yang dipelihara di Cianjur Breeding Farm I pada saat penulis mulai melaksanakan Praktik Kerja Lapangan yaitu sebanyak 73.358 ekor yang tersebar di 2 unit yaitu pullet dan laying. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Populasi Ayam di PT QL Trimitra Unit Cianjur Breeding Farm 1 Unit Pullet Kandang P1 P2 P3 P4 P5 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 Umur (minggu) 21 21 19 18 18 47 49 50 49 53 64 64 63 61 61 Strain Cobb Cobb Cobb Cobb Cobb Cobb Cobb Cobb Cobb Cobb Ross Cobb Cobb Cobb Cobb Jumlah Jantan Betina (Ekor) (Ekor) 1.401 9.911 1.432 10.056 1.497 10.121 1.463 10.140 1.469 10.118 7.581 600 8.493 677 6.390 641 8.527 729 5.854 508 7.723 676 7.252 586 5.367 401 5.136 402 5.398 417
67.721 5.637

Jumlah 11.312 11.488 11.618 11.603 11.587 8.181 9.170 7.031 9.256 6.362 8.399 7.838 5.768 5.538 5.815 73.358

Laying

Total

4.5 Kepadatan kadang Kepadatan kandang adalah jumlah ayam dalam kandan per meter persegi. Kepadatan kandang termasuk faktor penting dalam menciptakan kenyamanan ayam didalam kandang. Apabila kepadatan kandang terlalu tinggi maka akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat, temperatur dalam kandang tinggi, CO2 dalam kandang meningkat, mengurangi ketersedian udara segar dalam kandang, memperbesar kemungkinan terjadinya kanibalisme, menigkatkan stress, menurunkan produksi telur, dan meningkatkan persentasi kematian (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Kepadatan kandang yang digunakan di PT QL Trimitra untuk periode grower adalah 6-8 ekor per m2. Pada periode produksi umumnya 4-5 ekor per m2.

5
5.1 5.1.1

PEMELIHARAAN AYAM PEMBIBIT


Pemeliharaan Ayam Pembibit Periode Starter

Persiapan Kandang dan Peralatan Sebelum memulai pemeliharaan sebaiknya kandan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan kandang merupakan salah satu faktor keberhasilan pemeliharaan. Persiapan kandang yang dilakukan PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm meliputi pensucihamaan, pencucian kandang, desinfeksi kandan, pencucian peralatan, penaburan sekam dan pemasangan peralatan. Pensucihamaan dilakukan setelah melakukan proses pengosongan kandang. Pensucihamaan dilakukan dengan menyeprotkan formalin 10% dengan dosis 20cc: 200 liter air. Penyemprotan dilakukan secara menyeluruh pada setiap tepi kandang. Setelah dilakukan pensucihamaan kandang dibongkar seperti slat agar memudahkan dalam proses selajutnya yaitu proses pencucian kandang. Kandang dicuci dengan menggunakan larutan long life dengan dosis 1:200 liter air setelah slat dibongkar dan litter telah dikeluarkan. Desinfeksi kandang dilakukan setelah kandang selesai dicuci dan kering kemudian desinfeksi kandang dilakukan dengan ecofoam, formalin 10% dan Phenviro 1:200 liter air. Pencucian peralatan dilakukan setelah desinfeksi kandang. Peralatan dicuci dengan menggunakan larutan TH4 dengan dosis 1:200 liter air. Proses pencucian peralatan dilakukan dengan menggunakan mesin bertekanan tinggi yang langsung disemprotkan pada peralatan seperti feeder tray dan galon tempat minum kemudian peralatan dijemur agar ceapt kering dan siap diguakan kembali. Kandang dan peralatan sudahsiap digunakan proses selajutnya adalah penaburan sekam. Penaburan serutan kayu (litter) dilakukan 2 minggu sebelum DOC datang dan serutan kayu langsung dilakukan desinfeksi dengan menggunakan formalin 10% juga Clinafarm dengan dosis 300ml per 100 liter air. Pemasangan peralatan kandang dilakukan setelah kandang dan peralatan sudah disanitasi. Hal pertama yang dilakukan adalah pemasangan tirai, semua dinding kandang bagian samping yang menggunakan kawat ditutup rapat dengan tirai. Lingkar pembatas atau Chick guard dipasang dengan diameter 3,5 m membentuk lingkaran. Setelah itu penaburan serutan kayu dimasukan kedalam lingkar pembatan dengan ketebalan 10-15 cm. Pemasangan pemanas berupa gasolek dipasang di bagian atas chick guard dengan ketinggian 1-1,5 meter dengan kemiringan 15-30o di atas permukaan kertas merang/litter. Setiap chick guard terdapat 2 buah pemanas yang berfungsi sebagai induk buatan atau sumber panas bagi DOC. Peralatan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan adalah tempat pakan dan tempat minum. Tempat pakan yang digunakan dalam pemeliharaan periode starter yaitu feeder tray dan tempat minum berupa galon atau tempat minum otomatis yang diletakkan tersebar dimasing-masing chick guard. Setelah semua peralatan telah disiapkan atau 3 hari sebelum DOC datang, bagian dalam kandang didesinfeksi dengan menggunakan TH4+ atau GPC 8 dengan dosis 2 liter per 100 liter air, kemudian kertas merang dipasang di dalam chick guard sebagai bagi DOC sebanyak 3 lapis. Hal tersebut dilakukan untuk

menghindari cedera pada DOC akibat kaki yang terpeleset dan terselip pada slat serta memberikan kehangatan bagi DOC. Sebelum DOC datang, bagian samping kandang ditutup rapat dengan menggunakan tirai dan sekam sudah ditabur dengan ketebalan + 10 cm. Peralatan kandang seperti tempat pakan, tempat minum, pemanas, chick guard, dan lampu sudah dipasang serta obat-obatan yang akan digunakan dalam pemeliharaan disiapkan. Satu hari sebelum DOC dimasukkan ke dalam kandang, kandang sudah di fogging dengan campuran 3 liter propilen, 300 gram virex, dan 2 liter air. 5.1.2 Penerimaan Saat DOC Datang Pada saat DOC datang langsung dilakukan penimbangan dan menentukan berat awal dan keseragaman awal. Penimbangan berat badan DOC dengan cara menimbang 1 box DOC jantan dan betina yang masing-masing berjumlah 84 ekor sebagai sampel. Vaksin ND+IB dilakukan terlebih dahulu sebelum DOC disebar kedalam lingkar pembatas dengan cara spray pada kotak atau box DOC, kemudian pakan ditabur pada feeder tray dan alas kertas merang dengan tujuan mengajari DOC makan. Air gula sebanyak 2% yang diberikan DOC dengan tujuan untuk memulihkan kondisi tubuh dan dehidrasi akibat perjalanan selama pengiriman. Setelah 2 jam atau sampai habis diberikan air gula kemudian diganti dengan vitamin Nopstress dosis 1 gram per 2 liter air atau Baytrill dengan dosis 0,1 ml per kg BB. 5.1.3 Pemberian Pakan dan Air Minum Pakan adalah campuran beberapa bahan pakan yang mengandung nutrien yang lengkap dan disusun dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi unggas yang mengkonsumsinya (Mulyantini, 2010). Pada periode ini jenis pakan yang digunakan ber-merek dagang 8102C yang diproduksi oleh PT Malindo Feedmill Tbk. Bahan-bahan yang terkandung yaitu jagung kuning, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, canola meal, tepung ikan, tepung daging, dedak padi, pollard, vitamin, trace mineral, dan antioxsidant. Kandungan nutrisi pakan 8102-C tercantum pada Tabel 2. Tabel 2 Kandungan Nutrisi Pakan Starter Nutrisi Protein (%) Serat (%) Lemak (%) Kadar Air (%) Abu (%) Calsium (%) Phosphor (%) 5.1.4 Kandungan Pakan 17,0 19,0 Max 6,0 Min 3,0 Max 13,0 Max 8,0 0,8 1,2 0,6 1,0

Sumber : PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1, 2012

Penimbangan Bobot Badan Penimbangan pertama dilakukan pada saat ayam datang. Ayam yang ditimbang didalam boks bertujuan menentukan berat awal dan keseragaman awal.

Penimbangan dilakukan secara acak dalam satu boks sebagai sample. Ayam ditimbang menggunakan alat timbang digital. 5.1.5 Pencegahan Penyakit Pencegahan penyakit yang dilakukan pada ternak ayam pada umumnya dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya sanitasi, pemberian pakan yang cukup sesuai dengan standar kebutuhan, menyediakan lingkungan yang nyaman, melaksanakan kontrol manajemen, program vaksinasi, dan kontrol penyakit (Suprijatna et al., 2005). Vaksinasi selama kegiatan PKL pada periode ini adalah vaksin AI killed dan IBD 228 E. Vaksin AI killed diberikan dengan dosis 0,5 ml per ekor melalui inject subcutan atau suntik dibawah kulit dan vaksin IBD 228 E diberikan dengan dosis 1 tetes per ekor melalui mulut atau oral, kedua vaksin ini diberikan pada saat ayam berumur 21 hari. Agar meminimalisir tingkat stres pada ayam, setelah dilakukan vaksinasi diberikan vitamin Nopstress dengan dosis 1 gram per 2 liter air. 5.1.6 Program Pencahayaan Pada periode starter pemberian cahaya sangat penting agar anak ayam dapat belajar untuk mengenali lingkungan dengan baik, membantu aktifitas makan, dan merangsang pertumbuhan ayam. Penyinaran pada periode starter dilakukan dengan menggunakan lampu 23 watt berwarna putih untuk fase terang lampu 5 watt berwarna merah untuk black out atau fase gelap. Lampu warna merah digunakan bertujuan mengurangi sifat kanibalisme pada ayam dan merangsang hormon pertumbuhan (melatonin) pada ayam agar cepat pertumbuhannya. Pada fase terang lama penyinaran pada hari pertama dan kedua selama 24 jam, kemudian dikurangi 2 jam setiap harinya sampai hari ke-9 yaitu 12 jam dan bertahan sampai akhir periode starter, yaitu pada umur 21 hari. Program pemberian cahaya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Pengaturan Cahaya Periode Starter Umur (hari) 12 3 4 5 67 8 9 21 Lama Penyinaran (Jam) 24 22 20 18 16 14 12

Sumber : PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm I, 2012

5.2 5.2.1

Pemeliharaan Ayam Bibit Periode Grower

Kandang dan Peralatan yang Digunakan Peralatan merupakan bagian penting dalam usaha peternakan ayam broiler, maka peralatan yang akan digunakan harus memenuhi standar kebutuhan ayam (Fadilah, 2007). Peralatan yang digunakan di Cianjur Breeding Farm I pada

10

periode grower adalah tempat pakan throught feeder untuk betina dan hanging feeder untuk jantan, tempat minum otomatis (nipple), lampu, lorry, dan kipas angin/blower. 5.2.2 Pemberian Pakan dan Air Minum Pakan adalah campuran berbagai bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi (Suprijatna et al., 2005). Jenis pakan yang digunakan ber-merek dagang 8103 C yang diproduksi oleh PT Malindo Feedmill Tbk. Bahan-bahan yang terkandung yaitu jagung kuning, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, canola meal, tepung ikan, tepung daging, dedak padi, pollard, vitamin, trace mineral, dan antioxsidant. Kandungan nutrisi pakan 8103-C tercantum pada Tabel 4. Tabel 4 Kandungan Nutrisi Pakan Grower Nutrisi Protein (%) Serat (%) Lemak (%) Kadar Air (%) Abu (%) Calsium (%) Phosphor (%) Kandungan Pakan 15,0 19,0 Max 7,5 Min 3,0 Max 13,0 Max 10,0 1,0 1,4 0,5 1,0

Sumber : PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1, 2012

Pemberian pakan dilakukan dengan sistem 3-1-2-1 feeding, yaitu tiga hari diberi pakan dan satu hari dipuasakan, kemudian dua hari diberi pakan dan satu hari dipuasakan.ujuan dari program pemuasaan ini adalah agar mencegah kelebihan bobot badan, mencegah terjadinya masak kelamin dini dan penyempurnaan body frame. Berbeda dengan program pemberian pakan, pemberian air minum diberikan secara ad libitum dengan ditambahkan kaporit yang bertujuan untuk menetralisir air dan membunuh bakteri dan kuman yang ada dalam air. Akan tetapi pada saat program vaksinasi kaporit tidak diberikan. 5.2.3 Penimbangan Bobot Badan Menurut Fadilah (2005), bobot badan ayam akan bertambah setiap minggu, tetapi pertambahan tersebut tidak akan seragam. Kontrol bobot badan dan keseragaman sangat penting dilakukan pada periode ini. Penimbangan bobot badan dilakukan 1 minggu sekali, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagus tidaknya performa ayam atau untuk mengetahui bobot ayam memenuhi standar operasional di farm tersebut atau tidak. Penimbangan dilakukan dengan mengambil sample acak sebanyak 300 ekor ayam betina dari 11.618 ekor total populasi betina pada kandang 3 sedangkan pada jantan 50 ekor dari 1.497 ekor total populasi jantan pada kandang 3.

11

5.2.4

Pencegahan Penyakit Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara sanitasi dan vaksinasisi. Vaksinasi bertujuan untuk pencegahan penyakit menular yang tidak bisa diobati seperti ND dan gumboro (Kartasudjana et al., 2006). Selama kegiatan PKL vaksinaasi yang dilakukan pada periode ini yaitu vaksin ND Lasota+IB Mass, ND+IB killed, dan Fowl Pox pada ayam umur 4 minggu. Selain itu, pada umur 19 minggu dilakukan vaksin ND+IB+G+Reo killed melalui intramuscular atau suntik daging pada bagian dada. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Vaksinasi periode Grower Selama Pengamatan Umur (minggu) 4 Vaksin ND (LS) + IB (M) ND + IB (K) Fowl Pox ND+IB+G+Reo (K) Dosis 1 tetes/ekor 0,5 ml/ekor 1 dosis/ekor 0,5 ml/ekor Aplikasi Intraocular Subcutan Wing web Intramuscular

19

Sumber : PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1, 2012

5.2.5

Program Pencahayaan

Cahaya berfungsi dalam proses penglihatan yang memungkinkan unggas untuk mengatur ritme harian dan mensinkronisasikan beberapa fungsi penting di dalam tubuh seperti suhu tubuh dan bermacam tahapan metabolis yang terkait dalam pemberian pakan dan pencernaan. Selain itu, cahaya juga berfungsi untuk mengendalikan perkembangan seksual (Hybro BV, 2008). Pada periode grower di Cianjur Breeding Farm I, dilakukan fase gelap dengan menggunakan lampu 5 watt berwarna merah untuk mencegah terjadinya kanibalisme pada yam juga mencegah terjadinya masak kelamin dini. Program pencahayaan pada periode grower dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Program Pencahayaan Periode Grower Umur (minggu) 4 19 20 21 22 23 Lama Pencahayaan 8 13 14 15 16 Waktu 07.00 15.00 05.00 18.00 05.00 19.00 05.00 20.00 05.00 21.00

Sumber : PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1, 2012

5.3 5.3.1

Pemeliharaan Ayam Periode Layer

Kandang dan Peralatan yang Digunakan Pada pemeliharaan periode layer, ukuran dan konstruksi kandang yang digunakan masih sama dengan periode pemeliharaan sebelumnya, peralatan yang digunakan pada periode layer tidak berbeda jauh dengan periode grower, hanya ada sedikit perbedaan dalam hal pengurangan dan tambahan peralatan untuk menunjang produksi. Peralatan yang tidak digunakan lagi yaitu light trap yang di

12

pasang di bagian belakang kandang, hal ini dikarenakan pada periode produksi ayam membutuhkan cahaya yang lebih untuk berproduksi. Tambahan peralatan yang digunakan yakni nest box, egg tray, dan fan feeder. Nest box digunakan untuk tempat bertelur agar mudah dalam penanganan telur dan tetap terjaga kebersihannya. Setiap pen terdiri dari 80 buah nest box. Egg tray digunakan untuk menyimpan telur yang berkapasitas 36 butir. Tempat makan antara jantan dan betina dibedakan, fan feeder digunakan sebagai tempat makan ayam jantan, hal ini dikarenakan jenis pakan ayam jantan dan betina berbeda guna mengontrol bobot badan dan efisiensi pakan. 5.3.2 Pemberian Pakan dan Minum Pertumbuhan ayam pada periode produksi harus lambat da bertahap. Jika pakan yang diberikan berlebihan maka akan merangsang pertumbuhan otot dada (overfleshed)yang berlebih yang dapat menurunkan produksi telur.pemberian pakan dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07.00 WIB dengan menggunakan mesin pakan otomatis. Pemberian pakan dilakukan penjatahan satu kali sehari. Jumlah pakan diberikan sesuai dengan standar kebutuhan. Pemberian pakan penjatahan bertujuan agar tidak terjadi kelebihan konsumsi atau energi karena hal tersebut dapat menghambat proses produksi telur. Jenis pakan yang digunakan pada periode produksi berbeda antara jantan dan betina. Pakan ayam jantan berbentuk crumble dengan kode pakan 8108 - C sedangkan bentuk pakan ayam betina pellet dengan kode pakan 9106 - P. Kedua jenis pakan ini diproduksi oleh PT Malindo Feedmill Tbk. dengan bahan pakan yang sama dengan pakan periode starter dan grower. Kandungan nutrisi pakan 9106 P tercantum pada Tabel 7. Tabel 7 Kandungan Nutrisi Pakan Layer Nutrisi Protein (%) Serat (%) Lemak (%) Kadar Air (%) Abu (%) Calsium (%) Phosphor (%) Kandungan Pakan 16,0 18,0 Max 6,0 Min 3,0 Max 13,0 Max 14,0 3,0 4,2 0,5 0,9

Sumber : PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm 1, 2012

Pemberian minum pada periode ini sama dengan periode pemeliharaan sebelumnya yaitu diberikan adlibitum dengan ditambahkan kaporit yang bertujuan untuk menetralisir air dan membunuh bakteri dan kuman yang ada dalam air. 5.3.3 Pencegahan Penyakit Pencegahan penyakit penting dalam pemeliharaan guna mendapatkan performa yang baik. Vaksinasi yang dilakukan pada periode ini yaitu AI killed dengan dosis 0,5 ml/ekor ketika ayam berumur 37 minggu dengan cara pemberian vaksin melalui intramuscular atau suntik daging.

13

5.3.4

Program Pencahayaan Pemberian cahaya yang dilakukan di Cianjur Breeding Farm I pada periode produksi menggunakan lampu dengan intensitas cahaya 23 watt selama 15 jam per hari. Setelah produksi mencapai 50%, lama pencahayaan ditingkatkan menjadi 16 jam per hari yang dimulai dari jam 04.00 sampai 20.00 WIB. 5.4 Pengelolaan Pejantan Ayam pembibt menghasilkan telur tetas yang fertil. Telur fertil adalah telur yang dibuahi oleh pejantan. Pegelolaan penjantan dilakukan mulai dari periode starter, pejantan dipelihara terpisah dengan ayam betina. Pejantan dikelola dengan baik agar mendapatkan fertilitas yang tinggi. Fertilitas tinggi dapat dicapai dengan perbandingan jantan dan betina yang sesuai. Perbandingan ayam jantan dan betina untuk ayam tipe berat ini adalah 1:10 atau jumlah jantan 10% dari jumlah betina. Namun perbandingan jantan yang digunakan perusahaan ini adalah 6% pada awal pencampuran yaitu pada minggu ke 21, seiring bertambahnya umur dan produksi perbandingan jantan ditambah hingga 8%. Tujuan dari penambahan pebandingan jantan secara berangsur adalah mencegah agresifitas ayam penjantan yang mendapat melukai betina karena ayam mempunyai masak kelamin yang lebih cepat dibandingan ayam betina. 5.5 Pengelolaan Penetasan Kesuksesan suatu usaha pembibitan ayam dapat ditentukan oleh kesuksesan breeding farm dan hatchery. Usaha ini bertujuan untuk menghasilkan DOC yang berkualitas baik. DOC yang berkualitas bisa didapat dari breeding farm yang dikelola dengan manajemen pemeliharaan yang berdasarkan prosedur yang telah ditentukan ( Fadilah et al., 2007). Pengelolaan penetassan di PT QL Trimitra dilakukan di hatchery yang bertempat tidak jauh dari lokasi breeding farm. Pengelolaan penetasan dilakukan mulai dari seleksi dan grading telur, fumigasi telur, penyimpanan telur di cooling room, pengeraman di mesin setter, peneropongan telur (candling), penetasan di mesin hatcher dan pull chick serta seleksi grade DOC. Mesin tetas yang digunakan PT QL Trimitra adalah Pas Reform buatan Belanda. 5.5.1 Penanganan Telur Tetas

Telur tetas dari kandang langsung dimasukan ke grading room untuk di seleksi. Adapun ketentuan telur yang di seleksi adalah telur-telur yang memiliki daya tetas tinggi yang memiliki ciri-ciri :bentuk oval simetris, bersih, ukuran normal dengan berat sekitar 50 gram(minimal) dan dipisahkan berdasarkan ukuran yaitu besar dan kecil. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam seleksi DOC yang dihasilkan dari suatu penetasan. Hal ini mendekati pendapat dari Rasyaf (1989) yang menyatakan bahwa bobot telur tetas yang digunakan adalah 51-58 gram, di seleksi berdasarkan bentuk, kebersihan cangkang. Sedangkan telur yang tidak masuk seleksi di ketegorikan afkir yang dikelompokan menjadi 4 yaitu: junior,jumbo,retak/pecah,kotor dan abnormal. Telur tetas yang tidak lolos seleksi akan dijual sebagai telur konsumsi. Tujuan dilakukan grading telur untuk menghasilkan daya tetas yang baik yang berkolerasi dengan kualitas DOC yang seragam dan memenuhi standar.

14

Telur yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam egg tray kemudian disusun didalam lorry. Setelah disusun dilakukan fumigasi dengan menggunakan kalium permanganat (PK) dan formalin. Fumigasi telur tetas di PT QL Trimitra menggunakan dosis 100 gram PK dan 200 cc formalin. Telur yang sudah di seleksi di masukkan ke dalam collingroom. Proses ini dilakukan untuk menghambat pertumbuhan embrio dan menunggu sampai jumlah yang ditetaskan tersdia. Suhu collingroom yang digunakan PT QL Trimitra adalah 18-20 oC dengan kelembaban 70-80 %. Sama seperti yang di tegaskan oleh Sudaryani dan Santoso (1994) menyatakan bahwa suhu penyimpanan 15 oC dengan kelembaban 70-80% baik untuk menghambat pertumbuhan embrio. Lama ppenyimpan telur tetas di cooling room selama 1-5 hari. 5.5.2 Proses Penetasan Sebelum telur tetas dimasukkan kedalam mesin setter, telur tetas harus dikeluarkan dan dilakuakan pre-heating selama 8-12 jam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kartasudjana dan Suprijatna (2006), bahwa sebelum telur tetas dimasukkan ke dalam mesin setter, telur harus mengalami pemanasan terlebih dahulu pada suhu 23,9 selama 8-12 jam untuk merangsang pertumbuhan embrio. Jika telur tetas lansung dimasukkan ke dalam mesin tetas akan terjadi penurunan suhu mesin yang dapat memperlambat penetasan. Seteleh dilakukan pre-heating, telur dimasukkan ke dalam mesin setter dengan suhu 98,8 oF dengan kelembaban 70% sesuai prosedur operasional perusahaan. Pengeraman dilakukan selama 18 hari dan dilakukan pemutaran telur secara otomatis setiap satu jam sekali dengan kemiringan 45o ke kiri dan ke kanan didalam mesin setter. Menurut Sudaryani dan Santoso (1994) telur tetas harus diputar setiap jam sekali untuk menjaga agar embrio tidak menempel pada kerabang telur. Dan ditegaskan oleh Rasyaf (1984) sudut kemiringan telur 45o dapat meningkatkan daya tetas telur sampai 84,6%. Sebelum dikakukan penetasan dimesin hatcher, telur yang disimpan selama 18 hari di mesin setter harus dilakukan proses peneropongan (candling) terlebih dahulu. Tujuan dilakukan peneropongan adlah unutk memisahkan telur infertil (telur yang tidak dibuahi) dengan telur fertil (telur yang dibuahi) serta telur yang busuk. Telur fertil terlihat gelap ketika diteropong, telur yang infertil terang saat diteropong dan pada telur busuk terdapat kristal pada permukaaan telur yang menunujukan bahwa telur tersebut terkontaminasi bakteri. Telur yang busuk dibuang dan telur infertil dikeluarkan untuk dijual. Setelah dilakukan peneropongan telur tetas dimasukkan ke dalam mesin hatcher dengan keranjang, karena penyimpanan di mesin hatcher tidak lagi dilakukan pemutaran seperti pada setter. Telur dalam mesin hatcher selama 3 hari dengan suhu 98.8oF dan kelembaban 53%. 5.5.3 Seleksi dan Grading DOC di ruang DOC Selection Proses penurunan anak ayam yang menetas (pull chick) dari mesin hatcher dilakukan pada umur 21 hari saat hampir 90% telur menetas. Telur yang tidak menetasas dikategorikan dalam DIS ( Dead Infertil Sel). Dalam proses pull chick, DOC dimasukkan lansung ke dalam box. Seleksi dilakukan berdasarkan DOC yang normal (pada bulu, mata, kaki, paruh, kepala, dan pusar). DOC yang tidak

15

lolos seleksi yaitu adalh DOC yang cacat (DOC grade out) seperti jumlah kaki tiga, mata buta, paruh bengkok, usus keluar, bulu basah, lumpuh, kepala bengkok, dan omphalitis (radang pusar). 5.6 Penanganan Limbah Jenis limbah yang dihasilkan suatu proses penetasan adalah telur infertil, telur busuk, dan telur yang tidak menetas. Penanganan telur infertil dijual kepada pengusaha roti dan kue, sedangkan pada telur yang busuk, kerabang telur dan telur yang tidak menetas dijual kepada pengusaha ikan lele. Limbah yang dihasilkan dalam suatu pemeliharaan ayam pembbibt adala bangkai ayam mati dan limbah hasil vaksinasi. Bangkai ayam dan limbah dari vaksinasi langsung dibuang ke dalam insenerator. 5.7 5.7.1 Performa

Performa Produksi Performa ayam periode grower yang dapat dilihat pada Tabel 8 (untuk ayam betina) dan 9 (untuk ayam jantan). Performa produksi ayam pembibit pedaging strain cobb periode grower terdiri dari bobot badan, konsumsi, konversi dan deplesi ayam. Performa ayam periode grower dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Performa Ayam Betina periode Grower di kandang tiga Uraian Konsumsi (g/e/hr) Bobot badan (g/e) Konversi Deplesi (%) 19 87 2021 0.13 Umur (Minggu) 20 21 96 104 2191 2267 2.8 6.8 0.11 0.14 22 112 2603 1.7 0.16

Sumber : Cianjur Breeding Farm 1 2012

Tabel 9 Performa Ayam Jantan Periode Grower di Kandang tiga Uraian Konsumsi (g/e/hr) Bobot badan (g/e) Konversi Deplesi (%) 19 98 3030 0.25 Umur (Minggu) 20 21 105 105 3152 3253 4.3 5.2 0.57 0.63 22 110 3427 3.2 0.88

Sumber : Cianjur Breeding Farm 1 2012

Berdasarkan data performa yang tersaji pada Tabel 1 dan Tabel 2, konsumsi pakan setiap minggunya naik baik pada betina maupun jantan. Pertambahan konsumsi pakan tiap minggunya sangat berpengaruh pertambahan bobot badan akan tetapi pada betina pertambahan bobot badan yang cukup tinggi masih belum mencapai standar bobot badan betina yaitu pada minggu 19-22 secara berurutan 2021 g (standar 2090 g), 2191 g (standar 2250 g), 2267 g (standar 2510 g), 2603 g

16

(standar 2675 g). Namun pada jantan standar bobot badan tercapai dengan konsumsi yang tiap minggunya naik. Konversi pakan adalah jumlah ransum yang dikonsumsi seekor ayam dalam waktu tertentu untuk membentuk daging atau bobot badan (Fadilah, 2004). berdasarkan pengamatan konversi yang tercapai selama pemeliharaan umur 19-22 minggu berkisar dari 1.7-6.8 pada ayam betina, sedangkan pada ayam jantan konversi pakan yang dicapai berkisar 3.2-5.2. Pada betina dan jantan konversi pakan tertinggi terjadi pada minggu ke-21 yaitu 6.8 dan 5.2 hal ini terjadi karena ayam mengalami stress. Stress tersebut terjadi karena adanya persiapan atau peralihan kandang pertumbuhan menjadi kandang produksi, dan juga pergantian pakan. Konversi pakan yang didapat tinggi karena nutirisi pakan yang dikonsumsi oleh ayam gunakan tidak untuk pertumbuhan melainkan pemulihan kondisi akibat stress. Deplesi adalah gabungan antara ayam mati dan ayam (culling) seperti patah kaki, paruh bengkok, sakit,sayap patah dan sexing error. Angka deplesi yang didapatkan selama pemeliharaan periode grower umur 19-20 minggu berkisar 0.11-0.16 pada ayam betina da pada jantan 0.25-0.88. Angka deplesi tertinggi terjadi pada jantan umur 22 minggu, hal ini disebakan karena banyak ayam yang diculling dibandingkan dengan ayam yang mati. Ayam mati disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak mendukung. Performa produksi ayam bibit pedaging strain Cobb dari hasil pengamatan dari umur 64-67 minggu di kandang tujuh PT QL Trimitra unit farm Cianjur Breeding Farm 1 yaitu konsumsi pakan, bobot badan, produksi telur han day (HD), produksi telur hatching egg (HE), dan deplesi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Performa Ayam Betina di Kandang Tujuh Uraian 64 Konsumsi (g/e/h) Bobot Badan (g/e) Prod HD (%) Prod HE (%) Konversi Deplesi (%) 144 4713 48,19 97,57 4,48 0,49 Umur (minggu) 65 144 4632 40,34 97,33 5,36 2,64 66 132,8 4760 36,25 97,34 5,50 0,58 67 143 37,55 97,90 5,71 0,36

Sumber : PT QL Trimitra unit farm Cianjur Breeding Farm 1, 2012

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa pakan yang diberikan pada ayam dengan umur 64-67 minggu dilakukan secara terbatas (penjatahan). Pada umur 66 minggu Pengurangan pakan dilakukan, hal ini dilakukan karena pada umur 65 minggu ayam terserang penyakit. Bobot badan pada umur 64-67 minggu Menurun. Penurunan bobot badan terjadi pada ayam berumur 65 minggu, hal tersebut dikarenakan ayam pada umur 65 minggu tejangkit CRD (chronic respiratory disease) yang menyebabkan turunnya bobot baadan, fertilitas pejantan dan dapat menurunkan produksi telur.

17

Produksi telur han day (HD) pada minggu 64-67 mengalami penurunan dibawah standar. Penurunan produksi telur tersebut karena bobot badan yang melebihi standar sehingga terjadi penimbunan lemak abdomen dalam tubuh seperti yang dikemukakan oleh Mulyantini (2010), kelebihan lemak dapat memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap produksi telur karena kelebihan lemak akan tertimbun di sekitar ovarium dan mengganggu ovulasi. Selain kelebihan bobot badan penurunan produksi terjadi karena kondisi ayam yang dalam keadaan sakit (CRD), dan juga karena umur ayam yang semakin tua sehingga terjadi penurunan fungsi organ yang menyebabkan proses produksi telur terganggu. Hatching egg (HE) adalah telur yang memenuhi standar telur untuk ditetaskan. Produksi hatching egg (HE) yang dihasilkan pada kandang tujuh sangat baik sekitar 97,54% dan berada di atas standar ketentuan Ventress (2012) sekitar 97,00%. Produksi hatching egg menurun dikarenakan umur ayam yang semakin tua. Konversi yang didapatkan berdasarkan produksi telur pada umur 64-67 minggu berkisar 4,48-5,71. Angka tersebut didapat dari rataan produksi hen day tiap minggu dengan bobot telur berkisar 66,66 g/butir. Konversi tertinggi terjadi pada umur 67 minggu. Konversi setiap minggu mengalami kenaikan. Angka konversi yang semakin tinggi membuktikan bahwa tingkat efisiensi pakan yang rendah. hal ini karena umur ayam yang semakin tua sehingga terjadi penurunan fungsi organ reproduksi yang menyebabkan penurunan produksi telur, selain itu kondisi ayam dalam keadaan sakit. Angka deplesi tertinggi yaitu pada umur 65 minggu sekitar 2,64%. Tingkat deplesi yang tinggi karena umur ayam yang semakin tua, selain itu pada kandang tujuh terjadi suspect CRD (chronic respiratory disease). Menurut Fadilah (2007), tingkat kematian akibat penyakit ini bisa tinggi (mencapai 30%) jika program sanitasi jelek, tingkat stres tinggi, serta terinfeksi Echerichia coli. 5.7.2 Performa Penetasan Performa produksi ayam bibit pedaging strain Ross dari hasil pengamatan dari umur 62 minggu di kandang tujuh PT QL Trimitra unit farm Cianjur Breeding Farm 1 yaitu hatching egg (HE), fertilitas, daya tetas dan saleable chick dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Performa penetasan Uraian Umur (minggu) Hatching egg (%) Fertilitas (%) Daya tetas (%) Saleable chick (%)
Sumber. PT QL Trimitra, 2012

Performa 62 94.18 86.78 80.88 98.94

Berdasarkan tabel performa penetasan ayam pedaging strain Ross yang telah disajikan, persentasi hatching egg (HE) ayam berumur 62 minggu sebesar

18

94.18 %. Data ini diperoleh dari telur tetas yang didapat dari kandang dan telah memenuhi kriteria menjadi telur tetas. Fertilitas adalah persentase telur-telur yang telah dibuahi atau dikawini dari jumlah telur yang kali pertama masuk ke mesin tetas. Fertilitas yang didapat pada ayam Ross umur 62 mingggu adalah 86,78 %, persentase tersebut dikategorikan kurang baik hal ini disebabkan karena rasio ayam jantan dan betina kurang menyukupi hal ini dapat dilihat dari total populasi kandang enam yaitu 8,7 : 100 tidak sesuai menurut (North dan Bell, ) yang menyebutkan bawa rasio jantan betina pada ayam pembibit pedaging adala 11:100. Daya tetas adalah kemampuan telur menetas dari telur-telur fertil. Daya tetas yang didapat pada ayam umur 62 minggu adalah 80.88%. Daya tetas tersebut tergolong kurang baik, karena ayam telah memasuki umur tua atau tidak produktif sehingga mengakibatkan fertilitas dan daya tetas yang rendah. Saleable chick adalah persentasi ayam yang layak jual atau ayam yang memiliki kualitas baik dari semua ayam yang menetas. Saleable chick yang didapat yaitu 98.94% adalah tinggi hal ini sebabkan faktor genetik yang bagus dan manajemen pemeliharaan induk yang baik.

6 MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN


6.1 Bahan Baku Pakan Zat-zat makanan yang diperlukan oleh ternak untuk tumbuh dan berproduksi sehingga harus terdapat dalam pakan. Tidak semua zat-zat makanan dalam pakan juga terdapat dalam jaringan tubuh ternak dan produknya. Hal ini disebabkan untuk menjadi bahan penyusun jaringan tubuh dan produk ternak, pakan harus memaluli proses pencernaan, penyerapan, dan pembentukan kembali jaringan tubuh ternak dan produknya yang spesifik. Selam proses tersebut, zat-zat makanan yang tidak diperlukan oleh tubuh akan keluar bersama kotoran. Oleh karena itu, efisiensi pakan antara lain dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, jenis ternak, kandungan energi pakannya, keseimbangan zat-zat makan, dan umur ternak. Kandungan zat-zat makanan dalam bahan pakan sangat beragam. Pada suatu bahan pakan, kadang-kadang kadar zat makanan terttentu sangat tinggi, tetapi zat makan lainnya sangat rendah, bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sementara bahan pakan lainnya mengandung zat-zat makanan yang berbeda kadarnya. Oleh karena itu, untuk penyusunan pakan sebaiknya menggunakan campuran berbagai bahan pakan. Dengan menggunakan berbagi bahan pakan, terjadi efek saling menutup kekurangan dari masing-masing bahan pakan. Berdasarkan kandungan zat-zat pakan, bahan baku pakan dikelompokan menjadi empat golongan, yaitu golongan pakan sumber energi, sumber protein, sumber mineral dan sumber vitamin. Bahan baku pakan yang digunakan oleh PT QL Trimitra yang disuplai langsung oleh PT Malindo Feedmill Tbk. adalah jagung kuning, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, canola meal, tepung ikan, tepung daging, dedak padi, pollard, vitamin, trace mineral dan antioxidant.

19

6.1.1

Bahan Baku Sumber Energi Bahan baku pakan sumber energi harus mengandung karbohidrat yang relatif tinggi dibandingkan zat-zat makanan lainnya. Bahan baku sumber energi yang digunakan PT QL Trimitra yaitu jagung kuning, dedak padi dan pollard. Jagung kuning merupakan bahan utama pakan ayam. Penggunaanya mencapai 15-70% dari total pakan. Jagung kuning lebih baik dari jagung putih karena mengandung pro-vitamin A unutk meningkatkan kualitas daging dan telur. Vitamin A memberikan warna kuning pada kulit dan kuning telur. Kelemahan jagung yaitu kandungan asam amino essensialnya rendah, terutama lisin dan triptopan. Itulah sebabyna penggunaan jagung harus diimbangi dengan enggunaan bahan lain sebagai sumber protein yang kandungan asam aminonya tinggi. Dedak padi atau bekatul bukan merupakan bahan baku utama pakan ayam hanya tambahan setelah jagung. Bahan ini digunakan karena bahan tersebut melimpah, murah, dan mengandung zat-zat makanan yang tinggi. Namun bahan ini memiliki kekurangan yaitu kandungan serat kasar dan lemak lemaknya tinggi. Dedak padi atau bekatul juga memilki pitat dalam ikatan phospor yang tinggi sehingga daya cernanya rendah, mudah tengik, mengganggu penyerapan kalsium. Oleh karena itu penggunaanya harus dibatasi maksimal 30%. Pollard merupakan bahan pakan sumber energi namun penggunaan dalam pakan hanya sedikit mengingat keterbatasan dalam pengadaanya atau karena kandungan zat-zat makannya rendah. 6.1.2 Bahan Pakan Sumber Protein Bahan pakan sumber protein harus mengandung protein tinggi, sekitar 45%. Bahan pakan tersebut berupa sumber proe\tein hewani atau nabati. Bebrapa hasil ikutan pabrik juga bisa dijadikan sebagai tambahan sumber protein. Sumber protein yang digunakan dalam pakan yang dipakai oleh PT QL Trimitra antara lain tepung ikan, tepung daging, bungkil kacang kedelai, dan bungkil kacang tanah. Tepung ikan terbuat dari ikan dan sisa-sisa ikan, setelah dikeringkan atau digiling halus. Kandungan protein ikan sangat beragam, tergantung pada jenis ikan dan pengolahannya. Tepung dari ikan yang besar selalu mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan dari ikan yang kecil. Namun, bukan berati tepung asal ikan kecil tidak memiliki kelebihan. Kandungan mineral seperti kalsium dan phospr ikan kecil lebih tinggi. Akan tetapi, daya cerna ikan kecil relatif rendah. Tepung ikan yang baik digunakan dalam pakan harus memilki protein sebesar 60%. Tepung daging merupakan bahan pakan sumber protein. Tepung daging bukan merupakan bahan pakan sumber protein utama dalam pakan melainkan hanya tambahan karena kualitas yang rendah dan sulit dalam pengadaanya. Bungkil kacang kedelai merupakan bahan pakan sumber protein nabati terbaik dibandingkan sumber lain. Kandungan proteinnya 41-50%. Namun, kandungan kalsium, phospor, karoten, dan vitamin D nya rendah. Bahan ini merupakan hasil produk sampingan minyak kacang tanah dengan cara dikeringkan atau dibuat tepung. Bungkil kacang tanah memilki protein 4150%. kandungan lisin, metionin, triptopan, karoten dan vitamin D nya rendah.

20

6.1.3

Bahan Pakan Sumber Mineral Bahan pakan sumber mineral banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan phospor. Bahan pakan sumber mineral yang digunkan antara lain trace mineral dan Canola meal. 6.1.4 Bahan Pakan Sumber Vitamin Bahan pakan sumber vitamin dalam pakan bisa didapat secara langsung dalam bahan pakan yang lain ataupun diberikan secara tersendiri seperti kecambah yang diberikan langsung kedalam pakan. 6.2 6.2.1 Jenis dan Bentuk Pakan

Jenis Pakan Jenis pakan yang umumnya digunakan dalam pemeliharaan ayam pembibit terdapat tiga macam yaitu jenis pakan untuk fase Starter, Grower dan Layer. Jenis pakan yang digunakan PT QL Trimitra sama seperti jenis pakan pada umumnya. Jenis pakan yang digunakan didapat dari produsen pakan komersil yaitu PT Malindo Feedmill yang dikelompokan menjadi tiga jenis pakan seperti pakan untuk fase Starter umur 0-4 minggu yang berkode 8102-C, fase Grower umur 5-24 minggu yang berkode 8103-C, dan fase Layer umur >24 minggu yang berkode 9106-P. Namun PT QL Trimitra memiliki kebijakan sendiri dimana fase Starter dilakukan selama 0-3 minggu, Grower 4-20 minggu, dan Layer >20 minggu berbeda dengan perunutkan seperti yang ada dalam pakan yang di produksi oleh PT Malindo. 6.2.2 Bentuk pakan Ukuran partikel yang mempunyai pengaruh terhadap pemilihan pakan dan terhadap pemisahan pakan. Unggas pada dasarnya lebih menyukai bentuk butiran dibandingkan dengan bentuk tepung. Bentuk pakan yang biasa dijumpai atau yang dikenal oleh peternak terdapat dalam tiga macam seperti bentuk tepung(mash), butiran (crumbels),dan Pellet. Bentuk tepung (mash) adalah bahan pakan unggas yang banyak dijual dalam bentuk butiran, sehingga apabila ingin memberikan dalam bentuk halus harus ditumbuk dahulu sebelum dicampur dalam pakan. Pemberian pakan tepung biasanya tercampur dengan butiran. Pemberian pakan tepung harus disesuaikan oleh umur ayam dan kondisi pemberian. Bentuk butiran (crumbles) adalah pakan berbentuk butiran pecah dibuat dengan mengiling semua bahan baku, kemudian diaduk, selanjutnya dilakukan proses penguapan dengan panas berkisar 80-90oC. Bentuk pakan butiran ini digunakan oleh PT Ql trrimitra yang disuplai oleh PT Malindo yang berkode 8102-C untuk fase starter dan 8103-C untuk grower. Bentuk pellet adalah pakan yang mempunyai bentuk panjang dan diameter tertentu. Pakan bentuk pellet ini biasa digunakan pada ayam yang sudah berumur tua atau memasuki fase layer. Pada fase layer di PT QL Trimitra pakan yang digunakan adalah pakan berbentuk pellet yang berkode 9106-P. Berikut ini macam-macam bentuk pakan yang dapat dilihat pada Gambar 2.

21

Gambar 2 Bentuk pakan crumbels dan pellet 6.3 Jenis dan Kapasitas Tempat Pakan

Pakan ayam periode starter ditempatkan dalam feeder tray (30-35 ekor/ buah), baby feeder (20-25 ekor/buah), alas hanging feeder (20-25 ekor/buah), sedangkan untuk ayam periode grower, pakan di tempatkan pada unit through (11 cm/ekor), dan khusus untuk ayam jantan menggunakanhanging feeder (15 ekor/buah). Tempat pakan ditempatkan secara merata agar ayam dapat makan secara serempak dan merata. Fadillah, dkk. (2006) mengatakan bahwa teknik pemberian pakan dan tata letak pakan harus tetap diperhatikan untuk mendapatkan tingkat keseragaman yang baik. Berikut ini macam-macam tempat pakan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Feeder tray, haging feeder dan trought feeder 6.4 Manajemen Pemberian Pakan

Pakan adalah campuran beberapa campuran bahan pakan yang mengandung nutrien yang lengkap dan disusun dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi unggas yang mengkonsumsinya (Rasyaf, 1992). Kualitas pakn yang baik harus ada kesimbangan antara protein, energi, vitamin, mineral dan air. Kebutuhan pakan untuk ayam tergantung pada strain, umur, besar ayam, aktivitas ayam, suhu lingkungan, kecepatan tumbuh, kesehatan dan imbangan zat pakan. Manajemen pemberian pakan yang dilakukan oleh PT QL Trimitra menggunakan sistem pembatasan pemberian. Pakan yang diberikan merupakan standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pada fase starter pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi dua kali pemberian yatiu pada pagi hari dan siang hari namun pemberian pakan telah ditentukan atau dibatasi sesuai standar perusahaan. Ayam telah memasuki fase grower manajemen pemberian pakan berbeda dengan fase starter,pada fase ini pemberian pakan tetap dibatasi sesuai standar yang telah ditentukan pemberiannya namun difase ini dilakukan dengan frekuensi satu kali pemberian dan juga dilakukan progrm puasa pakan yang dilakukan dua hari dari

22

tujuh hari. Pemuasaan ini dilakukan agar mencegah terjadinya masak kelamin yang cepat dan mencegah terjadinya kelebihan bobot badan yang dapat mempengaruhi produksi telur apabila ayam telah memasuki fase layer. Layer merupakan fase dimana ayam memasuki produksi. Permberian pakan di fase layer berbeda dengan fase grower, pemberian pakan pada layer dilakukan satu kali yaitu pada pagi hari, pemberian pakan sesuai takaran yang telah ditentukan. Pada fase ini tidak lagi dilakukan program pemuasaan, karena difase ini ayam harus terfokus untuk menghasilkan produksi telur yang tinggi. Pemberian pakan dari fase starter, grower dan layer dilakukan secara otomatis yaitu pemberian pakan menggunakan mesin otomatis dengan cara pakan yang telah disiapkan dimasukan ke dalam tangki (hopper) kemudian di alirkan menggunakan rantai berjalan sepanjang luas kandang atau yang biasa disebut dengan trough feeder. Manajemen pemberian air minum yang dilakuakan adalah menggunkan sistem nipple. Air di alirkan dari tong air melalui pipa hingga menuju kandang. Sistem nipple ini memilki kelebihan dapat mencegah terjadinya litter basah dan juga dapat mengefiseinsi penggunaan air.

7 KESIMPULAN
Manajemen pemberian pakan dan pengelolaan ayam pembibit pedaging di PT QL Trimitra unit Cianjur Breeding Farm secara umum sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan standar operasional yang telah di tentukan.

23

8 DAFTAR PUSTAKA
Fadilah, R. 2004. Paduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. PT.Agromedia Pustaka. Jakarta. Mulyantini, N.G.A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Priyatno, A.M. 2002. Membuat Kandang Ayam.Penebar Swadaya: Jakarta. Fadilah, R dan P. Agustin. 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

You might also like