You are on page 1of 4

Tengkorak Retak DEFINISI Tengkorak retak adalah retaknya tulang yang mengelilingi otak.

Tengkorak retak dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak. Gejalanya bisa termasuk rasa sakit, gejala kerusakan otak, dan, pada keretakan tertentu, bocornya cairan dari hidung atau telinga atau memar di belakang telinga atau sekitar mata. Computed tomography (CT) digunakan untuk mendiagnosa keretakan tengkorak. Banyak keretakan tengkorak tidak memerlukan pengobatan. Tengkorak retak bisa melukai arteri dan pembuluh darah, yang kemudian berdarah ke dalam daerah yang mengelilingi jaringan otak. Orang yang mengalami tengkorak retak, kerusakan otak kemungkinan bisa lebih parah dibandingkan dengan orang yang menderita luka kepala tetapi tidak retak. Bagaimanapun, tengkorak retak sering terjadi tanpa kerusakan otak. Retak, khususnya di belakang dan bawah (base) tengkorak, dapat merobek selaput , lapisan pada jaringan yang melindungi otak. Sifatnya jarang, bakteri masuk ke tengkorak melalui beberapa retakan, menyebabkan infeksi dan kerusakan otak berat. Kadangkala, bagian-bagian dari tulang tengkorak retak tertekan masuk ke dalam otak. Jenis retak ini disebut keretakan tertekan. Tengkorak retak tertekan bisa menekan otak ke lingkungan sekitar dan benda asing, menimbulkan infeksi atau bentuk dari abscesses (kumpulan nanah) di dalam otak GEJALA Beberapa gejala-gejala menduga keretakan pada dasar tengkorak : Cairan cerebrospinal-cairan bening yang mengalir melebihi permukaan otak diantara meninges-bisa mengalir dari hidung (rhinorrhea) atau telinga (otorrhea). Darah bisa menumpuk di belakang gendang telinga, atau jika gendang telinga retak, darah bisa mengalir dari telinga. Lebam bisa terbentuk di belakang telinga (tanda Battle) atau di sekitar mata (mata raccoon). Darah bisa menumpuk di dalam sinus, yang bisa juga menjadi retak DIAGNOSA Tengkorak retak biasanya didiagnosa pada orang dengan luka kepala yang menjalani computed tomography (CT) scanning. CT scanning lebih baik dibandingkan magnetic resonance imaging (MRI) untuk mendiagnosa tengkorak yang retak. Kebanyakan orang dengan tengkorak yang retak tanpa luka kepala dirujuk ke rumah sakit dan diperiksa. Orang yang mengalami serangan memerlukan antikonsulvan. Selain dari retak pada dasar tengkorak dan tengkorak retak yang menekan, kebanyakan tengkorak tidak memerlukan pengobatan khusus. Retak pada dasar tengkorak : orang dengan retak pada dasar tengkorak dirujuk ke rumah sakit. Istirahat total dan mengangkat kepala diperlukan sampai cairan cerebrospinal berhenti mengalir. Orang harus menghindari meniup hidung mereka karena seringkali sinus di dekat hidung juga retak. Bahkan juga, meniup hidung bisa menyebabkan udara dari hidung menyebar ke bagian lain pada wajah atau kepala. Kebanyakan meningel merobek penutup pada mereka sendiri dalam 48 jam atau setidaknya dalam seminggu setelah luka tersebut. jika cairan cerebrospinal terus mengalir, kemudian dokter kadangkala bisa mengeringkan cairan tersebut dengan memasukkan jarum kecil pada punggung bawah. Jika cairan terus mengalir, aliran tersebut ditutup dengan cara operasi.

Tahukah anda Sinar X pada tengkorak jarang membantu Tengkorak retak yang menekan : pada retakan jenis ini, salah satu atau lebih bagian pada tulang bisa menekan ke dalam otak, merusak otak. Otak kemungkinan mengarah keluar. Dokter bermaksud untuk mencegah infeksi dan pembentukan abscesses dengan mengangkat benda asing dan jaringan mati dan memperbaiki dengan maksimal kerusakan sebagaimana mungkin. Dokter mengangkat kepingan tengkorak kembali ke posisi dan menutup luka dengan jahitan. Tengkorak yang retak pada anak : pada bayi yang mengalami tengkorak retak, selaput di sekitar otak kadangkala menonjol terus dan menjadi terperangkap oleh retakan, membentuk kantung berisi cairan yang disebut retak yang berkembang atau kista leptomeningeal. Kantung tersebut terbentuk lebih dari 3 sampai 6 minggu dan kemungkinan bukti pertama bahwa tengkorak telah retak. Seorang anak dengan tengkorak yang retak dirujuk ke rumah sakit jika : Gejala-gejala diduga kemungkinan luka otak. Anak tersebut telah pingsan, walau sebentar. Gejala-gejala atau CT scan menemukan dugaan sebuah retakan pada dasar tengkorak. Gejala-gejala atau CT scan menemukan dugaan sebuah retakan pada dasar tengkorak. Anak yang diduga mengalami kekerasan. PENGOBATAN Pengobatan pada kista leptomeningeal bisa hanya berhubungan dengan penelitian, sejak kantung berisi cairan kadangkala sembuh dengan sendirinya. Pada anak yang mengalami atau menjadi beresiko mengalami masalah-masalah seperti tekanan pada otak atau infeksi, dokter mengeringkan kista dengan cara operasi.

TRIASE. Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan musibah massal. Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Saat ini tidak ada standard nasional baku untuk triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation). Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritisasikan tindakan atas korban adalah yang dijumpai pada sistim METTAG. Prioritas tindakan dijelaskan sebagai : Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi. Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan tindakan dan transport segera (gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala atau maksilofasial berat, shok atau perdarahan berat, luka bakar berat). Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat (cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang belakang leher, serta luka bakar ringan). Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas serta gawat darurat psikologis). Penuntun Lapangan START berupa penilaian pasien 60 detik yang mengamati ventilasi, perfusi, dan status mental untuk memastikan kelompok korban seperti yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin diselamatkan, atau mati. Ini memungkinkan penolong secara cepat mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah tidak memerlukan transport segera. Sistim METTAG atau pengkodean dengan warna tagging system yang sejenis bisa digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START. PENILAIAN DITEMPAT DAN PRIORITAS TRIASE. 1. Pertahankan keberadaan darah universal dan cairan.

2. Tim respons pertama harus menilai lingkungan atas kemungkinan bahaya, keamanan dan jumlah korban untuk menentukan tingkat respons yang memadai. 3. Beritahukan koordinator untuk mengumumkan musibah massal dan kebutuhan akan dukungan antar instansi sesuai yang ditentukan oleh beratnya kejadian. 4. Kenali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang mampu tersedia : a. Petugas Komando Musibah. b. Petugas Komunikasi. c. Petugas Ekstrikasi/Bahaya. d. Petugas Triase Primer. e. Petugas Triase Sekunder. f. Petugas Perawatan. g. Petugas Angkut atau Transportasi. 5. Kenali dan tunjuk area sektor musibah massal : a. Sektor Komando/Komunikasi Musibah. b. Sektor Pendukung (Kebutuhan dan Tenaga). c. Sektor Musibah. d. Sektor Ekstrikasi/Bahaya. e. Sektor Triase. f. Sektor Tindakan Primer. g. Sektor Tindakan Sekunder. h. Sektor Transportasi. 6. Rencana Pasca Kejadian Musibah massal : a. Kritik Pasca Musibah. b. CISD (Critical Insident Stress Debriefing).

You might also like