Professional Documents
Culture Documents
Assalamu alaikum wr.wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swb,karena berkat rahmat dan hidayah NYA lah makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan penulis ,dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing karena berkat bimbingannya ,kami dapat mengerti dan memahami materi yang telah diberikan dan dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul lipid. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan MAKALAH ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. .penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat di manfaatkan oleh masyarakat luas khususnya mahasiswa fkm unhas yang berkecimpung di dalamnya ,mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk masa depan selanjutnya.
Penulis ,
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Komponen utama membran sel terdiri atas Phosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Phosfolipid memiliki dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, phosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Penamaan phosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimiliki oleh phosfolipid. Jenis-jenis phosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah : phosfokolin (pc), phosfoetanolamin (pe), phosfoserin (ps), dan phosfoinositol (pi). Secara alami di alam phosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka komponen phosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer). Dan Secara umum senyawa yang disebut lipid biasanya diartikan sebagai suatu senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun larut organik. Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi
2
dengan protein (lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan fungsinya,mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam. Lipid terstruktur adalah triasil gliserol yang mengandung campuran asam lemak berantai pendek, medium, atau keduanya dan berantai panjang yang sebaiknya dalam molekul gliserol yang sama supaya menunjukkan potensi maksimalnya (Akoh, 1988). Lipid terstruktur berdasarkan lokasi asam lemak dibedakan menjadi lipid terstruktur spesifik (LSS) dan lipid terstruktur non-spesifik (LS) LS adalah minyak dan lemak termodifikasi atau sintetik mengandung asam lemak berantai panjang dan medium atau pendek. LSS adalah minyak dan lemak termodifikasi atau sintetik mengandung asam lemak berantai panjang dan medium atau pendek, dimana masingmasing kelompok menempati secara spesifik pada posisi sn-2 atau sn1,3 dari kerangka gliserol. LS dapat diproduksi dengan interesterifikasi kimia (randominisasi) atau enzimatik. Namun LSS hanya dapat diproduksi melalui interesterifikasi enzimatik menggunakan enzim lipase regiospesifik (Xu, 2000). Pada akhir-akhir ini produk baru berupa LSS memperoleh perhatian dunia di bidang teknologi pangan dan gizi. Bahkan sintesis LSS dapat melalui ester asam lemak misalnya metil atau etil ester asam lemak yang dapat digunakan pula untuk biodiesel atau bahan baku industri oleokimia. Lipase sebagai katalis untuk reaksi esterifikasi dapat diperoleh dari species mikrobia ataupun tanaman. Nelson dkk. (1996) melakukan screening lipase dari banyak spesies mikroba dalam kemampuannya melakukan transesterifikasi trigleserida dengan alkohol rantai pendek menjadi alkil ester. Suatu molekul dikatagorikan dalam lipid karena : mempunyai kelarutan yg rendah di dlm air larut dalam pelarut organik (eter, kloroform) Terdiri dari C, H, O
1.2 Rumusan masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan lipid ? 2. Sumber-sumber makanan dari lipid ? 3. Apa saja fungsi lipid bagi tubuh ? 4. Bagaimanakah klasifikasi lipid ? 5. Bagaimana proses pencernaan dan penyerapan lipid dalam tubuh? 6. Apa dampak apabila kelebihan dan kekurangan lipid ? 1.3 Tujuan dan manfaat penulisan 1. memberikan pengertian ,tentang pentingnya lipid bagi tubuh manusia. 2. untuk memberikan pengetahuan tentang dampak-dampak yang disebabkan oleh penimbunan lipid di dalam tubuh . 3. mengajarkan kepada masyarakat ,makanan apa saja yang mengandung lipid. 4. memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari bibit-bibit penyakit .
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen,meliputi lemak,minyak,steroid,malam ( wax) dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya dari pada sifat kimianya. Lipid merupakan unsur makanan yang penting, tidak hanya karena nilai kalorinya yang tinggi, tetapi juga karena vitaminvitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak makanan alam. Contohnya benzena, eter, dan kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya. Berdasarkan strukturnya, lipid dapat dibagi menjadi 2 : 1. Lipid dengan rantai hidrokarbon terbuka. asam lemak, TAG, spingolipid, fosfoasilgliserol, glikolipid 2. Lipid dengan rantai hidorkarbon siklis steroid (kolesterol) Lipid memiliki sifat umum berupa : 1. Relatif tidak larut dalam air Senyawa ini merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi, tetapi juga karena vitamin larut lemak dan asam lemak esensial yang terkandung di dalam makanan alami.
2. Larut dalam pelarut nonpolar Larut nonpolar berfungsi sebagai insulator listrik dan memungkinkan penjalaran gelombang depolarisasi di sepanjang saraf bermielin. Klasifikasi Lipid Menurut sifat kimia (berdasarkan atas reaksinya dengan basa kuat) 1. Lipid tersabunkan (hidrolisis dengan basa)(latin: sapo, soap=sabun=garam asam lemak).contohnya adalah TAG (triasil gliserol) dan fosfolipid. 2. Lipid tak tersabunkan. contohnya: sterol (kolesterol), vitamin yang larut dalam lemak. Menurut Bloor : 1. Lipid sederhana. contohnya: fat/minyak (TAG/trigliserida) jika dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol. 2. Lipid kompleks. contohnya: fosfolipid dan glikolipid.
Fosfolipid + H2O menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat + senyawa nitrogen. Glikolipid + H2O menghasilkan asam lemak + karbohidrat + sfingosin.
3. Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid sederhana dan lipid kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam lemak, gliserol, alkohol padat, aldehid, keton bodies. Fungsi Lipid 1. Sebagai sumber energi (memiliki kandungan 9 kkal/g) 2. Unsur pembangun membran sel dan bertanggung jawab untuk lewatnya berbagai bahan yang masuk dan keluar sel.
3. Sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh. 4. Menjaga tubuh terhadap pengaruh luar. misalnya: suhu, luka (infeksi) dan lainnya. 5. Insulator listrik (agar impuls-impuls syaraf merambat dengan cepat) 6. Membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa tertentu (misal vitamin) dalam aliran darah untuk keperluan metabolisme.
asam-asam lemak dan gliserol. 2. Penyabunan Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan .yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun. 3. Cara analisis untuk mengenal sifat lipid Ini termasuk penetapan titik lebur.suhu,beku dan angka bias ,serta penetapan kimia tertentu seperti berikut: 1. bilangan penyabunan 2. bilangan asam 3. bilangan polenske 4. bilangan reichert meissl 5. bilngan yodium 4. Kromotografi gas-cairan
dari fasa gas yang bergerak oleh adsrsorpsi pada fasa stasioner yang gterdiri atas terdiri atas batu tahan api. 5. Kromotografi lapisan tipis Kromotografi yang tipis . 6. Zat yang tidak dapat disabunkan Zat yang tidak dapat disabunkan adalah zat dalam lemak alam yang tidak dapat disabunkan dengan alkali tetapi larut dalam eter atau petrolium etet . 7. Hidrogenasi Hidrogenase katalisator (hardening). 8. Ketengikan Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak . 9. Oksidasi spontan Minyak yang mengandung asam lemak sangat tidak jenuh (misalnya,minyak biji rami)dioksidasi spontan oleh oksigen atmorfir pada temperatur biasa dan membentuk zat yang keras dan tahan air. 10. Membran,misel,liposom, & emulsi Pada umumnya lipid tidak larut dalam air ,karena mereka banyak mengandung gugus nonpolar (hidrokarbon). lemak (nikel) tidak dikenal jenuh sebagai dengan adanya pengerasan lapisan tipis dilakukan pada lempengan gelas yang sebelumnya dilapisi dengan bubur adsorben
setelah makan karena kerja pendaparan yang dimiliki protein makanan di dalam lambung. Nilai optimum pH yang dimiliki cukup luas yaitu sekitar 3,0-6,0. Lipase prodeudenal berperan penting selama periode neonatal, yaitu pada seaat aktivitas lipase pankreas masih rendah sementara lemak susu harus dicerna. Akibat waktu retensi selama 2-4 jam di dalam lambung, sekitar 30% triasilgliserol makanan dapat diserap pada selang waktu tersebut, sebaian besar pada satu jam pertama. Lemak susu mengandung asam lemak rantai sedang dan pendek yang cenderung mengalami esterifikasi pada posisi sn-3. Oleh sebab itu, lemak susu merupakan substrat yang baik bagi enzim lipase gastrik. Asam lemak hidrofilik rantai pendek dan sedang yang dilepas akan diserap melalui dinding lambung dan masuk ke vena porta, sementara asam lemak rantai panjang larut di dalam droplet lemak dan terus melintas ke deudenum. c. Usus Asam lemak rantai panjang yang tidak diserap oleh dinding lambung akan melintas menuju ke deudenum bersama dengan kimus (isi lambung) yang lainnya. Setelah masuk ke deudenum, isi lambung akan diemulsikan dengan garam empedu dan getah pankreas yang disekresikan masing-masing dari empedu dan dari pankreas. Di dalam usus inilah yang nantinya akan menguraikan asam lemak yang belum dapat diabsorbsi sehingga nantinya sapat diabsorbsi di lumen usus. Lipase pankreas mula-mula akan menyerang hubungan (link) esrer primer triasilgliserol. Lipase pankreas bekerja pada antarmuka (interface) air minyak droplet lipid yang teremulsi halus dan terbentuk akibat gerak agitasi mekanik di dalam ususadanya produk hasil kerja lipase lingual dan gastrik, yaitu garam empedu, kolipase (protein di dalam getah pankreas), fosfolipid, dan fosfolipase A2 (juga terdapat dalam getah pankreas).
10
Kemunculan asam-asam lemak bebas akibat kerja lipase lingual dan gastrik memfasilitasi hidrolisis oleh lipase pankreas, khususnya hidrolisis triasilgliserol susu. Fosfolipase A 2 dan kolipase disekresikan dalam bentukpro dan membutuhkan pengaktifan ikatan peptida spesifik oleh hidrolisis triptik. Pengaktifan prolipase terjadi dengan pengeluaran pentapeptida dari ujung terminal amino. Pentaamino inilah yang bekerja sebagai sinyal atas rasa kenyang untuk lipid dan diberi nama enterostatin. Karena sulitnya ikatan ester sekunder di dalm triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase pankreas, -pencernaan triasilgliserol berlangsung dengan pengeluaran bagian terminal asam lemak untuk mrnghasilkan 2-monoasilgliserol. Mengingat bagian asam lemak ini berangkai melalui suatu ikatan ester sekunder, agar terjadi hidrolisis sempurna, pengeluarannya memerlukan reaksi isomerasi menjadi ikatan ester primer. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang berjalan cukup lambat, akibatnya 2-monoasilgliserol menjadi produk akhir utama dari pencernaan triasilgliserol dan hanya seperemat jumlah triasilgliserol yang dikonsumsi dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Penyerapan Lipid
Makanan akan melewati kerongkongan menuju lambung, tempat penyerapan lemak berlangsung. Di sini, 10-20% lemak dari makanan dipecah. Lemak tersebut akan memasuki usus kecil, di mana tetestetes lemak besar diuraikan lebih lanjut oleh kontraksi usus (peristaltik) dan emulsifier (asam empedu dan lesitin) menjadi tetesan lemak yang lebih kecil. Sebagian besar lemak pada makanan berbentuk trigliserida Trigliserida terdiri dari rangka struktur gliserol dengan tiga asam lemak yang menempel dan menjadi bentuk molekuler seperti huruf besar E. Enzim lipase gastrointestinal memecah trigliserida yang terdapat di tetesan lemak kecil menjadi asam lemak bebas dan
11
monogliserida, yang cukup kecil untuk memasuki sel-sel mukosa dinding usus. Untuk itu, molekul-molekul ini harus dapat larut dalam
Asam empedu membungkus asam lemak bebas, monogliserida, vitamin yang larut dalam lemak, lesitin dan kolesterol untuk membentuk tetesan mikroskopik larut air yang disebut misel. Misel kemudian menuju dinding sel dinding usus, di mana asam lemak bebas dan monogliserida melewati membran dan memasuki sel. Misel sendiri tidak melewati membran. Setelah memasuki sel mukosa, asam lemak dan monogliserida bergabung lagi menjadi trigliserida. Proses pencernaan selesai dan lemak dapat diedarkan melalui sistem limfatik menuju sistem peredaran darah lalu ke seluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan di sel lemak yang disebut dengan adiposit.
12
Metabolisme Lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
13
(1) Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida (2) Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis. Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat
14
mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badanbadan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.
Diet Trigliserida
Esterifikasi
Lipolisis
Steroid
Steroidogenesis
Oksidasi beta
Kolesterogenesis
Kolesterol
Asetil-KoA
+ ATP
Aseto asetat
hidroksi butirat
Aseton
ATP CO2
Ikhtisar metabolisme lipid
H2O
15
16
berlebih
lemak?
Konsumsi
berlebih
lemak
akan
mengakibatkan
kegemukan karena kadar energi di dalam lemak lebih dari 2 kali kadar energi di dalam karbohidrat. Rasa makanan berlemak yang umumnya enak, cenderung mendorong konsumsi berlebih. Kegemukan berkaitan dengan timbulnya penyakit kronis seperti jantung dan pembuluh darah dan diabetes melitus. Peningkatan kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan gejala awal tekanan darah tinggi (hipertensi) kebiasaan dan pola makan berperan besar dalam pengendalian kadar kolesterol di dalam darah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kadar normal kolesterol di dalam darah meliputi mempertahankan berat badan normal, tidak mengkonsumsi berlebih lemak dan lemak jenuh, mengatur keseimbangan konsumsi asam lemak tak jenuh dan menguranggi konsumsi makanan berkadar tinggi kolesterol. Penelitian di Jepang menunjukkan, konsumsi berlebih asam lemak linoleat dan perubahan pada keseimbangan asam lemak esensial yang dikonsumsi mengakibatkan tubuh hiperaktif terhadap berbagai zat penyebab alergi. Meningkatkan rasio asam lemak Omega -3 atau Omega-6 di dalam sel berperan dalam alergi dan inflamasi akan menurunkan reaktifitas tubuh terhadap alergi dan inflamasi. Pengamatan pada hewan percobaan menunjukkan konsumsi berlebih lemak jenuh maupun lemak tak jenuh, mendorong terjadinya pertumbuhan tumor. Perlu diingat, faktor resiko kanker banyak sekali,makanan hanya salah satu di antaranya. Perubahan dan pola makana tidak menjamin seseorang terhindar dari kanker.Penelitian pada hewan menunjukkan, untuk menghindari penyakitkronis seyogyanya konsumsi asam lemak Omega -6 dikurangi dankonsumsi asam lemak Omega -3 ditingkatkan. Konsumsi asam linolenatsebanyak 8,4% energi menunjukkan hasil terbaik.
17
18
Sumber Lipid
Asam lemak di alam dapat di bagi menjadi dua golongan,yaitu : 1. Asam lemak jenuh : yang tidak mempunyai ikatan rangkap Contoh : asam palmitat (C), asam stearat (C) dan asam kaprat (C) Sumber : sebagian besar pada lemak hewani Tabel : kandungan lemak jenuh dari bagian yang dapat di makan Komoditi Kandungan tinggi Kelapa (segar) Kelapa kering Mentega Kandungan sedang Telur Apokat Daging ayam Kandungan rendah Keju, susu skim Buah-buahan, sayuran Biji-bijian Sedikit Sedikit 0-2 4 3 3 30 54 45 g/100 gr
2. Asam lemak tidak jenuh : yaitu asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap. Contoh : asam oleat (C:),asam linoeat (C:) dan asam linolenat (C:) Sumber : minyak nabati pada biji-bijian atau kacang-kacanga
19
Table : kandungan lemak tidak jenuh dari bagian yang dapat di makan komoditi Kandungan tinggi Minyak nabati Susu kedelai Margarine Kandungan sedang Daging babi Daging sapi/domba Kandungan rendah Bahan yang tidak berlemak g/100 gr 50-72 52 38 5 3 -
20
3.1 Kesimpulan
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau benzol. Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu: Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak, Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel, Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis, Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat. Metabolisme Lemak terdiri 3 fase: oksidasi, Siklus Kreb (siklus asam sitrat) dan Fosforilasi Oksidatif. oksidasi yaitu proses pemutusan/perubahan asam lemak asetil co-A. Siklus Krebs yaitu proses perubahan asetil ko-A H + CO2. Proses ini terjadi didalam mitokondria. Fosforilasi oksidatif proses merubah ADP ATP (dengan menngunakan energi hasil reaksi H2 + O2 H2O + E
21