You are on page 1of 10

BUDIDAYA TANAMAN BUNGA KOL

Disusun oleh:

Annisa aulia

H0700909

Cahyo Supriyadi H0709023 Dinda Pangestika H0709030 Handiyan K Riandy Adhitya H0709044 H0709101

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PENDAHULUAN Tanaman Kol bunga putih ( Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC) merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae (jenis kol dengan bunga putih kecil) berupa tumbuhan berbatang lunak. Masyarakat di Indonesia menyebut kubis bunga sebagai kol kembang atau blum kol (berasal dari bahasa Belanda Bloemkool). Tanaman ini berasal dari Eropa subtropis di daerah Mediterania. Kubis bunga mulai dikembangkan tahun 1866 oleh Mc.Mohan ahli benih dari Amerika. Diduga kubis bunga masuk ke Indonesia dari India pada abad ke XIX. Walaupun tanaman ini adalah tanaman dataran tinggi tropika dan wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar dapat membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulistiwa. Pusat Produksi tanaman ini terletak di Jawa Barat yaitu di Lembang, Cisarua, Cibodas. Tetapi saat ini kubis bunga mulai ditanam di sentra-sentra sayuran lainnya seperti Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Pangalengan, Maja dan Garut (Jawa Barat), Kopeng (Jawa Tengah), Karanganyar (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali). Klasifikasi botani tanaman kubis bunga adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies Sub var : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Cruciferae : Brassica : Brassica oleracea var. botrytis L. : cauliflora DC

Gambar. Tanaman bunga kol

Brassica oleracea varitas botrytis terdiri atas 2 subvaritas yaitu cauliflora DC. yang di kenal sebagai kubis bunga putih dan cymosa Lamn. yang berbunga hijau dan terkenal sebagai brokoli. Walaupun biasanya hanya bagian massa bunga yang dimanfaatkan sebagai sayuran yang mengandung mineral cukup lengkap, daun tanaman ini juga dapat di konsumsi yang memiliki rasa manis tanpa ada rasa pahit.

BUDIDAYA TANAMAN KEMBANG KOL

Hasil survey lahan petani bunga kol yang kita wawancara berada di Desa Telab Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Dengan luas lahan budidaya bunga kol sebesar 4000m2 milik Pak Tarno, diperlukan beberapa perlakuan dalam budidaya bunga kol. Adapun tekhnik budidaya yang dilakukan oleh Pak Tarno secara umum berupa : I. PERSIAPAN BAHAN TANAM Bahan tanam yang digunakan adalah biji. Penyiapan biji dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan biji sebagai benih adalah sebagai berikut: a) Sterilisasi biji, dengan merendam biji dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 oC selama 15-30 menit. b) Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih atau biji yang baik akan tenggelam. c) Rendam biji selama 12 jam atau sampai biji terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.

Biji yang digunakan sebagai bahan tanam didapatkan Pak Tarno dari toko saprotan di daerah sekitar. Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat. b) Benih harus bebas hama dan penyakit. c) Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran. d) Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat. e) Mempunyai daya kecambah 80% sehingga untuk satu hektar kebun diperlukan 100-250 gram tergantung pada ukuran benih f) Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air. II. PERSIAPAN LAHAN Lahan yang digunakan oleh Pak Tarno dalam budidaya bunga kol adalah lahan yang pada musim tanam sebelumnya digunakan untuk budidaya padi. Setelah .padi selesai dipanen lahan budidaya di keringkan. Setelah lahan agak kering, makan lahan dibajak. Pembajakan dimaksudkan untuk memecah agregat tanah agar tanah menjadi lebih remah sehingga lebih mudah untuk diolah. Langkah selanjutnya adalah Pembuatan Bedengan. Lahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa-sisa akar kemudian dicangkul sedalam 40-50 cm, lalu dibuat bedengan selebar 80-100 cm dengan tinggi 35 cm. Jarak antar bedeng 40 cm . Pada lahan miring perlu dibuat parit diantara bedengan. Setelah bedengan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Pemupukan dilakukan pada saat pembuatan bedengan berlangsung dengan dosis pupuk kandang berkisar antara 12,5-17,5 ton/ha selain itu diberikan pula pupuk dasar berupa ZA, Urea, TSP dan KCl dengan dosis masing-masing 250 kg yang disebar rata dan dicampur dengan tanah di bedengan. Setelah bedengan selesai dibentuk, pada bedengan dipasang mulsa plastik hitam perak. Pemulsaan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tingkat perumbuhan gulma di sekitar tanaman budidaya. III. PERSEMAIAN

Benih harus disemai dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan dalam polybag dengan ukuran 710 cm. Media yang digunakan yaitu campuran tanah halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Tindakan pemeliharaan yang dilakukan selama persemaian tanaman kembang kol antara lain : 1. Penyiraman dua kali sehari, 2. Pengaturan naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul 10.00 dan sore hari mulai dari pukul 15.00 3. Pemupukan larutan urea dengan konsentrasi 0,5 gr per liter dan penyemprotan pestisida dosis. IV. PENANAMAN Jarak tanam tanaman kembang kol adalah 5050 cm untuk kultivar dengan tajuk yang melebar dan 4565 cm untuk kultivar dengan tajuk tegak. Waktu tanam dilakukan pada pagi atau sore hari. Proses penanaman dimulai dengan transplanting. Bibit yang ditanam yaitu yang telah memiliki 3-4 helai daun atau kira-kira berumur 1 bulan. Satu lubang tanam diisi dengan satu bibit. Sebaiknya pemindahan bibit dilakukan dengan hati-hati jangan sampai akar atau daunnya rusak. Penanaman dilakukan dengan cara memisahkan polybag dari tanaman dengan cara menggunting polybag. Pengguntingan polibag dimaksudkan agar agregat tanah tetap terjaga sehingga tidak terjadi kerusakan pada akar maupun batang tanaman. Penanaman dari media semai ke lahan dilakukan pada waktu pagi hari dimana kelembaban udara masih tinggi sehingga mengurangi tingkat transpirasi pada tanaman. V. PEMELIHARAAN Pemeliharaan yang dilakukan oleh Pak Tarno dalam budidaya tanaman bunga kol antara lain : Pemupukan Selama masa pertumbuhan, tanaman diberi pupuk susulan sebanyak 3 kali,yaitu:

Pupuk susulan 1 diberikan 7-10 HST terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 75 kg/ha Pupuk susulan 2 diberikan 20 HST terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 150 kg/ha. Pupuk susulan 3 diberikan 30-35 HST terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 100 kg/ ha dan KCl 150 kg/ha. Diberikan pula pupuk daun dengan N dan K tinggi. Penyulaman Kegiatan Penggantian tanaman diutamakan pada tanaman kembang kol yang rusak ( tidak sehat ) atau yang sudah mati, penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2 MST. Penyiangan Dilakukan 7, 20, 30-35 HST dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman. Pada akhir fase vegetative kegiatan penyiangan tanaman distop dahulu. Perempelan Perempelan tunas yang keluar dari cabang dilaksanakan sedini mungkin agar ukuran dan kualitas massa bunga yang terbentuk optimal. Segera setelah terbentuk massa bunga, daun-daun tua diikat agar massa bunga ternaungi dari cahaya matahari. Penaungan ini berfungsi mempertahankan warna bunga supaya tetap putih. Pengairan dan Penyiraman Pengairan diberikan pada pagi dan sore hari. Pada musim kemarau penyiraman tanaman kembang kol dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga. Pengendalian HPT Pengendalian hama dan penyakit tanaman kembang kol dilaksanakan melalui rotasi tanaman dengan tanaman selain famili kubis-kubisan, pengendalian biologis dengan mengaplikasikan organisme yang menjadi musuh bagi hama dan mengaplikasikan pestisida biologis atau pestisida kimiawi. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan bibit

yang bebas patogen dan penyakit, merendam benih di air panas ( 50 C ) atau di dalam fungisida / bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menanam kultivar tahan penyakit, tidak menggunakan tanaman yang rusak akibat serangan hama, melaksanakan pembersihan patogen pada media persemaian atau lahan, pemberian kapur pertanian pada lahan ber-pH asam dan membuang tanaman yang terkena penyakit. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit menyerang tanaman perlu diupayakan penyemprotan pestisida 2 minggu sekali. VI. PANEN DAN PASCA PANEN Kembang kol dapat dipanen saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih kompak atau sekitar 47-65 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Apabila panen terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan kepala bunga menjadi longgar sehingga mutu dan harganya akan merosot. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari setelah embun menguap atau sore hari sebelum embun jatuh dengan cara dipotong pada tangkai kepala bunga. Untuk tanaman yang diberi lindungan atau naungan plastik, panen dapat dilakukan tanpa perlu memperhatikan jatuhnya embun. Panen dilakukan dengan cara memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daunnya sepanjang 25 cm. Hasil panen per hektar antara 15-40 ton tergantung dari kultivar, populasi tanaman dan pemeliharaan. Setelah bunga kubis dipanen, hasil panen disimpan di tempat yang teduh untuk dilakukan sortasi. Kegiatan pasca panen yang dilakukan adalah penyortiran. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi menjadi 4 kelas yaitu > 30 cm, 25-30 cm, 20-25 cm dan 15-20 cm. Setelah dilakukan penyortiran hasil panen langsung dijual di pasar Tawangmangu dan pasar Karangpandan. Sebelum dijual tanaman dikemas untuk menghidari kerusakan selama pengiriman ke pasar. Pengemasan dilakukan dalam peti kayu dengan kapasitas 25-30 kg. Untuk transportasi jarak jauh, sertakan kira-kira 6 helai daun dan daun yang berada di atas massa bunga dipatahkan untuk menutupi bunga. Untuk transportasi jarak dekat ujung-ujung daun dipotong.

VII.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PETANI Permasalahan yang sering dihadapi petani adalah permasalah pra panen dan pasca panen. Permasalahan pra panen yang sering dihadapi petani adalah mengenai musim dan ledakan OPT. Ketidakpastian musim menyebabkan banyak prediksi petani meleset dan mengakibatkan gagal panen. Musim yang tidak lagi menentu juga menimbulkan dampak terhadap jumlah OPT yang menyerang. Apabila musim menjadi tidak menentu akan terjadi banyak serangan hama dan penyakit pada tanaman bunga kol. Sedangkan permasalahan pasca panen adalah masalah mengenai harga jual hasil panen. Apabila panen melimpah maka harga jual akan merosot. Selain itu, adanya pesaing penyuplai kol dari Boyolali dan Malang menyebabkan bunga kol produksi lokal menjadi tidak laku. Hal ini disebabkan karena harga bunga kol dari daerah tersebut lebih murah.

VIII.

SOLUSI UNTUK MEMECAHKAN MASALAH YANG DIHADAPI PETANI Dalam mengatasi masalah pra panen, petani biasanya melakukan upaya penanaman dengan memanfaatkan tanaman penaung, sehingga apabila jumlah hujan terlalu lebat, maka air tidak langsung jatuh pada tanaman dan menyebabkan tanaman menjadi busuk. Selain pemanfaatan tanaman penaung, penerapan pola tanam tumpang sari juga membantu dalam pengendalian OPT. Tanaman yang ditumpang sarikan merupakan tanaman repellent bagi hama yang menyerang tanaman budidaya. Contoh dari tanaman repellent adalah tanaman kemangi. Pemecahan masalah pasca panen adalah dengan peningkatan mutu hasil panen sehingga dapat bersaing dengan hasil produksi dari daerah lain. Penerapan harga yang kompetitif, serta menghindari tengkulak dalam pemasaran akan memberikan keuntungan yang lebih bagi petani.

DAFTAR PUSTAKA Rahmat Rukmana, Ir. 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brokoli. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Williams, C.N., J.O. Uzo, & W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika. Gajah Mada University Press. Diterjemahkan oleh Ronoprawiro, S. & Tjitrosoepomo, G.

You might also like