You are on page 1of 13

Sejarah Hari Gizi Nasional Pentingnya gizi dalam kehidupan bangsa Indonesia, sudah dirintis oleh almarhum Prof.

Poorwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, sejak awal kemerdekaan tahun 1950. Saat itu beliau diangkat oleh Menteri Kesehatan, almarhum dokter J Leimena, untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Waktu itu lebih dikenal sebagai Instituut voor Volksvoeding (IVV) yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan yang dikenal sebagai Lembaga Eijckman. Tugas utama LMR adalah melanjutkan penelitian tentang pola makan dan penyakit yang berhubungan dengan makanan, serta pendidikan gizi kepada masyarakat yang waktu itu masih sangat sederhana, banyak yang buta aksara, dan miskin. Untuk itu prioritas utama yang dilakukan oleh Poorwo Soedarmo adalah mendidik kader gizi yang dapat langsung berhubungan dengan masyarakat desa dan rumah sakit. Pertamatama didirikan Sekolah Djuru Penerang Makanan (SDPM) pada tanggal 26 Januari 1951, Sekolah Ahli Diit (1953), Akademi Pendidikan Nutrisionis/Ahli Diit (APN/AD) (1956), yang akhirnya menjadi Akademi Gizi (1965), dan pendirian Bagian Imu Gizi, FKUI (1958). Sejak itu, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Gizi Nasional. Hari Gizi Nasional pertama kali diadakan oleh LMR pada pertengahan tahun 1960-an, dan dilanjutkan oleh Direktorat Gizi pada tahun 1970-an dan terkahir diselenggarakan pada tahun 1999untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan tanggal 26 Januari 1951. Sejak saat itu pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Pada saat itu belum ada terjemahan yang tepat untuk kata nutrition dalam bahasa Indonesia. Karena itu digunakan kata makanan dan diit. Pada tahun 1957/1958, 3 orang mahasiswa tingkat akhir APN/AD yaitu Alm.Ramli Bandi (ketua senat), Alm.Djoko Saptono Slamet dan Soekirman diberi tugas oleh direktur APN/AD Poorwo Soedarmo untuk menanyakan kepada ahli bahasa Indonesia di Lembaga Pusat Bahasa Fakultas Sastra Universitas Indonesia di Jl.Diponegoro. Oleh direktur Lembaga Pusat Bahasa Alm. Harjati Soebadio, ketiga mahasiswa tersebut diterima dan diberi dua pilihan terjemahan kata nutrition. Pertama, Gizi yang berasal dari bahasa Arab, atau Harena yang berasal dari bahasa Sanskerta. Keduanya mempunyai arti yang sama yaitu makanan yang menyehatkan. Prof.Poorwo memilih Gizi. Kata Gizi pertama kali digunakan dalam pidato pengukuhan guru besar di FK-UI pada tahun 1958 oleh Prof. Djuned D. Poesponegoro (Guru besar penyakit anak) dan Prof. Poorwo Soedarmo (Guru besar Ilmu Gizi) pada tahun yang sama. Sejak itu kata Gizi resmi menjadi terjemahan

ilmiah Nutrition. Menyusul kemudian, nama APN/AD diganti menjadi Akademi Gizi pada tahun 1965. Kemudian berbagai fakultas kedokteran dan kesehatan masyarakat menggunakan kata Gizi dalam bagian gizi dan jurusan gizi. Sejalan dengan resminya Gizi sebagai istilah ilmiah, Departemen Kesehatan menggunakan istilah Gizi pada Direktorat Gizi dan Puslitbang Gizi, serta Bappenas pada Biro Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Demikian juga semua organisasi profesi di bidang gizi menggunakan istilah Gizi. Organisasi pertama di bidang gizi adalah Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) yang kemudian diikuti oleh Pergizi Pangan, PDGMI dan PDGKI

Tenaga ahli di bidang gizi sebagai warga yang setia dari Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 menyadari dan bertanggung jawab penuh akan kewajibannya terhadap negara dan bangsa Indonesia. Kami juga berkeyakinan bahwa perbaikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Tekad yang bulat untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran demi tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, disatukan dalam satu wadah organisasi profesi Nutrisionis-Dietisien yang disebut Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau disingkat PERSAGI, dan tidak berafiliasi kepada suatu organisasi politik. Organisasi profesi ini didirikan pada tanggal 13 Januari 1957 dengan nama semula Persatuan Ahli Nutrisionis Indonesia yang disempurnakan pada tanggal 26 Mei 1960 dan kemudian pada tanggal 20 Juli 1965 dan terakhir tanggal 19 Nopember 1989 menjadi Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Dewan Pimpinan Pusat organisasi profesi Persatuan Ahli Gizi Indonesia ini berkedudukan di Jakarta dan terdaftar di Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai organisasi profesi dengan nomor daftar 00091007.

Polewali Mandar Sulawesi Barat. Ilmu gizi Menurut komite Thomas dan Earl (1994) adalah The nutrition sciences are the most interdisciplinary of all sciences. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa ilmu gizi merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Dan oleh Soekirman, (2000), Ilmu Gizi diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan-kelebihan zat gizi. Dalam ilmu gizi terapan, Gizi diartikan sebagai segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan. Setiap makanan mengandung unsur-unsur gizi (zat gizi). Unsur-unsur gizi ini dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu (1) Karbohidrat, (2). Protein, (3).Lemak, (4) Vitamin, (5) Mineral dan (6) air. Bagaimana Sejarah Perkembangan dan Ruang Lingkup Ilmu Gizi ini. Khususnya perkembangan Ilmu Gizi di Dunia Internasional, Indonesia juga termasuk perkembangan dan ruang ilmu gizi di Kabaupaten Polewali Mandar yang dilihat dari pelaksanaan program gizi dan penyakit yang berhubungan dengan makanan. Berikut beberapa kutipan dari berbagai reteratur ilmu gizi yang penulis coba tuangkan sebagai informasi untuk pengunjung blog ini terutama pengunjung yang berminat mempelajari Ilmu Gizi dan terkhusus untuk para mahasiswa (STIKES BIGES POLEWALI) sebagai pengantar untuk mengenal ilmu gizi dalam kesehatan reproduksi. Perkembangan Ilmu Gizi. Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi. Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari makanan adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas utama dari manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih sering atau berlaku bagi sebagian penduduk modern sekarang. Di abad-abad sebelum masehi filosof Junani bernama Hippocrates (460-377 SM), yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran makanan dalam pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit yang menjadi dasar perkembangan ilmu dietetika dengan Terapi Diit Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan yang dapat dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang juga tentang hubungan antara makanan dan panjang umur. Misalnya Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa makan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang umur. Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai penemuan tentang sesuatu yang dimakan (makanan) yang berhubungan dengan kesehatan semakin banyak dan jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang yang kemudian mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu untuk melakukan berbagai percobaan. Pada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu yang mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya yang terpenting adalah penemuan adanya hubungan antara proses pernapasan yaitu proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2, dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh olehAntoine Laurent Lavoisier (1743-1794). Lavoisier bersama seorang ahli fisika Laplace merintis untuk pertama kalinya penelitian kuantitatif mengenai pernapasan dengan percobaan binatang (kelinci). Oleh karena itu Lavoisier selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan ilmuwan gizi dikenal juga sebagai Bapak Ilmu Gizi Dunia. Penemuan Ilmu-Ilmu yang mendasari terbentuknya Ilmu Gizi itu diantaranya : 1. Tahun 1687 = Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini mengatur tentang makanan yang baik untuk tubuh dan yang tidak baik untuk tubuh. yang belakangan dikenal

2. 3.

Dr. lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi sariawan / scorbut, belakangan diketahui jeruk manis banyak mengandung vitamin C. Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai pencegah Sariawan/Scorbut. Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-penderita akibat perang yang merupakan pasiennya, dalam hal Pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempercepat proses penyembuhannya. Suster Florence Nightingale dikenal juga sebagai Tokoh Keperawatan Dunia

4. 5. 6. 7.

Liebig (1803-1873) Analisis Protein, KH dan Lemak. Yang merupakan Komponen utama penghasil energi tubuh. Vait (1831-1908), Rubner (1854-1982), Atwater (1844-1907), Lusk (1866-1932) dikenal sebagai Pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter. (kkal) Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan vitamin dan membedakannya vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan analisis kualitas protein. Memperjelas posisi vitamin dalam makanan dan peranannya dalam tubuh manusia serta kualitas protein yang dilihat dari struktur yaitu asam amino yang essensial maupun yang non essensial.

Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King = melanjutkan penelitian vitamin kemudian terus berkembang hingga muncul SCIENCE of NUTRION. Adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi, ( Soekirman, 2000), Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan secara kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi saja, sehingga muncul Ilmu gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994) adalah The NUTRITION SCIENCES are the most interdisciplinary of all sciences. Yang arti bebasnya menyatakan bahwa pengetahuan. ilmu gizi merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu

Ringkasan Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi Indonesia dan Dunia

Bangaimana Perkembangan Ilmu Gizi di Indonesia, berikut beberapa hasil penelitian dalam sejarah perkebangan Ilmu Gizi di Indonesia. 1. 2. 3. Belanda mendirikan Laboratorium Kesehatan (15-1-1888) di Jakarta. Tujuannya Menanggulangi Penyakit BeriBeri di Indonesia dan Asia Tahun 1934 = Lembaga Makanan Rakyat Tahun 1938, bermula dari Tahun 1919, Jansen dan Donath meneliti masalah Gondok di wonosobo, kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda menfaslitasi pembentukan Lembaga Eijkman. Beberapa Kegiatannya berupa survai gizi di tahun 1927-1942, oleh Jansen dan Kawan-kawan pada 7 lokasi bertempat di jawa, seram dan lampung yang bertujuan Mengamati Pola Makan, Keadaan Gizi, Pertanian dan perekonomian. Lembaga ini juga berhasil melakukan Analisis Bahan Makanan yang sekarang dikenal sebagai Daftar Komposisi Bahan Makanan disingkat atau dikenal dengan DKBM 4. 5. Tahun 1930, De Hass dkk menemukan defisiensi Vitamin A, (1935) meneliti tentang KEP (Kurang Energi Protein) Tahun 1950, Lembaga Makanan Rakyat berada dibawah Kementerian Kesehatan RI ( diketuai Prof. Poerwo Soedarmo Pendiri PERSAGI atau dikenal juga sebagai Bapak Gizi Indonesia. Bapak Poerwo Soedarmo juga berhasil memperkenalkan promosi gizi yang baik dengan istilah Empat Sehat Lima Sempurna yang begitu populer pada waktu itu sampai pada pemerintahan Orde Baru. Penelitian-Penelitian di Indonesia ini yang kemudian menarik perhatian WHO dan dijadikan sebagai rekomendasinya adalah 1. 2. 3. Domen (1952-1955) penelitian tentang kwashiorkor (istilah gizi buruk karena kekuranagn protein) dan Xeropthalmia (Istilah Kebutaan Akibat kekurangan Vitamin A) Klerk (1956) penelitian tentang Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) anak Sekolah yang dapat memberikan gambaran Status Gizi Anak SD pada masa balitanya. Gailey ( 1957 1958 ) tentang Kelaparan di Gunung Kidul menghasilkan teori Kelaparan

KELAPARAN (Hunger) menurut E.Kennedy,(2002) sebagai kutipan dari penelitian Prof Soekirman Ph.D Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor tentang kelaparan adalah Rasa tidak enak dan sakit, akibat kurang /tidak makan,baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat badan dan gangguan kesehatan.

4. 5.

Prof. Poerwo Soedarmao Mencetak Tenaga Ahli Gizi ( AKZI dan FKUI) Dan tahun 1950-2010 perkembangan ilmu gizi di Indonesia sangat pesat, sampai sampai teori-teori gizi yang baru ditemukan belum sampai diterapkan muncul lagi ilmu yang terbaru dari hasil penelitian terbaru dari ilmu gizi.

Dari Perkembangan Ilmu Gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar Negeri, Penjelasan mengenai makanan dan hubungannya dengan kesehatan semakin jelas yaitu makanan atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan meliputi Vitamin, Mineral, Asam amino, Asam lemak Dan sejumlah Karbohidart sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non essensial dapat disistesis oleh tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu (1) Karbohidrat, (2). Protein, (3).Lemak, (4) Vitamin, (5) Mineral dan (6) air. Khusus untuk air berbagai pakar gizi dan kesehatan masih berbeda pendapat, ada yang mengatakan sebagai unsur gizi ada juga yang mengatakan bukan unsur gizi. Penulis sendiri masuk dalam kelompok yang mengatakan air adalah salah satu komponen gizi, teorinya ada bisa membacanya dalam tulisan lain dalam blog iniMenghitung Kebutuhan (Gizi) Air Ada juga yang mengatakan air sebagai zat gizi namun tidak dapat memahami dengan baik dan benar tentang zat gizi air.

Melihat perkembangan yang begitu pesat baik di Indonesia maupun di Dunia Badan Dunia WHO membagi ruang lingkup ilmu gizi ke dalam tiga kelompok besar. Pertama, kelompok gizi biologi dan metabolik. Kedua, kelompok gizi perorangan, sepanjang siklus hidup. Ketiga, kelompok gizi masyarakat, baik bersifat lokal, nasional, regional dan global Ilmu Gizi Kemudian dibagi menurut Ruang Lingkupnya yaitu Ilmu gizi dibagi dalam dua bidang keilmuan yang dilihat dari segi sifatnya yakni : 1. Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan disebut Gizi kesehatan perorangan(Clinical Nutrition) yaitu Gizi Klinik lebih menitikberatkan pada kuratif daripada preventif dan promotifnya. Dengan pendekatan kuratif prosesnya dimulai dari Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien, Pemeriksaan antropomotri beserta tindak lanjut terhadap gangguannya, Pemeriksaan radiologi dan tes laboratoium yang bertalian dengan status nutrisi pasien, Suplementasi Oral, enteral dan parenteral, Interaksi timbal balik antara nutrien dan obatobatan 2. Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut Gizi kesehatan masyarakat (Public Health Nutrition) Yaitu Gizi Masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat, oleh sebab itu sifatnya lebih ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) . Termasuk juga tentang Bahan Tambahan makanan ( Pewarna, penyedap dan bahan-bahan kontaminan lainnya Catatan dari sejarah dan ruang lingkup ilmu gizi ini ada beberapa istilah dan pengertian dari ilmu gizi yang perlu diketahui yaitu 1. 2. 3. 4. 5. Kesehatan adalah keadaan sehat (normal) secara fisik, mental, spiritual dan social yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup produktif secara social dan ekonomis (UU Kesehatan 2009) Makanan adalah Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi berguna bila dimasukan kedalam tubuh. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam bahan makanan Gizi adalah segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan Diet adalah Kecukupan makanan dan minuman seseorang yang dimakan sehari-hari yang dibagi dalam tiga pengertian. Pertama; makanan yang dimakan sehari, Kedua ; makanan yang dimakan menurut aturan tertentu dan Ketiga : makanan yang ditentukan macam dan jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh atau untuk kepentingan pnyembuhan penyakit. 6. 7. Kecukupan Diet (dietary Allowance) adalah Batas dan intake yang direkomendasikan kepada semua orang dengan memperhatikan kebutuhan induvidu dan keadaan fisiologis induvidu Pelayanan Gizi adalah Pelayanan yang membantu masyarakat baik individu maupun kelompok masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit untuk mendapat makanan yang sesuai guna mencapai status gizi yang sebaik-baiknya 8. Asuhan Gizi adalah Suatu kegiatan pelayanan gizi kepada seseorang pasien, yang melibatkan berbagai bidang keahlian yang didalam terdapat kegiatan : Membuat diagnosa masalah gizi, Menentukan kebutuhan gizi, Memilih alternatif bentuk sediaan zat gizi, dan Memilih cara pemberian zat gizi. Khusus untuk perkembangan ilmu Gizi di Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat, tidak terlepas dari perkembangan ilmu gizi di Indonesia. Perkembangan ilmu Gizi di Polewali Mandar, pada masyarakat yang berhubungan dengan makanan yaitu 1. Ilmu gizi dalam pelaksanaannya dituangkan dalam program gizi pada struktur Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar (1992-2000) sebagai sub seksi gizi dibawah seksi Kesehatan ibu dan anak, yang di Jabat oleh Ibu Kamariah Rostuti. Pada periode ini kegiatan utamanya adalah Kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi lebih terlihat pada perkembangan dari Pelaksanaan Program Gizi atau program perbaikan gizi masyarakat dan beberapa penyakit

Keluarga). Pada periode ini ada keberhasilan dalam pelaksanaan program gizi dan juga ada kegagalan yang tragis yaitu pada masa krisis ekonomi ditahun 1998 -2004, ditemukan melonjaknya kasus GAKI yang mencapai 34 % (status pembesaran kelenjar gondok dengan status endemik berat), dalam waktu yang bersamaan ditemukan juga meningkatnya kasus GIZI BURUK yang mencapai 8%. Ibu Kamariah langsung dimutasi dan digantikan oleh Pejabat yang mempunyai kompetensi, (Sdr. Arsad Rahim Ali) dalam jangka waktu tiga tahun kedua kasus ini turun sampai batas ambang yang tidak dinyatakan sebagai masalah gizi masyarakat. 2. Setelah periode desentraslisasi perkembangan program gizi bukan lagi ditempat sebagai struktur dalam organisasi Dinas Kesehatan tetapi hanya ditempat sebagai Program Bina Gizi dengan beberapa sub program SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi), Program Pencegahan dan penanggulangan Kurang Vitamin A, Kurang Anemia Gizi, GAKI dan Program Pencegahan dan penanggulangan KEK serta Program Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita di Posyandu. 3. Selain ilmu gizi yang dilihat dari perkembangan program gizi, Ilmu gizi di Polewali Mandar juga ditemukan beberapa istilah ilmu gizi yang dilihat dari penyakit-penyakit yang berhubungan dengan makanan pada masyarakat Polewali Mandar diantaranya Sawangan (Gizi Buruk) istilah yang menunjukkan bahwa penyakit yang terjadi sebagai refleksi dari nenek-moyang masyarakat Polewali Mandar tempo doelue yang menderita kelaparan. Istilah lainnya yang cukup populer adalah Buta Rarang yaitu suatu penyakit yang tidak dapat melihat pada sore harinya atau kesulitan melihat anak-anak ketika masuk dalam rumah. Penyakit ini pada masyarakat cenderung menghubungkannya dengan kurang nafsu makan pada anak. Penyakit ini dalam istilah medisnya dikenal sebagai xeropthalmia.

Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi 1. Di Luar Negeri a. Zaman purba 1. 2. Makan untuk mempertahankan hidup. Dalam perkembangan ilmu gizi (dipelopori Tod Hunter) makanan dijadikan bahan sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan yang dikenal dengan Terapi Diet. b. Zaman Yunani 1. 2. 3. 4. Hipocrates : Peranan makanan terhadap penyembuhan penyakit (dasar dalam Ilmu Tahun 1747, dr. Lind menemukan jeruk manis untuk menanggulangi diet vitamin C Tahun 1687, ditetapkan standart makanan (untuk buah dan sayuran belum ditetapkan) Tahun 1854, suster Florence Nightinget : pemberian makanan kepada pasien harus sesuai Dietetika) (sariawan/scorbut)

dengan kebutuhan pasien. c. Abad XVI 1. 2. Adanya doktrin tentang hubungan antara makanan dengan panjang usia. Doktrin dikemukakan oleh :

Camaro (1366 1464) Francis Bacon (1561 1626) : makanan yang diatur dapat memperpanjang usia. d. Abad XVI XIX Terjadi perkembangan penemuan di bidang kimia, faal, dan biokimia. Tokoh-tokohnya : 1. 2. 3. Lavoiser (1743 1794) Bapak Ilmu Gizi Liebig (1803 1973), analisis protein, lemak, dan karbohidrat. Vait (1831 1908), Rubner (1854 1982)

Atwater (1844 1907), Lusk (1866 1932) Ke-4 ahli tersebut pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter. 4. 5. Hopkin (1861 1947), Eijkman (1851-1930) Mendel (1872 1935), Osborn ( 1859 1929) Kedua pakar ini perintis penemu vitamin Penemu vitamin dan analisis kualitas protein e. Abad XX Mc. Collum, Charles G. King, melanjutkan penelitian vitamin, kemudian terus berkembang sehingga muncul Science of nutrition. 2. Perkembangan Di Indonesia 1. Belanda mendirikan Laboratorium Kesehatan pada tanggal 15 Januari 1888 di Jakarta , tujuannya menanggulangi penyakit beri-beri di Indonesia dan Asia 2. Tahun 1938, nama Laboratorium Kesehatan diganti dengan Lembaga Eijkman 3. Tahun 1934, IVV (Het Institud dan Voor Volk Suceding) atau Lembaga Makanan Rakyat dan setelah merdeka ( kira-kira tahun 1964) mulai melakukan penelitian. 4. Tahun 1937 1942, diadakan survei gizi yaitu 7 tempat di Jawa , 1 tempat di Lampung, dan 1 tempat di Seram..

5. Scooltema, Ochese, Terra, Jansen, Donath, Postmus, Van Veen mengamati pola makanan, keadaan gizi, pertanian, dan perekonomian. 6. Tahun 1919, Jansen, Donanth (dari Lembaga Eijkman) meneliti masalah Gondok di Wonosobo 7. Tahun 1930, Vanveen Postmus, De Hass menemukan defisiensi Vitamin A di Indonesia. 8. Tahun 1935, De Haas meneliti tentang KEP di Indonesia 9. Sejak Tahun 1919, Panne Kock, Van Veen, Koe Ford, Postmus menganalisis nilai gizi berbagai makanan di Indonesia yang dikenal dengan DKBM 10. Tahun 1950, IVV diganti namanya menjadi Kementerian Kesehatan RI atau LMR (Lembaga Makanan Rakyat) diketuai oleh Prof dr. Poerwo Soedarmo (sebagai Direktur I) Bapak Persagi dan Bapak Gizi Indonesia. Kemudian LMR membentuk kader / tenaga gizi dan pengalaman ilmu gizi kepada masyarakat. 11. Tahun 1960, Prof. Poerwo Soedarmo mencetak tenaga ahli gizi (AKZI dan FKUI) antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Poerwo Soedarmo, Drajat Prawira Negara Djaeni S. Sedia Utama, Soemila Sastromijoyo, Ied Goan Gong, Oei Kam Nio Soekartijah Martaatmaja, Darwin Kariyadi Ig. Tarwotjo, Djoemadias Abu Naim Sunita Almatsir Perintis terapi diet dan institusi gizi. : Kwashiorkor dan Xerophtalmia : Tinggi badan dan berat badan anak sekolah : Kelaparan di gunung Kidul

Penelitian terus dikembangkan di Indonesia terutama oleh konsultan asing (WHO, FAO) yaitu : 1. Damen (1952-1955) 2. Klerk (1956) 3. Bailey (1957 1958) No related posts.

Kata gizi yang digunakan di Indoensia saat ini merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab, gizzah, yang berarti makanan sehat. Hingga saat ini, masalah nutrisi atau gizi masih menjadi agenda besar di Indonesia. Pentingnya gizi dalam kehidupan bangsa Indonesia sejatinya sudah dirintis sejak lama oleh Prof. Poerwo Soedarmo. Sejak awal kemerdekaan, Profesor Poerwo yang kemudian dijuluki sebagai bapak gizi Indonesia telah melihat pentingnya gizi dalam sebuah kehidupan berbangsa. Hingga lahirlah slogan empat sehat lima sempurna. Kemudian oleh J Leimena, Menteri Kesehatan RI saat itu, Prof Poerwo diminta untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR). LMR yang lebih dikenal dengan nama INstitut Voor Volksvoeding (IVV) pada saat itu merupakan bagian dari lembaga penelitian kesehatan, yakni lembaga Eijkman. Pada awal pendirian lembaga tersebut, kondisi masyarakat Indonesia masih memprihatinkan. Kesadaran akan pentingnya gizi belum dirasakan akibat kemiskinan dan kondisi masyarakat buruk. Untuk mengatasi masalah gizi dalam masyarakat, Poerwo kemdudian melaksakan serangkaian program. Prioritas utamanya adalah memberikan kesadaran dan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya gizi. Terlebih saat itu, kondisi masyarakat masih sangat memprihatinkan. Banyak yang masih buta aksara dan miskin. Untuk itu, Poerwo memprioritaskan pendidikan kader-kader gizi yang dapat langsung berhubungan dengan masyarakat dengan mendirikan Sekolah Djuru Penerang Makanan (SDPM) pada 25 Januari 1951. Sambil memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai peran dan pentingnya gizi, tugas utama LMR adalah melanjutkan penelitian tentang pola makan dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan makanan. Selain mendirikan SDPM, secara berturut-turut, kemudian sekolah-sekolah yang terkait dengan masalah gizi dan kesehatan turut dibangun, misalnya Akademi Pendidikan Nutrisionis (APN) pada 1956 yang akhirnya berubah nama menjadi Akademi Gizi setelah Poerwo meminta masukan dari ahli bahasa saat itu, Harjati Soebadio, untuk menggantikan kata nutrition yang berasal dari bahasa Latin. Di antara dua pilihan, gizi dari bahasa Arab dan herena dari bahasa Sansekerta, akhirnya dipilih kata gizi. Istilah gizi ini pun mulai popular setelah pengukuhan Profesor Djuned Poesponegoro sebagai guru besar penyakit anak pada FKUI dan Poerwo sendiri sebagai guru besar ilmu gizi pada 1958. Sejak saat itu, pendidikan gizi terus berkembang di Indonesia, termasuk pendirian bagian gizi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1958. Hingga saat ini, banyak perguruan yang mengembangkan ilmu gizi. Beragam organisasi profesi di bidang ilmu gizi kemudian bermunculan, seperti Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), dan Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI). Hari Gizi Nasional pun pertama kali diselenggarakan oleh LMR pada pertengahan 1960-an dan berlangsung hingga saat ini. Sumber : http://www.scribd.com/doc/54972275/Sejarah-Gizi-Di-Indonesia

SEJARAH LENGKAP PERKEMBANGAN GIZI DI INDONESIA Kata gizi yang digunakan di Indonesia saat ini merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab, gizzah, yang berarti makanan sehat. Di Indonesia, istilah gizi diperkenalkan oleh Soejono D Poesponegoro. Berikut beberapa hasil penelitian dalam sejarah perkembangan Ilmu Gizi di Indonesia. 1. Belanda mendirikan Laboratorium Kesehatan pada tanggal 15 Januari 1888 di Jakarta , tujuannya menanggulangi penyakit beri-beri di Indonesia dan Asia Sejarah perkembangan laboratorium kesehatan di dunia dimulai sejak awal diketemukannya mikroba oleh Antony van Leeuwenhoek (1632 1723) yang kemudian menjadikannya menjadi salah seorang penemu mikrobiologi. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa penemuan di dunia mikrobiologi lainnya seperti Louis Pasteur (1822 1895) penemu teori biogenesis dan penemu protozoa penyebab penyakit serta penemu vaksin, Robert Koch (1843 1910) penemu penyakit Anthrax dan terkenal dengan Postulat Koch. Tidak ada buku sejarah yang otentik tentang perkembangan laboratorium di Indonesia, namun menelusuri berbagai catatan dan masukan dari beberapa orang yang terlibat dalam proses terbentuknya laboratorium kesehatan di Indonesia. Perkembangan tersebut adalah sejak dimulainya pemerintah penjajahan Belanda pada abad ke -16, pada tahun 1851 sekolah dokter Jawa didirikan oleh dr. Bosch, kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer dan dr. Bleeker di Indonesia. Kemudian sekolah ini terkenal dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) atau sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Dalam rangka mengembangkan kesehatan masyarakat di Indonesia pada saat itu kemudian didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran di Bandung pada tahun 1888. 2. Tahun 1938, nama Laboratorium Kesehatan diganti dengan Lembaga Eijkman Lembaga Biologi Molekul Eijkman (disingkat Lembaga Eijkman) merupakan lembaga riset negeri dengan misi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dasar di bidang biologi molekular serta menerapkan pengetahuan tersebut untuk pemahaman, pengenalan, pencegahan, dan pengobatan penyakit pada manusia. Lembaga ini bertanggungjawab langsung kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi RI. Nama lembaga penelitian ini diambil dari nama direktur pertamanya, Christiaan Eijkman. Ia dikenal sebagai peraih penghargaan Nobel karena penelitiannya mengenai pengaruh vitamin terhadap beberapa penyakit manusia, terutama beri-beri.

Sejak direvitalisasi pada tahun 1992 setelah ditutup pada tahun 1965, lembaga ini dipimpin pertama kali oleh Profesor Sangkot Marzuki sebagai Direktur. Direktur saat ini adalah Dr. Herawati Sudojo. 3. Tahun 1934, IVV (Het Institud dan Voor Volk Suceding) atau Lembaga Makanan Rakyat dan setelah merdeka ( kira-kira tahun 1964) mulai melakukan penelitian. Lembaga makanan rakyat didirikan di Jakarta. Tujuan dan kegiatan yaitu menganalisa makanan rakyat dan memperkembangkan pengertian-pengertian tentang ilmu makanan.

4. Tahun 1937 1942, diadakan survei gizi yaitu 7 tempat di Jawa , 1 tempat di Lampung, dan 1 tempat di Seram.. 5. Scooltema, Ochese, Terra, Jansen, Donath, Postmus, Van Veen mengamati pola makanan, keadaan gizi, pertanian, dan perekonomian. 6. Tahun 1919, Jansen, Donanth (dari Lembaga Eijkman) meneliti masalah Gondok di Wonosobo 7. Tahun 1930, Vanveen Postmus, De Hass menemukan defisiensi Vitamin A di Indonesia. 8. Tahun 1935, De Haas meneliti tentang KEP di Indonesia 9. Sejak Tahun 1919, Panne Kock, Van Veen, Koe Ford, Postmus menganalisis nilai gizi berbagai makanan di Indonesia yang dikenal dengan DKBM 10. Tahun 1950, IVV diganti namanya menjadi Kementerian Kesehatan RI atau LMR (Lembaga Makanan Rakyat) diketuai oleh Prof dr. Poerwo Soedarmo (sebagai Direktur I) Bapak Persagi dan Bapak Gizi Indonesia. Kemudian LMR membentuk kader / tenaga gizi dan pengalaman ilmu gizi kepada masyarakat. 11. Tahun 1960, Prof. Poerwo Soedarmo mencetak tenaga ahli gizi (AKZI dan FKUI) Pedoman Empat Sehat Lima Sempurna diperkenalkan pertama kali pada tahun 1950 oleh Prof dr. Poerwo Soedarmo. Tapi, kini pedoman tersebut sudah tidak sesuai dan diganti dengan Pedoman Gizi Seimbang Indonesia kini resmi menggunakan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) untuk menyiapkan pola hidup sehat masyarakat Indonesia dalam menghadapi beban ganda masalah gizi, yaitu ketika kekurangan dan kelebihan gizi terjadi secara bersama. PGS diharapkan dapat memperbaiki pedoman sebelumnya, yaitu 4 sehat 5 sempurna yang sudah dipopulerkan sejak tahun 1950-an Jika 4S 5S menekankan pada Makanan Pokok Lauk-Pauk Sayur-Mayur Buah Susu Maka Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh

You might also like