You are on page 1of 22

MAKALAH

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN (SPK)


Masalah Masalah yang dihadapi dalam pengambilan keputusan / DSS

Disusun oleh:

1. 2. 3. 4.

MANSYUR ( 109017 ) ABDUL HAMID ( 109036 ) MUHAMMAD IRVAN ( 109082 ) SURIANI ( 109095 )

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER MEGADATA TOLITOLI

TAHUN AKADEMIK 2011-2012 TOLITOLI

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang. Keputusan harus dibuat karena ada beberapa alternatif yang dapat dipilih

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Model pengambilan keputusan merupakan alat yang menggambarkan permasalahan keputusan sedemikian rupa sehingga memungkinkan identifikasi dan evaluasi sistematik semua alternatif keputusan yang tersedia. Proses pengoptimalan dimulai dengan pengamatan yang mendalam dan formulasi masalah, lalu diikuti dengan pembentukan model ilmiah (khususnya model matematika) yang menggambarkan inti sistem nyata. Optimasi diperlukan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Optimasi adalah proses pencarian solusi terbaik, tidak selalu keuntungan paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah memaksimumkan keuntungan, atau tidak selalu biaya paling kecil yang bisa ditekan jika tujuanpengoptimalan adalah meminimumkan biaya produksi. Tiga elemen penting yang harus diidentifikasi, yaitu tujuan, alternatif keputusan dan sumber daya yang membatasi. Tujuan maksimalisasi berbentuk digunakan memaksimalkan jikatujuan atau meminimalkan. berhubungan Proses dengan

pengoptimalan

keuntungan, penerimaan, dan sejenisnya. Proses minimalisasi dipilih jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan biaya, jarak, dan sejenisnya.

Keputusan harus diambil untuk alternatif keputusan yang disediakan, pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa pilihan untuk mencapai tujuan. Alternatif keputusan menggunakan sumber daya terbatas yang dimiliki pengambil keputusan. Keterbatasan sumber daya inilah yang mengakibatkan dibutuhkannya proses optimasi. Definisi awal decision support system (DSS) adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan. Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu user dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus: sederhana, kuat, mudah untuk dikontrol, mudah beradaptasi, lengkap pada hal-hal pe nting, dan mudah untuk digunakan. Tiga buah tujuan DSS yang harus dicapai adalah: membantu user membuat keputusan, mendukung penilaian user bukan mencoba menggantikannya, meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan user. DSS tool yang dikembangkan ini merupakan sebuah tool yang berfungsi untuk mengatasi semua jenis permasalahan (bersifat terbuka) yang sifatnya linier, artinya DSS tool ini harus didesain sefleksibel mungkin agar dapat menangani berbagai bidang permasalahan. Untuk itu pada tahap awal pengembangan tool ini, langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan berbagai jenis permasalahan linier yang dipandang mampu untuk diselesaikan dengan baik oleh tool ini. Kemudian dirancang desain yang tepat dan tidak kompleks namun dapat mewakili dan menyelesaikan semua permasalahan tersebut. . untuk

2.

Maksud dan Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membuka

pemikiran kita untuk lebih tanggap dalam menghadapi sebuah permasalahan dan mampu menyelesaikan permasahan tersebut .selain itu juga kami dapat mengetahui masalah masalah dalam DSS

BAB II PEMBAHASAN

1. PENDEKATAN SISTEM Ada tiga komponen dalam memecahkan masalah sutu konvensional secara memadai yaitu: a. Menggali kontroversi b. Menimbang klaim alternatif c. Membentuk penilaian. Kerangka kerja yang dianjurkan untuk penggunaan komputer dekenal sebagai pendekatan sistem. Serangkaian langkah langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa maslah itu pertama tama dipahami solusi alternative dipertimbangkan, dan solusi yang dipilih bekerja. 2. STRUKTUR MASALAH Masalah terstruktur terdiri dari elemen elemen dan hubungan hubungan antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah. a. Masalah tak terstruktur Masalah ini berisikan elemen elemen atau hubungan hubungan antar elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. b. Masalah semi terstruktur Masalah ini berisikan sebagian elemen elemen atau hubungan yang di mengerti oleh pemecah masalah.

3. TAHAP PEMECAHAN MASALAH Dalam memecahkan suatu masalah kita berpegangan pada tiga jenis usaha yang harus dilakukan oleh manager yaitu usaha persiapan, usaha definisi dan usaha solusi/ pemecahan Usaha persiapan, meliputi mempersiapakan manager untuk

memecahkan masalah dengan menyediakan orientai sistem Usaha defenisi mencakup mengidentifikasi masalah unruk dipecahkan dan kemudian dipahaminya. Usaha solusi mencakup mengindentifikasi berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih salah satu yang tampaknya terbaik, menerapkan solusi itu dan membuat tindak lanjutnya untuk

meyakinkan bahwa masalah itu terpecahkan.

3.1 Usaha persiapan Tiga langkah persiapan tidak harus dilaksanakan secara berurutan, karena ketiganya bersama sama menghasilkan kerangka pikir yang diinginkan untuk mengenai masalah. Ketiga maslah itu terdiri dari: a) Memandang permasalahan sebagai suatu sistem b) Mengenal sistem lingkungan c) Mengidentifikasi subsistem subsistem perusahaan. 3.2 Usaha Defenisi Usaha defenisi mencakup pertama tama menyadari bahwa suatu masalah ada atau akan ada (identifikasi masalah) dan kemudian cukup

mempelajarinya untuk mencari solusi ( pemahaman masalah). Usaha defenisi mencakup dua langkah yaitu: a) Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem b) Menganalisis bagian bagian sistem dalam suatu urutan tertentu. 3.3 Usaha Pemecahan Usaha pemecahan meliputi pertimbangan berbagai alternatif yang layak (feasible), pemilihan alternatif terbaik, dan penerapannya. 4. PEMECAHAN MASALAH Dengan kenyataan tersebut, kita mendefenisikan masalah sebagai suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Jadi pemecahan maslah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya. Pentingnya pemecahan maslah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manager yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah indentifikasi berbagai alternatif keputusan. Solusi bagi satu masalah harus mendayagunakan sistem untuk memenuhi tujuannya, seperti tercermin pada standar kerja system. Standar ini menggambarkan keadaan yang diharapkan apa yang harus dicapai oleh system. Selanjutnya manager harus memiliki informasi yang terkini, informasi itu menggambarkan keadaan saat ini apa yang sedang dicapai oleh system. Jika

keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan sama, tidak terdapat masalah dan manager tidak mengambil tindakan. Jika kedua keadaan itu berbeda, sejumlah maslah merupakan penyebabnya dan harus dipecahkan. Perbedaan antara keadaan saat ini dan keadaan yang diharapkan menggambarkan crireria solusi (solution criterion), atau apa yang dierlukan untuk mengubah keadaan saat ini menjadi keadaan yang diharapkan. Setelah sebagian alternative. Didentifikasi system informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi tiap alternative. Evaluasi ini harus dipertimbangkan berbagai kendala(konstrains) yang mungkin, baik intrn maupun ekstrn/ lingkungan. 1. Kendala intern dapat berupa sumber daya yang terbatas, seperti kurangnya bahan baku, Modak kerja, SDM yang kurang memenuhi syarat, dan lain lain. 2. Kendala lingkungan dapat berupa tekana dari berbagai elemen lingkungan seperti pemerintah atau pesaing untik bertindak menurut cara tertentu. Gejalah adalah kondisi yang dihasilkan oleh masalah . sangat sering para manager melihat gejalah daripada masalah. Gejalah menrik perhatian manager melalui lingkaran umpan balik. Namun gejala tidak mengungkapkan seluruhnya, bahwa suatu maslah adalah penyebab dari suatu persoalan, atau penyebab dari suatu peluang.

5. FAKTOR MASLAH.

MANUSIA

YANG

MEMPENGARUHI

PEMECAHAN

Tiap manager memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya tersebut mempengaruhi bagaimana mereka terlibat merasakan masalah, mengumpulkan informasi, dan menggunakan informasi. 5.1 Merasakan masalah Manager dapat dibagi dalam tiga kategori dasar dalah hal gaya merasakan masalah (problem solving style). Yaitu bagaimana mereka menghadapi masalah. Penghindar masalah(Problem avoider) Manager ini mengambil sikap psitif dan menganggap bahwa semua baik baik saja. Ia berusaha menghalangi kemungkinan masalah dengan mengakibatkan informasi atau menghindarinya sepanjang perencanaan. Pemecah masalah (problem solvrer) Manager ini tidak mencari masalah juga tidak menghalanginya, jika timbul suatu masalah, masalah tersbut dipecahkan. Pencari masalah (problem seeker) Manager ini menikmati pemecahan masalah dan mencarinya.

5.2

Mengumpulkan informasi Para manager dapat menunjukkan salah satu dari dua gaya pengumpulan informasi (information gathering) atau sikap terhadap total volume informasi yang tersedia bagi mereka. Gaya teratur(preceptive style) Manager jenis ini mengikuti manajemen by exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan denga area minatnya. Gaya menerima (receptive style) Manager jenis ini ingin melihat semuanya, kemudian menentukan apakan informasi tersebut bernilai baginya atau orang lain dalam organisasi.

5.3

Menggunakan informasi Manager juga cenderung lebih menyukai salah satu daru dua gaya menggunakan informasi (information using style) yaitu cara

menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah. Gaya semantik (systematic style) Manager memberi perhatian khusus untuk mengikuti suatu metode yang telah ditetapkan. Misalnya pendekatan sistem. Gaya intutif (intutive style) Manager tidak lebih menyukai suatu metode tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.

6. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN( SPK) Ada tiga hal utama yang perlu diketahui oleh penganalisis sistem pendukung keputusan, yaitu: 1. Apakah pembuat keputusan utama bersifat analisis atau heuristik. 2. Bagaimana keputusan dibuat dalam tiga fase penyelesaian maslah halkecerdasan, perancangan, dan pemilihan. 3. Metode kriteria ganda yang sangat berguna menyelesaikan masalah masalah semiterstruktur. 6.1 karakteristik SPK Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah salah satu cara mengorganisir informasi (melibatkan pengguna basis data)yang

dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat keputusan. SPK dirancang untuk pendekatan menyelesaikan masalah para pembuat keputusan dan kebutuhan kebutuhan aplikasi, tetapi tidak untuk menggantikan keputusan maupun membuat suatu keputusan untuk pengguna. SPK dirancang sedemikian rupa untuk membantu mendukung keputusan keputusan yang melibatkan masalah masalah kompleks yang diformulasikan sebagai problem semi terstruktur.SPK bisa dibagun untuk mendukung keputusan sekali saja, keputusan keputusan yang jarang dibuat atau keputusan keputusan yang muncul secara rutin. SPK berbeda dengan sim tradisional,sim tradisional berorientasi produk yang menghasilkan keluaran sedangkan SPK berorientasi proses

10

dimana fokus SPK

adalah pada interaksi pembuat keputusan dengan

sistem tersebut, bukan pada keluaran yang di hasilkan.

Masukan Data

Laporan

SIM

Pembuat laporan

Keputusan

Gambar 1.6.1

Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manjerial dan operasional. Keputusan level operasional merupakan keputusan keputusan terstruktur yaitu ketputusan keputusan dimana semua atau sebagian besar variabel- variabel yang ada di ketahuindan bisa diprogram secara total (secara menyeluruh dapat dootomatiskan). Keputusan keputusan terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel variabel tersebut. Pada level manajerial dan strategik merupakan keputusan

semiterstruktur, dimana problem dan peluang tidak dapat distrukturkan secara total dan memerlukan pendapat dan pengalaman manusia untuk membuat suatu keputusan. Dalam hal ini SPK dapat digunakan untuk mengembangkan solusi problem problem yang bersifat kompleks dan semiterstruktur dengan pertimbangan SIM tradisional. Penggunaan SPK tidak terbatas untuk manajer manajer dari level menegah sampai kelevel tinggi,tetapi dapat digunakan oleh individu individu. Pengguna memiliki gaya pembuatan keputusan keputusan tersendiri, kebutuhan yang

11

berbeda serta tingkat pengalamannya sendiri- sendiri, oleh karena itu perangcang SPK perlu mempertimbangkan atribut atribut sehingga memungkinkan pengguan berhasil berinteraksi dengan sistem.
SPK yang berorientasi proses Problem Keputusan

Pembuat keputusan
Pertanyaan

2 3

Peluang alternatif dan saran saran

SPK

Gambar 2 6.2 (Sim Dan Spk)

6.2 Pengguna SPK Pembuat keputusan dalam organisasi terjadi pada tiga level utama yaitu : level strategik, manajerial dan operasional. Keputusan pada level operasional merupakan keputusan keputusan dimana semua tau sebagian besar variabel variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total (secara menyeluruh dapat diotomatiskan). 6.3 Konsep pembuatan keputusan Beberapa konsep yang membatu dalam pembuatan SPK, yaitu bagaiman keterkaitan antara SPK dengan pembuatan keputusan,bagaimana menentukan gaya pembuat keputusan dan fase-fase penyelesaian masalah. Pembuatan keputusan beresiko

12

Pembuatan keputusan dan klasik biasanya mengasumsi keputusan yang dibuat berdasrkan tiga rangkain kondisi, yaitu :kepastian, ketidakpastian dan resiko yang dimaksud dengan kepastian adalah kita mengetahui segala sesuatu sebelumnya dalam membuat keputusan. Model ilmu pengetahuan manajemen umum yang mengasumsikan kondisi kondisi kepastian adalah program linier, dimana sumber daya tingkat komsumsi, tekanan dan laba semuanya diasumsikan sudah diketahui dan tepat. Sedangkan ketidakpastian merupakan sebaliknya yaitu kita tidak mengetahui tentang probabilitas atau konsekuensi keputusan keputusan kita. Diantara dua perbedaan dari kepastian dengan ketidakpastian terdapat serangkaian kondisi yang disebut resiko. Keputusan keputusan yang dibuat mengandung resiko mengasumsikan bahwa kita setidaknya tahu tentang alternatif-alternatif yang dimiliki. Gaya pembuatan keputusan Parameter gaya pembuatan keputusan didasaarkan pada cara dimana informasi dikumpulkan, diproses, dan digunakan bagaimana informasi dikomunikasikan dan serta

diterapkan.

Penggolongan keputusan analitis atau heuristik seperti terlihat didalam tabel.

13

Pembuatan keputusan analisis Belajar dengan menganalisis Menggunakan

Pembuat keputusan Heuristik Belajar dengan bertindak

prosudur Menggunakan trial and error

langkah dengan langkah Menilai informasi dan dan Menilai pengalaman model model secara kuantitatif Membangun algoritma dan Mengandalkan pengindraan model model matetatis Menyiapkan solusi optimal Mengupayakan solusi yang memuaskan

Pembuatan keputusan alnalitis, pembuat keputusan analitis tergantung pada informasi yang diperoleh secara sistematis dan dievaliasi secara sistematis pula dengan cara memperkecil alternatif- alternatif yang ada serta membuat suatu keputusan berdasrkan informasi tersebut. Pembuatan keputusan heuristik, keputusan yang menggunakan heuristik membuat keputusan dengan bantuan beberapa petunjuk ( atau petunjuk praktis), meskipun mereka tidak selalu bisa diterapkan secara konsisten atau sistematis. Meraka mengupayakan kepuasan, bukan solusinoptimal. Heuristik umumnya berdasarkan pengalamn. Fase penyelesaian masalah Tiga fase penyelesaian masalah yaitu:

14

1.

Kecerdasan

Kecerdasan adalah kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang dalam hal ini, pembuat keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal dan eksternal memeriksa keputusan keputusan yang perlu dibuat, dan masalah masalah yang perlu diatasi, atau peluang-peluang yang perlu dipertimbangkan. Kecerdasan berarti kesadaran aktif akan perubahan perubahan yang dilakukan menurut dilakukannya tindakan tindakan tertentu. 2. Perancangan

Dalam fase perancangan, pembuat leputusan merumuskan suatu masalah dan menganalisis sejumlah solusi alternatif. 3. Pemilihan

Dalam fase pemilihan ini, pembuat keputusan memilih solusi masalah atau peluang yang ditandai dalam fase kecerdasan. Pemilihan ini diakui dari analisis sebelumnya dalam fase perancangan dan memperkuatnya lewat informasi informasi yang diperoleh dalam fase pemilihan. 6.4 Pembuatan keputusan kriteria ganda Daam memodelkan keputusan keputusan serealisis mungkin, peneliti mengembangkan beberapa pendekatan untuk mengevaluasi tujuan ganda atau problem problem kriteria ganda. Pendekatan kroteria ganda memungkinkan pembuat keputusan menyusun prioritas mereka serta memungkinkan ditampilkannya analisis sensitivasi dengan menanyakan jenis pertanyaan bagaimana jika.

15

6.5 Sistem ahli, jaringan saraf dan perangkat perangkat keputusan lainnya. Model model keputusan lainnya yang tersedia bagi para manajer meliputi sistem ahli jaringan saraf. Sistem ahli adalah sistem sistem pemikiran berdasarkan aturan yang dikembangkan untuk bidang keahlian tertentu. Mengumpulkan keahlian disebut menambah pengetahuan dan ini merupakan bagian yang paling sulit dari aturan yang berbentuk spesifikasi. Jaringan saraf dikembangkan dengan menyelesaikan sejumlah masalah dari satu jenis dan membiarkan perangkat lunak mendapat umpan balik atas keputusan keputusan yang diambil,mengamati apa

yang dilibatkan sehingga keputusan tersebut berhasil. Kedua model diatas disebut bidang kecerdasan buatan(AI) AI disebit SPK karena menuntut pembuat keputusan manusia melakukan identifikasi terhadap masalah masalah yang ada, menambah pengetahuan dan melakukan analisis sensitivitas. 7. PENDEKATAN SISTEM UNTUK MEMECAHKAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Kerangka investasi telah memberikan dasar yang berguna untuk memeriksa dan mengklasifikasikan persoalan yang berkaitan dengan

keterlibatan manajemen dalam DSS. Kerangka tersebut juga telah memberikan cara yang baik untuk memeriksa kualitas pertanyaan konvensional dalam DSS yang ada. Pada bagian pemeriksaan penemuan ini kualita pertanyaan ini akan

16

dibandingkan dengan penemuan study untuk menarik kesimpulan, apabila masing masing dari keduanya bisa saling melakukan verifikasi, dan guna membuat titik tolak untuk meninggalkan pertanyaan konvensional tersebut apabila keduanya tidak besesuaian. Dalam menemukan literatur dengan penemuan study tersebut. Sebaiknya dapadt ditunjukkan bahwa penemuan tersebut berasal dari DSS yang berhasil. Hal tersebut dapat didukung dengan memberikan sedikit sample . Pengembangan DSS Keterlibatan manajemen harus dilakukan secara mendalam sepanjang pembangunan tersebut dan harus dalam bentuk peran kepemimpinan dalam proyek tersebut. Baik manajer menegah maupun atas haru terlibat secara mendalam dalam satu proyek manajer menengah dapat memberi peranan sepanjang proses tersebut. DSS harus dikembangkan agar mencakup gaya pembuatan keputusan personal dari manajer. Gaya keputusan diakomodasi dengan cara membangun kemampuan kedalam DSS untuk berinteraksi dengan berbagai cara atau pendekatan dan gaya,jenis teknologi DSS yang tersedia akan mempunyai dampak terhadap peningkatan keterlibatan pemakai manajer dalam membangun DSS. Operasi DSS Ada sejumlah besar manajer atas yang mengoprasikan DSS, namun banyak dari sebagian mereka yang lebih suka membebankan operasi tersebut kepada staf mereka. Suatu study menemukan bahwa presentasi manajer pemakai pengoprasian DSS secara langsung adalah tinggi.dalam
17

sebagian kasus, manajer sering kali mengeporkan operasinya kepada prantara, namun mereka juga masih mengoprasikan DSS walaupun dalam skala sedikit. Pemakau output DSS harus digunakan untuk menunjang kebutuhan pembuatan keputusan manajerial pada semua tingkat organisasi. Penemuan menunjukkan bahwa DSS benar benar menunjang semuan tingkat manjerial. Namun ada perbedaannya mengenai frekuensinya, sementara manajemen tingkat menengah dan atas hampir selalu mendapat dukungan kepada manajemen tingkat bawah. DSS harus menunjang proses pembuatan keputusan oleh manajer baik secara perorangan maupun kelompok. DSS juga harus membantu manajer dalam semua fase proses keputusan.

18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada pembahasan makalah Masalah masalah dalam decision support system (DSS) dan mengambil keputusan adalah sebagai berikut: 1. Ada tiga komponen dalam memecahkan masalah suatu konvensional secara memadai yaitu: a. Menggali kontroversi b. Menimbang klaim alternatif c. Membentuk penilaian. 2. Pemecahan masalah bukan berarti memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat burukya atau memanfaatkan peluang

keuntungannya. 3. Mengambil keputusan adalah tindakan memilih strategi atau aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi terbaik atas masalah tersebut. 4. Tiap manajer memiliki gaya pemecahan masalah yang unik. Gaya mereka memperngaruhi bagaimana mereka terlibat dalam merasakan masalah mengumpulkan informasi dan menggunakan informasi. 3.2 Saran Makalah kami ini belum sepenuhnya dapat memberikan solusi dalam hal pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, tetapi makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk mengambil keputusan dalam

19

menghadapi suatu permasalahan yang sedang dihadapi bagi seorang manajer ataupun bagi orang awam yang sedang manghadapi suatu permasalahan. Kritik dan saran dari teman teman dapat bermanfaat bagi kesempurnaan makalah kami ini.

20

BAB III DAFTAR PUSTAKA

1. Yusrizalfirzal. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System DSS) http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2011/06/13/sistem-pendukung keputusan-decision-support-system-%E2%80%93-dss (diakses tanggal 06 April 2012). 2. Seotan, Risky (2007). Sistem Penunjang keputusan DSS. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

21

You might also like