You are on page 1of 28

Bahan Pendalaman Alkitab

YAKOBUS

Kelompok Tumbuh Bersama


Gereja Kristen Indonesia
Bogor Baru
Disusun oleh:

Agus Sulih
Aryantono Martowidjojo
Bonar Pasaribu
Daniel Murdiyarso
Darwin Darmawan
Daftar Isi
Bahan PA 1. “Berbahagia dalam pencobaan” (Yakobus 1:1-8) ............... 1
Bahan PA 2. “Bertahan terhadap Godaan” (Yakobus 1:13-18) ................ 3
Bahan PA 3. “Beribadah: Menolong Orang Susah” (Yakobus 1:19-27) . 5
Bahan PA 4. “Beribadah: Mengasihi Sesama, khususnya yang miskin
atau lemah” (Yakobus 2: 1-13).............................................. 8
Bahan PA 5. “Menolong Orang Lain yang Kekurangan” (Yakobus
2:14-26).................................................................................... 11
Bahan PA 6. “Mengendalikan lidah untuk kemuliaan Allah”
(Yakobus 3:1-12) ................................................................... 13
Bahan PA 7. “Mengembangkan Pikiran” (Yakobus 3: 13-18) ............... 15
Bahan PA 8. “Orang yang rendah hati, Allah kasihi” (Yakobus 4:1-6) 17
Bahan PA 9. “Menundukkan Kesombongan di Hadapan Tuhan”
(Yakobus 4:13-17) ................................................................. 19
Bahan PA 10. “Jangan Menghakimi Sesama Manusia” (Yakobus 4: 7-
12) ............................................................................................ 21
Bahan PA 11. “Doa, besar kuasanya” (Yakobus 5:12-20) ....................... 23
Bahan PA 1.
“BERBAHAGIA DALAM PENCOBAAN”
(Yakobus 1:1-8)

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Siapa yang menulis surat ini?
2. Jika orang jatuh ke dalam pencobaan, harus dianggap sebagai apa?
3. Pencobaan bagi Yakobus adalah ujian iman yang akan
menghasilkan sesuatu. Apakah itu?
4. Apa yang membuat seseorang menjadi sempurna dan utuh dan
tidak kekurangan sesuatu apa pun?Dari manakah sesuatu itu?
5. Kalau ada orang yang kekurangan hikmat , kepada siapa dia perlu
meminta?Bagaiamana dia harus meminta?
6. Dengan apa orang yang bimbang disamakan?
7. Bagaimana keadaan orang yang mendua hati?

PERTANYAAN PENDALAMAN
8. Siapakah Yakobus itu? Apa peran dia dalam penyebaran Injil pasca
kenaikan Yesus ke sorga?
9. Apa yang dimaksud dengan pencobaan? (lih. Mat 10: 17-22;Mat
5:10;1 Pet 4:12-13)
10. Kata kebahagiaan dalam bahasa Yunaninya, bisa diterjemahkan
juga sebagai “sumber kebahagiaan’. Mengapa pencobaan disebut
sebagai sumber kebahagiaan? Diskusikan hal positif dari
pencobaan! (Lih. Roma 5:4-5)
11. Apa ciri dari ujian sekolah? Apakah “ujian iman” juga demikian?
12. Apakah hikmat itu? Mengapa ia disebut berharga, sehingga
dikatakan membuat orang menjadi sempurna, utuh dan tidak
kekurangan sesuatu pun?
13. Orang bimbang disebabkan karena tidak percaya atau tidak
beriman. Apakah fungsi iman atau kepercayaan?
14. Mengapa orang yang mendua hati disebut tidak tenang?

PERTANYAAN PENERAPAN
15. Pernahkah Saudara menderita karena kebenaran atau karena Tuhan
Yesus (pencobaan)?

1
16. Pernahkah Saudara mengalami bahwa pengharapan kepada Tuhan-
sebagai hasil dari pencobaan- benar-benar tidak mengecewakan?
(Roma 5:5) Sharingkan!
17. Apa yang menghalangi kita “naik kelas” ketika mengalami ujian
iman?Bagaimana kalau kita tidak naik kela saat menghadapinya?
18. Apa yang membuat kita tidak memiliki hikmat?
19. Pernahkah memiliki pengalaman tentang fungsi iman yang hebat?
Sharingkan!
20. Apakah Saudara mengalami ketenangan hidup? Jika ya,
bersyukurlah dan tingkatkan terus percaya Saudara kepada-Nya !
Jika belum, berdoalah agar memeperolehnya dari Dia yang
berkuasa dan menjadi sumber ketenangan hidup!

2
Bahan PA 2.
“BERTAHAN TERHADAP GODAAN”
(Yakobus 1:13-18)

Godaan semakin hebat mengancam iman kita. Bentuk, jenis, jumlah dan
frekuensinya semakin kompleks dan meningkat. Godaan terjadi di
mana saja, kapan saja dan terhadap siapa saja. Bagaimana bertahan dan
menang terhadap godaan? Mari kita pelajari bagaimana
menghadapinya dalam PA kita hari ini?

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Apakah Allah mencobai seseorang? Mengapa? ( Yak. 1:13)
2. Sebaliknya, setiap orang dicobai oleh apa? (Yak. 1:14)
3. Ceritakan atau gambarkan urut-urutan proses digodai yang ada
pada (Yak.1:14-15). Ujung-ujungnya apa?
4. Instruksi apa yang diberikan oleh Yakobus pada ayat 16?
5. Ayat 16 bersifat instuksi tegas sebab apa yang datang dari Bapa
berlawanan dengan apa yang datang bukan dari Nya. Apakah itu?
(Yak. 1:17, 18)

PERTANYAAN PENDALAMAN
6. Apa beda pencobaan yang bersifat ujian dengan pencobaan yang
bersifat godaan? Sebutkan contoh dalam alkitab tentang
keduanya.(Yak. 1:13, lihat juga Kej. 22:1, dan Luk. 4:1-13).
7. Bagaimana bahaya dari godaan dari awal proses sampai dengan
akhir proses? (Yak. 1:14,15)
8. Bagaimana Yakobus 16 menghubungakan ayat sebelumnya dan
sesudahnya?
9. Seperti apakah Allah yang dijelaskan Yakobus pada ayat 17?
10. Seperti apakah hubungan kita dengan Allah pada ayat 18?

PERTANYAAN PENERAPAN
11. Mengingat bahaya godaan yang begitu dahyat, bagaimana kita
menghadapinya?
12. Coba mengingat di waktu yang lalu ketika saudara dicobai, apakah
saudara berhasil memenangkannya? Boleh juga bagikan

3
pengalaman ketika saudara diuji. Apakah ujian tersebut membuat
iman saudara menjadi dewasa? Apa yang kita bisa lakukan
menurut apa yang sudah kita pelajari?
13. Apa implikasi dalam hidup kita dari Allah dan hubungannya
dengan kita yang dinyatakan oleh Yakobus?

4
Bahan PA 3.
“BERIBADAH: MENOLONG ORANG SUSAH”
(Yakobus 1:19-27)

Surat Yakobus ditujukan kepada "semua umat Allah yang tersebar di


seluruh dunia". Dengan memakai berbagai peribahasa, Yakobus
memberikan di dalam suratnya ini sejumlah petunjuk dan nasihat yang
praktis untuk orang Kristen mengenai kelakuan dan perbuatan Kristen.
Dari pandangan Kristen ia menguraikan berbagai pokok seperti
misalnya kekayaan dan kemiskinan, godaan, kelakuan yang baik,
prasangka, iman dan perbuatan, ucapan-ucapan mulut, kebijaksanaan,
pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati, hal menyalahkan
orang lain, membual, kesabaran, dan doa.
Surat ini menekankan bahwa dalam menjalankan agama Kristen, iman
harus disertai perbuatan.

Perikop Yakobus 1:19-27 adalah Pendengar atau Pelaku Firman, yang


dalam uraian ayat-ayatnya dapat juga dibagi dalam 3 bagian, yaitu
tentang: 1) Pengekangan diri, 2) Pendengar dan pelaku Firman, dan 3)
Ibadah yang sejati.

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Bagaimana cara supaya amarah dapat diredam, dan kenapa amarah
tidak perlu?
2. Dengan apa sifat-sifat dan perbuatan ’manusia lama’ ditanggalkan,
kemudian menjadi pelaku apa?
3. Apa kiasan terhadap orang yang mendengar firman tetapi tidak
melakukannya?
4. Apa upah bagi orang yang sungguh-sungguh melakukan hukum?
5. Bagaimana cara dan perbuatan agar ibadah yang dilakukan tidak
sia-sia?

PERTANYAAN PENDALAMAN
6. Tentang hal marah disebut “agar lambat marah, sebab amarah manusia
tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah” (Yak. 1:19-20).
Kalaupun marah, janganlah matahari terbenam sebelum padam

5
amarah (Ef. 4:26). Tapi dalam nats lain disebut juga agar membuang
marah (Ef. 4:31; Kol. 3:8). Apakah dalam hidup ini marah itu tidak
perlu?
7. Dalam hal menerima firman Tuhan, hati manusia haruslah bersih/
kudus (Yak. 1:21) dan diumpamakan seperti kondisi benih yang
ditabur di tanah (Mat. 13:4-8). Mari kita pikir ulang keberadaan hati
dan jiwa kita untuk dapat menerima firman Tuhan dengan baik,
sebab Firman Tuhan dapat bersemi dan bertumbuh baik dalam diri
seseorang. Tetapi ada juga keadaan dimana firman Tuhan
bertumbuh tidak baik (2 Ptr. 2:1; Mat. 24:11). Bagaimana pendapat
Sdr tentang hal ini?
8. “Pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja” (di Perjanjian
Baru hanya terdapat di Yakobus 1:22a). Pelaku Firman yang
bagaimanakah yang dimaksudkan nats ini? Ada juga pelaku
Firman seperti tertulis dalam Matius 24:24. Jelaskanlah pemahaman
Sdr tentang kata-kata ini!
9. Kalau tidak berbuat atau tidak melaksanakan Firman, berarti
“menipu diri sendiri” (Yak. 1:22b). Secara umum pengertian
menipu diri dapat dipahami dari 1 Korintus 3:18 ataupun Galatia
6:3. Hal menipu diri juga terjadi kalau kita tidak mengekang lidah
dan sia-sialah ibadah (Yak. 1:26). Jelaskanlah juga hal menipu diri
ini!
10. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini disebut bahwa satu-
satunya definisi agama sejati yang pernah diberikan dalam
Perjanjian Baru, dapat dijumpai hanya dalam Yakobus 1:27 ini.
Jelaskanlah pemahaman Sdr akan nats Yakobus 1:27 ini!

PERTANYAAN PENERAPAN
Kalau kita membaca ulang Yakobus 1:19-27, maka isinya dapat
diringkaskan ke dalam 3 bagian untuk diterapkan dalam kehidupan,
yaitu:

11. Pengekangan diri


Di dalam kehidupan kita hari lepas hari, sampai berapa jauhkah
kita mampu mengendalikan, mengekang ataqu melarang diri kita
berbuat hal-hal yang tidak baik dalam keluarga, lingkungan kerja,
bergereja dan masyarakat?

6
12. Pendengar dan pelaku firman
Sedikitnya ada 5 tahapan yang perlu, yaitu: 1) Penyiapan hati agar
bersih/ kudus, 2) Mendengar Firman Tuhan dengan baik, 3)
Menyimpan Firman Tuhan di dalam hati, 4) Mempersiapkan diri
untuk melakukan Firman Tuhan, dan 5) Melakukan Firman Tuhan
dalam kerhidupan. Apakah Sdr telah melalui seluruh urutan
tahapan tersebut? Apakah semua orang percaya melalui tahapan
tersebut dalam hidup mereka?

13. Ibadah yang sejati dan menolong orang susah


Sudah jelas definisi agama dinyatakn seperti pada Yakobus 1:27.
Apakah Sdr pernah melakukan hal yang diamanatkan dalam nats
tersebut, atau pernahkan Sdr menolong orang susah? Bagaimana
pendapat Sdr tentang GKI Bogor Baru, apakah sudah
melaksanakan ibadahnya dengan menolong sesama?

7
Bahan PA 4.
“BERIBADAH: MENGASIHI SESAMA, KHUSUSNYA
YANG MISKIN ATAU LEMAH”
(Yakobus 2: 1-13)

Surat Yakobus (termasuk salah satu surat dari ketujuh surat am-surat
Katolik-, surat yang ditujukan kepada para jemaat secara umum) ditulis
di bawah situasi kehidupan jemaat yang tertekan karena perlakuan-
perlakuan diskriminatif penguasa dan tekanan ekonomi. Saat itu
penguasa lebih menghargai uang daripada persekutuan. Karena itu,
perhatian utama surat Yakobus ditujukan untuk kesatuan jemaat
dengan mengajak mereka kembali mempraktikkan kehidupan jemaat
yang benar.

Salah satu tema Kitab Yakobus adalah tentang kekayaan. Waktu itu,
umumnya penindas orang Kristen dan para penguasa adalah orang-
orang kaya, sedangkan anggota jemaat pada umumnya miskin.
Seharusnya dalam keadaan seperti itu, umat Kristen tidak boleh
terjebak dalam ukuran dunia, yang menjadikan harta kekayaan sebagai
tolok ukur penilaian (Bambang Subandrijo, 2005).

Di dalam kehidupan keseharian, sadar atau tidak seringkali manusia


menilai atau menghargai atau menghormati sesamanya berdasarkan
kekayaan, pendidikan, kedudukan, kekuasaan atau jabatan. Sikap
memandang muka atau pilih kasih seakan tidak asing lagi di tengah
kehidupan umat manusia. Bagaimanakah sikap kita sebagai orang
beriman dalam mengasihi sesama? Apakah kita mengasihi sesama
dengan memandang muka? atau mengasihi mereka yang miskin/lemah
seperti diri kita sendiri?

Nah, bagaimanakah seharusnya orang yang beriman kepada Yesus


Kristus mengamalkan imannya dalam mengasihi sesama? Dengan
pertolongan dan bimbingan Tuhan, marilah kita sama-sama
mendiskusikannya. Tuhan memberkati.

8
PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Menurut Yakobus, bagaimanakah seharusnya orang yang beriman
mengamalkan iman dalam hidupnya?
2. Bagaimana ilustrasi atau gambaran yang diberikan Yakobus
mengenai orang yang memandang muka terhadap sesama?
3. Apa yang dikatakan Yakobus tentang orang yang memandang
muka menurut ayat 4?
4. Siapakah yang dipilih Allah untuk menjadi kaya dalam iman dan
menjadi ahli waris Kerajaan-Nya?
5. Siapakah yang menindas dan menyeret jemaat ke pengadilan serta
menghujat Nama yang mulia, yang oleh-Nya jemaat menjadi milik
Allah?
6. Bagaimana sikap jemaat yang dianggap berbuat kebaikan? Dan
bagaimana pula sikap jemaat yang dianggap berbuat dosa serta
melanggar hukum yang utama?
7. Bagaimana kesaksian Yakobus mengenai kesatuan hukum Allah?
8. Bagaimanakah Yakobus memberikan nasihat terkait dengan hukum
dan masalah penghakiman?

PERTANYAAN PENDALAMAN
9. Di dalam ayat 1, Yakobus mengatakan “sebagai orang yang beriman
kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu
amalkan dengan memandang muka”. Menurut saudara, apakah yang
dimaksud dengan “memandang muka”?
10. ”Allah justru memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia
untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang
telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia” (ay. 5).
Bagaimana pemahaman saudara mengenai ayat tersebut? (lih. Luk.
6:20, Mzm 69:34); Apakah semua orang yang dianggap miskin
menjadi ahli waris Kerajaan Allah?; Apakah Allah tidak berkenan
pada orang kaya?
11. Apabila kita mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri
(menaati hukum), maka kita berbuat baik. Tetapi, jika kita
memandang muka (melanggar hukum), kita berbuat dosa (ay. 8-9).
Setujukah saudara? Mengapa demikian?
12. Hukum kasih merupakan inti dari hukum Taurat (Mat. 22: 36-40).
Jika kita mengasihi sesama dengan pembedaan/favoritisme maka
kita dianggap melanggar hukum. ”Sebab barangsiapa menuruti

9
seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia
bersalah terhadap seluruhnya” (ay. 10). Setujukah saudara? Jelaskan
maksud pernyataan tersebut
13. Garis besar yang dapat dipelajari dalam surat Yakobus pasal 2
adalah hendaknya iman di dalam hidup bersama disertai dengan
perbuatan baik. Oleh sebab itu di ayat 12 dan 13, Yakobus antara
lain memberi nasihat: ”berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang
yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang. Belas kasihan
akan menang atas penghakiman”. Bagaimana pemahaman saudara
tentang ayat tersebut?

PERTANYAAN PENERAPAN
14. Tanpa disadari dalam keseharian seringkali orang Kristen
memandang muka terhadap sesama. Mungkin dari sikap atau
perkataan, mereka dapat berpura-pura namun bagaimanakah
dengan hati? Terkadang mereka lebih senang jika berteman atau
bergaul dan menyapa orang yang sukses atau mempunyai
kedudukan atau kekuasaan dan sebaliknya tanpa disadari
memandang remeh/rendah orang yang miskin/lemah. Pernahkan
saudara menghadapi atau memperhatikan hal tersebut terjadi di
sekeliling saudara dan bagaimana caranya agar saudara terhindar
melakukan hal tersebut dalam menjalani kehidupan ini?
Sharingkan
15. Krisis ekonomi yang berkelanjutan mengakibatkan masyarakat
yang menderita terus bertambah. Menurut saudara sudahkah
Gereja pada umumnya dan GKI Bogor Baru atau GKI Pengadilan
Bogor pada khususnya melakukan tugas pelayanannya dalam
mengasihi sesama, khususnya yang miskin dan lemah, dengan ikut
serta memikirkan jalan keluar untuk mengatasi kemiskinan secara
mendasar? Sharingkan
16. Kasih yang tulus adalah kasih yang tidak pandang bulu dalam
memilih objek kasih. Kasih harus bersifat adil dan tidak
menghakimi. Sebagai orang beriman, kita harus taat sepenuhnya
kepada hukum Allah, penuh belas kasihan, dan mengasihi sesama
khususnya yang miskin atau lemah. Sanggupkah kita
melakukannya? Dengan pertolongan Tuhan kita dimampukan
untuk melakukannya dalam kehidupan hari lepas sehari. Amin.

10
Bahan PA 5.
“MENOLONG ORANG LAIN YANG KEKURANGAN”
(Yakobus 2:14-26)

Dalam masyarakat yang relatif homogen (misalnya jemaat) mungkin


lebih mudah mempraktekkan kegiatan tolong-menolong. Tetapi tidak
demikian halnya dengan masyarakat umum yang majemuk. Apalagi
jika perbuatan itu dilakukan secara kolektif (misalnya atas nama
Gereja). Hal yang terakhir ini sering menimbulkan kecurigaan,
sehingga mempraktekkan iman dalam perbuatan merupakan hal yang
cukup problematik.

Apakah hal itu menghalangi kita untuk menolong? Atau bahkan


menjadi alasan untuk tidak berbuat sesuatu bagi masyarakat luas?
Sangatlah penting bagi kita untuk melatih kepekaan sehingga tetap
waspada ketika iman tidak menggerakkan seseorang untuk berbuat
sesuatu. Tantangannya adalah bagaimana membuat iman menjadi
operasional. Paling tidak dalam skala perseorangan, sebelum
dimobilisasi sebagai kegiatan kolektif yang lebih terarah.

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Dalam kehidupan sehari-hari, bantuan atau pertolongan apa
sajakah yang sering diperlukan orang lain? (ayat 15, 16)
2. Iman tanpa perbuatan adalah mati. Apa maksudnya? (ayat 17)
3. Bandingkan ayat 17 dan 20. Apa perbedaan antara iman yang mati
dan iman yang kosong?
4. "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan" (ayat 18). Apakah
iman dan perbuatan cenderung terdapat pada dua individu yang
berbeda?
5. Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-
perbuatannya dan bukan hanya karena iman (ayat 24). Perhatikan
kata ”hanya”. Apa maksudnya?
6. Selain Abraham, siapa sajakah yang dicatat Alkitab telah
mempraktekkan imannya melalui perbuatan sehingga mereka
diselamatkan? (Lihat Ibrani 11:4-32)

11
PERTANYAAN PENERAPAN
7. "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku
akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-
perbuatanku." (ayat 18). Apakah iman dan perbuatan sebuah
dikotomi (terbelah dua dan terpisahkan)? Diskusikan!
8. Iman dan perbuatan perlu bekerjasama (ayat 22). Apakah hal ini
berarti iman kokoh dan perbuatan baik bisa terdapat dalam diri
orang atau individu yang berbeda?
9. Bagaimana dengan menyempurnakan iman dengan perbuatan?
Apakah iman dan perbuatan harus dilakukan oleh individu yang
sama?
10. Gereja adalah tubuh Kristus. Sebelum minum kopi, diskusikan
bagaimana gereja seharusnya mempraktekkan pertumbuhan iman
jemaatnya dengan perbuatan nyata?

PERTANYAAN PENERAPAN
11. GKI Bogor Baru memiliki tema ”Bertumbuh dan berakar di dalam
Kristus untuk menghasilkan buah” . Buah-buah apa saja yang
sudah dihasilkan? Buah apa lagi yang perlu dihasilkan lebih
banyak?
12. Sampai seberapa jauh buah-buah ini telah bermanfaat bagi
pertumbuhan iman jemaat? Secara internal bagaimana dampak
sosial yang ditimbulkan?
13. Bagaimana jemat GKI Boba seharusnya menyikapi kegiatan
penggalangan dana (kelaparan, kemiskinan, bencana alam, dsb)
untuk aksi-aksi sosial keluar.
14. Apakah hal ini merupakan kegiatan Pekabaran Injil? Kalau tidak,
perlukah kegiatan semacam itu dikaitkan dengan PI?

12
Bahan PA 6.
“MENGENDALIKAN LIDAH UNTUK KEMULIAAN
ALLAH”
(Yakobus 3:1-12)

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Orang yang seperti apakah yang sempurna ?Dapat mengendalikan
apakah orang yang seperti ini?
2. Dengan apakah lidah yang dapat memegahkan perkara-perkara
yang besar digambarkan oleh Yakobus?
3. Mengapa lidah digambarkan sebagai api?
4. Menurut Yakobus, apakah manusia dapat menjinakan lidahnya?
Mengapa?
5. Apa saja yang bisa diperbuat lidah?
6. Apa yang seharusnya terjadi dengan lidah orang percaya ? Kenapa
demikian?

PERTANYAAN PENDALAMAN
7. Mengapa orang yang bisa mengendalikan lidah disebut sempurna?
Apa arti sempurna?
8. Mengapa orang yang bisa mengendalikan lidah, disebut memiliki
kendali atas seluruh tubuhnya?
9. Lidah yang bisa dikendalikan mampu memegahkan perkara-
perkara besar. Apa maksudnya?
10. Lidah adalah api (ayat 6). Lidah adalah sesuatu yang buas, yang
tidak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Karena itulah,
lidah tidak bisa dijinakkan. Mengapa Yakobus memakai gambaran
yang negatif untuk menjelaskan lidah manusia? “Lidah tidak bisa
dijinakkan”, apakah maksudnya?
11. Lidah bisa memuji Allah sekaligus mengutuk manusia yang adalah
rupa Allah. Mengapa ini bisa terjadi?
12. Seseorang mengeluarkan kutuk atau berkat dalam hidupnya,
tergantung dari sumber (seperti mata air) atau bibitnya (seperti
pohon). Apa sumber dari kehidupan dan kata-kata yang penuh
berkat?

13
13. Lidah terkait dengan kata-kata. Kata-kata adalah sesuatu yang
penting, bahkan salah satu yang terpenting dalam iman kita. Allah
menciptakan semesta dengan firman (kata-kata-Nya). Dalam
Yohanes 1 dijelaskan bahwa pada mulanya adalah Firman (kata-
kata) Allah (Yoh 1:1). Mengapa kata-kata sangat penting dalam
hidup iman dan keseharian kita?

PERTANYAAN PENERAPAN
14. Apakah Saudara termasuk orang yang punya masalah dalam
mengendalikan lidah? Sharingkan !
15. Dalam satu hari, lebih banyak berkat atau kutuk yang keluar dari
mulut Saudara? Renungkan dan sharingkan !
16. Apakah kata-kata sesuatu yang Saudara rasakan penting dalam
hidup berkeluarga , bekerja dan dan bergereja? Cari contohnya
dalam kehidupan di tiga aspek tersebut !
17. Menurut pengalaman Saudara, apakah yang dapat membantu kita
menjinakan lidah?
18. Menguasai dan mengendalikan lidah bukan sekedar tidak
mengutuk manusia, tetapi juga secara aktif berusaha untuk
memuliakan Allah dan berkata-kata positif terhadap manusia. Apa
saja contoh konkret dari kata –kata yang memuliakan Allah dan
memberkati manusia di lingkungan kerja, gereja dan rumah?
19. Apakah sumber yang masuk ke diri Saudara lebih banyak sesuatu
yang positif atau negatif selama ini? Apakah ini berpengaruh dalam
kata-kata Saudara? Sharingkan!

14
Bahan PA 7.
“MENGEMBANGKAN PIKIRAN”
(Yakobus 3: 13-18)

Praktek hidup sehari-hari, alat, metode, model, pikiran dan filosofi


dunia ini begitu mempengaruhi kita. Sehingga kita sering tidak
menurut kehendaknya. Kita perlu mengembangkan pikiran dengan
hikmat sorgawi! Bagaimana mendapatkannya dan menerapkannya?
Mari kita belajar bersama dalam PA kali ini.

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Apakah cara hidup/gaya hidup dari orang yang bijak dan berbudi?
(Yak. 3: 13)
2. Sebutkan ciri-ciri hikmat yang bukan datang dari atas (Yak. 3: 14-
16).
3. Sebutkan ciri-ciri hikmat yang datang dari atas (Yak. 3: 17).
4. Hal yang dilakukan pada no. 3 adalah buah kebenaran. Buah dari
kebenaran mendatangkan apa? (Yak. 3: 18)
PERTANYAAN PENDALAMAN
5. Kata pertama “jika” pada Yak. 3: 14 menunjukkan ada yang kontras
dalam dua ayat ini. Apa kontras (yang dipertentangkan) dalam
Yak. 3:13, 14.
6. Sebutkan tiga sumber hikmat yang bukan dari atas? (Yak. 3: 15).
7. Yakobus menyebutkan dua contoh dalam Yak.3: 14 dan 16. Apa
akibat dari hidup dalam dosa ini?
8. Hikmat yang dari atas (Yak. 3: 17) dipersamakan dengan hikmat
yang lahir dari kelemahlembutan (Yak. 3: 13). Apa pengertian lahir
di sini?
9. Siapakah yang pembawa damai? (Yak. 3: 18).
10. Apa perbedaan hikmat yang datang dari atas dengan yang bukan
datang dari atas berdasarkan ciri-ciri, akibat, sumber dan pelaku?
PERTANYAAN PENERAPAN
11. Yakobus menyatakan bahwa dosa iri hati dan mementingkan diri
sendiri membawa kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Apa yang saudara dapat lakukan untuk membantu saudara

15
mengenali jika dan kapan hal-hal ini menjadi bagian dari hidup
saudara dan gereja?
12. Hikmat itu memang anugrah/datang dari atas. Namun
mewujudkannya perlu usaha. Apa yang saudara perlukan untuk
menjadikan hikmat yang datang dari atas menjadi standard hidup
saudara? Bagaimana saudara melakukannya?
13. Bagaimana saudara mengetahui bahwa hikmat/ide yang datang
kepada saudara adalah bukan dari dunia ini, diri sendiri atau setan?
14. Bagaimana pikiran dan gaya hidup saudara mencerminkan
kemurnian, sikap pendamai, peramah, penurut, penuh belas
kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak
munafik?

16
Bahan PA 8.
“ORANG YANG RENDAH HATI, ALLAH KASIHI”
(Yakobus 4:1-6)

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Dari mana datangnya sengketa dan pertengkaran di antara jemaat
Yakobus?
2. Apa yang menyebabkan jemaat membunuh, bertengkar dan
berkelahi?
3. Mengapa seseorang tidak memperoleh apa-apa?
4. Bagaimana doa yang salah itu?
5. Mengapa Yakobus menyebut jemaat tidak setia?
6. Siapakah orang yang disebut musuh Allah?
7. Allah mengasihi orang yang bagaimana?

PERTANYAAN PENDALAMAN
8. Apakah yang di maksud ” hawa nafsu yang saling berjuang”? Apa
saja yang termasuk hawa nafsu?
9. Mengingini sesuatu menurut ayat 2 mendatangkan sesuatu yang
buruk. Dalam salah satu hukum Taurat, Tuhan juga
memerintahkan umat Israel agar jangan mengingini sesuatu (Kel
20:17). Umat Budha juga meyakini, sumber penderitaan (dukha)
adalah keinginan.
10. Apakah mengingini sesuatu itu buruk? Mengapa hal mengingini
Tuhan larang (seperti dalam Keluaran) dan Tuhan pandang buruk
(seperti di Yakobus)?
11. Apakah setiap berdoa, seseorang pasti akan mendapat ? (Mat 7:7)
Doa yang bagaimana yang pasti akan mendapat sesuatu?
12. Mengapa orang yang menjadi sahabat dunia disebut tidak setia?
Orang yang bagaimana yang disebut sahabat dunia?
13. Mengapa Allah cemburu? Apa maksudnya?
14. Mengapa Allah mengasihi orang yang rendah hati? Bagaimana
hubungan kerendahan hati dengan hawa nafsu dalam diri
seseorang?

PERTANYAAN PENERAPAN

17
15. Hawa nafsu apa yang biasanya menguasai Saudara?APakah hawa
nafsu itu sering mendatangkan sesuatu yang buruk dalam hidup
Saudara? Sharingkan!
16. Adakah keinginan saudara yang mendatangkan dosa? Sharingkan!
17. Apakah Saudara pernah mengingini tapi belum mendapatkan
hingga kini? Apakah itu terjadi karena keinginan Saudara didasari
hawa nafsu? Sharingkan!
18. Pernahkah Saudara mengalami dan merasakan sikap Allah yang
cemburu?Sharingkan!
19. Kerendahan hati didapat dari sikap iman yang meyakini bahwa
Allah penuh kasih dan berkuasa sementara manusia rapuh dan
berdosa. Orang yang punya keyakinan demikian pasti akan
menjadi orang yang rendah hati (renungkan kehidupan Kristus!).
Apakah keyakinan itu sudah hadir dalam hidup Saudara?
20. Siapakah teladan Saudara dalam kerendahan hati?
21. Apa langkah praktis yang bisa kita buat supaya kita bisa menjadi
orang yang rendah hati, yang Allah kasihi?

18
Bahan PA 9.
“MENUNDUKKAN KESOMBONGAN DI HADAPAN
TUHAN”
(Yakobus 4:13-17)

Orang Yahudi yang telah menjadi Kristen, banyak yang berprofesi


sebagai pedagang yang banyak melakukan perjalanan. Kota-kota yang
mereka kunjungi termasuk Tyre, Sidon, Kaesarea, Kreta, Efesus, Filipi,
Tesalonika, Korintus.dan Roma. Surat (umum) Yakobus yang juga
berlatar belakang Yahudi memang sangat lazim bagi telinga mereka.
Meskipun demikian ada juga hal-hal yang relevan untuk kita ketahui,
nuansa dan pengajaran seseorang yang mengklaim dirinya sebagai
hamba Yesus Kristus ini.

Ada beberapa kutipan dari “rabbins”, semacam dongeng atau hikayat


Yahudi yang digunakan untuk mengingatkan pendengar atau pembaca
surat Yakubus dalam bacaan di bawah ini.

13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami
berangkat ke kota anru, dan di sana kami akan tinggal setahun dan
berdagang serta mendapat untung", 14 sedang kamu tidak tahu apa
yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama
seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya
kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup
dan berbuat ini dan itu." 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri
dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia

tidak melakukannya, ia berdosa.

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Siapa pendengar atau pembaca surat penggembalaan Yakobus ini?
2. Kenapa kalangan bisnis dan perjalanan dari kota yang satu ke kota
yang lain menjadi perhatian Yakobus?
3. Apa arti kata uap di sini? Bandingkan dengan Maz.102:11; Ayub 8:9
4. Kecongkakan (ay.16) macam apakah yang hendak diingatkan
Yakobus?

19
PERTANYAAN PENDALAMAN
5. Yakobus hendak mengatakan bahwa hidup seseorang tidak pasti
karena itu bergantung pada Tuhan adalah penting. Dimana
pernyataan itu dapat kita lihat?
6. Dapatkah dikatakan bahwa surat Yakobus bernuansa Yahudi yang
kuat? Kenapa?
7. Bagaimana hubungan antara ay.15 yang mengatakan: “Jika Tuhan
menghendaki, ….......” dengan ucapan teman2 muslim “Insya Allah”
pada setiap ucapan tentang hal2 yang belum terjadi?
8. Apakah orang Kristen lebih sembrono tanpa mengucapkan “Insya
Allah” dalam semua ucapan mengenai masa depan yang belum
diketahui?
9. Adakah hubungan antara budaya Yahudi dan Islam? (Perhatikan,
misalnya ritual membasuh kaki, sunat dll.)

PERTANYAAN PENERAPAN
10. Dapatkah kita mengatakan bahwa kita tidak dapat dan tidak perlu
merancang hidup kita?
11. Bagaimana orang Kristen membiasakan dirinya dikuasai Tuhan
dalam kehidupan sehari-hari, meskupun ucapan “Insya Allah” tidak
pernah keluar dari mulutnya?
12. Adakah dampak negatif kalau kita ucapkan hal seperti itu dalam
pergaulan sehari-hari?
13. Bagaimana cara menguatamakan Tuhan dalam rencana-rencana
pribadi dan Jemaat?

20
Bahan PA 10.
“JANGAN MENGHAKIMI SESAMA MANUSIA”
(Yakobus 4: 7-12)

Hukum Allah menyatakan kasihilah Tuhan Allahmu dan sesamamu


manusia, namun kadangkala tanpa disadari kita bukannya mengasihi
tapi malah menghakimi sesama kita. Merasa diri selalu benar dianggap
lumrah atau manusiawi. Apakah benar demikian? Yakobus dalam salah
satu suratnya mengatakan: “Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau
mau menghakimi sesamamu manusia?” (Yak. 4: 12b).

Dengan pertolongan dan bimbingan Tuhan, marilah kita sama-sama


belajar dalam KTB malam ini untuk memahami dengan benar apakah
yang dimaksud dengan ”jangan menghakimi sesamamu manusia”?.
Tuhan memberkati.

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Umat Tuhan harus menjadi rendah hati dan tidak sombong
(Yak.4:6). Bagaimana cara umat Tuhan melawan Iblis yang
seringkali menggoda umat-Nya untuk menjadi sombong?
2. Ketika umat Tuhan akan melawan Iblis, mereka memohon
kekuatan dan hikmat dari Allah. Untuk itu umat-Nya harus
mendekat kepada Allah. Apakah yang harus dilakukan agar
mereka layak ”mendekat kepada Allah”?
3. Sikap rendah hati seperti apakah yang dinasihatkan oleh Yakobus?
4. Menurut Yakobus, mengapa jemaat tidak boleh saling memfitnah
atau menghakimi saudaranya?
5. Siapakah satu-satunya Pembuat hukum dan Hakim?

PERTANYAAN PENDALAMAN
6. “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia
akan lari dari padamu!” (Yak.4: 7). Bagaimana pemahaman saudara
mengenai ayat ini?
7. Yakobus berkata jika kamu akan mendekat kepada Allah:
”Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan
sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! (ayat 8). Menurut

21
saudara apakah maksud menahirkan tangan dan menyucikan hati?
Mengapa harus demikian?
8. ”Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah;
hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu
dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia
akan meninggikan kamu”.(ayat 9-10). Menurut Yakobus, kedua
ayat tersebut merupakan bentuk ungkapan penyesalan dosa dan
sikap kerendahan hati orang beriman di hadirat/ di hadapan Allah.
Setujukah saudara dan berikan alasan saudara?
9. ”Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah/
menghakimi!” (ayat 11). Menurut saudara apakah yang dimaksud
dengan memfitnah atau menghakimi?
10. ”Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia
mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi
hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya.
Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang
berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah
engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia?”
(ayat 11-12). Menurut Yakobus, umat Tuhan tidak diperbolehkan
untuk menghakimi sesamanya. Apakah kita tidak boleh
menghakimi? Mengapa demikian? (Baca juga Mat. 7: 1-5; Luk. 6: 37;
Yoh. 7: 24)

PERTANYAAN PENERAPAN
11. Iblis senantiasa menggoda kita untuk hidup di luar kebenaran
Allah, antara lain menjadikan kita sombong dan tidak rendah hati.
Pernahkah saudara mempunyai pengalaman melawan kuasa iblis
atau kuasa kegelapan? Apakah saudara berhasil melepaskan diri
dari jeratannya? Sharingkan.

12. Di dalam hidup keseharian, kita sering menyaksikan orang lain


atau bahkan mungkin kita melakukan sendiri penghakiman
terhadap sesama manusia. Apakah saudara mempunyai
pengalaman mengenai hal tersebut? Sharingkan.

13. Jika firman Tuhan mengatakan ”janganlah kamu menghakimi


sesamamu manusia”, bagaimanakah sikap saudara jika ada sesama
yang melakukan kesalahan atau berbuat dosa?

22
Bahan PA 11.
“DOA, BESAR KUASANYA”
(Yakobus 5:12-20)

PERTANYAAN PENGAMATAN
1. Bolehkah kita bersumpah?
2. Apa yang harus dilakukan kalau ada orang yang menderita dan
orang yang bergembira?
3. Apa yang harus dilakukan jika ada orang yang sakit?
4. Apa akibat dari doa yang lahir dari iman?
5. Apa yang harus kita lakukan jika kita ingin sembuh?
6. Jika ada orang yang berdosa dan ada orang yang mengajaknya
berbalik dari jalan sesat, apa yang terjadi?

PERTANYAAN PENDALAMAN
7. Apakah yang dimaksud dengan sumpah? Apa yang mendorong
orang bersumpah? Mengapa sumpah dilarang oleh firman Tuhan?
(Mat 5:34-37)
8. Apakah maksud dari doa dan nyanyian dalam ayat 13? Sikap
seperti apa yang ingin Yakobus bangun dalam diri jemaat melalui
ayat 13?
9. Mengapa orang yang sakit perlu memanggil penatua jemaat untuk
didoakan dan perlu dioles dengan minyak? Apakah pengolesan
minyak mutlak diperlukan untuk mendukung kesembuhan?
10. Bagaimana ciri doa yang lahir dari iman?
11. Kenapa pengakuan dosa penting dilakukan kalau orang mau
sembuh? Menurut Saudara, kesembuhan tersebut terkait dengan
hal fisik atau juga psikis dan spiritual? Jelaskan!
12. Doa yang besar kuasanya harus dilakukan oleh orang benar dan
dinaikkan dengan yakin. Apa maksud orang benar dan dinaikan
dengan yakin?

PERTANYAAN PENERAPAN
13. Pernahkah Saudara bersumpah? Jika ya, dalam kondisi seperti apa
biasanya sumpah itu keluar dari mulut Saudara?Bagaimana
perasaan saudara setelah bersumpah?

23
14. Gereja yang dewasa, adalah gereja yang anggotanya siap tertawa
dengan orang yang berbahagia dan menangis dengan orang yang
sedih, lalu membawa kesedihan atau kebahagiaan itu kepada
Tuhan. (Roma 12:15). Apakah ini sudah terwujud dalam gereja
kita? Apa yang Saudara ingin lakukan secara pribadi agar hal
tersebut terjadi?
15. Apa fungsi penatua di jemaat kita, yaitu menjadi gembala rohani
sudah berjalan dengan baik?
16. Bagaimana fenomena minyak urapan yang banyak beredar dilihat
dari firman Tuhan?
17. Apakah gereja kita sudah menjadi tempat yang memungkinkan kita
secara terbuka saling mengakui dosa dan kelemahan kita satu sama
lain? Perlukah hal itu terwujud?
18. Apakah Saudara yakin bahwa saudara orang benar?
19. Pernahkah punya pengalaman akan kuasa doa?
20. Apakah ketika Saudara berdoa, saudara berdoa dengan yakin?
Mengapa?

24
Ucapan terima kasih:
1. KTB Bapak GKI Boba, untuk masukkan yang terlah diberikan
2. http://www.ency.tcv.pl/id/wiki/Konsili_Yerusalem.html, untuk
gambar cover dan watermark

25

You might also like