You are on page 1of 30

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Tujuan Praktikum 1. Mempelajari analisis hardness dalam air 2. Mengetahui logam penyebab hardness dalam air 3. Menganalisa kadar Ca2+ dan Mg2+ serta kesadahan total dalam air

1.2.

Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion Pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) RSG-Gas
1.2.1. Pendahuluan Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01)merupakan salah satu sistem bantu yangmempunyai fungsi untuk mengolah air bakumenjadi air bebas mineral yang selanjutnya air bebas mineral digunakan sebagai pemasok air pendingin primer reaktor RSGGAS. Di dalam proses pembuatan air bebas mineral, air baku dialirkan melewati resin penukar ion yang berada dalam tangki/kolom. yang terdiri dari tangki (kolom) resin penukar kation, tangki (kolom) resin penukar anion dan tangki (kolom) mixbed resin. Resin penukar ion pada sistem Air Bebas mineral berfungsi untuk mengambil pengotor yang tidak dikehendaki dengan cara reaksi pertukaran ion yang mempunyai tanda muatan sama antara air sebagai bahan baku dengan resin penukar ion yang dilaluinya. Kation resin akan mengambil kation pengotor air dan anion resin akan mengambil anion pengotor air. Oleh karena itu perlu adanya pengamatan terhadap karakteristik resin penukar ion pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01), agar kinerja resin penukar ion dan kualitas air yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang diijinkan.

Untuk mengetahui karakteristk kinerja resin penukar ion pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) dilakukan pengamatan terhadap pengukuran konduktivitas air keluaran tangki kolom kation, tangki (kolom) resin penukar anion dan tangki (kolom) mixbed resin dengan selang waktu 5 menit hingga penunjukan stabil. Pengukuran dilakukan setiap pengoperasian sistem. Dengan diketahuinya karakteristik dari resin penukar ion pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) akan menjadi acuan tindakan perawatan Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01), sehingga kinerja resin penukar ion pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) dapat bekerja secara optimal dankualitas air bebas mineral yang dihasilkanselalu memenuhi persyaratan sebagai air reaktor. 1.2.2. TEORI Proses pembuatan air bebas mineral pada sistem air bebas mineral (GCA 01) RSG-GASmenggunakan resin penukar ion yang terdiridari resin penukar kation dan resin penukar anion serta

mixed bed resin. Air baku sebagai air umpan pada pembuatan air bebas mineral diambil dari air pengolahan PAM PUSPIPTEK yang ditampung dalam kolam air baku (raw water). Air baku dipompakan kedalam sistemair bebas mineral menggunakan pompa benam bertingkat banyak (multistage submersiblepump) dengan kecepatan alir 5m3/jam. Tahapan proses pembuatan air bebas mineral pada sistem air bebas mineral (GCA 01) adalah air baku dari kolam air baku (raw water) dipompakan melewati saringan pasir, saringan mekanik kemudian dilewatkan dalam kolom resin penukar kation, kolom resin penukar anion, kolom resin mix-bed, dan dilewatkan dalam saringan resin. Air bebas mineral selanjutnya ditampung dalam tangki penampung air bebas mineral (GCA 01 BB 04) dan siap untuk didistribusikan ke kolam reaktor dan fasilitas yang

memerlukan air bebas mineral. Gambar diagram alir tahapan proses pembuartan air bebas mineral RSG-GAS dapat dilihat pada lampiran 1. Pada proses pembuatan air bebas mineral menggunakan unit resin penukar ion, resinpenukar ion ditempatkan dalam kolom (proses kolom). Kolom/tangki resin penukar kation berisi 24 liter resin tipe Lewatit IN 42 dan 250 liter resin tipe lewatit Mono Plus S 100,kolom/tangki penukar anion berisi 50 liter resinlewatit IN 42 dan 550 liter resin lewatit MP 600WS, Sedangkan kolom mixed bed berisi 75 liter lewatit MonoPlus MP 500 dan 75 liter MonoPlus SP-112 H. Arah aliran air pada kolom resin penukar kation dan kolom resinpenukar anion adalah dari bawah ke atas sedangdalam kolom resin mix-bed arah aliran air dari atas ke bawah. 1.2.2.1. Resin Penukar Ion Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi yang mengandung ikatanikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan . Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat dipertukarkan. sedang resin penukar anion, mengandung anion yang dapat yang dapat dipertukarkan. Secara umum rumus struktur resin penukar ion yang dapat merupakan resin penukar kation (Gambar 1) dan resin penukar anion. (Gambar 2).

Sifat-sifat Penting Resin Penukar Ion adalah adalah sebagai berikut: 1. Kapasitas Penukaran ion Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif jumlah ion-ion yang dapat dipertukarkan dan dinyatakan dalam mek (milliekivalen) per gram resin kering dalam bentuk hydrogen atau kloridanya atau dinyatakan dalam milliekivalen tiap milliliter resin (meq/ml).

2. Selektivitas Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan aktifitas pilihan atas ion tertentu .Hal ini disebabkan karena penukar ion merupakan suatu proses stoikhiometrik dan dapat balik (reversible) dan

memenuhi hukum kerja massa. Faktor yang yang menentukan selektivitas terutama adalah gugus

ionogenik dan derajat ikat silang. Secara umum selektivitas penukaran ion dipengaruhi oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin penukar ion akan menentukan dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam suatu larutan apabila dalam larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan sama, demikian juga dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut dilepaskan. 3. Derajat ikat silang (crosslinking) Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat ikat silang tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas

pertukaran, perilaku mekaran, perubahan volume, seletivitas, ketahanan kimia dan oksidasi. 4. Porositas Nilai porositas menunjukan ukuran pori-pori saluran-saluran kapiler. Ukuran saluransaluran ini biasanya tidak seragam. Porositas berbanding lansung derajat ikat silang, walaupunn ukuran saluran-saluran kapilernya tidak seragam. Jalinan resin penukar mengandung rongga-rongga, tempat air terserap masuk. Porositas mempengaruhi kapasitas dan keselektifan. Bila tanpa pori, hanya gugus ionogenik di permukaan saja yang aktif.

5. Kestabilan resin Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat. Kestabilan fisik dan mekanik terutama menyangkut kekuatan dan ketahanan gesekan. Ketahanan terhadap pengaruh osmotik, baik saat pembebanan maupun regenerasi, juga terkait jenis monomernya. Kestabilan termal jenis makropori

biasanya lebih baik daripada yang gel, walau derajat ikat silang serupa. Akan tetapi lakuan panas penukar kation makropori agak mengubah struktur kisi ruang dan porositasnya. 1.2.2.2. Kinerja Resin Penukar Ion Pada Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) RSG-GAS Resin penukar ion pada proses pembuatan air bebas mineral berfungsi untuk mengambil pengotor air dengan cara pertukaran ion yang bermuatan sama. Kation yang ada dalam air akan dipertukarkan/diambil dengan kation resin sedangkan anion dalam air akan dipertukarkan dengan anion resin. Di dalam kolom resin penukar kation, garamgaram yang terlarut di dalam air dikonversi menjadi asam-asam mineral masingmasing melalui pertukaran kation-kationnyadengan ion H+. Dari sini terbentuk asam karbonat dari kesadahan karbonat (carbonat hardness). Asam karbonat pecah menjadi airdan karbon dioksida bebas. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam kolom resin penukar kation adalah sebagai berikut :

Lewatit-2H++Ca(HCO3)2Lewatit-Ca+ H2CO3 H2O + CO2

2H2CO3

Lewatit-2H+ + MgSO4 Lewatit-2H+ + CaCl2

Lewatit-Mg + H2SO4 Lewatit-Ca + 2HCl

Di dalam kolom resin penukar anion, anion pengotor air seperti SO4-2, Cl- yang ada dalam air dipertukan dengan OH- dari resin penukar anion. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam kolom resin penukar anion adalah sebagai berikut: Lewatit-2OH + H2SO4 Lewatit-SO4+ 2H2O Lewatit-OH + HCl Lewatit-Cl + H2O

Di dalam kolom resin mixed bed yang berisi campuran antara resin penukar kation dan anion, sisasisa kation yang masih ada dalam air akan

dipertukarkan dengan ion hidrogen dan sisa anion termasuk asam karbonat dipertukarkan dengan ion hidroksil sehingga air keluaran kolom resin mix-bed telah terbebas dari mineral pengotor (air bebas mineral). Pada saat sistem air bebas mineral beroperasi dilakukan pengamatan dan pengukuran pH dan Konduktivitas yang merupakan parameter control kualitas air bebas mineral yang dihasilkan saat produksi air bebas mineral.

1.2.3. TATA KERJA Untuk mengetahui unjuk kerja Karakteeristik Kinerja Resin Penukar Ion pada Sistem Air Bebas Mineral(GCA 01) dilakukan pengukuran pH dan konduktivitas air keluaran kolom resin penukar kation, air keluaran kolom resin penukar anion dan air keluaran

kolom resin mix-bed.selang waktu tertentu hingga diperoleh harga pengukuran yang stabil. Pengukuran dilakukan setiap pengoperasian sistem air bebas mineral (GCA 01). Melakukan Pengukuran pH dan Konduktivitas Air

Keluaran Kolom ResinPenukar Kation Dengan Langkah: a Membuka katup sample air keluarankolom resin penukar kation (GCA 01AA024 untuk jalur 1). b Mengukur konduktivitas air keluarankolom resin penukar kation dengan Conductivitymeter HACH 44600. c Mengukur pH air keluaran kolom resin penukar kation dengan pH meter. Melakukan pengukuran kualitas air keluaran kolom resin penukar Anion dengan langkah: a Membuka katup sample air keluarankolom resin penukar anion (GCA 01AA041 untuk jalur 1). b Mengukur konduktivitas air keluarankolom resin penukar anion dengan Conductivitymeter HACH 44600. c Mengukur pH air keluaran kolom resinpenukar anion dengan pH meter. Melakukan pengukuran kualitas air keluaran kolom Mix Bed resin penukar Iondengan langkah: a Membuka katup sample air keluaran kolom resin penukar anion (GCA 01AA041 untuk jalur 1) b Mengukur konduktivitas air keluarankolom resin penukar anion dengan Conductivitymeter HACH 44600. c Mengukur pH air keluaran kolom resin penukar anion dengan pH meter. Melakukan pengukuran konduktivitas air dengan

Conductivitymeter HACH 44600 dengan langkah:

a Tempat larutan dan alat yang akan digunakan dibilas dengan larutan cuplikan yang akan diukur b Memasukkan larutan cuplikan ke dalam erlenmeyer 250 ml c Mencelupkan probe secara vertical padalarutan cuplikan sampai lubang ventilasi tertutup d Menekan tombol POWER dan tombol CND dan dipiilih range harga konduktivitas 200(s/cm) e Di tunggu hingga penunjukkan stabil dan dicatat hasil penunjukan. Melakukan Pengukuran pH air dengan pH meter dengan langkah : a Tempat larutan dan alat yang akan digunakan dibilas dengan larutan cuplikan yang akan diukur b Masukkan larutan cuplikan sampai tanda garis c Menekan tombol POWER dan tombol pH dan di tunggu hingga penunjukkan stabil.

1.2.4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran pH dan konduktivitas air setelah melewati resin penukar ion pada tahapan proses pembuatan air bebas mineral dengan interval waktu hingga keadaan stabil ditampilkan pada Tabel 1 dan grafiknya ditampilkan pada Gambar1,2 ,3, dan 4 .

Dari Tabel 1 serta Gambar 1 dan 2 terlihat bahwa dalam satu waktu pengoperasian sistem air bebas mineral menunjukan harga konduktivitas air keluaran kolom penukar kation maupun anion pada awal pengoperasian sistem air bebas mineral cenderung tinggi tetapi selang beberapa waktu akan mengalami penurunan hingga akhirnya didapatkan suatu harga yang stabil. Hal ini disebabkan belum terpenuhinya waktu kontak antara resin dengan air sehingga reaksi pertukaran ion antara kation dan anion dari air dengan kation dan anion resin penukar ion belum terjadi. Dan dari Table 1 dan Gambar 1 dan 2 menunjukan bahwa harga konduktivitas air keluaran kolom penukar anion stabil setelah selang beberapa waktu (15-25menit)-sistem beroperasi tetapi kolom keluaran kolom penukar kation cenderung stabil. Oleh karena sebagai indikasi regenerasi resin penukar ion pada sistem air bebas mineral adalah harga konduktivitas keluaran kolom resin penukar anion. Apabila dilihat secara rinci dari waktu ke waktu pengoperasian sistem air bebas mineral (GCA01) menunjukan

bahwa konduktivitas air keluaran kolom resin penukar kation mengalami penurunan, sedang konduktivitas air keluaran resin penukar anion justru mengalami kenaikan seperti terlihat pada Gambar 1,2, dan 3.

Dari Gambar 3 terlihat bahwa dengan bertambahnya waktu pengoperasian sistem air bebas mineral (GCA 01) menunjukan harga konduktivitas air keluaran resin penukar anion mengalami kenaikan. Hal ini berkaitan dengan kapasitas tukar ion dari resin penukar ion. Kapasitas resin penukar ion adalah bilangan yang menyatakan jumlah banyaknya ion yang dapat ditpertukarkan untuk setiap 1 (satu) gram resin atau tiap mililiter Dengan berjalannya waktu penggunaan resin penukar ion, kemapuan tukar resin penukar ion semakin berkurang dan lama kelamaan tidak mampu lagi mempertukarkan ion-ion pengotor didalam air dengan H+ maupun OH- dari resin penukar ion..Pada proses pembuatan air bebas mineral reaksi pertukaran ion terjadi pada ion yang mempunyai tanda muatan sama antara air sebagai bahan baku dengan resin yang dilaluinya dan berlangsung secara reversible (bolak balik) sehingga dengan bertambahnya waktu penggunaan resin,oleh karena itu pada saat tertentu semua kation atau anion dalam susunan butir-butir resin yang dipakai itu telah habis

dipertukarkan dengan kation atau anion dalan air, Dalam hal ini resin penukar ion dianggap jenuh, sehingga resin perlu diaktifkan kembali dengan jalan meregenerasi resin tersebut. Batas pengoperasian tingkat kejenuhan resin penukar kation dan anion dibatasi pada harga konduktivitas air keluaran kolom penukar anion >5 S/cm. Pada proses pembuatan air bebas mineral, air baku dari kolam air baku (raw water) dipompakan melewati saringan pasir, saringan mekanik kemudian dilewatkan dalam kolom resin penukar kation, kolom resin penukar anion, kolom resin mix-bed. Secara keseluruhan hasil pengukuran kualitas air pada tahapan proses pembuatan air bebas mineral ditampilkan pada Tabel 2 serta grafiknya diberikan pada Gambar 5 dan 6. Data pengukuran diambil setelah harga stabil (reaksi pertukaran) sempurna.

Dari Tabel 2 dan Gambar 4 terlihat bahwa pH air keluaran kolom penukar kation mengalami penurunan (air bersifat asam). Hal ini disebabkan oleh setelah air melalui kolomresin penukar kation, semua pengotor kation air akan diambil/dipertukarkan dengan H+ dari resin penukar kation, sehingga terjadi pelepasan H+ dari resin penukar kation dan air keluarankolom resin penukar kation bersifat asam. Sedangkan pH air keluaran kolom resinpenukar anion mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh karena pada saat air melaluikolom resin penukar anion, anion pengotor air akan diambil/dipertukarkan dengan OH- dari resin penukar anion, sehingga terjadi pelepasan OH- dari resin penukar anion oleh karena itu air setelah melewati kolom resin penukar anion mempunyai pH mendekati pH netral atau sedikit basa. Dalam hal ini pH air setelah melewati kolom resin penukar anion adalah 6,38,4. Selanjutnya sisa-sisa kation yang masih ada dalam air akan dipertukarkan dengan ion H+dan sisa anion dipertukarkan dengan ion OH- pada mixed bed kolom resin yang berisi campuran kation resin dan anion resin, sehingga air keluaran mixed bed kolom resin mempunyai pH 5,8 6,2. Konduktivitas air merupakan ukuran kemampuan air dalam menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu dengan mengetahui

besaran konduktivitas akan diperoleh gambaran/perkiraan kadar ion-ion yang terlarut dalam air.

Dari Tabel 2 serta Gambar 5 terlihat bahwa konduktivitas air keluaran kolom penukar kation mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh air pada saat melewati kolom resin penukar kation terjadi pertukaran kation pengotor air dengan H+ dari resin penukar kation, sehingga terjadi pelepasan ion H+ dari resin penukar kation yang mempunyai daya hantar lebih kecil daripada kation pengotor air. Oleh karena itu konduktivitas air keluaran kolom resin penukar kation mengalami kenaikan. Konduktivitas air setelah melewati kolom resin penukar anion mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena pada saat air melewati kolom resin penukar anion terjadi pertukaran kation pengotor air dengan ion OH- dari resin penukar anion. Selanjutnya sisa-sisa kation yang masih ada dalam air akan dipertukarkan dengan ion H+ dan sisa anion dipertukarkan dengan ion OH- pada mixed bed kolom resin yang berisi campuran kation resin dan anion resin. sehingga air keluaran kolom resin mix-bed telah terbebas dari mineral pengotor (air bebas mineral) dan mempunyai konduktivitas rendah, dalam hal ini diperoleh air dengan konduktivitas 0,2 S/cm.

1.2.5. KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kualitas air keluaran kolom resin penukar kation cenderung stabil dan bersifat asam dengan harga pH 3.2-3.3 dan konduktivitas 265-320 S/cm. 2. Kualitas air keluaran kolom resin penukar anion stabil setelah selang beberapa waktu pengoperasian sistem Air bebas mineral (GCA 01). Dan dengan bertambahnya waktu pengoperasian sistem Air bebas mineral (GCA 01) menunjukan adanya kenaikan pH dan konduktivitas 3. Indikasi kejenuhan resin ditunjukan oleh adanya kenaikan konduktivitas dan pH air keluaran kolom resin penukar anion. 4. Air keluaran kolom resin mix-bed telah bebas mineral dengan harga pH 5.8-6.2 dan harga konduktivitas 0.2 S/cm. 5. Kualitas air bebas mineral hasil produksi instalasi pembuat air bebas mineral di RSG-GAS memenuhi syarat sebagai air pendingin reaktor.

1.2.

Kesadahan 1.3.1. Pengertian Kesadahan Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat

menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa

dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.

1.3.2. Klasifikasi Kesadahan Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. 1. Air sadah sementara Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2 (aq) > CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g) 2. Air sadah tetap Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang

mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3(aq). Penambahan larutan
2+

karbonat
2+

dimaksudkan

untuk

mengendapkan ion Ca dan atau Mg . CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) > CaCO3 (s) + 2NaCl (aq) Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) > MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq) Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan.

1.3.3.

Penanggulangan Kesadahan Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada industri-industri adalah melalui penyaringan dengan

menggunakan zat-zat sebagai berikut : a. Resin pengikat kation dan anion Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion, sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan. b. Menggunakan Zeolit Zeolit memiliki rumus kimia Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dikewati air. Ion Ca2+ dan

Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan. Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Dilakukan dengan menyediakan tong yang dapat

menampung zeolit. Pada dasar tong sudah dibuat keran. Air yang akan digunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah dilewatkan pada zeolit kemudian dapat di gunakan untuk keperluan rumah tangga, sperti mencuci, mandi dan keperluan masak. Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya tidak dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya.

1.3.4. Metode Analisis Kesadahan Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3. Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang digunakan adalah air sadah tetap.

BAB II ALAT DAN BAHAN

2.1.

Alat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Buret dan statif Pipet volumetrik Labu ukur 1000 ml Beaker glass Erlenmeyer Corong Gelas ukur Pipet tetes Tissu

10. Spatula 11. Botol semprot

2.2.

Bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. KCN 10 % HONH2HCl 10 % Buffer pH 10 (NH4Cl, NH3, dan Aquades) Indikator EBT Metanol dan Etanol Larutan EDTA 0,01 M (Na2EDTA) KOH 50 % Indikator NaNa Sampel ( Aqua, Clean-Q, Indodes, Alham )

BAB III PROSEDUR KERJA

3.1. Prosedur Pembuatan Reagensia 1. KCN 10% disimpan di dalam botol plastic. 2. Hydroksi Amonium Chlorida ( HONH2HCl ). 3. Buffer pH 10 4. Timbang dengan teliti 67,5 gram NH4Cl, kemudian tambahkan 570 ml NH3 pekat, setelah larut jadikan menjadi 1 L dengan aquadest. 5. Larutan EDTA 0,01 standart Timbang dengan teliti 3,7224 gram Na2EDTA yang telah dikeringkan dalam oven pada temperature 80oC, dilarutkan menjadi 1 liter dengan aquadest. 6. KOH 50%. Larutkan 250 gram KOH dalam 500 ml aquadest, simpan dalam botol plastik. 3.2. Prosedur Kerja Penetapan Kadar Ca2+ 1. Dipipet sampel sebanyak 10 ml, ditambahkan 10 ml aquades , ditambahkan 4 ml KOH 50%, setelah tercampur sempurna diamkan selama 5 menit 2. Lalu ditambahkan HONH2HCl 10% sebanyak 0,5 ml kemudian digoyang sampai rata 3. Ditambahkan sedikit Indikator Nana , kemudian dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari lembayung menjadi biru Kemudian dicatat volume titrasi yang terbaca pada buret 3.3. Prosedur Kerja Penetapan Kadar Mg+ 1. 2. 3. 4. 5. Dipipet sampel sebanyak 10 ml Ditambahkan 10 ml aquades Ditambahkan 0,5 ml KCN 10% Ditambahkan 3 tetes HONH2HCl 10% Selanjutnya ditambahkan buffer pH 10 sebanyak 2ml

6.

Ditambahkan sedikit Indikator EBT kemudian dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari lembayung menjadi biru

7.

Dicatat volume titrasi yang terbaca pada buret.

BAB IV GAMBAR RANGKAIAN

Keterangan:

1.Statif 2.Penjepit 3.Buret 50 ml (larutan EDTA ) 4.Erlemeyer 250 ml (larutan sampel)

BAB V PENGOLAHAN DATA 1.1. Perhitungan Kadar Ca2+ a. Untuk sampel Clean Q V. titrasi EDTA 0,01 M Ca2+(mg/l) = 6,20 ml = a x 1000/v x 0,4 = 6,20 ml x 1000/10 ml x 0,4 = 248 ppm b. Untuk sampel Aqua V. titrasi EDTA 0,01 M Ca2+(mg/l) = 6,20 ml = a x 1000/v x 0,4 = 6,20 ml x 1000/10 ml x 0,4 = 248 ppm

c. Untuk sampel Air sumur V. titrasi EDTA 0,01 M Ca2+(mg/l) = 1,80 ml = a x 1000/v x 0,4 = 1,80 ml x 1000/10 ml x 0,4 = 72 ppm 1.2. Perhitungan Kadar Mg+ a. Untuk sampel Clean Q V. titrasi EDTA 0,01 M Mg2+(mg/l) = 0,60 ml = b/VMg a/VCa x 1000 x 0,243 = 0,60 ml/10 ml 6,2 ml/10 ml x 1000 x 0,243 = 0,06 0,62 x 1000 x 0,243 = -136,08 ppm

b. Untuk sampel Aqua V. titrasi EDTA 0,01 M Mg2+(mg/l) = 0,70 ml = b/VMg a/VCa x 1000 x 0,243 = 0,70 ml/10 ml 6,2 ml/10 ml x 1000 x 0,243 = 0,07 0,62 x 1000 x 0,243 = -133,65 ppm c. Untuk sample Air sumur V. titrasi EDTA 0,01 M Mg2+(mg/l) = 3,85 ml = b/VMg a/VCa x 1000 x 0,243 = 3,85 ml/10 ml 1,8 ml/10 ml x 1000 x 0,243 = 0,385 0,18 x 1000 x 0,243 = 49,815 ppm 1.3. Perhitungan Kadar Kesadahan Total a. Untuk sampel Clean Q TH (mg/l) = ml x 0,01 x 1000 x 100 V = 0,60 ml x 0,01 x 1000 x100 10 ml = 60 ppm b. Untuk sampel Aqua TH (mg/l) = ml x 0,01 x 1000 x 100 V = 0,70 ml x 0,01 x 1000 x 100 10 ml = 70 ppm c. Untuk sampel Air sumur TH (mg/l) = ml x 0,01 x 1000 x 100 V = 3,85 ml x 0,01 x 1000 x 100 10 ml = 385 ppm

1.4. Reaksi a. Penetapan kadar Ca2+ dalam air Ca2+ + 2 KOH Ca(OH)2 + 2 K+ + H2 O Air

Kalsium kalium Hidroksida

Kalsium Hidroksida Kalium

Ca(OH)2 Kalsium Hidroksida

+ 2 HONH2HCl Hidroksi Amonium klorida

CaCl2 +NH4(OH)2 + 2 H2O Kalsium klorida Amonium Hidroksida Air

2CaCl2 H2O Air HOOCCH2 +

+ H2O(CH2)NH2CH2N CH2COOH2 Indikator Nana Ca2(CH2)2NH2CH2N CH2COOCl2 + Lar.Merah Lembayung CH2COOH N - CH2 - CH2 - N

Kalsium klorida

HOOCH2 EDTA HOOCCH2 N - CH2 - CH2 N HOOCH2 EDTA Klorida H2O (CH2)2 NH2- CH2 N CH2COOCL2 Larutan Biru

CH2COOH

CH2COOCl2 + CH2COOCl2

b. Reaksi Penetapan Kadar Mg2+ Mg++ + KCN MgCN2 Magnesium Sianida MgCl2 + NH4 (OH)2 + H2O Magnesium klorida Amonium Hidroksida OH OH MgCl2 Magnesium klorida NO2 Indikator EBT + O3S N=N Air + K+ Kalium

Magnesium Kalium Sianida MgCN2 + 2HONH2HCL

Magnesium Hidroksi Amonium Sianida Klorida

Cl

Cl

Mg(OH)2 + O3S Magnesium Hidroksida

N=N

Larutan Biru

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan 1. Kadar Ca untuk sampel Clean Q adalah 248 ppm, Aqua 248 ppm dan sampel Air sumur adalah 72 ppm, Sedangakan kadar Mg untuk sampel Clean Q adalah -136,08, Aqua 133,65 ppm dan air sumur 49,815 ppm

2. Kesadahan total untuk sampel Clean Q adalah 60 ppm, Aqua 70 ppm dan untuk sampel Air sumur adalah 385 ppm. 3. Kadar Ca dan Mg pada minuman kemasan berlabel Aqua lebih tinggi daripada Clean-Q dan Amoz, oleh sebab itu Aqua lebih layak dikonsumsi daripada kedua merek tersebut. 6.2. Saran Disarankan kepada praktikan yang masuk dalam praktek analisa hardness dalam air supaya mempersiapkan bahannya terlebih dahulu sebelum memulai praktek dan lebih teliti dalam melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

R. Djoko Mulyanto. 1986.Efek Defi siensi Iodium Pada Masyarakat.Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP Rochyatun,Endang.2007. Pemantauan Kadar Logam Berat dalam Sedimen di Perairan Teluk Jakarta. Jakarta: LIPI Staf Pengembangan.2012.Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Air dan Limbah Industri.Medan : PTKI

LAMPIRAN 1 KARAKTERISTIK AIR MINUM KEMASAN

You might also like