You are on page 1of 24

GAS DAN SIFAT SIFATNYA

http://kimtek.brinkster.net/kimia_teknik/bab%204.htm

1. Gas dan Keberadaannya. Kita hidup di dasar sebuah samudra yang sangat besar yang tersusun atas gas. Samudra itu disebut atsmosfir. Atsmosfir yang menyelimuti bumi ini tersusun atas 21 % oksigen (O2), 78 % nitrogen (N2) dan sisanya 1 % campuran gas seperti CO2, argon, neon dan sebagainya.

Gambar 4.1 foto satelit yang menggambarkan ruang udara dipermukaan bumi. Dalam samudra udara yang sangat luas inilah manusia hidup dan berkembangbiak.

Gambar 4.2 lapisan atsmosfir bumi yang menjadi tepat manusia tinggal

Di dalam SPU terdapat 11 unsur yang dalam kondisi ruang memiliki fase gas yaitu Hidrogen (H2), Helium (He), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Fluor (F2), khlor (Cl2), neon (ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Dari 11 unsur gas tersebut 6 unsur merupakan gas mulia (Noble Gas) yang bersifat sangat stabil dalam bentuk atom tunggal sehingga hampir tidak dapat bereaksi dengan atom lain. Gas tidak ada yang terdapat dalam bentuk ikatan ion pada temperatur ruang. Umumnya gas membentuk ikatan dengan atom lain dengan metode ikatan kovalen. Ikatan ion dalam bentuk kristal atau larutan juga tidak dapat bereaksi dengan gas secara langsung, hal ini terjadi karena ikatan antara kation dan anion terjadi dengan sangat kuat karena melibatkan pertukaran muatan positif dan muatan negatif. Untuk mereaksikan suatu senyawa yang dibentuk dengan ikatan ion, harus dilakukan pemanasan yang cukup untuk memberikan sejumlah energi agar dapat melepaskan ikatan ion antar atom di dalam sebuah kristal. Contohnya untuk mereaksikan kristal NaCl (Narium Khlorida) dengan gas Fluor (F2) harus dipanaskan hingga suhu lebih dari 1000 hingga kristal NaCl meleleh. Senyawa yang dibentuk oleh unsur unsur gas banyak sekali di alam. Senyawa ini ada yang berfase cair pada kondisi ruang ada juga yang berfase gas dan jarang sekali yang ditemukan dalam bentuk fase padat pada kondisi ruang. Contoh senyawa yang dibentuk oleh unsur gas antara lain Metana (CH4), asam khlirida (HCl), amoniak (NH3) dan sebagainya. Senyawa yang dibentuk oleh unsur unsur gas ini sangat

mudah untuk direaksikan dengan unsur gas yang lain. Senyawa senyawa ini umumnya memiliki titik didih yang rendah sehingga mudah untuk diubah menjadi fase gas. Hampir semua gas di alam adalah racun bagi manusia kecuali Oksigen (O2) itu pun harus terdapat dalam jumlah tertentu (dicampur gas inert lain seperti N2 ). Kadar oksigen yang sangat tinggi yang dihirup oleh manusia sehat dapat membakar paru paru manusia. Asam sianida (HCN) dan asam sulfisa (H2S) merupakan racun yang sangat kuat. Asam sulfida banyak ditemukan di kawah gunung berapi dan menjadi gas yang paling sering membunuh para pendaki gunung. Untuk pembakaran lebih lanjut tentang gas, maka harus dibuat kesepakatan tentang sifat sifat fisika suatu gas yaitu : 1. Gas diasumsikan memenuhi ruang dan menyerupai bentuk ruang yang ditempatinya. 2. Gas merupakan zat yang dapat ditekan (compresibel) 3. Gas akan bercampur sempurna dengan gas lain bila ditempatkan bersama di dalam sebuah wadah. 4. Gas memiliki massa jenis yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis zat padat dan cairan. 2. Tekanan Gas Gas memberikan tekanan ke permukaan yang bersentuhan dengannya karena molekul gas bergerak bebas dan selalu menumbuk permukaan yang bersentuhan dengannya. Manusia sangat beradaptasi dengan tekanan gas (udara) dipermukaan bumi sebesar 1 bar. Tetapi manusia akan mengalami kesulitan bila tekanan udara turun atau naik melebihi 1 bar. Bila manusia berada di ruang hampa dengan tekanan udara yang mendekati 0 bar maka darah akan keluar dari pori pori kulit menusia, sedangkan bila tekanan udara sangat tinggi maka akan dapat memecahkan gendang telingan manusia dengan mudah. Satuan Tekanan Tekanan adalah satu dari beberapa sifat gas yang dapat diukur. Satuan tekanan adalah Pascal (Pa). Tekanan di definikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus terhadap suatu pemanpang dengan luas tertentu sehingga tekanan adalah gaya persatuan luas penampang. Secara matematika dapat ditulis ;

............................................................................................. (1) Dimana p = tekanan (Pa) atau F = gaya (N) atau A = luas permukaan yang tegal lurus gaya ( Tekanan Atsmosfir Semua atom dan molekul yang ada di atsmosfir mengalami gaya gravitasi bumi, akibatnya massa jenis gas di dekat permukaan bumi akan lebih rapat dibandingkan dengan massa jenis udara yang letaknya lebih jauh dari permukaan bumi. Udara yang berada diluar kabin pesawat terbang yang terbang pada ketinggian 9 km dari permukaan bumi sudah sangat tipis sehingga manusia tidak dapat bernapas pada ketinggian tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pada ketinggian 6,4 km massa jenis udara berkurang sebanyak 50 % dan pada ketinggian 16 km dari permukaan laut massa jenis udara berkurang sebanyak 90% dan pada ketinggian 32 km massa jenis udara tinggal 1 % saja. Gaya yang bekerja pada permukaan bumi adalah sebesar berat kolom udara yang ada di atasnya. Karena permukaan bumi tidak rata maka besar tekanan atsmosfir disetiap tempat akan berbeda beda, daerah yang rendah akan memiliki tekanan udara yang lebih tinggi dibandingkan daerah yang lebih tinggi. Besar tekanan atsmosfir ditentukan oleh lokasi, temperatur udara dan kondisi cuaca. Tekanan udara yang bekerja dipermukaan bumi menekan setiap benda yang ada dipermukaan bumi dari segala arah, hal ini berlaku sama dengan di dalam air. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Barometer sederhana terdiri dari sebuah tabung panjang yang diisi dengan air raksa. Tabung ini posisinya dibalik di dalam sebuah bejana sehingga air raksa akan turun pada ketinggian tertentu sampai tercapai kesetimbangan gaya tekanan udara luar dengan berat kolom air raksa. Barometer yang demikian disebut barometer Torricelli, bentuk barometer ini dapat dilihat seperti pada gambar 4.3 berikut ini. )

Gambar 4.3 barometer Torricelli merupakan barometer sederhana yang pertama kali ditemukan. Barometer ini menggunakan sebuah tabung panjang, bejana terbuka dan air raksa. Pada permukaan air laut, tinggi kolom air raksa adalah 760 mmHg ini yang disebut 1 atm. Bila tabung diperpanjang, tidak akan menambah tinggi kolom raksa, tetapi akan memperbesar ruang vacum.

Ruang vakum yang ada di ujung barometer disebut ruang vakumTorricelli, satuan tekanan ini adalah 1 torr yang besarnya sama dengan 760 mmHg atau disebut juga 1 atmosfir (atm). Besar 1 atm sama dengan 101,325 Pa (Pascal). Manometer adalah alat yang digunakan untuk menghitung tekanan suatu gas dengan cara membandingkannya dengan tekanan atsmosfir. Prinsip kerja manometer ini sama dengan barometer Torricelli. Manometer ada 2 tipe yaitu manometer tabung tertutup dan manometer tabung terbuka. Bentuknya dapat dilihat seperti pada gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4 perbedaan maometer terbuka dan manometer tertutup. Untuk tekanan gas yang sama besarnya, tinggi kolom air raksa h untuk manometer terbuka akan lebih rendah dibandingkan dengan tinggi kolom air raksa manometer tertutup.

Manometer tertutup umumnya digunakan untuk mengukur tekanan gas yang lebih rendah dari tekanan atsmosfir sedangkan manometer terbuka digunakan untuk mengukur tekanan gas yang lebih besar dari tekanan atsmosfir. Fluida yang digunakan dalam manometer dan barometer umumnya air raksa, karena air raksa memiliki massa jenis yang besar yaitu 13,6 g/ml, sehngga tinggi kolom dalam manometer dapat dibuat lebih pendek. Selain manometer dan barometer air raksa, terdapat jenis alat ukur tekanan yang lain. Macam macam alat ukur tekanan dapat dilihat seperti pada gambar 4.5 berikut ini.

Gambar 4.5 barometer Bourdon atau dipasaran lebih dikenal dengan sebutan pressure gauge

3. Hukum Hukum Gas Hubungan tekanan volume gas (hukum Boyle) Pada abad ke 17 Robert Boyle mempelajari secara sistematis dan kuantitatif hubungan antara tekanan dan volume gas di dalam ruang tertutup. Alat eksperimen yang digunakan Boyle untuk mempelajari hubungan tekanan dan volume gas dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6 alat eksperimen hukum Boyle. Alat ini terdiri dari sebuah bejanan tekan yang di dalamnya dilengkapi dengan sebuah piston yang dapat bergerak naik turun.

Alat eksperimen ini terdiri dari sebuah bejana tekan dari kaca yang di dalamnya dilengkapi dengan sebuah piston yang dapat bergerak naik turun dengan bebas. Di dalam ruang yang terdapat di bawah piston di isi dengan gas (udara). Kemudian piston ditekan dengan gaya F 1, maka volume gas akan berkurang dan tekanan gas akan naik. Volume gas diukur dari perubahan tinggi tabung, sedangkan tekanan gas diukur dengan menggunakan sebuah pressure gauga tipe bourdon. Hasil eksperimen ini dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 hasil eksperimen Boyle
Tekanan (mmHg) 724 869 951 998 1230 1893 2250 Volume gas 1,5 1,33 1,22 1,18 0,94 0,61 0,58 pV 1,09 x 10 3 1,16 x 10 3 1,16 x 10 3 1,18 x 10 3 1,2 x 10 3 1,2 x 10 3 1,3 x 10 3

Dari hasil eksperimen Boyle pada tabel 4.1 terlihat bahwa pV untuk gas adalah konstan. Sehingga Boyle membuat suatu hukum yang dikenal dengan hukum Boyle yaitu pada temperatur konstan, kenaikan volume gas akan berbanding terbalik dengan tekanan gas tersebut. Atau secara matematis dapat ditulis :

....................................................................... (4.1) persamaan 4.1 dapat ditulis menjadi ....................................................................... (4.2) dimana p = tekanan gas V = volume gas C = konstanta proposional Hukum Boyle berlaku jika jumlah molekul gas dan temperatur gas di dalam bejana konstan. Hubungan tekanan dan volume gas ini dapat digambarkan pada grafik sebagai berikut

. (a)

(b)
Gambar 4.7 grafik yang menunjukan variasi volume gas dengan tekanan yang terjadi pada gas tersebut. Grafik a adalah tekanan terhadap 1/V grafik b mnyatakan tekanan terhadap V

Selama temperatur dan jumlah gas di dalam tabung tidak berubah, maka nila p.V akan selalu konstan. Sehingga secara parsial dapat ditulis : ................................................. (4.3) Hubungan temperatur terhadap volume gas (hukum Gay Lussac dan hukum hukum Charles). Hukum Boyle berlaku hanya pada temperatur gas dan jumlah mol gas yang konstan. Untuk temperatur gas yang berubah, Jacques Charles dan Joseph Gay-Lussac merumuskan suatu hukum gas dengan temperatur yang berubah ubah. Pada tekanan konstan, bila gas di dalam bejana berpiston dipanaskan, maka volume gas akan bertambah. Dan bila volume gas dalam tabung dijaga konstan dan gas dipanaskan, maka tekanan gas akan bertambah, eksperimen Charles dan Gaylussac dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini.

Gambar 4.8 eksperimen hukum charles dan hukum Gay lussac

Pada Percobaan tekanan konstan, gas di dalam sebuah tabung dengan piston bebas bergerak dipanaskan. Untuk menjaga tekanan gas agar tetap konstan, maka volume gas di dalam tabung akan mengembang dengan mendorong piston ke atas, sebaliknya bila gas di dalam tabung didinginkan, maka volume gas akan menyusut sehingga piston akan bergerak ke bawah. Hubungan antara volume gas dan temperatur gas dapat dituliskan sebagai berikut.

..................................... (4.4) bila terdapat beberapa kondisi gas maka persamaan 4.4 dapat di tulis menjadi :

................................................... (4.5) Persamaan 4.4 berlaku hanya pada saat tekanan konstan. Pada kondisi volume konstan, bila gas di dalam tabung dipanaskan, maka tekanan gas akan meningkat. Sebaliknya bila gas di dalam tabung didinginkan, maka tekanannya akan turun. Secara matematis hubungan tekanan dan temperatur gas ini dapat ditulis sebagai berikut.

........................................ (4.6) bila terdapat beberapa kondisi gas maka persamaan 4.6 dapat ditulis menjadi :

...................................... (4.7) Pada saat gas dipanaskan, maka sejumlah energi akan ditambahkan ke dalam molekul molekul gas akibatnya molekul gas akan bergerak lebih cepat dan acak. Dengan kecepatan gerak molekul yang semakin tinggi,menyebabkan implus tumbukan molekul dengan dinding wadah akan semakin besar demikian juga dengan frekuensi tumbukan akan semakin banyak sehingga tekanan gas akan meningkat untuk volume konstan. Bila wadah gas dapat mengembang, maka tekanan gas akan menyesuaikan dengan tekanan atsmosfir yang ada disekitarnya dengan cara mengembangkan volume gas (volume wadah ikut mengembang). Data hasil percobaan tekanan konstan, bila digambarkan hubungan antara volume gas dengan temperatur gas untuk beberapa kondisi tekanan gas, maka akan di dapat kurva seperti pada gambar 4.9 berkut ini.

Gambar 4.9 hubungan variasi temperatur gas terhadap volume gas untuk beberapa kondisi tekanan

Pada gambar 4.9 terlihat bahwa semua garis hubungan antara volume dan temperatur gas ini akan bertemu ada suatu titik. Besar titik ini adalah 0 derajat Kelvin atau sama dengan -273,15 derajat Celsius. Titik ini disebut titik nol mutlak. Pada kondisi sebenarnya titik ini tidak akan pernah dicapai oleh gas gas yang ada di alam. Karena setiap gas memiliki titik embunnya sendiri sendiri. Ketika temperatur gas mencapai titik embun, maka gas tersebut akan mengembun sehingga persamaan hukum Charles dan Gay Lussac tidak berlaku lagi. Titik nol mutlak ini ditemukan pertama kali oleh Lord Kelvin pada tahun 1848, Kelvin menghitung secara teoritis bahwa titik nol mutlak ini berada pada temperatur -273,15 atau 0 K. Hubungan volume gas dengan jumlah zat ( hukum Avogadro ). Amedeo Avogadro adalah ilmuwan Italia yang melengkapi hukum Boyle, hukum Charles dan Gay Lussac. Ia membuat hipotesis yang menyatakan pada tekanan dan temperatur yang sama, volume gas akan berbanding lurus dengan jumlah molekul gas ( jumlah atom

untuk gas monoatomik) yang terdapat di dalam gas tersebut. Secara matematis hipotesis ini dapat ditulis menjadi :

................................................................... (4.8) dimana V menyatakan volume gas dan n menyatakan jumlah molekul atau jumlah atom. Suatu contoh yang menarik dapat kita lihat pada reaksi pembuatan amoniak dari gas nitrogen dan gas hidrogen. Persamaan reaksi gas hidrogen dan gas nitrogen adala sebagai berikut .

3 mol gas H2 + 1 mol gas N2 ---------- 2 mol gas NH3 atau 3 molekul gas H2 + 1 molekul gas N2 ----------- 2 molekul gas NH3 atau 3 volume gas H2 + 1 volume gas N2 ------------ 2 volume gas NH3 berdasarkan hukum avogaro kita lihat bahwa 2 buah gas yang bereaksi satu dengan lainnya membentuk gas lain mempunyai perbandingan volume yang sederhana dan sama dengan perbandingan molekul gas yang bereaksi. Pada reaksi gas hidrogen dengan gas nitrogen membentuk gas amoniak, perbandingan volume antara molekul reaktan (antara gas hidrogen dengan gas nitrogen) adalah 3 : 1. sedangkan perbandingan volume reaktan dengan volume produk adalah 4 : 2 atau 2 : 1. Persamaan Gas Ideal Dari hukum Boyle, hukum Charles & Gay Lussac dan hukum Avogadro dapat disimpulkan hasil sebagai berikut ;

Hukum Boyle; Hukum Charles;

(pada T & n konstan) (pada p & n konstan)

Hukum Avogadro;

(pada p & T konstan)

Bila digabungkan ke 3 persamaan diatas maka akan kita dapatkan persamaan gas ideal sebagai berikut:

atau atau dapat ditulis menjadi

......................................................... (4.9)

Persamaan 4.9 disebut persamaan gas ideal dengan R adalah konstanta gas universal. Gas ideal adalah suatu gas teoritis yang hubungan antara tekanan temperatur volume jumlah zatnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal. Pada kondisi yang sebenarnya di alam, tidak ada gas yang dapat memenuhi kondisi ideal seperti pada persamaan 4.9. Namun pada perhitungan perhitungan yang sederhana, kita dapat menggunakan persamaan 4.9 untuk memecahkan permasalahan tentang hubungan tekanan, volume dan temperatur gas. Besar nilai konstanta gas universal dapat dihitung dengan menetapkan suatu kondisi gas yang terstandarisasi. Kondisi yang demikian disebut kondisi standar temperatur dan tekanan (STP = Standard Temperature & Pressure). Pada kondisi STP gas dianggap mempunyai tekanan 1 atm, temperatur 0 . Melalui eksperimen, di dapat pada kondisi STP semua jenis gas sebanyak 1 mol akan mempunyai volume yang sama yaitu 22,414 liter. Dari data yang didapat, besar konstanta gas universal untuk kondisi STP dapat dihitung yaitu.

Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan konstanta gas universal adalah satuan konstanta gas universal. Untuk besar R = 0,082057 atm.l/mol.K ini berlaku untuk tekanan dalam satuan atm, volume dalam satuan liter, jumlah zat dalam satuan mol dan temperatur dalam satuan Kelvin. Persamaan 4.9 dapat ditulis ulang dalam bentuk

.. (4.10) untuk beberapa kondisi gas, persamaan ini dapat ditulis menjadi

. (4.11) bila jumlah mol gas sama pada kondisi sebelum reaksi dan sesudah reaksi, maka persamaan 4.11 dapat ditulis ulang menjadi

.. (4.12) Hitungan Massa Jenis Persamaan 4.10 dapat ditulis ulang menjadi

.. (4.13)

jumlah molekul gas adalah perbandingan antara massa gas (m) dengan massa molar gas ( M ), secara matematis dapat ditulis menjadi

. (4.14) dimana m menyatakan massa gas dalam satuam gram dan M menyatakan massa molar gas dalam satuan gram/mol (g/mol). Bila persamaan 4.14 disubtitusikan ke persamaan 4.13 didapat

.. (4.15)

dimana

atau massa jenis gas.

Persamaan 4.15 dapat ditulis ulang menjadi

(4.16) Tidak seperti molekul zat cair dan zat padat, molekul gas terpisah jauh satu dengan lainnya dan jarak antar molekulnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran molekul gas itu sendiri, akibatnya massa jenis gas pada kondisi tekanan atsmosfir menjadi sangat rendah. Dengan alasan ini, maka massa jenis gas umumnya dinyatakan dalam satuan g/l atau g/ml. Dari persamaan 4.16 kita dapat menulis ulang menjadi

. (4.17) persamaan 4.17 dapat digunakan untuk mencari massa molar suatu gas bila massa jenis, tekanan dan temperatur gas diketahui besarnya. Adalah lebih mudah untuk mengukur massa jenis gas ( r )

dibandingkan mengukur massa molar gas. Suatu metode sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur massa jenis gas adalah dengan cara menempatkan sejumlah gas ke dalam sebuah botol yang diketahui berat dan volume botol tersebut. Berat gas dapat dihitung dengan cara menghitung selisih antara berat botol kosong dengan berat botol yang telah diisi dengan gas. Bila berat gas dan volume gas diketahui, maka dengan mudah kita dapat menghitung massa jenis ( r ) gas tersebut. Dan bila tekanan dan temperatur gas di dalam botol diketahui, maka kita dapat menggunakan persamaan 4.17 untuk menghitung massa molar gas tersebut. 4. Hukum Dalton Tentang Tekanan Parsial Gas Teori kinetik gas yang telah kita bahas berlaku untuk gas murni,namun pada kenyataannya di alam gas terdapat dalam bentuk campuran dan jarang ditemukan dalam bentuk gas murni. Sebagai contoh udara di atsmosfir yang merupakan campuran dari bermacam macam gas seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida, argon dan sebagainya. Oksigen murni yang kita kenal pun masih terdapat sejumlah kecil gas gas pengotor yang sulit untuk dihilangkan. Pada campuran gas dikenal dengan istilah tekanan parsial gas. Tekanan parsial gas adalah tekanan individual gas yang terdapat di dalam suatu campuran gas. Pada tahun 1801 Dalton memformulakan suatu hukum yang dikenal dengan sebutan hukum tekanan gas parsial Dalton. Hukum tekanan gas parsial menyatakan tekanan total campuran gas adalah penjumlahan dari tekanan tekanan parsial gas gas individu yang menyusun campuran gas tersebut. Gambar 4.10 menunjukkan ilustrasi tentang hukum tekanan parsial gas.

Gambar 4.10 ilustrasi hukum tekanan gas parsial

Pada gambar 4.10 pada awalnya terdapat 2 buah tabung dengan volume yang sama yaitu tabung A yang diisi dengan gas A yang mempunyai tekanan sebesar p A dan tabung B yang diisi dengan gas B yang mempunyai tekanan sebesar p B. Persamaan gas ideal untuk kedua jenis gas tersebut adalah

bila kedua gas dicampur dengan volume dan temperatur yang sama, maka tekanan total gas tersebut menurut hukum Dalton tentang tekanan gas parsial adalah jumlah dari tekanan parsial gas gas sebesar.

dimana n = n A + n B menyatakan jumlah mol total gas gas di dalam campuran. p A dan p B menyatakan tekanan parsial gas A dan gas B. Secara umum tekanan total gas dapat ditulis ;

p = p 1 + p 2 + p 3 + ... dimana p 1 , p 2 , p 3 adalah tekanan parsial gas 1, 2, 3, ... Fraksi Mol Fraksi mol adalah besaran tidak berdimensi yang menyatakan perbandingan jumlah mol salah satu komponen gas dengan jumlah mol total campuran gas. Secara matematis faksi mol dapat diturunkan sebagai berikut.

secara umum fraksi mol dapat ditulis sebagai berikut :

...................................................................... (4.18) dimana n i menyatakan jumlah mol komponen ke i dan n T menyatakan jumlah mol total campuran. Hubungan antara tekanan parsial gas, tekanan total gas dan fraksi mol adalah

................................................................ (4.19) dan seterusnya. Jumlah total fraksi mol adalah 1 (X A + X B + X C + ... = 1) Bagaimana mengukur tekanan parsial gas ?, manometer hanya dapat digunakan untuk mengukur tekanan total gas. Untuk menghitung tekanan parsial gas kita memerlukan data tentang fraksi mol gas gas

yang ada di dalam campuran. Cara langsung yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan parsial gas adalah dengan menggunakan spectrometer massa. Intensitas relatif pancaran spektrum massa suatu zat berbanding lurus dengan banyaknya fraksi mol gas tersebut. Cara kerja spektrometer massa dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 4.11 skema cara kerja spektrometer massa yang dapat digunakan untuk mengetahui fraksi mol gas gas di dalam campuran gas

Bila fraksi mole gas gas dan tekanan total gas diketahui, maka kita dapat menghitung tekanan parsial tiap gas yang terdapat di dalam campuran gas terebut. Di dalam laboratorium, hukum Dalton sangat berguna untuk menghitung volume gas yang dikumpulkan dengan menggunakan bantuan air. Rangkaian alat yang biasa digunakan di laboratorium untuk mengumpulkan gas dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.12 rangkaian alat yang digunakan untuk mengumpulkan gas hasil reaksi suatu senyawa.

Suatu campuran senyawa dipanaskan dengan menggunakan pembakar spiritus di dalam sebuah tabung erlenmeyer. Mulut tabung erlenmeyer disumbat dengan sumbat karet yang dilengkapi dengan pipa kaca sebagai sambungan ke selang plastik. Sebuah bak berisi air disiapkan, kemudian sebuah botol yang diisi air penuh ditempatkan di atas bak berisi air tersebut seperti pada gambar. Selang dilewatkan ke dalam botol melalui mulut botol. Bila gas mulai terbentuk, gas akan mengalir ke dalam botol dan mendesak air di dalam botol keluar dari botol. Selama proses berlangsung, air di dalam botol akan keluar dan digantikan dengan gas hasil reaksi dari tabung erlenmeyer. Metode ini hanya dapat digunakan untuk gas gas yang tidak bereaksi dengan air seperti oksigen, CO2, nitrogen dan beberapa gas lainnya. Untuk gas yang bereaksi dengan air seperti amoniak (NH 3) yang dapat larut di dalam air, metode ini dapat digunakan dengan cara mengganti fluida air dengan jenis fluida cair lainnya yang tidak bereaksi dengan gas tersebut.

Gas yang dihasilkan dengan metode ini tentu saja tidak benar benar murni karena uap air pasti terbentuk di dalam botol. Tekanan total gas di dalam botol dibentuk oleh tekanan gas hasil reaksi dan tekanan uap air dalam botol. Secara matematis dapat ditulis.

untuk menghitung konsentrasi gas hasil reaksi di dalam botol, terlebih dahulu kita harus mengetahui tekanan parsial uap air di dalam botol. Tekanan parsial uap air di dalam botol merupakan fungsi dari temperatur udara dalam botol. Besar tekanan uap air ini disebut tekanan jenuh uap air yang harganya dapat dicari melalui tabel uap air atau menggunakan diagram Mollier. Tabel berikut dapat digunakan untuk menentukan besar tekanan uap air jenuh.
Tekanan jenuh uap air merupakan fungsi dari temperatur TEMPERATUR TEKANAN UAP AIR NO ( 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 (mmHg) 4,58 6,54 9,21 12,79 17,54 23,76 31,82 42,18 55,32 71,88 92,51 118,04 149,38 187,54 233,70 289,10 355,10 433,6 525,76 633,90 760,00

Daftar Pustaka. 1. Raymond Chang.; Chemitry.; McGraw - Hill International Edition. 2. Charles W. Keenan, Donald C. kleinfelter, Jesse H. Wood; General College Chemistry.; Harper & Row, Publisher, Inc. 3. Larry Gonick & Craig Criddle.; The Cartoon Guide to Chemistry.; HarperResource 4. Beberapa situs -situs tentang Kimia sebagai sumber gambar.

You might also like