Professional Documents
Culture Documents
Adapun adab-adab berdoa yang disusun dalam ajaran kaum sufi adalah sebagai berikut:
1. Memelihara waktu-waktu yang dianggap murni dan mulia (Hari Arafah, Bulan Ramadhan, Hari Jumat dan
sepertiga malam)
2. Dalam berdoa orang-orang sufi selalu menggunakan kesempatan yang baik dengan bersungguh-sungguh
seperti pada saat menghadap musuh, saat turun hujan, saat puasa dan saat sujud
3. Diharuskan menghadap qiblat dan mengangkat kedua belah tangan sehingga kelihatan ketiaknya
4. Dalam berdoa suara tidak terlalu keras dan tidak terlalu rendah, dengan maksud agar hati dan jiwa menjadi
tenang dan khusyu’
5. Menjaga agar doa yang diucapkan tidak berbentuk sajak, kecuali doa yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadits
6. Bila berdoa harus dalam keadaan khusyu’ dan tadharru’ serta penuh harapan diterima namun penuh ketakutan
ditolak
7. Harus berkeyakinan penuh bahwa doanya itu pasti dikabulkan/diterima Allah SWT
8. Doa harus diucapkan dengan lafal yang jelas dan diulang-ulang hingga tiga kali
9. Doa harus dimulai dengan menyebut Asma Allah dan bershalawat pada Nabi SAW dan keluarganya
206
10. Sebagai penutup, hendaknya doa itu diucapkan sesudah bertaubat dan membersihkan diri dari perbuatan keji.
Sedangkan menurut Imam Ghazali menerangkan dalam kitabnya, اﺣﯿﺎء ﻋﻠﻮم اﻟﺪﯾﻦ, bahwa adab berdoa sebagai
berikut:
1. Hendaknya mengambil kesempatan pada waktu-waktu yang baik dan mulia, seperti di hari Arafah, Bulan
Ramadhan, Hari Jumat, pada waktu seperti akhir malam dab pada waktu saghur dini hari.
2. Hendaknya mempergunakan keadaan yang baik dan mulia, seperti waktu sujud dalam shalat, pada waktu
peperangan, di waktu tentara sebelah menyebelah sedang berhadap-hadapan, pada waktu mulai turun hujan,
pada waktu orang mengucapkan iqamah dalam waktu shalat dan sesudahnya, dan di kala hati sedang sepi.
3. Menghadap kiblat, mengangkat kedua belah tangan dan mengusapkannya ke muka pada waktu selesai berdoa.
4. Merendahkan suara pada waktu mengucapkan doa sampai antara terdengar dengan tidak (QS. 7:55; 6:63)
Surat Al-A’raf (7): 55
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri
dengan suara yang Lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-
orang yang bersyukur"".
5. Janganlah lafadh doa itu dibuat-buat sedemikian rupa sehinga melampaui batas yang baik memilih doa yang
berasal dari nabi dan sahabat-sahabatnya atau orang-orang yang saleh, karena tidaklah setiap orang dapat
menyusun doa yang baik, khawatir kalau-kalau dalam karangannya itu melampaui batas.
6. Orang yang berdoa hendaknya bersikap tadharru’, khusu’ dan takut serta penuh pengharapan akan terkabul
doanya. (QS. 6:63; 7:55, 56)
Surat Al-A’raf (7): 56
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
207
7. Mendasarkan permintaan kepada doa dan meyakini terkabulnya dengan keyakinan bahwa apa yang dimintanya
itu benar.
8. Doa hendaknya dimulai dengan menyebut nama Allah SWT yang indah (QS. 7:180; 17:110) dan sesudah
mengucapkan pujian sanjungan kepadaNya lalu diiringi shalawat kepada Nabi, demikian pula menyudahinya.
Surat Al-A’raf (7): 180
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjakan.
Katakanlah: "Serulah Allah atau Serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang
terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua
itu".
9. Doa hendaknya diulang-ulang terutama pada lafadh-lafadh atau kalimat-kalimat yang penting, disebut tiga kali
dan sungguh-sungguh berkeyakinan doa itu segera diperkenankan.
10. Pengakuan taubat dari semua dosa, meninggalkan semua perbuatan zhalim dan menghadapkan diri kepada
Allah SWT, dan inilah yang menjadi pokok sesuatu doa diperkenankan Allah.
11. Dilakukan dengan sabar dan ّ( ﺣﺴﻦ اﻟﻈّﻦberbaik sangka kepada Allah SWT), sebagaimana disebutkan dalam
Surat Al-Kahfi (18): 28
208
Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
Telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
209
Allah SWT akan sesuatu, melainkan Allah SWT akan memberinya (apa yang dai minta) seraya Rasulullah
mengisyaratkan dengan tangannya menyedikitkan (singkat) saat itu.” (HR. Bukhori)
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika
kamu berbuat (yang demikian) itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim".
3. Dalam berdoa hendaknya janganlah minta yang berlebih-lebihan, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebih-lebihan
4. Jangan berdoa dengan hal-hal yang tidak baik terhadap diri sendiri maupun terhadap anak-anak sendiri dan
harta sendiri.
210