You are on page 1of 6

Pesantren Sebagai Basis Pembentukan Karakter Umat Dalam Upaya Mewujudkan Masyarakat Madani

1.1. Latar Belakang Masalah Islam Abad Ke-5 Masehi Lima belas abad silam, Allah Taala telah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan teladan bagi umat manusia. Beliau merupakan Rasul terakhir yang membawa agama terakhir yakni Islam. Allah SWT berfirman dalam al-Quranul kariim : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran : 110)

Nabi Muhammad SAW telah mengubah pandangan hidup dan memberi semangat yang menyala-nyala kepada masyarakat saat itu, sehingga dalam waktu yang amat singkat masyarakat mengalami metamorfosis yang signifikan, dari bangsa jahiliyah yang terbelakang menjadi umat islam guru sejagad raya. Umat Islam menghidupkan ilmu, mengadakan penyelidikan, menyebarluaskan rahmat bagi semesta alam. Umat Islam memiliki tokohtokoh seperti Ibnu Sina di bidang kedokteran, Ibnu Khaldun di bidang Filsafat dan Sosiologi, Aljabar dan lainnya. Umat Islam datang ke Spanyol memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar, arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi. Umat Islam mampu mengalahkan Byzantium (Romawi Timur), Persia, India, Asia Tengah, semenanjung Balkan, bahkan mampu menginjakkan kakinya selama 7 abad di Semenanjung Andalusia (sekarang Spanyol dan Portugal). Karena kemuliaan akhlaknya, bangsa Romawi lebih menyukai keberadaan sorban putih milik umat Islam daripada baju besi milik kaum Persia. Saat itu, umat Islam terang benderang dalam pendaran cahaya agama, manisnya keindahan akhlaq dan derap kemajuan sains yang berjalan beriringan. Islam Saat Ini Realitas saat ini, umat Islam berada pada salah satu masa terburuknya sejak cahaya Islam muncul di Makkah dan benderang di Madinah. Kita harus memandang potret pilu kehidupan umat islam yang menyayat mata. Keadaan umat Islam sekarang lebih buruk daripada masa-masa suram ketika bangsa Mongol menghancurkan Baghdad, membunuh khalifah dan menjadikan jalanan Baghdad basah oleh darah umat Islam.

Fitnah terbesar umat Islam di masa ini adalah ketika sebagian besar umat Islam tidak menyadari kondisi mereka sebenar-benarnya. Mayoritas umat islam terpuruk dalam lembah kehinaan, bukan hanya kehinaan nilai-nilai fisik tetapi juga kehinaan dalam hal kemaknaan, moralitas kehidupan. Kemiskinan dimana-mana. Pendidikan terbengkalai. Tingkah pornografi dan pornoaksi merajalela. Putih menjadi hitam, hitam menjadi putih. Umat tak peduli lagi dengan Islam dan peradabannya dan lebih mengagungkan peradaban barat yang sekuler bahkan anti tuhan. Islam dianggap sama dengan agama-agama lain, hanya mengatur aspek-aspek spiritual saja, dan tak punya aturan dalam kehidupan masyarakat, tak punya tuntunan dalam bidang sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, politik dan pemerintahan. Umat telah kehilangan jati dirinya. Degradasi moral yang melanda umat telah membutakan mata hatinya. Mereka tak risih dengan pakaian setengah telanjang ala Britney Spears dan pergaulan bebas ala Justin Bieber. Sebaliknya mereka anti dan alergi terhadap wajah yang jenggotan ataupun terhadap muslimah yang berjilbab menutupi seluruh auratnya. Ekonomi, sebagai salah satu pilar penting kehidupan bermasyarakat pun tak luput dari keterpurukannya. Pengemis berkeliaran di jalanan, memangku anaknya, mempertontonkan sandiwara kehidupan pada kita para penontonnya. Tunawisma riuh menyesaki kolong jembatan, membangun rumah-rumah kardus untuk tempat bernaung. Bocah kecil tak malu memainkan kecreknya di perempatan jalan saat jam sekolah. Ibu-ibu harus rela berdesakdesakkkan menadahkan tangan demi mendapatkan dana Bantuan Langsung Tunai, tak jarang mereka harus mempertaruhkan nyawanya demi uang yang langsung lenyap dibelikan rokok. Kefakiran merajalela. Hal ini tidak boleh dianggap sebagai suatu hal yang sepele. Dengan kefakiran, orang akan lebih dekat kepada kekufuran. Naudzubillahi min dzalika. Hadits xxxxxxxxxxxxx Jika iman sudah tergadai, apalagi yang dapat diharapkan? Indonesia, sebagai penyandang titel negara dengan penduduk muslim terbesar pun ternyata tidak lantas bisa menyelesaikan segala carut-marut umat ini. Kalaulah Islam memang cahaya, mengapa semua kesemrawutan ini bisa terjadi? Siapa yang dapat disalahkan atas semua ironi ini? Apakah ajaran islam sudah tidak relevan lagi untuk bangsa ini, di zaman milenium ini? Ataukah penganut ajarannya yang telah keliru menerjemahkan nilai luhur islam dalam kesehariannya? Islam, Petunjuk Jalan yang Benar Allah telah berfirman dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 5:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu. Bahwasanya islam, sejak pertama kali ia diturunkan hingga wahyu selesai disampaikan (ditandai dengan wafatnya Muhammad SAW), ia telah mencapai derajat kesempurnaannya, telah mencapai nilai kecukupannya untuk berperan menjadi sebuah agama bagi seluruh umat manusia. Allah sendiri yang telah menjaminnya, sebagaimana nukilan ayat di atas. Tidak ada secuil pun kesalahan pada Islam. Pesona nilai islam tak akan pudar dimakan waktu. Ia akan tetap cemerlang sepanjang zaman. Orisinalitasnya pun kan tetap terjaga, kebenarannya tak terbantahkan lagi. Kesalahan bukan pada nilai-nilai agama Islam. Maka satu-satunya jawaban atas kemelut yang melanda umat islam adalah, tidak lain dan tidak bukan : Umat islam harus berislam secara kaffah. Umat harus mengimplementasikan ajaran islam secara tepat dalam kehidupan sehari-hari. Umat islam perlu memahami agamanya secara utuh, syamil-mutakamil. Islam tidak hanya berkutat dalam pemaknaan sempit simbol-simbol ritual peribadatan. Islam tidak hanya shalat, puasa maupun zakat. Tidak. Lebih dari itu, universalitas nilai agung islam mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia. Islam telah mengatur aspek politik, ditunjukkan dengan adanya sistem kekhalifahan yang pernah menguasai wilayah yang begitu luas, terbentang melingkupi dataran benua Eropa dan Asia. Islam telah sejak dulu menerapkan sistem ekonomi yang mumpuni, sehingga sampai pada suatu masa pemerintahan Abu Bakar ra., dimana tidak ada lagi rakyat yang berstatus muzakki (orang yang berhak menerima zakat). Islam telah lebih dulu mengenal ilmu perbintangan, ilmu kedokteran, ilmu aljabar, dan masih banyak lagi ilmu lainnya, melalui tinta emas ulama-ulama besar Islam : Ibnu Sina, Al-Gebra, dan sederet panjang pemikir Islam lainnya. Islam sebagai jalan yang benar, jalan yang tepat yang telah ditunjukkan oleh Sang Khaliq untuk makhluq-Nya. Islam sebagai sebuah ajaran yang langsung diberikan oleh Yang Maha Mencipta melalui perantara manusia agung, teladan seluruh umat manusia: Muhammad SAW. Islam menjadi harga mati bagi mereka yang mengangankan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak. Untuk dapat mengimplementasikan nilai Islam secara tepat dan menyeluruh, kita tidak boleh bersikap pasif bak seorang kiper yang menunggu bola, menunggu kejayaan datang menghampiri diri. Allah telah berfirman dalam al-Quran surat ar-Radu ayat 11, bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum selama yang bersangkutan tidak merubahnya sendiri. Untuk itu, mari kita berusaha dengan segenap daya dan upaya untuk ikut berpartisipasi menyelesaikan berbagai kemelut yang melanda bangsa ini pada umumnya, dan juga yang melanda lingkungan kita pada khususnya.

Usaha yang kita lakukan harus berorientasi dunia dan akhirat. Dengan dalih mengejar kehidupan akhirat, tidak lantas membuat kita lupa akan dunia. Begitu pun sebaliknya, kita tidak boleh terlena dengan tipu daya dunia sehingga melupakan kampung kepulangan kita, akhirat. Dunia tetap harus dikejar, sebagai ladang amal untuk bekal kita mengarungi kehidupan akhirat. imal lidunyaka kaannaka abada wamal lia khiratika kaannaka gada.

Pesantren, Basis Pembentukan Karakter Umat dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Menyoal keterpurukan ekonomi dan degradasi moral yang dihadapi bangsa ini, Islam telah mempunyai jawabannya. Dengan adanya program zakat, infaq dan sedekah (ZIS) yang menjadi salah satu tuntunan ajaran Islam, umat diharapkan dapat mencapai kemandiriannya. Perlu diketahui, berdasarkan data dari xxxxx potensi zakat umat islam di Indonesia mencapai xxxx. Berdasarkan data dari xxxxxx, potensi zakat di bandung mencapai xxxx. Di lingkungan Masjid Nurul Falaah sendiri, potensi ZIS per bulannya mencapai xxxx. Dana yang didapatkan dari kantong jamaah saat ini bahkan sudah mencapai neraca surplus. Dana yang ada melebihi pembiayaan untuk kebutuhan rutin masjid. Surplus dana tersebut merupakan amanah dari jamaah, jika disalurkan secara tepat guna tentu akan mendatangkan kemanfaatan bagi umat. Lebih dari itu, jika diwakafkan untuk penyelenggaraan pendidikan tentu akan menjadi amalan yang tidak terputus untuk pewakafnya. Hingga saat ini, pengurus DKM telah menyalurkan surplus dana tersebut untuk membantu Desa lebak Wangi dan Margaluyu, juga digunakan untuk membeli tanah seluas 3 Ha yang rencananya akan dibangun pesantren di atas tanah tersebut. Pesantren sebagai basis pembentukan karakter umat dan penggerak ekonomi masyarakat, akan menjadi salah satu alternatif jawaban dalam mengatasi keterpurukan ekonomi dan krisis moral yang melanda saat ini. Ia juga merupakan salah satu tindakan bijaksana terhadap pemanfaatan dana masjid . Pesantren akan menjadi lembaga pembentukan keimanan dan ketaqwaan, pada akhirnya akan berperan serta membangun iklim moral masyarakat yang islami. Dengan mengembangkan prinsip kemitraan, pesantren akan membangun kerjasama dengan Balai Pelatihan Kerja, Balai Pendidikan Kemasyarakatan sehingga dapat mengasah keterampilan produktif yang pada akhirnya akan menciptakan kebebasan finansial di kalangan umat. Dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, baik itu yang berupa sumber daya alam maupun sumber daya manusia, pesantren akan ikut serta dalam upaya menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Adapun untuk pembangunan pesantren ini sendiri akan dipusatkan di Kecamatan Arjasari, mengingat daerah Arjasari ini rentan akan goncangan aqidah. Pemurtadan dimanamana. Data terakhir dari xxxx menunjukkan bahwa tidak kurang dari xxxx jiwa telah menukar keimanannya demi satu kardus mie atau satu bangku sekolah. Harga yang teramat mahal.. 1.2 Identifikasi Masalah - Krisis moral dan keterpurukan sosial ekonomi mayoritas umat yang berada di bawah garis kemiskinan - Sebagian umat islam, terutama di kecamatan Arjasari belum memahami islam secara menyeluruh - Terjadi kristenisasi dengan modus penyediaan bahan makanan, lapangan pekerjaan, sarana kesehatan dan lain sebagainya 1.3 Kesimpulan : - Umat Islam merupakan umat terbaik hingga akhir zaman, selama berpegang teguh pada alQuran dan assunah - Kondisi saat ini menunjukkan adanya krisis multidimensi yang menggerogoti umat Islam - Krisis moral dan keterpurukan ekonomi tidak boleh dianggap sebagai hal yang sepele. Kefakiran bisa berujung kekufuran - Untuk menanggulangi tantangan di bidang moral dan ekonomi ini, umat perlu dididik dalam sebuah kerangka lembaga yang dapat mencakup kedua aspek tersebut - Pesantren, sebagai basis pembentukan karakter umat dan penggerak ekonomi masyarakat merupakan alternatif jawaban yang tepat - Dalam hal ini diwujudkan dengan pembangunan Pesantren Nurul Falaah yang tanahnya telah tersedia di Kecamatan Arjasari - Dana untuk pengelolaan pesantren, selain berasal dari infaq dan sedekah Jamaah Masjid Nurul Falaah, juga berasal dari kemitraan/kongsi masjid NF, yang mana menurut AD ART masjid Nurul Falaah, dana tersebut merupakan sumber dana yang bersifat tidak mengikat untuk menyokong penyelenggaraan pesantren Nurul Falaah mulai dari membangun, memelihara maupun membiayai kegiatannya 1.4 Langkah awal yang perlu dipikirkan :

Secara logis, apakah mungkin bagi kita untuk mendirikan komplek pesantren Nurul Falaah? Mengingat nominal dana yang diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut bukanlah jumlah yang kecil. Namun berbekal tekad yang kuat, dukungan moral dan spiritual dari jamaah NF, disertai usaha-usaha lain yang bersifat halal dan tidak mengikat, insya Allah pembangunan komplek pesantren Nurul Falaah ini akan terwujud dalam 5 tahun. Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Segalanya mudah jika Allah berkehendak. Kita ingat, bagaimana dahulu Nabi Musa tersudut di tepi laut dalam pengejaran Firaun, tetapi kemudian Allah berikan jalan keluar yang tidak disangka-sangka berupa terbelahnya laut Merah yang kemudian menjadi jalan untuk melarikan diri bagi Nabi Musa dan para

pengikutnya (Bani Israil) kala itu. Pertolongan Allah, itu kuncinya. Itu juga kunci Nabi Muhammad saat beliau dan para sahabat terkepung di Madinah, menghadapi Kaum Quraisy di perang Khandaq. Nabi dan sahabat berada pada keadaan yang memilukan. Di satu sisi mereka dilanda kelaparan berkepanjangan. Di sisi lain, jumlah angkatan perang mereka kalah jauh dibandingkan dengan angkatan perang kaum Quraisy. Tapi Allah telah berkehendak, Allah menunjukkan kekuasaanNya dengan menurunkan bala bantuan berupa turunnya ribuan malaikat yang membantu kaum Muslimin untuk dapat memenangkan perang Khandaq. Tidak ada yang sulit bagi Allah. Wallahu alam bishshawab.

You might also like