You are on page 1of 66

Administrasi Proyek

{ Posted on Dec 31 2011 by admin }


TAGS : ADMINISTRASI PENGAWASA PROYEK, ARSITEK BALI, JADWAL KONSTRUKSI, KONTRAKTOR BALI,OPNAME PROYEK CATEGORIES : MANAJEMEN-KONSTRUKSI

Administrasi proyek merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan proyek. Salah satu di antaranya adalah pembuatan laporan berkala. Laporan berkala merupakan alat komunikasi resmi untuk menyatakan menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelengaraan proyek. Tujuan dari pembuatan laporan berkala adalah membantu semua pihak dalam upaya memantau dan mengendalikan secara terus menerus dan berkesinambungan atas berbagai aspek penyelenggaraan proyek sampai dengan saat pelaporan. Laporan berkala dibuat oleh kontraktor, disetujui oleh konsultan pengawas atau MK. Laporan berkala dipakai pihak kontraktor sebagai bahan utama dalam rapat intern kontraktor maupun rapat koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam proyek A. BUKU HARIAN Penyedia jasa wajib membuat buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan. Buku Harian harus disetujui oleh Direksi pekerjaan dan Konsultan Pengawas (bila ada) Laporan Harian berisi :

Kuantitas dan macam bahan yang ada Penempatan tenaga kerja, jumlah, jenis, dan kondisi peralatan

Keadaan cuaca Catatan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan Format buku harian :

1. Gunakan buku yang dijilid 2. Halaman diberi nomor dengan tinta secara berurutan dan tidak ada nomor yang dilewati 3. Sebaiknya tidak ada kata, huruf atau tanda yang dihapus. Bila terjadi kesalahan lebih baik dibuat tanda silang pada data yang salah dan tuliskan data yang benar di sebelahnya. 4. Tidak ada halaman yang disobek dari buku tersebut, jika ada halaman yang kosong, diberi tanda silang dan diberi tulisan kosong. 5. Setiap hari sebaiknya dilaporkan, setiap tanggal kalender sebaiknya dijelaskan. Jika tidak ada pekerjaan yang dilakukan pada tanggal tertentu, tanggal tersebut sebaiknya tetap dimasukkan dengan menuliskan tidak ada pekerjaan atau kata lain yang serupa. Catat kondisi pekerjaan saat tidak ada pekerjaan , alasan dijelaskan, untuk menghindari tuntutan terhadap jumlah yang diperhitungkan sebagai ganti rugi jika kontrak tidak dipenuhi. Isi buku harian proyek : 1. Catatan telepon masuk dan keluar, garis besar pembicaraan, setiap pernyataan atau janji yang dibuat, tuliskan siapa pihak yang dihubungi. 2. Catatan tentang setiap pekerjaan atau material di tempat yang tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi, beserta tindakan yang diambil. 3. Catatan tentang waktu dan nama orang yang menerima perintah lapangan, dan jenis dari isi perintah lapangan tersebut. 4. Catatan mengenai kondisi tidak terduga yang diamati pengawas yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek. 5. Mencatat isi dari seluruh percakapan riil yang berhubungan dengan pekerjaan yang terjadi di lapangan, seperti setiap tukar tambah rencana atau perjanjian yang dibuat setiap pihak. 6. Catatan mengenai seluruh kesalahan pekerjaan yang dibuat setiap pihak di lapangan. Membuat perincian dan menunjukkan akibat yang berhubungan. 7. Menunjukkan nama pekerjaan pada setiap kepala halaman. 8. Menandatangani setiap data catatan harian yang dibuat dan menunjukkan judul pekerjaan segera di bawah baris terakhir dari data masuk, sehingga akan menghalangi tuntutan dimana ada kata tambahan yang kemudian dituliskan.

B. LAPORAN MINGGUAN DAN LAPORAN BULANAN Laporan Mingguan merupakan rangkuman laporan harian dan berisi kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu beserta hal hal yang perlu disampaikan. Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan dalam periode satu bulan, yaitu berisi kumpulan dari laporan harian dan mingguan yang dijilid dalam satu periode bulanan yang bersangkutan Isilaporan bulanan :

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik dibandingkan dengan jadual induk Kendala-kendala yang dihadapi Pembahasan dan usulan yang diajukan dilengkapi grafik, tabel, dan data visual berupa foto-foto Laporan Kemajuan menyajikan informasi tentang bagaimana sumber daya dipakai untuk mencapai sasaran proyek, pelaporan status (menggambarkan dimana proyek itu sekarang berdiri) dan pelaporan kinerja (menguraikan apa yang diselesaikan proyek).

Metode Pelaksanaan Proyek


{ Posted on Mar 25 2012 by admin }
TAGS : KONTRAKTOR BALI, METODE PELAKSANAAN, PEMBORONG BALI, PROYEK BALI CATEGORIES : MANAJEMEN-KONSTRUKSI

Pekerjaan yang dimaksud dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah meliputi:

1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Tanah 3. Pekerjaan Beton 4. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 5. Pekerjaan Lantai / Keramik 6. Pekerjaan Rangka dan Penutup Plafond 7. Pekerjaan Alluminium, Kaca dan Penggantung 8. Pekerjaan Pengecatan 9. Pekerjaan Sanitair 10. Pekerjaan Instalasi Listrik Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstrksi. Sehngga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana d tetapkan dapat tercapai. Metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa yang berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan teknis dan ekonomis di lapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Metode pelaksanaan proyek untuk setiap jenis bangunan berbeda-beda. Garis besar metode pelaksanaan konstruksi bangunan, meliputi: 1. Metode pelaksanaan pekeraan persiapan. Adapun pekerjaan yang akan di persiapkan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan meliputi:

Perencanaan site plan Perhitungan kebutuhan sumber daya Mobilisasi peralatan Pelaksanaan di lapangan Perencanaan site plan

Perencanaan site plan adalah perencanaan tata letak atau ley out dari fasilitas-fasilitas yang di perlukan selama masa pelaksanaan berlangsung, fasilitas-fasilitas yang di perlukan selama masa Pembangunan meliputi:

Direksi Keet Kantor peroyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan. Pembuatan direksi keet Pembangunan tidak di bangun secara permanen karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan kenyaman yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan yakni Direksi keet dilengkapi dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.

Gudang Material dan peralatan Pembuatan Gudang Material dan peralatan bertujuan untuk melindung material maupun alat dari pengaruh cuaca.

Los kerja Besi dan Kayu Los kerja besi merupakan tempat untuk memotong maupun membengkokkam besi beton sesuai gambar kerja. Los kerja kayu di gunakan sebagai tempat pembuatan begesting

Pagar peroyek Kosnstruksi Pagar peroyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat dengan menggunakan tiang taing besi atau kayu dan di ikat dengan paku/baut pengikat pada jarak tertentu, sehingga kosnstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsi yakni untuk menjamin keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek.

Jalan kerja Jalan kerja berfungsi untuk jalur lalu lintas kendaraan peroek, dan di perhitungkan sehingga stagnasi dan kemacetan dapat terhindarkan, jalan kerja di buat dengan menggunakan perkerasan sirtu (jika diperlukan) karena mempertimbangkan stabilitas tanah di lingkungan proyek. Perhitungan kebutuhan sumber daya Perhitungan sumber daya dalam hal ini adalah menyangkut kebutuhan listik peroyekdan air kerja.

Perhitungan listrik kerja Listrik yang dimaksud adalah jumlah daya yang di perlukan untuk pengoprasian alat-alat yang di butuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Mesin potong kramik Bor listrik

Pompa air Penerangan Dan alat-alat yang membutuhkan tenaga listrik di lapanan

Kebutuhan air kerja Kebutuhan air kerja yang di butuhkan untuk keperluan proyek , dan bisa di peroleh dari sumur atau PDAM .Air kerja di perlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan; Batchting Plan untuk pembuatan Mortar (Beton Molen) Pengetean peralatan mekanikal Perawatan Pelesteran Dinding Tembok Perawatan Beton Dll

Mobilisasi Peralatan Peralatan yang dimobilisasi pda tahap awal, adalah peralatan yang di buthkan untuk membangun fasilitas-fasilitas peroyek, seperti : Direks Keet, Gudang,Pagar peroyek. Peralatan yang di gunakan masih terbatas pada peralatan ringan seperti alat-alat untuk pengukuran.

Pelaksanaan di lapangan Dimulai dengan melakukan pengukuran dan pembuatan patok ukur tetap yang akan menjadi pedoman bagi pengukuran-pengukuran selanjutnya. Patok tetap ini dibuat diluar garis bangunan yang akan dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan ok sekian dulu dah malam ngantukZZZZZZ besok ane lanjutin lagi tentang Metode Pelaksanaan

Pekerjaan Tanah Pekerjaan Beton Pekerjaan Pasangan dan Plesteran Pekerjaan Lantai / Keramik Pekerjaan Rangka dan Penutup Plafond Pekerjaan Alluminium, Kaca dan Penggantung Pekerjaan Pengecatan Pekerjaan Sanitair

Pekerjaan Instalasi Listrik

Pondasi Untuk Bangunan Rumah


Sebelum kita memulai membangun sebuah rumah kita perlu mempelajari bagaimana sebenarnya perencanaan dan pelaksanaan yang benar dalam membangun. Pada artikel ini kita akan membicarakan bagaimana tentang pondasi bangunan dan pemeliharaannya. Banyak jenis pondasi yang digunakan untuk rumah , perencanaan type pondasi yang cocok digunakan untuk bangunan rumah tergantung banyak faktor , akan diperhitungkan berdasarkan perencanaan pondasi selalu

jenis tanah , berat/ beban bangunan, jumlah lantai yang akan

dibangun dan ketinggian bangunan yang akan dibangun . Jenis pondasi yang ada saat ini adalah pondasi umpak, pondasi menerus , pondasi tapak , dan tiang pancang. Untuk pemakaian pondasi umpak biasanya digunakan untuk pondasi untuk rumah type kayu berbentuk panggung dimana tiang kayu didudukkan di atasnya. Untuk pondasi menerus umumnya digunakan untuk bangunan rumah 1 lantai, sedangkan untuk pondasi tapak biasanya digunakan untuk rumah bertingkat dan pengggunaan tiang pancang umumnya dipergunakan untuk gedung gedung besar.

Bahan untuk pondasi menerus bisa menggunakan batu belah, cor beton ataupun bata. Dan untuk pondasi tapak biasanya menggunakan beton bertulang. Penggunaan pondasi tapak dengan bahan beton bertulang sebagai dasar bangunan harus betul diperhatikan, dimana jenis dan ukuran harus benar benar sesuai dengan daya dukung terhadap rumah yang akan dibangun.

Dibawah ini adalah elemen-elemen yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pondasi : A. Pemeriksaan Tanah (Soil Test). Tujuan pemeriksaan tanah adalah
1. 2. 3. 4. 5. Untuk mengetahui stratigigrafi atau sitim pelapisan tanah Untuk mengetahui kekuatan tanah pada setiap kedalaman tanah keras. Untuk mendapatkannya diperoleh dengan melalui pengujian Cone Penetration Test (sondir Test) di lapangan. Mengetahui kedalaman muka air tanah (ground water level) yang diperoleh dari hasil boring Mengambil sampel tanah (undisturbed sample) dari lokasi untuk diuji dilaboratorium, sample tanah diperoleh dari hasil boring Menentukan sifat fisis dan mekanis lapisan tanah berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap sampel tanah yang terganggu (disturbed soil) dan sample tanah tidak terganggu (undisturbed soil).

Dari hasil pengujian dengan sondir dapat dilakukan analisis :


1. 2. Menentukan daya dukung pondasi dangkal (shallow foundation) dan pondasi dalam (deep foundation) berdasarkan parameter kuat geser tanah atau in situ test. Mengevaluasi besarnya penurunan tanah akibat beban kerja baik penurunan segera (immediately settlement), penurunan konsolidasi (consolidation settlement) dan penurunan setempat (differential settlement) berdasarkan konsolidasi atau in situ test.

Dari hasil pengujian tersebut maka akan didapatkan data-data yang akan diserahkan ke tim engineering untuk menentukan jenis dan ukuran pondasi yang dipergunakan untuk bangunan yang direncanakan. B. Perencanaan Pondasi. Tim engineering perencana akan membaca hasil dari pengujian tanah dan akan

menspesifikasikan kelas pondasi yang dibutuhkan. Tim engineer akan mengeluarkan suatu report yang menjadi dasar pelaksanaan yang terdiri atas :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ukuran dan penempatan titik pondasi untuk bangunan. Kekuatan beton diperhitungkan oleh engineer dimana komposisi semen, pasir dan kerikil akan dihitung berdasarkan mix design, dan juga ukuran dan jumlah besi yang dipergunakan. Enginer juga harus merencanakan sistim drainase yang berada disekitar pondasi atau juga bentuk pondasi untuk topografi tanah yang berbentu bertangga. Ukuran dan titik penempatan slope yang diperlukan. Untuk kondisi tanah tertentu, engineer akan menentukan apakah perlu tidaknya dibuat tiang pancang/ bor pile dibawah pondasi untuk mendukung bangunan. Memberikan rekomendasi teknis pelaksanaan untuk kondisi kondisi tertentu.

C. Inspeksi Sebelum pekerjaan pondasi dimulai, pelaksana harus melihat langsung kondisi lapangan dimana pekerjaan akan dilaksanakan untuk memastikan apa yang tertuang dalam perencaan yang dibuat oleh engineer, Maksudnya disini bilamana ditemukan kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan perencanaan, misalnya lokasi bangunan tergenang oleh air atau kemungkinan banyaknya mata air yang ada disekitar lokasi akan menyulitkan pelaksanaan dan juga mempengaruhi kekuatan beton . Bila hal tersebut dijumpai di lapangan maka pelaksana harus melaporkan ke tim engineer perencana untuk mengambil keputusan yang paling bagus. D. Tahap Pengecoran Pondasi Pihak pemilik rumah bilamana kurang mengerti tentang teknis pekerjaan beton, dianjurkan menempatkan seorang pengawas untuk mengawasi peleksanaannya. Pengawas harus memastikan pondasi sudah sesuai dari segi ukuran, posisi dan juga bahan material yang dipergunakan baik besi, pasir, semen dan kerikil. Pengawas berhak meminta/ atau menolak pekerjaan dilanjutkan bilamana ada sesuatu yang kurang sesuai dengan perencanaan. Jika mempergunakan beton jenis ready mix, maka ketika truk pembawa beton sampai di lokasi , pelaksana dan pengawas harus mengumpulkan semua dokumen yang dibawa supir truk tersebut untuk memastikan beton sudah sesuai dengan yang dipesankan. Bila menggunakan beton yang diolah di lokasi (site mix), maka pengawas harus memperhatikan tahap tahap pengadukan beton mulai dari kebersihan, komposisi campuran dan juga saat penuangan. E. Pengawetan (Curing Time) Setelah pengecoran selesai dilaksanakan, beton tersebut. Hal ini dilakukan untuk dibutuhkan masa u pengawetan (curing time ) untuk pelambatan hidrasi (pengeringan) terhadap beton .

Tujuannya adalah untuk mengurangi retakan retakan rambut pada permukaan beton dan juga hal ini untuk menjaga kekuatan beton. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah ketika beton sudah mulai mengering permukaan beton ditutupi dengan karung yang sudah dibasahi, dan kemudian dilakukan penyemprotan air secara berkala sampai pondasi layak untuk dibebani. Jika pondasi tersebut adalah pondasi dalam, dimana sebelumnya ada galian tanah, maka tanah kembali diurug dengan jenis tanah yang bagus. Saat pengurugan kembali disaranakan penggunaan stamper untuk proses pemadatan tanahnya.

F. Pemeliharaan . Satu hal yang perlu diperhatikan adalah, kita tidak bisa langsung melihat kondisi pondasi seakan akan tidak terjadi apa apa, oleh kondisi yang tertutup atau tertanam didalam tanah padahal sesuatu kerusakan telah terjadi pada pondasi bangunan kita, misalnya telah terjadi penurunan pondasi. Untuk itu kita harus memperhatikan kondisi rumah kita bila ada kelihatan retakan retakan di dinding bangunan rumah kita. Untuk itu penting diperhatikan oleh pemilik rumah melakukan pemeliharaan pondasi rumah. Hal yang perlu dilakukan adalah :
1. 2. 3. 4. 5. Makukan pengecekan secara berkala , bilaman ditemukan hal hal yang merusak pondasi segera dilakukan perbaikan. Menjaga ketinggian permukaan tanah di sekitar pondasi , dimana ketinggian permukaan tanah harus tetap konstan. Hindari penempatan sistim drainage yang berdekatan dengan pondasi, hal ini untuk menjaga kondisi tanah disekitar pondasi tetap padat. Dianjurkan tidak menanam pohon dengan jenis akar yang besar dekat dengan pondasi beton, hal ini akan merusak beton bilamana akar semakin membesar Khususnya untuk pondasi yang berada di daerah bentuk lerengan, dianjurkan pembuatan dinding penahan tanah , bilamana terjadi gerusan air akan menimbulkan tanah disekitar pondasi akan terbawa, sangat dikhawatirkan bilamana tanah sampai tergerus sampai level terbawah pondasi. Hal ini akan membahayakan bagi bangunan rumah itu sendiri.

Plastik cor dibawah plat lantai di atas tanah


{ Posted on Apr 13 2012 by admin }
TAGS : ARSITEK BALI, COR BETON, COR PELAT LANTAI, KONTRAKTOR BALI, PEMBORONG BALI, PLASTIK COR CATEGORIES : MANAJEMEN-KONSTRUKSI, STRUKTUR-KONSTRUKSI

Plastik cor memiliki kegunaan yang penting untuk aplikasi pelat lantai di atas tanah / slab on ground. Plastik cor dapat dibeli di toko bangunan, upayakan platik memiliki ketebalan yang cukup, sekitar 0.05 0.1mm agar tidak mudah robek bila terinjak-injak pada saat memasang tulangan pelat ataupun wiremesh.

Fungsi plastik adalah untuk menjaga agar permukaan dasar beton tidak langsung berhubungan dengan tanah yang memiliki kelembaban. Sehingga kemungkinan air / uap air masuk ke dalam pori-pori beton menjadi lebih kecil, dan tulangan terhindar dari karat / korosi. Korosi selain merusak tulangan juga akan memberikan warna karat pada permukaan beton. Pada pelat beton di atas tanah, biasanya tulangan hanya diletakkan di bagian atas dengan tebal selimut beton atas sekitar 30mm. Plastik cor diletakkan di atas permukaan tanah yang telah siap (telah dipadatkan) dan lapisan pasir 50mm (atau bisa juga beton K0 / lean concrete / beton mutu rendah) sebagai dasar. Fungsi plastik yang kedua adalah melepaskan gesekan antara permukaan bawah pelat beton dengan permukaan tanah. Sehingga pada saat beton mengalami susut tidak tertahan, dan retak dapat terjadi pada daerah joint yang telah direncanakan. Untuk fungsi ini, plastik akan lebih baik apabila dipasang double (2 lembar) sehingga gesekan yang terjadi akan lebih sedikit

Pengecoran beton
{ Posted on Apr 15 2012 by admin }
TAGS : ARSITEK BALI, BETON, COR BETON, KONTRAKTOR BALI, PEMBORONG BALI CATEGORIES : STRUKTUR-KONSTRUKSI

Apa saja yang harus diperhatikan pada saat pengecoran beton agar didapat hasil yang bagus? Bila kita membeli beton readymix, pada saat beton mentah keluar dari truck mixer / molen, sebaiknya dilakukan test slump terlebih dahulu untuk melihat apakah beton memiliki workability / mudah untuk dituang dan diratakan dalam cetakan bekisting / formwork. Tidak terlalu encer juga tidak terlalu alot. Test slump dilakukan dengan menuang beton mentah ke dalam cetakan besi berbentuk kerucut terpancung (kira-kira tinggi 40cm). Beton dimasukkan kemudian ditusuk-tusuk agar beton rata dan padat. Kemudian setelah penuh, cetakan kerucut diangkat perlahan-lahan, beton akan runtuh sebagian, ketinggian runtuh itu yang disebut nilai slump. Nilai rata-rata yang baik kira-kira sekitar 10 15 cm. Selain itu setting time beton perlu diperhatikan, yaitu waktu yang diperlukan sejak pertama adukan beton ditambah air sampai reaksi semen air mulai mengeras. Biasanya sekitar 90 menit. Jangan mau apabila hendak ditambahkan air di truck mixer dengan alasan agar beton yang sudah mulai agak keras menjadi lebih encer karena akan mengurangi kekuatannya, bila perlu tolak / reject. Jangan pertaruhkan struktur anda. Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan sebelum menuang beton adalah kebersihan formwok, jangan sampai ada kotoran, sisa gergajian kayu cetakan. Bila memungkinkan gunakan compressor udara untuk membersihkan. Pada saat menuang beton, tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari 1.5m, hal ini agar tidak terjadi segregasi atau pemisahan partikel dengan berat jenis lebih berat (kerikil) yang jatuh lebih dahulu dengan partikel pasir dan semen yang lebih ringan. Hal ini menyebabkan kekuatan beton jauh berkurang. Apabila memang susah terjangkau, dapat digunakan tremi atau pipa untuk menyalurkan beton

Beton yang sudah dalam cetakan / formwork harus digetar menggunakan alat vibrator agar partikel2 dalam beton merata dan lebih padat, Seluruh area harus dilakukan penggetaran. Setelah itu permukaan di siar agar rata dan halus. Beton sudah selesai dicor, tapi pekerjaan belum selesai. Hal yang harus dilakukan adalah proses perawatan / curing beton. Proses ini diperlukan untuk menjaga suhu beton agar tidak terlalu drastis berubah dan menghindari penguapan yang terlalu cepat dan berlebihan. Beton mentah menimbulkan panas karena reaksi semen dengan air. Proses curing ini bisa dilakukan dengan menyiram dan merendam dengan air, dijaga agar permukaan selalu basah. Bisa juga dilakukan dengan menaruh korung goni basah di atas pelat beton yang baru di cor agar penguapan yang terjadi lebih kecil, siram air lagi bila karung goni mulai kering. Boleh juga menggunakan bahan kimia yang disebu curing compound, pengaplikasian jangka waktu nya ditetapkan dalam spesifikasi produk

Penyambungan Tulangan
{ Posted on Apr 12 2012 by admin }
TAGS : ARSITEK BALI, KONTAKTOR BALI, PEMBESIAAN KOLOM, PEMBORONG BALI, SAMBUNGAN TULANGAN CATEGORIES : MANAJEMEN-KONSTRUKSI, STRUKTUR-KONSTRUKSI

Panjang baja tulangan yang ada di pasaran biasanya 12m ditekuk menjadi 2. Struktur beton bertulang yang akan kita cor tentunya memiliki ukuran yang bervariasi sehingga panjang tulangan pun tidak bisa sama, dan penyambungan tulangan pasti diperlukan. Tetapi penyambungan tulangan harus memperhatikan dimana kita sebaiknya menyambung dan berapa panjang penyambungannya agar struktur sesuai dengan yang kita harapkan. Pada intinya penyambungan tulangan diupayakan diletakkan di daerah yang memiliki tegangan tarik yang lebih rendah. Pelat lantai biasanya terdiri dari tulangan atas dan tulangan bawah dan dipasang saling silang / 2

arah. Untuk penyambungan tulangan bawah sebaiknya dilakukan di daerah sekitar balok atau tepi pelat, karena pada daerah ini bagin bawah pelat dalam keadaan tertekan, sedangkan yang dalam keadaan tertarik yang lebih membutuhkan tulangan adalah bagian atas pelat, sebaliknya untuk tulangan atas penyambungan dilakukan di daerah sekitar tengah pelat karena di tengah pelat bagian atas dalam keadaan tertekan. Penyambungan antara batang tulangan satu dan berikutnya sebaiknya diupayakan tidak dalam satu garis yang sama sehingga perlemahan tidak terjadi pada satu garis. Demikian juga untuk balok, penyambungan tulangan longitudinal bawah dilakukan didekat daerah kolom penyangga, sedangkan untuk tulangan longitudinal atas dilakukan di tengah bentang balok. Khusus untuk detail tahan gempa, penyambungan tulangan atas dan bawah dilakukan di daerah sejarak 2 x tinggi balok dari muka kolom, karena gaya gempa bersifat bolakbalik. Unuk penyembungan kolom penyangga, sebaiknya dilakukan di tengah bentang kolom, bukan di daerah dekat pelat lantai, karena di tengah bentang momen yang terjadi biasanya relatif kecil. Panjang sambungan pun harus diperhatikan, sehingga gaya tarik yang terjadi dapat di transfer dengan baik ke tulangan berikutnya. Sambungan diikat dengan kawat bendrad sedemikan rupa sehingga tidak lepas sewaktu dilakukan pengecoran. Panjang sambungan sebenarnya diatur dalam code / Standar Nasional Indonesia SNI untuk beton. Untuk keperluan praktis, biasanya diambil panjang penyaluran / sambungan / overlap sebesar 40 x diameter untuk tulangan ulir dengan mutu baja 400MPa . Jadi apabila kita hendak menyambung tulangan diameter 13, maka kita membutuhkan panjang sambungan minimal 40 x 13 = 520 mm. Pengangkuran / penekukan tulangan juga penting didaerah ujung-ujung pelat, balok dan kolom. Karena tanpa pengangkuran yang baik, gaya tarik yang terjadi pada tulangan tidak ada yang menahan. Dengan ditekuk maka terjadi ikatan yang kuat dengan beton. Bayangkan menarik tulangan yang telah dibengkokkan didalam beton, pasti lebih sulit daripada menarik tulangan lurus dalam beton

Memasang Keramik Dinding

{ Posted on May 09 2012 by admin }


TAGS : DINDING KERAMIK CATEGORIES : ARSITEKTUR-INTERIOR

Selain wall cover, tripleks, dan papan, keramik pun bisa jadi pelapis dinding. Bukan hanya untuk kamar mandi, juga untuk dinding kamar tidur, ruang keluarga, dan ruang lain. Keramik dinding tidak lagi polos seperti yang sering kita jumpai di kamar mandi. Selain yang polos itu, kini ada keramik dinding bermotif kayu, bambu, bunga, atau guratan plester semen. Keramik-keramik dinding ini dapat dipakai untuk melapis dinding ruang selain kamar mandi. Proses pemasangan keramik untuk kamar mandi dan ruang lain sebetulnya sama saja. Yang paling perlu diperhatikan adalah daya rekat keramik ke dinding. Keramik harus merekat kuat agar tak mudah jatuh. Untuk itu ada trik khusus. Simak uraian berikut! Alat dan Bahan

Keramik dinding motif kayu, semen, pasir, dan air. Waterjet, palu kayu, rubber float, ember, dan spons. Langkah Pemasangan

1. Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik ke dinding. 2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri. 3. Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran semen dan pasir. Tebal lapisan 0,5-1cm. Gunakan adukan semen pasir dengan komposisi semen-pasir 1:2. Tambahkan adhesive jika perlu. Biarkan selama 1 hari hingga lapisan mengeras. 4. Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan.

5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas. 6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata. 7. Setelah terpasang tiga jam, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah. 8. Setelah keramik terpasang (minimal 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan adukan semenpasir halus dengan komposisi 2:1. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi. 9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa.

Pemasangan Paving block


{ Posted on Apr 13 2012 by admin }
TAGS : ARSITEK BALI, KONTRAKTOR BALI, PEMBORONG BALI, TEKNIS PAVING BLOK CATEGORIES : ARSITEKTUR-INTERIOR

Paving block sering kali turun sehingga permukaan tidak rata. Biasanya terjadi pada paving block yang sering dilalui kendaraan. Bagaimana agar tidak sampai terjadi hal seperti ini? Sebelum paving block kita pasang, lahan harus kita persiapkan terlebih dahulu, bersihkan dan buang lapisan tanah atas yang lunak, kemudian dipadatkan dengan stamper atau untuk area yang luas bisa menggunakan roller. Untuk pemadatan yang baik tanah jangan terlalu kering, tapi juga jangan terlampau basah, istilah tekniknya mendekati optimum moisture content. Setelah dipadatkan, beri lapisan pasir dengan tebal minimum 50 mm. Setelah lahan siap, barulah paving dipasang secara rapat. Pada tepi-tepi area paving, berikan ban-banan bisa terbuat dari pasangan bata yang di plester, lebih bagus lagi dengan balok beton

kecil dengan tulangan memanjang untuk mencegah retak. Fungsinya untuk menjaga agar paving tidak bergeser. Berikutnya taburkan dan ratakan butiran pasir yang halus untuk mengisi / interlock permukaan samping paving block satu dan lainnya sehingga mencegah adanya pergerakan.

Komponen Rumah Tropis


Posted by beterworld on July 13, 2009

Rate This Anda mungkin salah satu masyarakat awam, namun senang dengan melihat, membaca dan mengunjungi bangunan-bangunan yang Indah, termasuk juga bangunan rumah baik di Indonesia ataupun di mancanegara. setelah Anda melakukan tersebut, secara sepintas anda akan dapat melihat perbedaan yang kuat terhadap tipologi rumah di benua Epora, Asia, Amerika dll. Namun saya tidak akan berdiskusi masalah keberagaman tersebut, saya disini ingin berdiskusi tipologi rumah di negara kita Indonesia yang notabene berada di Asia Tenggara. Yaitu negara kepulauan, dengan dua musim (kemarau, hujan), khatulistiwa, matahari terik kira-kira 12 jam dalam sehari dll. Apakah ini semua berdampak terhadap tipologi bentuk hunian di Indonesia, jawabannya tentu iya. Arsitektur rumah daerah tertentu misalnya Joglo, bentuk tersebut dapat mewakili dari segi budaya, sejarah, cara hidup, tipologi, filosofi terhadap masyarakat jawa. Nah, sekarang apa tipologi kongkrit mengenai rumah tropis. dengan potensi Indonesia yang sedemikian ada beberapa tinjauan untuk kenyamanan rumah tinggal ala indonesia. dari bentuk cukup nyata bahwa rumah tropis adalah ada 3 komponen:

komponen rumah tropis -Atap Miring untuk mengalirkan air hujan dengan baik, dan oversteak + 1meter (tritisan), -Bukaan (ventilasi ideal) unruk memasukkan cahaya matahari dan udara ke ruang-ruang dengan baik untuk kenyamanan, -Panggung untuk antisipasi adanya banjir yang mungkin terjadi ketika musim penghujan. Dengan mengacu pada tiga komponen tersebut, perkembangan saat ini bentuk-bentuk arsitektur rumah tropis kian beragam, dari tipe paling sederhana sampai tipe mewah dan besar. Atap bangunan rumah juga kian beragam, bahan dan bentuknya, namun sebaiknya pilih material yang baik dan sesuai dengan konsep rumah Anda, kemiringan atap untuk bahan Genteng sebaiknya 30 derajat atau lebih. untuk bahan Asbes bisa kurang dari 30 derajat, dan jangan lupa untuk penyelesaian tritisan, jangan sampai air hujan masuk ke dalam ruangan. Menjadi perhatian penting disini adalah arah ventilasi pada ruang tersebut, misalnya lebih baik di hadapkan ke matahari pagi hari karena sinarnya baik untuk ruangan, dan hindari bukaan pada arah datangnya sinar matahari sore, jika terpaksa sebaiknya di beri sun shading berupa kisi-kisi atau double shading.

rumah sangat sederhana sehat Peran panggung saat ini cukup penting karena kondisi daerah-daerah kita sering dilanda banjir sekian tahun terakhir ini, maka sebaiknya rumah tinggal Anda lantai dasarnya dinaikkan kira-kira 1 meter atau tergantung dengan tipologi tanah dan kemungkinan tinggi air ketika banjir daerah Anda. Sekian maturnuwun..

PELAKSANAAN SMK3 KONSTRUKSI BANGUNAN


A. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam melaksanakan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk itu Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang berlaku. B. Adapun Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi yaitu : -Memiliki masa kerja terbatas -Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar -Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah -Memiliki intensitas kerja yang tinggi -Bersifat multidisiplin dan multi crafts -Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya -Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja) C. Dasar Hukum:

UU No. 13/2003 : Ketenagakerjaan UU No. 1/1970 : Keselamatan Kerja UU No. 18/1999 : Jasa Konstruksi SKB Menaker & PU No.174/104/86-K3 Konstruksi Permenaker No. 5/1996 SMK3 Inst Menaker No 01/1992 Ttg Pemeriksaan Unit Organisasi K3 D. Jenis Bahaya Konstruksi Physical Hazards Chemical Hazards Electrical Hazards Mechanical Hazards Physiological Hazards Biological Hazards Ergonomic Unsur Terkait dalam Proyek Konstruksi E. K3 dalam Proyek Konstruksi meliputi safety engineering>construction safety>personl safety **Pencegahan Kecelakaan KonstruksiI** Sebab Kecelakaan Konstruksi : 1. Faktor Manusia / . Human Factors Sangat dominan dilingkungan konstruksi. Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda, Pengetahuan tentang keselamatan rendah. Pencegahan Faktor Manusia

Pemilihan Tenaga Kerja Pelatihan sebelum mulai kerja Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung

2. Faktor Teknis / Technical Factors Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat, penggalian, pembangunan, pengangkutan dsb. Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan (substandards condition) Pencegahan Faktor Teknis : Perencanaan Kerja yang baik. Pemeliharaan dan perawatan peralatan Pengawasan dan pengujian peralatan kerja Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman Penerapan Sistim Manajemen Mutu 3. Materials Material dalam kondisi tertentu bisa membahayakan pekerja. Untuk itu diperlukan penanganan yang baik. Meliputi mobilisasi bahan dan cara penyimpanan material. 4. Peralatan kerja / Equipments Penempatan peralatan kerja yang tidak diatur dengan

baik bisa menimbulkan kecelakaan kerja sehingga produktifitas kerja terganggu. F. Strategi Penerapan K3 di Proyek Konstruksi 1. Identification Mengidentifikasi permasalahan di lingkungan kerja secara dini. 2. Evaluasi Tahapan CSMS Risk Assessment Bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko suatu pekerjaan yang akan diserahkan kepada kontraktor. Untuk menyesuaikan potensi bahaya dengan kemampuan kontraktor menjalankan pekerjaan dengan Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda, misalnya proyek bangunan bertingkat, pembangunan bendungan, pabrik dsb. Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan. Buat mapping potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan masing-masing. 3. Develop the Plan Adakan evaluasi tentang potensi bahaya untuk menentukan skala prioritas berdasarkan Hazards Rating. Susun Risk Rating dari semua kegiatan konstruksi yang akan dilakukan

Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi susun rencana pengendalian dan pencegahan kecelakaan Terapkan konsep Manajemen Keselamatan Kerja yang baku 4. Implementation Susun Program Implementasi dan program-program K3 yang akan dilakukan (buat dalam bentuk elemen kegiatan) Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain : - Skala Proyek - Jumlah Tenaga Kerja - Lokasi Kegiatan - Potensi dan Resiko Bahaya - Peraturan dan standar yang berlaku - Teknologi proyek yang digunakan Rencana kerja yang telah disusun implementasikan dengan baik. Sediakan sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan program K3 Susun Kebijakan K3 terpadu. 5. Monitoring Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3 dalam perusahaan. Susun sistim audit dan inspeksi yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan.

G. Elemen Program K3 Proyek 1. Kebijakan K3 Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek Memuat komitment dan dukungan manajemen puncak terhadap pelaksanaan K3 dalam proyek Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan digunakan sebagai landasan kebijakan proyek lainnya.

2. Administratif dan Prosedur Menetapkan sistim organisasi pengelolaan K3 dalam proyek Menetapkan personal dan petugas yang menangani K3 dalam proyek Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk tugas dan wewenang semua unsur terkait Organisasi dan SDM Kontraktor harus memiliki organisasi yang menangani K3 yang besarnya sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan. Organisasi K3 harus memiliki asses kepada penanggung jawab projek. Kontraktor harus memiliki personnel yang cukup yang bertanggung jawab mengelola kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Kontraktor harus memiliki personel atau pekerja yang

cakap dan kompeten dalam menangani setiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja aman untuk masing-masing kegiatan. Administratif dan Prosedur Kontraktor harus memiliki kelengkapan dokumen kerja dan perijinan yang berlaku. Kontraktor harus memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai dasar kebijakan K3 dalam perusahaan. Kontraktor harus memiliki prosedur kerja aman sesuai dengan jenis pekerjaan dalam kontrak yang akan dikerjakannya. 3. Identifikasi Bahaya Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan. Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety Departement. Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check List, What If, Hazops, dsb. Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Identifikasi Bahaya harus dilakukan pada setiap tahapan proyek yang meliputi : Design Phase Procurement Konstruksi Commisioning dan Start-up

Penyerahan kepada pemilik 4. Project Safety Review Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam rancangan dan pelaksanaan pembangunannya. Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan sstandar keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan 5. Pembinaan dan Pelatihan Pembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja dari level terendah sampai level tertinggi. Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara berkala. Pokok Pembinaan dan Latihan : Kebijakan K3 proyek Cara melakukan pekerjaan dengan aman Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat 6. Safety Committee (Panitia Pembina K3) Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3 dalam perusahaan. Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan kepedulian semua unsur terhadap K3 Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 atau Komite K3 (Safety Committee). Komite K3 beranggotakan wakil dari masing-masing fungsi yang ada dalam kegiatan kerja.

Komite K3 membahas permasalahan K3 dalam perusahaan serta memberikan masukan dan pertimbangan kepada manajemen untuk peningkatan K3 dalam perusahaan. 7. Promosi K3 Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program-program Promosi K3 Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para pekerja proyek. Kegiatan Promosi berupa poster, spanduk, buletin, lomba K3 dsb Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja 8. Safe Working Practices Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekerjaan berbahaya dilingkungan proyek misalnya : Pekerjaan Pengelasan Scaffolding Bekerja diketinggian Penggunaan Bahan Kimia berbahaya Bekerja diruangan tertutup Bekerja diperalatan mekanis dsb. 9. Sistim Ijin Kerja Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu dikembangkan sistim ijin kerja. Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki ijin kerja yang dikeluarkan oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau K3)

Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan peralatan keselamatan yang diperlukan 10. Safety Inspection Merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa tidak ada unsafe act dan unsafe Condition dilingkungan proyek. Inspeksi dilakukan secara berkala. Dapat dilakukan oleh Petugas K3 atau dibentuk Joint Inspection semua unsur dan Sub Kontraktor 11. Equipment Inspection Semua peralatan (mekanis,power tools,alat berat dsb) harus diperiksa oleh ahlinya sebelum diijinkan digunakan dalam proyek. Semua alat yang telah diperiksa harus diberi sertifikat penggunaan dilengkapi dengan label khusus. Pemeriksaan dilakukan secara berkala 12. Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety) Harus disusun pedoman Keselamatan Konstraktor/Sub Kontraktor Subkontrakktor harus memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan Setiap sub kontraktor harus memiliki petugas K3 Pekerja Subkontraktor harus dilatih mengenai K3 secara berkala Contractor Safety Latar Belakang

Kontraktor merupakan unsur penting dalam perusahaan sebagai mitra yang membantu kegiatan operasi perusahaan Kontraktor Konstruksi Latar Belakang Kontraktor rawan terhadap kecelakaan dalam menjalankan kegiatannya Tenaga Kontraktor bersifat sementara Pekerja kasar dan pendidikan lebih rendah Tingkat disiplin dalam bekerja kurang Pemahaman tentang peraturan K3 perusahaan rendah Terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga lebih banyak terpapar bahaya. Latar Belakang Kecelakaan yang menimpa kontraktor tinggi. Kelalaian yang dilakukan kontraktor dapat menimbulkan bahaya bagi operasi perusahaan dan berakibat kecelakaan perusahaan. Kecelakaan yang menimpa kontraktor juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Standar PSM Kegiatan Kontraktor harus dikelola dengan baik untuk menjamin keselamatan dalam setiap kegiatan kerja kontraktor yang dapat membahayakan operasi perusahaan. Perusahaan harus menerapkan Contractor Safety Management System (CSMS)

CSMS CSMS adalah suatu sistim manajemen untuk mengelola kontraktor yang bekerja di lingkungan perusahaan. CSMS merupakan sistim komprehensif dalam pengelolaan kontraktor sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan Tujuan CSMS Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja dilingkungan perusahaan telah memenuhi standar dan kriteria K3 yang ditetapkan perusahaan. Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja Keselamatan di lingkungan kontraktor Untuk mencegah dan menghindarkan kerugian yang timbul akibat aktivitas kerja kontraktor Dasar Penerapan CSMS Undang-undang Keselamatan Kerja No 1 Tahun 1970 Perusahaan bertanggung jawab menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat kerjanya (termasuk kontraktor dan pihak lainnya yang berada di tempat kerja). Undang undang Perlindungan Konsumen Perusahaan wajib melindungi keselamatan konsumen sebagai akibat kegiatan perusahaan. Struktur CSMS CSMS terdiri dari 6 langkah yang terbagi 2 tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Administrasi Risk Assessment Prakualifikasi Seleksi 2. Tahap Implementasi Pre-Job Activity Pelaksanaan Pekerjaan aman 13. Keselamatan Transportasi Kegiatan Proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi Pembinaan dan Pengawasan transportasi diluar dan didalamn lokasi Proyek Semua kendaraan angkutan Proyek harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan

14. Pengelolaan Lingkungan Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan dengan baik mengacu dokumen Amdal/UKL dan UPL Selama proyek berlangsung dampak negatif harus ditekan seminimal mungkin untuk menghindarkan kerusakan terhadap lingkungan 15. Pengelolaan Limbah dan B3 Kegiatan proyek menimbulkan limbah dalam jumlah besar, dalam berbagai bentuk. Limbah harus dikelola dengan baik sesuai dengan

jenisnya. Limbah harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek 16. Keadaan Darurat Perlu disusun Prosedur keadaan darurat sesuai dengan kondisi dan sifat bahaya proyek misalnya bahaya kebakaran, kecelakaan, peledakan dsb. SOP Darurat harus disosialisasikan dan dilatih kepada semua pekerja 17. Accident Investigation and Reporting System Semua kecelakaan dan kejadian selama proyek harus diselidiki oleh petugas yang terlatih dengan tujuan untuk mencari penyebab utama agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Semua kecelakaan/kejadian harus dicatat dan dibuat analisa serta statistik kecelakaan Digunakan sebagai bahan dalam rapat komite K3 Proyek 18. Audit K3 Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan jangka waktu proyek Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek berikutnya Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3 Ketentuan administrasi K3

a. Kewajiban umum Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu : 1) Kami berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan. 2) Kami menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman. 3) Kami turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat. 4) Kami menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan. 5) Kami memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis

kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya. 6) Sebelum pekerjaan dimulai Kami menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan- papan pengumuman, papanpapan peringatan serta sarana-sarana pencegahan kecelakaan yang dipandang perlu. 7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman. 8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Kami

b. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja Kami menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3 untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full- time) untuk mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja. 2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3. 3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa. 4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek. 5) Kami akan melakukan hal-hal sebagai berikut : a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas- fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka. b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam proyek. c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja. 6) Jika 2 (dua) atau lebih Kami bergabung dalam suatu proyek mereka harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja. c. Laporan kecelakaan Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang terkait dengan K3, dimana : 1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada Instansi yang terkait. 2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai berikut : a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing- masing dan b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.

d. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan

Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi, dimana : 1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya : a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali. b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut. 2) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi. 3) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK). 4) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.

5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular. 6) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat. 7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan- keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti. 8) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong). 9) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu). 10) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat berobat lainnya. 11) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis yang memberitahukan antara lain : a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan,

alat-alat PPPK, ruang PPPK, ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3. b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain. c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat. e. Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan biaya suatu pekerjaan konstruksi. Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya Kami harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh karena itu baik Kamidan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan

langkah persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya. Ketentuan Teknis manajemen K3 a. Aspek lingkungan Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan, Kami berusaha mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan. b. Tempat kerja dan peralatan Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut : 1) Pintu masuk dan keluar a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja. b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik. 2) Lampu / penerangan a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat- alat penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang. b) Lampu-lampu harus aman, dan terang. c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya apabila lampu mati/pecah.

3) Ventilasi a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk mendapat udara segar. b) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas. 4) Kebersihan a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat yang aman. b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. c) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di tempat kerja. d) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya. e) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada tempat penyimpanan semula. c. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat

dilakukan pencegahan sebagai berikut : 1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan akan kami sediakan: a) Alat-alat pemadam kebakaran. b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar. 2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja telah dilatih untuk menggunakan alat pemadam kebakaran. 3) Alat pemadam kebakaran, telah diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya. 4) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara. 5) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan dicapai. 6) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-tempat sebagai berikut :

a) di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan. b) di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas. 8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan : a) di tempat yang terdapat barang-barang/bendabenda cair yang mudah terbakar. b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alatalat pemanas yang menggunakan api. c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal. 9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan- kerusakan teknis. 11) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu gedung, pipa tersebut harus : a) dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan. b) dibuatkan suatu katup pada setiap ujungnya. c) mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam Kebakaran d. Perlengkapan keselamatan kerja

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut : 1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP. 2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya. 3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya. 4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai. 5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya. 6) Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaanyang berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising,

misalnya pemadatan tanah dengan stamper dan sebagainya.

Gambar Perlengkapan keselamatan kerja Pedoman untuk pelaku utama konstruksi a. Pedoman untuk manajemen puncak Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi biaya karena kecelakaan kerja, antara lain : 1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan. Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadapprogram keselamatan kerja yang telah diterapkan. 2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan

komunikasi tentang keselamatan kerja dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan pengendalian mengenai biaya dan rencana penjadualan pekerjaan. 3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan. 4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat memberikan jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam kondisi aman. 5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan kerja dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing divisi (bagian) untuk program keselamatan kerja. b. Pedoman untuk manajer dan pengawas Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi : 1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja konstruksi sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar

untuk meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3 melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja untuk tindakan-tindakan aman, serta menetapkan target yang realistis untuk K3. 2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti dengan memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan dan memberikan dukungan yang positif. 3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan yang erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadi kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat melakukannya dengan cara a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan agar mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya yang pertama. b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut

pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak (merongrong) kewibawaan pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar). c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja). c. Pedoman untuk mandor Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi dengan : 1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan tidak membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau tidak menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang lama dan kemudian membiarkannya begitu saja. 2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan target produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi kecelakaan kerja dengan cara berikut ini : 1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari keselamatan kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang formal dengan para mandor di lapangan. 2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran perusahaan. d. Pedoman untuk pekerja Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah : 1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja. 2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung. 3) Taat pada aturan yang telah ditetapkan. 4) Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.

5) Memahami lingkup kerja yang diberikan Demikianlah program K3 kami buat sebagai acuan keselamatan kerja dilapangan, demi menghindari kecelakaan kerja yang sangat rentan terhadap para pekerja konstruksi. Tdak lupa ucapan terimakasih sya ucapkan kepada rekan rekan yang telah mendukung terciptanya program K3 ini.Semoga bermanfaat bagi semuanya.
Diposkan oleh MAN IN BLACK di 1/07/2011 07:17:00 PM 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini
Reaksi:

Methode Pelaksanaan RSH Palir Sejahtera PKA-P-22


PENDAHULUAN Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur RSH, Kws Ngaliyan Perumahan Bumi Palir Sejahtera ini berlokasi di Perumahan Palir Sejahtera dan Perumahan Beringin Kota Semarang. Dimana pada perumahan tersebut dibuat jalan paving dan saluran. Pada paket pekerjaan ini dilakukan pembuatan jalan paving dan saluran type MD yang berfungsi sebagai jalan akses perumahan tersebut diatas. Item

pekerjaan yang akan dikerjakan pada Pembangunan Infrastruktur RSH, Kws Ngaliyan Perumahan Bumi Palir Sejahtera adalah sebagai berikut :

URAIAN METODE PELAKSANAAN : Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur RSH, Kws Ngaliyan Perumahan Bumi Palir Sejahtera secara umum dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : I. Pekerjaan Persiapan II. Pekerjaan Konstruksi III. Pekerjaan Finishing

I. Pekerjaan Persiapan a. Rencana Mutu Kontrak Membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK). Setelah mendapat SPMK maka dibuat RMK untuk dipresentasikan pada waktu Pra Construction Meeting (PCM). b. Sosialisasi Mengadakan sosialisasi dan izin dengan masyarakat dan perangkat desa setempat dan juga instansi yang berwenang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut. Hasil dari sosialisasi tersebut nantinya akan dituangkan dalam berita acara. c. Pengukuran

Mengadakan pengukuran dan pematokan / uitzet bersama dengan pengawas. Lingkup Pengukuran : - pengukuran sebelum pelaksanaan dimulai - pengukuran selam berlangsungnya pelaksanaan - pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai Alat pengukuran : theodolit, waterpass, rol meter, bak ukur dll. Bahan yang digunakan : patok kayu, cat kayu, cat semprot. d. Mutual Check dan Shop Drawing Membuat MC-0 dan shop drawing / gambar kerja bersama-sama dengan pengawas berdasarkan hasil dari pengukuran awal. e. Kantor Proyek dan Gudang Kantor Proyek / Direksi Keet ditempatkan pada lokasi yang strategis dimana dekat dengan lokasi pekerjaan tersebut sehingga mudah untuk memantau jalan dan hasil pekerjaan tersebut. Gudang diperlukan untuk menyimpan material, maka besarnya disesuaikan dengan kebutuhan material dan tempatnya harus terlindung dari udara luar dan dibuat semi permanen. f. Papan Nama Proyek Membuat papan nama proyek sesuai jumlah, ukuran dan format yang ditentukan oleh Direksi.

g. Pengujian material Sebelum material didatangkan ke lapangan kita membawa sampel bahan dan material untuk diuji dan disetujui oleh direksi. Kita juga membuat mix design untuk beton mutu K175 ke laboratorium untuk disetujui oleh Direksi. Hasil dari mix design tersebut sebagai acuan perbandingan untuk pekerjaan pengecoran. h. Mobilisasi dan Demobilisasi Pekerjaan persiapan dimulai dengan mobilisasi peralatan dan bahan / material. Pelaksanaan mobilisasi tersebut harus disesuaikan dengan schedule / jadwal pelaksanan pekerjaan dan keterkaitan dengan pekerjaan lainnya sehingga pemakaian alat bisa berkelanjutan tanpa berhenti begitu juga dengan material jangan sampai terjadi keterlambatan sehingga mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Mobilisasi alat dan bahan harus mempertimbangkan jalan masuk ke lokasi berkaitan dengan batas muatan jalan dan lebar jalan yang dilalui. i. Pelaporan dan dokumentasi Foto dokumentasi dibuat mulai dari 0 % sebelum kita akan memulai pekerjaan, dan 50 % pada masa pelaksanaan dan 100% setelah pekerjaan telah selesai semuanya.. Begitu juga untuk tiap item pekerjaan diambil gambarnya. Jadi sudut pengambilan gambar pada saat pengambilan gambar

awal menjadi patokan untuk pengambilan gambar berikutnya. Setiap hasil cetak foto diberi tanggal pengambilan dan lokasinya. j. Biaya umum dan Pelaksanaan K3 Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam melaksanakan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk itu Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang berlaku.

II. Pekerjaan Konstruksi Untuk Pekerjaan Konstruksi, urutan kerjanya adalah sbb: a) Pekerjaan bendung sementara / kisdam. Sebelum melakukan pekerjaan konstruksi, lokasi pekerjaan dibebaskan dari genangan air. Hal ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang kering sehingga didapat efisiensi kerja yang maksimal. Penempatan sanbag untuk kisdam bisa dilakukan setempat-setempat pada lokasi yang aka dikerjakan. Untuk lokasi kisdam terlihat seperti gambar berikut :

b) PERUMAHAN PALIR SEJAHTERA Saluran MD 40 Persiapan bahan. Bahan dipersiapkan sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Untuk semen ditempatkan pada gudang yang terjaga suhu kelembabanya dan terhiindar dari air. Pembuatan Bouplang. Untuk acuan galian dan pemasangan batu bouplang dibuat sesuai dengan gambar rencana. Kedudukan bouplang dibuat kokoh supaya tidak mudah berubah posisi.

Pasangan batu 1pc :4ps Setelah itu mulai pelaksanaan pasangan batu dengan perbandingan material 1pc : 4 ps. Bahan pc dan pasir dicampur menggunakan beton molen ditambah air

secukupnya.waktu mengaduk bahan tsb harus benar benar tercampur rata atau 3 menit putaran molen.Sebelum batu dipasang pada sudut yang lancip dititik terlebih dahulu supaya didapatkan permukaan batu yang rapi. Batu dipasang sesuai gambar disamping:

Plesteran 1pc:4ps Pada bagian dalam pasangan batu diplester dengan menggunakan campuran 1pc;4ps.ketebalan plesteran adalah 1.5 cm. Plat deker MD40. Setelah itu dipasang plat deker diatas pasangan. Plat deker dibuat dengan campuran beton K 275 dengan tulangan besi polos rangkap. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan ini, pengecoran deker dilakukan diluar saluran dengan jarak tidak terlalu jauh dengan saluran. Untuk dimensi plat deker seperti gambar disamping.

Plat deker 60. Pemasangan plat deker MD 60 dipasangan pada saluran MD 60 yang sudah ada sebelumnya.adapun plat deker ini menggunakan bahan beton K275 dengan tulangan polos rangkap. Dimensi dari plat ini adalah sebagai berikut.,

Pekerjaan talud type 2 Pekerjaan talud ini dilakukan di jalan Palir Utama Raya dengan menggunakan konstruksi pasangan batu 1pc : 4 ps. Untuk teknik pemasangan batu sama seperti sal. MD.40 Adapun dimensi dari talud tersebut adalah seprti gambar disamping.

Permukaan luar talud disiar timbul dengan perbandingan campuran 1pc:2ps.Sebelum pekerjaan siaran dimualai nat antar batu dikorek terlebih dahulu supaya siaran dapat melekat dengan kuat pada pasangan.

Pemasangan Kansten 10 x 20 x 50 Pemasangan kanstin dilakukan dari arh belakang perumahan menuju ke depan. Hal ini untuk memudahkan mobilisasi material. Pemasangan kanstin dimulai dari Jl. Palir Utama IX ke Jl. Palir Utama VIII, kemudian ke jl palir utama VII setereusnya sampai ke jalan Palir Utama Raya ( untuk jalan palir utama raya menggunakan Kansten 10/12,5 x 30 x 50). Pada sambungan antar kanstin diplester dengan campuran spesi 1pc:2ps. Pemasangan Paving. Seperti halnya pemasangan kanstin, pemasangan paving ini dilakukan juga dari belakang perumahan Palir sejahtera menuju kearah depan perumahan

Untuk Jalan palir utama I Jl. Palir Utama IX menggunakan paving tebal 6 cm K225(gb.1).

Sedangkan untuk raya menggunakan paving Tebal 8 cm K300.Untuk Jl palir utama raya menggunakan penetrasi bawah LPB tellford dengan ketebalan 15 cm dipadatkan menggunakan vibroroller kap.1ton dan pasir urug tebal 10 cm untuk lapis bawah paving ( gb.2).

Setelah pemasangan paving selesai dilanjutkan dengan pemasangna topi uskup pada pertemuan paving cedngan kanstin setelah itu mengisi nat paving menggunakan pasir muntilan. Pengisian dilakukan secara merata dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan Stamper paving.

c) PERUMAHAN BERINGIN

Saluran MD 40 Persiapan bahan. Bahan dipersiapkan sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan. Untuk semen ditempatkan pada gudang yang terjaga suhu kelembabanya dan terhindar dari air. Pembuatan Bouplang. Untuk acuan galian dan pemasangan batu bouplang dibuat sesuai dengan gambar rencana. Kedudukan bouplang dibuat kokoh supaya tidak mudah berubah posisi. Pasangan batu 1pc :4ps Setelah itu mulai pelaksanaan pasangan batu dengan perbandingan material 1pc : 4 ps. Bahan pc dan pasir dicampur menggunakan beton molen ditambah air secukupnya.waktu mengaduk bahan tsb harus benar benar tercampur rata atau 3 menit putaran molen.Sebelum batu dipasang pada sudut yang lancip dititik terlebih dahulu supaya didapatkan permukaan batu yang rapi. Batu dipasang sesuai gambar disamping:

Plesteran 1pc:4ps Pada bagian dalam pasangan batu diplester dengan menggunakan campuran 1pc;4ps.ketebalan plesteran adalah 1.5 cm. Plat deker MD40. Setelah itu dipasang plat deker diatas pasangan. Plat deker dibuat dengan campuran beton K 275 dengan tulangan besi polos rangkap. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan ini, pengecoran deker dilakukan diluar saluran dengan jarak tidak terlalu jauh dengan saluran. Untuk dimensi plat deker seperti gambar disamping.

Pemasangan Kansten 10 x 20 x 50 Pemasangan kanstin dilakukan dari arh belakang perumahan menuju ke depan. Hal ini untuk memudahkan mobilisasi material. Pemasangan kanstin dimulai dari Jl. Palir Utama IX ke Jl. Palir Utama VIII, kemudian ke jl palir utama VII setereusnya sampai ke jalan Palir Utama Raya ( untuk jalan palir utama raya menggunakan Kansten 10/12,5 x 30 x 50). Pada sambungan antar kanstin diplester dengan campuran spesi 1pc:2ps.

Pemasangan Paving. Seperti halnya pemasangan kanstin, pemasangan paving ini dilakukan juga dari belakang perumahan Palir sejahtera menuju kearah depan perumahan Untuk Jalan palir utama I Jl. Palir Utama IX menggunakan paving tebal 6 cm K225.

Setelah pemasangan paving selesai dilanjutkan dengan pemasangna topi uskup pada pertemuan paving cedngan kanstin setelah itu mengisi nat paving menggunakan pasir muntilan. Pengisian dilakukan secara merata dan kemudian dipadatkan dengan menggunakan Stamper paving. III. Pekerjaan Finishing Pekerjaan finishing atau penyempurnaan dikerjakan setelah seluruhnya pekerjaan telah selesai dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi / bestek.

Pekerjaan finishing antara lain perapian tanggul, pembersihan lokasi dari bekas material dan sisa-sisa bahan, penyempurnaan pada bagian-bagian pekerjaan agar terlihat lebih baik dan rapi.

You might also like