You are on page 1of 7

Candlestick Patterns

Chart patterns adalah pola grafik yang terbentuk dari konsep dasar trendline support dan resistance, atau biasa di katakana sebagai versi yang lebih kompleks dari konsep dasar tersebut Seperti biasa dalam banyak hal, chart patterns juga tidak terlepas dari pro dan kontra. Sebagian pengamat mengatakan jika terdapat suatu cara memprediksi harga saham, lalu banyak orang kemudian yang menggunakan teknik tersebut, maka secara otomatis teknik itu akan menjadi tidak efektif lagi. Sebagian lagi mengatakan bahwa jika kita bias memprediksi apa yang dilakukan orang banyak, maka itu menjadi informasi yang sangat berharga. Chart pattern merupakan pengembangan lanjutan yang lebih detail dan presisi daripada Dow Theory, sehingga menjadi bagian yang sangat penting dalam studi technical analysis. Konsep ini pertama kali di temukan oleh seorang akuntan bernama RN. Elliot pada tahun 1920-an. Elliot berpendapat bahwa manusia mempunyai perasaan atau emosi yang sama terhadap suatu situasi maupun kondisi, karenannya reaksi mereka diperkirakan juga akan selalu sama. Hal ini kemudian menciptakan suatu pola yang cenderung berulang sehingga dapat diprediksi. Terdiri dari formasi-formasi khusus yang terbentuk karena pergerakan harga saham, chart patterns merangkum seluruh aktifitas perdagangan secara prespektif pada sebuah charts. Formasi pada charts patterns ini memperkuat gambaran tentang supply (bears) dan demand (bulls) secara ringkas. Akan terlihat formasi-formasi tersebut sering terulang kembali setelah beberapa periode waktu, dan yang terpenting, chart patterns bias menjadi kerangka untuk menentukan pemenang pertarungan antara bulls atau bears pada saat itu. Analisa chart patterns dapat digunakan untuk periode yang short term sampai dengan periode long term, baik menggunakan minutes charts, daily charts ataupun weekly chart namun yang lebih umum digunakan adalah daily charts. Chart patterns terbagi menjadi dua kategori, yaitu: pola pembalikan arah (Reversal Patterns) dan pola beklenajutab (Continuation Patterns). Sesuai dengan namanya, Reversal Patterns mengindikasikan pembalikan arah tren yang sedang berlangsung. Sedangkan Continuatuion patterns mengindikasikan koreksi normal pada sebuah trend atau pause sesaat, dimana trend tersebut di perikirakan akan terus berlanjut.

REVERSAL CHART PATTERNS Head and Shoulders Pola Head and Shoulder merupakan salah satu reversal patterns yang paling popular dan handal. Formasi ini merupakan induk berbagai pola lainnya di dalam chart patterns. Head and shoulder banyak dikatakan oleh pakar teknikal analysis sebagai pola terkuat dan mempunyai akurasi paling tinggi. Pernyataan senada juga diakui Thomas N. Bulkowski yang menganalisa secara khusus 500 saham pada periode tahun 1991-1996. Di dalam buku Encyclopedia of Chart Patterns menampilkan statistij data yang meyakinkan. Dikarenakan dalam kurun waktu tersebut ditumukan 231 pola Head and Shoulders hanya 25 yang merupakan sinyal konsolidasi dan 406 lainnya merupakan sinyal reversal.

Inverted Head and Shoulder Inverted head and shoulder merupakan kebalikan dari pola head and shoulder. Pola ini juga memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi meskipun lebih jarang muncul. Statistic menunjukan dalam periode yang sama terjadi 330kali pola inverted head and shoulder. Di antara pola itu terdapat tingkat kegagalan hanya 5% dan umumnya formasi terbentuk dalam kurun waktu beberpa minggu sampain 6 bulan.

Triple Tops Formasi ini sangat mirip dengan pola head and shoulder namun formasi ini lebih jarang terjadi satu-satunya perbedaan yang menonjol adalah level ketiga puncaknya sama tingginya. Elaine Yager, direktur technical analysis pada investec Ernst & company di newyork mengatakan bahwa bagian dari ketiga puncak tersebut harus terlihat dengan jelas meskipun tidak memiliki level ketinggian yang persis sama. Syarat pada volume yang mengirinya ialah volume pada puncak yang di tengah sebaiknya lebih tipis dari puncak sebelumnya dan paling penting ialah volume pada puncak terakhir paling tipis dan pada titik breakdown di dukung oleh volume yang meningkat.

Triple bottoms

Triple bottoms ini memiliki tiga buah lembah yang terbentuk di dasar downtrend yang mengawalinya. Perbedaan dengan inverted head and shoulder ialah ketiga lembah dalam formasi ini sama rendahnya, Sama seperti pola inverted head and shoulder, parameter volume pada pola ini juga krusial untuk di perhatikan. Volume yang mengiringi rally dari dasar kedua harus lebih besar daripada volume yang terjadi saat rally pertama. Sedangkan pergerakan harga menembus keatas garis resistance memilki volume yang meningkat merupakan keharusan pada formasi ini.

Double Tops Pembentukan formasi dalam pola double tops juga di awali uptrend sebelumnya, kemudian membentuk dua puncak yang idealnya memiliki level ketinggian yang sama. Meskipn diperlukan konfrmasi lebih lanjutm penembusan trendline bias di jadikan tanda awal untuk melakukan monitoring secara lebih intensif, khusunya jika penurunan itu di iringi volume yang meningkat.

Konfirmasi akhir sebagai validasi atas pola ini yaitu jika harga penutupan berada di bawah garis support yang di tarik mendatar dari titik terendah lembah antara kedua puncak.

Double Bottoms Pembentukan pola double bottoms harus diawali oleh trend menurun, kemudian membentuk dual lembah yang idealnya memiliki level yang sama rendah. Pergerakan harga yang membentuk formasi seperti ini berpotensi menjadi pola double bottom meskipun diperlukan konfirmasi lebih lanjut, penembusan trendline oleh harga bias dijadikan awal untuk melakukan monitoring yang lebih intensif, khususnya jika kenaikan harga tersebut diiringi voulume yang meningkat juga Konfirmasi akhir sebagai validasi atas pola ini yaitu jika harga penutupan berada di garis desistance yang di tarik mendatar dari puncak diantara dua lembah.

Horn Tops Nama pola ini disebut horn karena bentuknya yang mirip dengan tanduk. Pembentukan pola ini harus di awali dengan rally sebelumnya yang selanjutnya membentuk puncak yang hampir

sama tingginya dalam waktu yang berdekatan. Perbedaan jangka waktu antara puncak pertama dan puncak kedua umumnya berduras isangat singkat, antara 3 hari sampai 1 minggu. Apabila di iringi dengan gap-down maka akan memberikan sinyal kuat.

Horn Bottom Pembentukab pola horn bottoms harus di awali trend menurun sebelumnya kemudian membentuk dua lembah yang hampir sama rendah dalam waktu yang berdekatan. Perbedaan jangka waktu antara lembah pertama dan kedua umumnya berdurasi tidak lebih dari 1minggu, apabila pada fase break up diringi dengan volume yang tinggi atau gap up maka sinyal akan pembalikan arah menjadi kuat.

CONTINUATION CHART PATTERNS Triangles Merupakan pola continuation yang terbentuk akibat fluktuasi harga yang semakin lama mengecil. Pola ini terdiri atas dua buah garis (support dan resistance) yang semakin ke kanan semakin lancip menyerupai bentuk segitiga Terdapat 3 buah sub-bagian dalam pola triangles ini, yaitu: Symmetrical triangle (segitiga simetris) Ascending triangle (segitiga mendaki) Descending triangle (segitiga menurun)

You might also like