You are on page 1of 6

1

CHAPTER II REVIEW OF LITERATUR 1.1 Consep oOf Research Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

2 Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran (Wells,1987). Pembelajaran bahasa Inggris di SMA/MA diharapkan dapat mencapai tingkat membaca, menulis, mendengarkan, berbicara dan mengakses pengetahuan. A. Jurusan IPA dan IPS di SMA Penjurusan atau Course yang ditawarkan di level pendidikan menengah diterapkan di Indonesia sejak Zaman Hindia Belanda. Sekolah HBS (Hogere Burger School)yang merupakan Sekolah Menengah untuk anak-anak Eropa, dan AMS (Algemeene Middelbare School) yang merupakan sekolah menengah atas untuk anak-anak pribumi pertama kalinya dibagi atas 2 course yaitu Budaya (Kelompok A) dan Sains (kelompok B). Pada masa-masa selanjutnya sistem penjurusan di Indonesia diterapkan sejak SMP, yang kemudian dihapuskan pada tahun 1962. Sistem penjurusan kemudian hanya dikenal di SMA dengan 3 macam jurusan yaitu A (sains), B (bahasa/budaya) dan C (sosial). Pengistilahan ini mengalami perubahan dan spesifikasi pada masa-masa berikutnya seperti A1, A2, A3, dan A4. Dan akhirnya kembali seperti sekarang, penamaan jurusan tidak lagi menggunakan lambang huruf atau angka, tetapi dengan kategori IPA, IPS, Bahasa, dan Keagamaan.

3 B. Perbedaan diantara jurusan Melalui payung hukum PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaraan Pendidikan pasal 79. Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswasiswa yang mempunyai kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik, biasanya akan memilih jurusan IPA, dan yang memiliki minat pada sosial dan ekonomi akan memilih jurusan IPS, lalu yang gemar berbahasa akan memilih Bahasa. Dari landasan hukum diatas sesungguhnya kurang cukup alasan mempertentangkan perbedaan antara jurusan IPA dan IPS. Pada kenyataannya sering dijumpai pendapat yang menyatakan bahwa siswa IPS lebih unggul dalam berbahasa Inggris, karena bahasa adalah bagian dari ilmu sosial. Sebaliknya dari beberapa pengajar di lingkungan sekolah bependapat bahwa nilai bahasa Inggris anak IPA lebih bagus diantara jurusan yang ada. Dari fakta hukum yang menyatakan tidak ada perbedaan antara jurusan IPA dan IPS dan sementara pendapat sebagian masyarakat menyatakan yang ada perbedaanya. Maka penulis dalam skripsi ini mengetengahkan judul Englih Achievement Base On Natural Science Major and Social Science Major. Case Study for 11th of Term 1 in SMAN 8 Samarinda (Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Inggris Ditinjau dari Kelas Jurusan IPA dan IPS. Studi Kasus di kelas XI semester I di SMAN 8 Samarinda) 1.2 Problem Research Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu; 1. Apakah nilai di setiap kelas menunjukkan distribusi yang normal? 2. Apakah nilai rata-rata kelas antara jurusan IPA dan IPS menunjukkan relative sama?

4 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan pencapaian nilai bahasa Inggris antara jurusan IPA dan IPS? 1.3 Purpose of Study Tujuan dari penelitian ini adalah ; 1. Untuk mengetahui kemampuan rata-rata siswa IPA dalam pencapaian nilai bahasa Inggris di semester 1 kelas XI, SMAN 8 Samarinda. 2. Untuk mengetahui kemampuan rata-rata siswa IPS dalam pencapaian nilai bahasa Inggris di semester 1 kelas XI, SMAN 8 Samarinda. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang cukup signifikan pencapaian nilai bahasa Inggris antara jurusan IPA dan IPS. 1.4 Scope and Limitation of Study In order to make this study focused on the problem, the writer limited the study as in the followings; 1. This study held in 1st term of 11th class at SMAN 8 Samarinda , academic year 2010/2011. 2. Population was all student of 11th of SMAN 8 Samarinda, which were included natural science major and social science major. 3. Instrument penelitian ini adalah nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam mengikuti ujian semester 1 kelas sebelas. 4. Soal terdiri dari multiple choice dan essay sebanyak 45 butir soal. 5. Nilai-nilai tersebut diolah untuk dilihat distribusinya dan selanjutnya melukan uji banding dengan penentuan derajat kesalahan 5%.

5 6. Melakukan uji Z guna mengetahui tingkat signifikasi adanya perbedaan atau tidak dalam penelitian ini. 1.5 Usefulness of Research 1. Sebagai bahan koreksi terhadap pendapat yang menyatakan bahwa salah satu jurusan di SMA lebih unggul dari jurusan lainnya. 2. Memberikan kesadaran bagi siswa serta para orang tua murid bahwa penjurusan semamata didasarkan kepada minat dan kemampuan siswa saja. 3. Memberikan pengertian yang lebih mendalam kepada siswa, orang tua murid dan guru bahwa tidak ada perbedaan yang cukup signifikan penjurusan yang terjadi di SMA. 1.6 Hypothesis of the Research Hypothesis in this research can be defined as null hypothesis and claim/ alternative hypothesis on the other hand. 1. Null hypothesis : tidak ada perbedaan antara jurusan IPA dan IPS di kelas XI, SMAN 8 Samarinda 2. Alternatif hypothesis : ada perbedaan antara jurusan IPA dan IPS di kelas XI, SMAN 8 Samarinda. 1.7 Definition of Key-Terms To clarify what the writer wants achieve, it is better to formulate the operational definition: 1. Hasil Belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. 2. Jurusan IPA adalah jurusan yang mempunyai ciri pengajaran di bidang fisika, kimia, biologi, matematika,

6 3. Jurusan IPS adalah jurusan yang mempunyai ciri pengajaran di bidang

ekonomi, sosiologi, tata negara, antropologi 4. Ujian akhir Semester merupakan evaluasi studi akhir di setiap semester

yaitu setelah seluruh materi bahasa Inggris diajarkan sekurang-kurangnya kali pertemuan.

You might also like