You are on page 1of 30

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ucapakan kepada kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat karunianya saya dapat menyelesaikan makalah Agama Islam ini yang mengangkat topik Perbuatan Tercela Zalim. Didalam makalah ini saya mencantumkan pengertian dari zalim, macam-macam atau bentuk-bentuk zalim, contoh-contoh dari perbuatan zalim, kategori perbuatan zalim, akibat dan cara menghindari dari perbuatan zalim, jauhi perbuatan zalim, hatihati terhadap perbuatan zalim, takabur dan zalim dibenci allah, bentuk perbuatan zalim. Semoga makalah yang saya tulis ini dapat berguna bagi pembaca. Amin

Pekanbaru, 5 Mei 2012

Penulis
1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................. 1 ZALIM ............................................................................ 3 Zalim dalam Al-Qur'an dan Hadits ................................ 4 Macam-macam zalim .................................................... 6 Akibat Perbuatan Zalim............................................... 15 Cara menghindari Zalim .............................................. 16 Jauhi Perbuatan Zalim ................................................ 16 Hati-hati terhadap perbuatan zalim ........................... 18 Takabur dan Zalim Dibenci Allah................................. 24 Bentuk Perbuatan Zalim ............................................. 27 DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 30

ZALIM
Zalim (Arab: , Dholim) adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zalimin. Lawan kata zalim adalah adil. Etimologi Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf dho la ma ( ) yang bermaksud gelap. Di dalam al-Quran menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq orang lain. Namun demikian pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya. Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik. Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan. Ancaman bagi orang yang zalim dan tidak Menurut syariat Islam, orang yang tidak berbuat zalim bisa saja terkena siksaan, keyakinan ini berdasarkan dalam salah satu ayat. Allah berfirman: "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (Al-Anfaal 8:25).

Ayat tersebut berisi peringatan untuk berhati-hati (hadzr) akan azab yang tidak hanya menimpa yang zalim saja, tetapi menimpa secara umum baik yang zalim maupun yang tidak zalim. Karena itu secara syari, wajib hukumnya bagi orang yang melihat kezaliman/kemunkaran dan mempunyai kesanggupan, untuk menghilangkan kemunkaran itu.

Zalim dalam Al-Qur'an dan Hadits


Al-Qur'an Didalam Al-Qur'an zalim memiliki beberapa makna, di antaranya dalam beberapa surah sebagai berikut: Al Baqarah 165 dan Huud 101, orang-orang yang menyembah selain Allah. Al Maa-idah 47, karena menuruti hawa nafsu dan merugikan orang lain. Al Kahfi 35, zalim pada ayat ini sebuah sifat keangkuhan dan perbuatan kekafirannya. Al-Anbiyaa' 13, Orang yang zalim itu di waktu merasakan azab Allah melarikan diri, lalu orang-orang yang beriman mengatakan kepada mereka dengan secara cemooh agar mereka tetap ditempat semula dengan menikmati kelezatankelezatan hidup sebagaimana biasa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapkan kepada mereka. Al 'Ankabuut 46, Yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim pada ayat ini adalah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan. Hadits Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Sirin, Muhammad pernah mengatakan bahwa, "Di antara bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya."[1] Dari kisah Abu Dzar Al-Ghifari dari Rasulullah sebagaimana ia mendapat wahyu dari Allah bahwa Allah berfirman: "Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim."[2] Dalam hadits lain Muhammad bersabda, "Takutlah kalian akan kezhaliman karena kezhaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat" [3]

Kategori Kezaliman dibagi menjadi 2 kategori, menzalimi diri sendiri (dosa dan maksiat) dan orang lain (menyia-siakan atau tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan). Kezaliman itu ada tiga macamnya di antaranya adalah: Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, yaitu syirik. Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, perbuatan seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah. Kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah, perbuatan hamba-hamba-Nya di antara sesama mereka, karena pasti dituntut pada Hari Akhir oleh mereka yang dizalimi.

Referensi ^ Hadits shahih riwayat Ibnu Sirin. ^ Hadits riwayat Imam Muslim No.24 dalam buku Arba'in An Nawawi. ^ Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jabir bin Abdullah. zalim diambil selain dari bahasa arab juga di ambil dari bahasa suku MAYA Jal Ala Eimi yang artinya Berbuat Kesalahan Dengan Segaja.

Macam-macam zalim
Tuhan (Allah) tidak menzalimi mereka itu (maksudnya manusia), tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. (Ar Rum: 9)

Ketika berbicara mengenai zalim, maka zalim itu berperingkat-peringkat. Tulisan ini akan membahas mengenai 7 peringkat zalim yang dilakukan oleh manusia.

1. Zalim dengan Allah


Zalim dengan Tuhan meripakan penzaliman peringkat tertinggi, tak ada yang lebih tinggi. Apa arti zalim dengan Tuhan? Tidak kenal Tuhan atau syirik dengan Tuhan, tidak takut dengan Tuhan, tidak cinta dengan Tuhan, tidak peduli dengan Tuhan, hidup ini tidak dihubungkan dengan Tuhan. Setiap hari kita zalim dengan Tuhan tetapi hal ini jarang terpikir oleh kita. Hidup kita sehari-hari tidak peduli Tuhan. Padahal, dalam Al Quran Allah berfirman: iqra bismi rabbika Bacalah atas nama Tuhanmu. Jadi, ketika hendak melakukan apa saja buatlah atas nama Tuhan. Berjuang, membangun, berekonomi, mendidik, berbudaya, mengurus, dll mesti atas nama Tuhan. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan mesti dikaitkan dengan Tuhan, mesti ada hubungan dengan Tuhan. Kalau tidak, kita telah melakukan penzaliman yang paling tinggi.

Masyaallah sungguh Allah telah mengabadikan jasad orang-orang / kaum terdahulu yang berlaku zalim terhadap Allah dengan mengawetkan jasad-jasad mereka seperti mumi firaun, harta qarun dan baru-baru ini di kawasan Timur tengah ditemukan tengkorak kaum Aad yaitu kaum nabi Hud as yang pernah ditenggelamkan oleh Allah dengan air bah. Kerangka tersebut tidak sengaja ditemukan oleh beberapa pekerja tambang yang hendak menggali tanah untuk keperluan ekplorasi gas dan minyak, setelah beberapa lama mereka menggali tanah ternya alat menggali mereka membentur suatu benda yang cukup keras dan setelah diperdalam penggaliannya ternyata didapatkan sebuah kerangka manusia yang berukuran besar, setelah beberapa jam kemudian para wartawan mulai berdatangan namun pihak pemerintah setempat melarangnya untuk mengambil gambar tersebut, namun sebuah helikopter tidak sengaja telah memotret gambar tersebut dari atas dan tersebar di internet hingga sampailah di weblog ini. Setelah di teliti oleh beberapa arkeolog setempat maka dapat disimpulkan bahwa kerangka manusia tersebut adalah manusia yang hidup dijaman nabi Hud as. Mudah-mudahan kita semua pandai mengambil pelajaran dari sejarah yang telah berlalu.

Contoh gambar zalim kepada allah yaitu: Berbuat syirik

kufur dan syirik yang dapat membuat seseorang murtad dari Islam.

2. Zalim dengan Fisik Pemberian Tuhan


Melihat dengan mata mesti atas nama Tuhan. Mendengar, berbicara, bertindak, gunakan tangan, kaki mesti atas nama Tuhan. Artinya, tindakan fisik kita selaras dengan kehendak Tuhan. Jangan sampai mata, telinga, mulut tangan, kaki mendurhakai Tuhan. Semua gerak gerik kita jangan bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kalau berlaku kita melakukan penzaliman peringkat ke-2.

3. Zalim dengan Harta Karunia Tuhan


Harta milik Tuhan, Tuhan bagi pada kita. Ada yang dapat sedikit, miskinlah dia. Ada pula yang mendapat banyak hingga menjadi milyader. Harta yang Tuhan bagi kepada kita janganlah digunakan sedikitpun selain karena Tuhan. Mesti selaras dengan kehendak Tuhan. Sebab yang kita miliki itu milik Tuhan. Harta itu tidak boleh kita gunakan sesuka hati, mesti ikut cara Tunan, baik disebut zakat, sedekah, . Kalau tidak kita buat penzaliman yang ke-3.

4. Zalim kepada manusia lain


Zalim kepada manusia lain seperti: memukul, mengata, menjatuhkan, mempermalukan dimuka umum, menghina, memfitnah, mencuri. Zalim yang ada hubungannya dengan manusia lain ini yang dibesarkan setiap hari. Zalim peringkat tertinggi sepi-sepi saja. Jenis yang kedua juga tidak pernah diperbincangkan, yang ke-3 juga kurang diperkatakan oleh orang. Tetapi, yang ke-4 ini yang sering dibicarakan orang. Tidak sepatutnya dia memukul saya Mengapa dia menebarkan fitnah mengenai saya

Zalim jenis ini setiap hari dihebohkan. Sehingga, perkataan zalim sudah dipersempit maknanya. Contoh gambar zalim kepada manusia lain yaitu: Memukul

Mencuri

5. Zalim dengan Jabatan Yang diemban.


Jabatan ada bermacam-macam. Mungkin dia Presiden, Gubernur, Menteri, Dirjen, Irjen, Kasubdit, Kabag, dll. Jabatan-jabatan ini kalau tidak diemban selaras dengan kehendak Tuhan maka dia dikatakan zalim. Zalim dengan jabatan ini juga selalu dibesar-besarkan orang. Nampak Presiden zalim. Gubernur zalim. Yang terlihat adalah jabatan yang besar-besar. Kalau jabatan-jabatan yang dibawah, jarang disebut orang mengenai kezalimannya. Sekecil apapun jabatan, mesti selaras dengan kehendak Tuhan. Kalau tidak selaras dengan kehendak Tuhan, itulah zalim.

6. Zalim dengan ilmu.


Soal ilmu ini, ada yang dapat banyak ilmu ada pula yang dapat sedikit. Baik yang dapat banyak ilmu ataupun yang dapat sedikit ilmu, kalau ilmu tersebut digunakan bukan untuk Tuhan alias untuk epentingan diri, itulah zalim. Di zaman ini orang banyak yang menyalahgunakan ilmu ( bahkan ILMU ISLAM ! ) bukan untuk Tuhan tapi untuk duit, kemegahan, nama, dan jabatan. Itulah zalim. Namun, tentu saja hal ini tidak pernah masuk surat kabar. Orang yang menggunakan ilmu untuk kepentingan diri tidak terfikir kalau dirinya zalim. Bahkan, saat ini orang yang megah dan sombong dengan ilmu tidak dikatakan zalim lagi. Bahkan orang menganggap dia memiliki wibawa. Sombong dengan ilmu, hebat, orang ini memiliki ilmu. Aneh sekali, durhaka dengan Tuhan dan hendak masuk neraka dikatakan memiliki wibawa?

10

7. Zalim dengan ruh/perasaan.


Hari ini, tidak ada orang yang menyebut-nyebut mengenai zalim jenis ini. Surat kabar, radio, TV juga tidak pernah menyebutkannya. Sepatutnya ruh atau perasaan kita adalah untuk Tuhan. Hari ini apa yang orang rasa: aduh sakit, kapan ya sehatnya? sedihnya hidup miskin dan melarat, kapan bisa kaya Istriku kok tidak menyayayangiku ya? Perasaan sepatut diberi pada Tuhan. Tapi perasaan sudah disalahgunakan, sedih karena sakit, susah karena miskin, susah karena istri yang kurang menyayangi. Ini juga zalim. Sepatutnya perasaan sedih kita itu sedih dengan dosa-dosa kiat. Perasaan susah kita itu karena kita tidak bisa menolong orang. Itu namanya menggunakan perasaan seperti kehendak Tuhan.

Zalim ini luas sekali maknanya. Sayang, orang hanya membesarkan yang no 4. Sebab tu ada ayat Quran yang maknanya, Jangan engkau campakkan diri engkau dalam kebinasaan. (Al Baqarah : 195) Ayat ini ditujukan ditujukan kepada orang yang tidak mendermakan harta mereka. Orang yang tidak bersedekah artinya mencampak diri dalam Neraka, itulah zalim. Orang yang tidak berkorban harta dianggap zalim. Tapi zalim yang paling top adalah orang yang tidak kenal Allah, tidak takut Allah, tidak cinta Allah. Kalau kita bahas, zalim peringkat teratas itu ada dalam diri kita. Kalau tidak selalu, sekali sekala kita buat juga kezaliman yang paling besar ini. Kalau orang
11

paham zalim pada Tuhan begitu luas, ia tidak akan bergaduh. Walaupun orang zalim pada dia, dia tidak nampak kezaliman orang padanya itu, karena kita sendiri zalim pada Tuhan. Namun, karana yang besar tidak nampak nampak, yang nampak yang ke-4. Kezaliman jenis ini akhirnya yang dibesar-besarkan.

8. Zalim kepada diri sendiri


zalim kepada diri sendiri mengandung arti melakukan perbuatan dosa, baik kecil ataupun besar, baik dengan sengaja ataupun tidak. Ciri-ciri orang yang melakukan zalim terhadap dirinya sendiri : Sering bicara tentang nasibnya yang malang dan tidak beruntung. Menyadari kekurangan adalah awal yang baik bagian dari instrospeksi untuk mengubah kekurangan menjadi kelebihan. Tetapi mengekspos nasib malang dan kekurangan tak ubahnya pengemis di lampu merah yang mengekspos cacat untuk kepentingan diri sendiri. Tidak menyukai semangat orang lain dan berusaha menahannya. Ingatlah, perbuatan merintangi jalan beraura negatif dan akan kembali kepada diri sendiri sebagai gelombang negatif juga. Orang yang menghambat orang lain sebenarnya sedang menganiaya diri sendiri. Contoh gambar zalim terhadap diri sendiri yaitu: Berjudi

12

Memakai narkoba

Dampak negatif dari perbuatan zalim terhadap diri sendiri : Merasa tidak nyaman dengan keberuntungan orang lain (ujungnya adalah iri hati dan merendahkan kemampuan orang lain) Selalu menganggap orang lain lebih beruntung Selalu melihat sisi buruk dari sebuah situasi atau keadaan (dan berujung pada mencari pembenaran terhadap kesalahan dan kegagalan).

9. Zalim kepada binatang


Zalim kepada binatang mengandung arti memperlakukan binatang dengan seenaknya, keji, menyakiti, dan perbuatan lainnya secara tidak manusiawi, misalnya menjadikan binatang sebagai sasaran latihan memanah atau menembak, menelantarkan binatang peliharaan dan menyembelih hewan dengan senjata tumpul. Contoh gambar zalim kepada binatang yaitu: memanah atau menembak binatang

13

menelantarkan binatang peliharaan

10. Zalim kepada lingkungan


Zalim kepada lingkungan mengandung pengertian melakukan perbuatan yang dapat merusak alam, seperti pencemaran air, udara dan lingkungan, penebangan liar, pembakaran hutan dan lain sebagainya. Contoh gambar zalim kepada alam yaitu: pembakaran hutan

14

Penebangan liar

Pencemaran air

Pencemaran udara

Akibat Perbuatan Zalim


i. Bagi penganiaya : Tidak akan disenangi bahkan akan dibenci masyarakat Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi rasa takut Mencemarkan nama baik dirinya dan keluarga Orang yang berbuat aniaya seperti merampok dan membunuh, apabilaperbuatannya diketahui oleh alat negara lalu ditangkap dan diadili, maka tentu ia akan dijatuhi hukuman, misalnya dipenjarakan. Para pelaku aniaya itu, jika tidak bertobat dengan tobat sesungguhsungguhnya, maka di alam akhiratnya ia akan dicampakan ke dalam api neraka ii. Bagi orang yang dianiaya : Orang yang dianiaya akan mengalami kerugian dan bencana sesuai dengan jenis penganiayaan terhadap dirinya, misalnya kehilangan harta benda,
15

menderita sakit fisik dan mental bahkan sampai kehilangan jiwa Bila penganiaayaan itu terjadi dimana-mana maka masyarakat tidak akan memperoleh kedamaian dan ketentraman. Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun, karena mereka dibayangi rasa takut terhadap perbuatan-perbuatan jahat orang zalim Jika dalam suatu masyarakat atau negerijumlah orang-orang yang zalimnya mayoritas dan mereka tidak bertobat maka tidak mustahil Allah SWT akan menurunkan adzab-Nya.

Cara menghindari Zalim


Dalam upaya menghindari perbuatan aniaya ini hendaknya kita memperhatikan hak-hak diri sendiri, hak orang lain, hak binatang, alam, dan sebagainya. Selain itu pula kita hendaknya takut kepada dosa, karena Allah swt telah melarang kita berbuat aniaya, atau berbuat kerusakan di muka bumi ini.

Jauhi Perbuatan Zalim


Bagaimana ikhtiar kita membuat hati tidak berbuat zalim? Jawaban sementara : Ikhitiar menjauhi perbuatan zalim itu ialah dengan menanam dan menumbuhkan kesadaran bahwa zalim itu perbuatan Jahiliyah harus dijauhi dan segera berbuat yang terpuji menyenangkan semua orang dengan niat yang suci tanpa pamrih Lillahi Taala penuh taqwa dan amal soleh. Watak perbuatan zalim itu menurut ilmu jiwa termasuk perbuatan yang negativ, sebaliknya amal soleh itu termasuk perbuatan yang positif. Dr Paryana dari AMY (Akademi Metafisika Yogya) dalam tulisannya Aplied psychology menyatakan bahwa jiwa itu ada dua macam, yaitu jiwa positif dan jiwa negatif. Jiwa itu bergetar terus menerus, getaran jiwa yang positif menghasilkan pikiran-pikiran yang positif sedangkan getaran jiwa yang negatif menghasilkan pikiran yang negatif. Jiwa yang positif ialah jiwa yang membangun pikiran yang membawa segala kesuksesan. Semua pikiran yang bergelombang dengan kecintaan, kebahagiaan, kegembiraan, kesehatan dan keberuntungan serta keberhasilan itulah jiwa yang positif. Dengan kata lain maka yang disebut jiwa positif itu ialah semua yang baik, jiwa negatif ialah yang jelek, buruk dan jahat. Wajah dari jiwa yang positif akan memancarkan sinar yang menarik orang menjadi
16

senang dan gembira. Jadi definisi BAIK itu ialah sesuatu yang menyenangkan diri dan menyenangkan semua orang di manapun juga dalam semua jaman. Sehingga diri dan seluruh masyarakat menjadi senang dari apa yang positif apa yang baik itu. Sebaliknya jiwa yang negatif bergerak untuk merusak dan melawan kesuksesan dan kebajikan. Semua pikiran yang jahat, merugikan orang banyak, dengki, irihati dan kezaliman itu menyusahkan orang banyak, menyedihkan, menyakiti orang lain, yang menyebabkan kemelaratan, mengakibatkan kegagalan, kekelemahan, kemunduran semua ini adalah pikiran yang negatif. Dan ini akan menumbuhkan perasaan orang lain menjadi antipati, tidak senang, menimbulkan gerakan untuk menentang, melawan pikiran-pikiran yang negatif itu. Jiwa yang negatif itu menampakkan pandangan yang tidak menarik, meresahkan, kebencian, menimbulkan pertengkaran dan perkelaian. Kaum rasionalis Islam Mutazilah dam juga Muhammad Abduh berpendapat bahwa yang disebut baik itu ialah sesuatu yang membawa manusia kepada kelezatan dan kebahagiaan, sebaliknya yang disebut buruk itu ialah sesuatu yang membawa akibat yang tidak enak dan menyengsarakan manusia. Dan disebabkan karena manusia itu bersifat tidak sempurna hasil pikiran manusia yang indrawi, ilmiah dan filosfis itu sangat tergantung oleh sifat manusia yang spekulatip kalau bejo ya untung jika salah ya celaka dan akal manusia itu juga bersifat hipotetis artinya bahwa selama belum ada bukti baru ya benar, tetapi jika ada bukti baru maka kebenaran tadi salah dan kalah dengan yang baru ini. Maka benar yang mutlak yang tidak dapat dikalahkan itu ialah ilmu Allah, untuk kita orang Islam ialah Al-Quran. Memang Allah Taala berkehendak agar supaya manusia dapat hidup dan hidup terus, hidup yang lebih baik lagi, makin lama makin baik, hidup yang selamat, jauh dari penderitaan, selamat dari kesengsaraan, hidup sejahtera serba kecukupan segala kebutuhan hidupnya secara universal, aman sentosa, damai bahagia untuk seluruh umat manusia, di mana saja dan kapanpun juga, kekal abadi, dunia akhirat maka Allah memberi wahyu petunjuk hidup supaya diikuti dan ditaatinya, maka dari itu Allah mengirim nabi dan rasul utusan-Nya sedangkan nabi terakhirrasul penghabisan ialah Nabi Muhammad Saw. Bertugas supaya membimbing umat manusia untuk mengikuti petunjuk Allah Taala ke arah hidup yang selamat, sejahtera bahagia dunia akhirat.

17

Kita renungkan dampak akibat perbuatan yang disebabkan perbuatan zalim misanya saja jika seseorang memulai sesuatu urusan dengan marah-marah, ditengah jalan muring-muring di tempat kerja pikiran tidak dapat berkonsentrasi, pikiran tidak tenang, kerjanya jelek sekali, pulang sampai di rumah mengamuk sepatu naik ke meja, memecah kaca, almari dirobohkan, memukul apa yang ada di mukanya, siapa yang di rumah disiksa maka tinggal tunggu kiamat dalam rumah itu, semua anggota isi rumah menjadi sedih, susah, sakit, TBC, darah tinggi, kanker. Usaha agar supaya kondisi kita dapat hidup dengan aman damai sejatera bahagia untuk diri dan orang lain secara menyeluruh semua orang ialah bertakwa kepada Allah, menjauhi perasaan iri, dengki dan menjauhi laku perbuatan zalim serta laku perbuatan yang negatif sekaligus menggalakkan semangat tumbuhnya perasan kasih sayang maupun amal soleh. Asas landasan ini namanya takwa kepada Allah Swt.

@Kitab Lisanul Arab (15h401) mengartikan Taqwa itu laku perbuatan mencegah diri dari penyebab derita sakit yang menyerang, maka Taqwa sering diartikan takut maksudnya ialah takut berbuat salah takut terjerumus kedalam derita sakit. Jadi Taqwa itu ialah menjadikan diri terjaga dari apa yang dikawatirkan dari apa yang ditakutkan akan mendatangkan derita, menjaga diri dari penyebab kehancuran dan bencana. Menurut pengertian syara taqwa itu menjaga diri dari perbuatan dosa, sedangkan dosa itu akan membawa diri masuk neraka. Takut terjerumus masuk jalan ke neraka caranya ialah melakukan ketaatan dan melakukan amal soleh serta taqarrub kepada Allah. Taqwa menurut bahasa ialah usaha mencegah semua yang salah dan negatip sekaligus berjuang menegakkan apa yang benar dan yang positif. Dengan kata lain takwa itu berbuat baik dan benar meninggalkan yang buruk dan salah, Taqwa itu melakukan amal soleh, amar maruf nahi munkar, menjauhi perbuatan dosa kepada manusia dan dosa kepada Allah. Ditambahkan lagi bahwa taqwa ialah menjauhi perbuatan dosa, sedangkan dosa ialah sesuatu yang tidak diridhoi Allah. Sehingga Taqwa itu ialah melakukan perbuatan yang diridhoi Allah, jelas semua yang diridhoi Allah itu akan membawa bahagia seluruh umat manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan bahkan semua makhluk. (syamsul muin).

18

HATI-HATI TERHADAP PERBUATAN ZALIM


Kezaliman terbagi dua, yaitu menzalimi diri sendiri, dan menzalimi orang lain. Menzalimi diri sendiri ada dua bentuk yaitu syirik dan perbuatan dosa atau maksiat. Menzalimi orang lain adalah menyakiti perasaan orang lain/ aniaya, mensia-siakan atau tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan. Zalim secara istilah mengandung pengertian berbuat aniaya/celaka terhadap diri sendiri atau orang lain dengan cara-cara bathil yang keluar dari jalur syariat Agama Islam. Diantara perbuatan-perbuatan zalim yang mengotori hati yaitu, sombong, dengki (tidak suka terhadap kebahagian orang lain), ghibah (membicarakan keburukan orang lain), fitnah(menuduh tanpa bukti yang kuat), adu domba (bermuka dua), dusta (bohong), ujub (bangga diri dengan merendahkan orang lain), dan lain sebagainya. Dalam pergaulan dan interaksi kita dengan orang lain, sebaiknya benar-benar menjaga perkataan dan sikap kita agar tidak menyinggung dan menyakiti persaan orang lain, apalagi sampai berbuat zalim. Kalau kita tidak sengaja melakukan kesalahan kepada orang lain saja, kita harus segera minta maaf, terlebih lagi bila kita dengan sengaja melakukannya. Allah SWT telah mengingatkan dalam Al Quran bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Zaljalah : 7-8 Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya juga. Yang lebih berbahaya lagi, apabila kita menyakiti seseorang dan orang tersebut tidak ikhlas, serta berdoa memohon kepada Allah, mengadukan kezaliman yang menimpanya dan memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah. Serta dalam doanya, ia menyatakan bahwa ia tidak ikhlas atas perbuatan zalim yang dilakukan seseorang, maka tunggu saja, keadilan dari Allah, pasti akan mendatangi orang yang telah menzaliminya, entah itu didunia ini atau diakhirat kelak. (lihat hadits No. 4 di bawah, tentang perbuatan zalim yang
19

tidak dibiarkan oleh Allah SWT, yaitu kezaliman yang dilakukan seorang terhadap orang lain). Allah SWT tidak suka terhadap perbuatan zalim, perhatikan firman-Nya berikut ini :Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS Ali Imran [3] : 57). Dan perhatikan juga firman-Nya yang lain: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. Asy Syuura [42] ; 40) Berikut beberapa ayat-ayat Al Quran tentang larangan dan akibat dari perbuatan zalim Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka) . Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim, (QS. Al Araaf [7]: 41) Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)? Mereka (penduduk neraka) menjawab: Betul. Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim (QS : Al Araaf *7 + : 44) Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS Al Qashash [28]:59) Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman. (QS. Yunus *10+:13)

20

Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu pelajaran bagi kaum yang mengetahui. (QS. An Naml *27+:52) 6. Zalim merupakan perbuatan yang di larang oleh Allah SWT dan termasuk dari salah satu dosa-dosa besar. Manusia yang berbuat zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran Surah Asy-Syura : 42 Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih. Allah SWT melarang perbuatan zalim, sebagaimana tertulis dalam firman-Nya di Surah Ibrahim ayat 42-45 : Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira,bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasulrasul. (Kepada mereka dikatakan): Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.. Berikut beberapa hadits Rasulullah SAW tentang larangan berbuat zalim : Dari Abu Dzar Al-Ghifari ra dari Nabi SAW bersabda meriwayatkan firman Allah azza wa jalla, berfirman, Wahai hamba-hambaku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi. Wahai hamba-hambaKu, kalian semua tersesat, kecuali orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah itu kepada-Ku, niscaya kuberikan hidayah itu kepadamu. Wahai hamba21

hambaKu, sesungguhnya kalian lapar, kecuali orang-orang yang aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku berikan makanan itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian adalah orang-orang tidak berpakaian, kecuali orang-orang yang telah Kuberi pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku berikan pakaian itu kepadamu. Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian senantiasa berbuat dosa di malam dan siang hari sedangkan Aku akan mengampuni semua dosa, maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian semua. Wahai hambahambaKu, sesungguhnya kalian tidak dapat mendatangkan kemanfaatan bagiKu sehingga tidak sedikit pun kalian bermanfaat bagi-Ku. Wahai hambahambaKu, sesungguhnya kalian semua tidak akan dapat mendatangkan bahaya bagi-Ku sehingga tidak sedikit pun kalian dapat membahayakan-Ku. Wahai hamba-hambaKu, andaikan kalian semua dari yang awal sampai yang terakhir, baik dari bangsa manusia maupun jin, semuanya bertakwa dengan ketakwaan orang yang paling takwa di antara kalian, hal itu tidak menambah sedikit pun dalam Kerajaan-Ku. Wahai hamba-hambaKu, andaikan kalian semua dari yang awal sampai yang terakhir, baik dari bangsa manusia maupun bangsa jin, berdiri di atas satu dataran lalu meminta apa pun kepada-Ku, lalu aku penuhi semua permintaan mereka, hal itu sedikit pun tidak mengurangi kekayaan yang Aku miliki, hanya seperti berkurangnya air samudra ketika dimasuki sebatang jarum jahit (kemudian diangkat). Wahai hamba-hambaKu, semua itu perbuatan kalian yang Aku hitungkan untuk kalian, kemudian Aku membalasnya kepada kalian. Maka barang siapa mendapatkan kebaikan, hendaklah ia memuji Allah, dan barang siapa mendapatkan selain itu, hendaklah ia tidak mencela kecuali dirinya sendirinya. (HR. Muslim) Dari Anas r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda : Hendaklah kamu menolong saudaramu yang menganiaya dan yang teraniaya, sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, (benar) aku akan menolong apabila ia dianiaya, maka bagaimana cara menolongnya apabila ia menganiaya? . Beliau menjawab: Engkau cegah dia dari (perbuatan) penganiayaan, maka yang demikian itulah berarti menolongnya (HR. Bukhari) Dari Abi Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda: Tahukah kamu siapa yang bangkrut itu?, mereka (sahabat) berkata: Ya Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya kesenangan dan uang (kemudian)
22

Rasulullah menjawab: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat) membawa pahala sholat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memakimaki orang, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hakhak orang), maka kebaikan-kebaikan orang (yang menzalimi) itu diambil untuk diberikan kepada orang-orang yang terzalimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang menzalimi) itu habis, sedang hutang (kezalimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kajahatan-kejahatan dari mereka (yang terzalimi) untuk di berikan kepadanya (yang menzalimi), kemudian ia (yang menzalimi) dilemparkankedalam neraka (HR. Muslim) Rasulullah SAW bersabda, Kezaliman itu ada 3 macam: Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, dan kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah. Adapun kezaliman yang tidak diampunkan Allah adalah syirik, firman Allah SWT: Sesunggahnya syirik itu kezaliman yang amat besar!, adapun kezaliman yang dapat diampunkan Allah adalah kezaliman seseorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah,Tuhannya. DAN KEZALIMAN YANG TIDAK DIBIARKAN ALLAH ADALAH KEZALIMAN HAMBA-HAMBA-NYA DI ANTARA SESAMA MEREKA, KARENA PASTI DITUNTUT KELAK OLEH MEREKA YANG DIZALIMI. (HR. alBazaar & ath-Thayaalisy) Apabila kita berbuat salah terhadap orang lain, kita harus segera minta maaf, selagi kita masih hidup dan untuk memperingan siksa di akhirat nanti. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya. (HR. Bukhori, Muslim) Setelah kita mengetahui bahayanya perbuatan zalim yang dapat membuat kita menjadi seorang hamba yang bangkrut di akhirat kelak, marilah kita selalu menjaga diri kita, agar tidak berbuat zalim terhadap sesama.

23

Takabur dan Zalim Dibenci Allah


Oleh H. MUHTAR GANDAATMAJA SELAIN menyekutukan Allah, ada beberapa perbuatan manusia yang dibenci Allah, antara lain takabur (sombong) dan zalim (aniaya). Mbah dari segala mbah makhluk yang paling takabur adalah Iblis. Kenapa Iblis pongah seperti itu? Alasannya sepele. Gara-gara diri "merasa" tercipta dari bahan yang menurutnya paling bagus yaitu api, ia merasa paling hebat. Iblis berkata," Aku lebih baik daripada dia (adam), aku Kau ciptakan dari api, dia Kau ciptakan dari tanah" (QS Shaad:76). Iblis juga "merasa" diri paling baik, paling saleh. Perasaan semacam inilah, sumber malapetaka dan bencana bagi umat manusia. Jika manusia dihinggapi perasaan "merasa paling" yaitu merasa paling bisa, merasa paling pintar, merasa paling saleh, merasa palimng hebat, merasa paling kaya, merasa paling berkuasa, celakalah kita semua. Kata orang tua kita, mestinya kita harus "bisa merasa", bukan "merasa bisa". Dari perasaan inilah sumbernya takabur alias sombong. Takabur atau sombong, secara definitif yaitu i`jabul mar`i binafsihi ujub atau terpesona kepada diri sendiri. Takabur dalam bahasa sederhana berarti merasa besar atau membesarkan diri sendiri. Menurut istilah psikologi, gejala ini disebut ego neurosis atau neurosa ego yang artinya ganguan ego atau kekacauan ego. Allah sangat benci kepada siapa saja yang takabur. Orang sombong diancam neraka. Rasulullah saw bersabda,"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi (atom) dari kesombongan" (H.R. Muslim). Almutakabir, atau sifat jemawa adalah sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Asmaul Husna. "Sombong itu pakaian-Ku," Kata Allah dalam salah satu hadis qudsi. Sepanjang sejarah terciptanya langit dan bumi, makhluk apa pun dan manusia macam apa pun, jika takabur, pasti akan bertabrakan dengan keakbaran atau keagungan Allah. Setan terhina, terusir, dan terlaknat sebab sombong (Al Araf: 13 dan 18 dan QS Shaad ;77). Qorun, Firaun, dan Haman dibinasakan karena sombong (Al Ankabut:39). Para raja sejak zaman Parsia, Romawi hingga zaman modern, mereka yang jemawa dan merasa hebat, berakhir dalam keadaan hina. Di akhir hayatnya tidak mendapat kemulyaan dan penghormatan yang layak.
24

Perbuatan lain yang dibenci Allah adalah Zalim yang artinya aniaya atau lalim. Yang termasuk dalam pengertian ini adalah memfitnah, mencaci maki, menyakiti perasaan, menghinakan, mengintimidasi, merampas hak-hak, mengadu domba, pembunuh, dan lain-lain. Rasulullah saw menggelari orang semacam ini dengan istilah muflis, orang yang bangkrut atau pailit. Rasulullah saw bersabda, "Tahukan kamu orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab,"Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai dirham, dinar, dan harta benda." Rasulullah saw bersabda," Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang nanti pada hari kiamat datang dengan membawa (pahala) salat, zakat, puasa, serta membawa tindakannya memcacimaki ini, menuduh itu, makan harta ini, menumpahkan darah itu, dan memukul ini. Lantas kebaikannya diambil untuk membayar orang yang dianiaya itu. Apabila amal kebaikannya telah habis padahal penganiayannya itu belum terbayar semuanya, maka dosa-dosa orang yang dianiaya itu diambil dan dibebankan kepadanya, yang akhirnya dia dilemparkan ke neraka." (H.R. Turmudzi). Ada yang menafsirkan bahwa zalim itu lawan dari adil, yang memiliki arti pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya. Zalim kebalikannya yakni tidak bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Bila yang benar kemudian dibela dan dibenarkan, ini adil karena memang seharusnya. Tapi, kalau ada yang salah kemudian dibela dan dibenarkan, ini adalah kezaliman, karena bukan pada tempatnya. Bila terjadi hal seperti ini, maka Allah menurunkan kebinasaan. Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kamu karena mereka, bila yang mencuri itu orang bangsawan, tidak diambil tindakan apaapa, dan apabila yang mencuri itu orang lemah, mereka menjalankan hukuman atasnya. Demi Allah, sekiranya Fatimah putri Muhammad mencuri, tentunya akan kami potong juga tangannya." (H.R.Mutafaq Alaih) Alquran menerangkan arti zalim dengan banyak makna, misalnya, antara lain surat Al-Araf 23, menyebutkan zalim artinya melanggar larangan Allah. :"Keduanya berkata (berdoa), Ya Tuhan kami, kami telah zalim (menganiaya) diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang merugi." (Q.S. AlA`raf: 23). Adam a.s. mungkin kuat menahan diri tidak melakukan pelanggaran, tetapi tidak bisa tegas menolak semua keinginan istri tercinta. Akhirnya keduanya
25

terusir ke dunia. Mendapat hukuman Allah, ratusan tahun mereka berpisah. Lantunan doa itu terus mereka sampaikan kepada Allah. Akhirnya di Jabal Rahmah (Padang Arafah) mereka dipertemukan Allah. Gambaran buat kita semua, bukankah kita pun sering tidak bisa tegas menolak permintaan istri walaupun itu melanggar hukum? Menurut surat Hud: 116, zalim artinya orang yang mementingkan kenikmatan belaka. Salah satu sumber malapetaka adalah sikap hedonistik, mementingkan kenikmatan, dan kelezatan material belaka. Orang semacam ini hanya memikirkan kebahagiaan dirinya sendiri, tidak peduli penderitaan orang lain. Ia berdosa besar. Setiap Idulfitri iblis bersedih, ia panggil anak buahnya, "Hai paduka, siapakah yang membuat tuan marah, kami siap menghancurkan mereka," tanya setansetan anak buahnya. Iblis menjawab, " Tidak apa-apa. Tapi pada hari ini Allah mengampuni mereka, maka tugasmu adalah supaya menggoda kembali mereka dengan kelezatan, syahwat, minuman yang memabukkan, supaya Allah murka kembali kepada mereka." (Durrotun Nasihin) Negeri Saba diabadikan Allah menjadi nama surat dalam Alquran, yaitu surat Saba. Saba dalam sejarah, secara geografis terletak disebelah selatan Jazirah Arab. Terjadi pada 1 - 11 SM. Cerita Saba yang indah dan Saba yang hancur, diungkapkan sejak ayat 15-19. Pada Ayat 15, Allah menggambarkan negeri Saba yang indah dan makmur serta ada dalam ampunan Allah. Tapi, karena mereka berpaling Allah menghancurkannya dengan banjir besar (ayat 16). Karena mereka zalim, Allah menghancurkan mereka sehancur-hancurnya (ayat 19). Dalam pengertian yang lebih luas, apa saja perbuatan yang menjadi penyebab orang lain atau lingkungan madarat, adalah kezaliman (Q.S.Al-Baqarah: 231). Membuang sampah sembarangan, aliran sungai jadi mempet, aliran air selokan tertutup, air meluap, rumah terendam, orang sengsara karena perbuatan sepele kita. Inilah dosa besar. Kata Nabi Muhammad saw, "Tak ada dosa kecil, bagi orang yang menganggap dosa itu kecil". Hutan digunduli, kayunya ditebang sembarangan, kita kaya sendirian. Tapi, kemudian hujan datang. Tanah erosi. Bukitnya tidak kuat menahan derasnya air. Jadilah banjir besar. Akibatnya, roda perekonomian terganggu. Orang jadi sengsara. Inilah dosa besar. Inilah kezaliman yang dikutuk Tuhan selama-lamanya. Wallahualam. Penulis, Ketua Majelis Taklim dan Ketua KBIH Al-Hijaz, Ketua Forum Silaturahmi KBIH Kota Bandung.
26

Bentuk Perbuatan Zalim


Tidak ada manusia yang suka bila dizalimi, namun sifat lupa dan dikuasai oleh hawa nafsu membuat manusia justeru melakukan kezaliman, baik disadari maupun tidak. Selain yang sudah kita bahas pada tulisan terdahulu, akan kita bahas lagi beberapa bentuk perbuatan zalim yang penting untuk kita ketahui agar kita tidak memiliki dan melakukannya. 1. Mengaku Bisa Mencipta Seperti Ciptaan Allah

Manusia memang memiliki kreativitas yang tinggi sehingga ia bisa membuat sesuatu dari apa yang ada. Kayu yang berasal dari pohon dibuat menjadi kursi, meja, lemari, bahkan rumah dan sebagainya. Namun semua itu sebenarnya bukan mencipta (khalaqa) dalam arti membuat sesuatu dari tidak ada sama sekali menjadi ada, tapi hal itu hanyalah membuat atau menjadikan (jaala). Ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian berkembangan bahkan semakin canggih membuat manusia sudah bisa membuat sesuatu yang baru dari sebelumnya tidak ada, namun dari bahan-bahan yang sudah ada, tembaga, besi dan sejenisnya yang sudah ada berhasil dibuat menjadi mobil hingga pesawat terbang bahkan robot yang banyak membantu manusia, namun semua itu tidak akan pernah bisa membuat manusia mencipta seperti yang telah dicipta oleh Allah swt. Karena itu, ketika manusia sudah bisa mengembangkan sesuatu menjadi sesuatu yang lain, janganlah ia merasa sudah bisa mencipta seperti Allah swt mencipta, ini merupakan kezaliman yang sering tidak disadari oleh manusia karena merupakan suatu kesombongan yang sangat tidak pantas dimiliki oleh manusia yang sebenarnya amat lemah, dalam satu hadits Rasulullah saw bersabda: Artinya: Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengaku bisa menciptakan seperti ciptaanKu (kalau bisa) cobalah ia membuat sebutir biji jagung atau buatlah seekor nyamuk (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam kehidupan ini kita dasapi saat dimana Allah swt menunjukkan kekuasaannya dengan berbagai kejadian seperti badai, cuaca yang sangat dingin atau panas hingga gempa bumi dan tsunami yang kesemua itu membuat manusia tidak berdaya, sehebat apapun ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah berhasil dicapai, padahal itu hanyalah sebagian kecil bahkan amat kecil dari kekuasaan Allah swt yang sangat besar. 2. Mengambil Milik Orang Lain

Setiap orang punya hak untuk memiliki sesuatu, karenanya hak memiliki itu harus kita hormati dengan tidak mengambilnya. Mengambil milik orang lain tanpa alas an yang bias dibenarkan merupakan sesuatu yang sangat tidak dibenarkan di dalam Islam, jangankan banyak, sedikitpun tidak dibolehkan karena hal ini merupakan bagian dari kezaliman yang akan dibalas oleh Allah swt dengan balasan yang menyakitkan. Rasulullah saw bersabda: Artinya: Barangsiapa yang berbuat zalim (mengambil hak orang lain) dengan ukuran sejengkal tanah, maka akan dikalungkan (di lehernya) dari tujuh lapis tanah (HR. Bukhari dan Muslim). 27

Salah satu yang seringkali menjadi sengketa diantara sesama manusia adalah mengubah batas-batas tanah. Setiap orang tentu ingin memiliki tanah atau lahan yang luas, dengan lahan yang luas itu ia bisa mendirikan bangunan yang besar dan luas untuk dijadikan sebagai tempat tinggal serta lahan usaha. Keinginan seperti itu merupakan sesuatu yang wajar sehingga seseorang diperbolehkan mencapainya dengan cara-cara yang benar. Namun, sangat tidak dibenarkan bila seseorang ingin mendapatkan atau memiliki lahan yang luas, tapi dicapai dengan cara mengambil atau merampas lahan orang lain meskipun hanya sejengkal atau dua jengkal tanah dengan cara mengubah batasbatasnya agar tanah orang lain menjadi miliknya, ini merupakan sesuatu yang dilaknat oleh Allah swt sebagaimana sabda Rasulullah saw: Artinya: Allah melaknat orang yang mengubah tanda-tanda batas tanah (HR. Ahmad, Muslim dan Nasa'i) 3. Menunda Bayar Utang

Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan muamalah dengan sesamanya, salah satunya adalah transaksi jual beli. Namun dalam proses jual beli tidak selalu dilakukan secara tunai atau seseorang tidak punya uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam uang untuk bisa memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut dengan utang. Sebagai manusia, apalagi sebagai muslim yang memiliki harga diri, sedapat mungkin utang itu tidak dilakukan, apalagi kalau tidak mampu membayarnya, kecuali memang sangat darurat, karena itu seorang muslim harus hati-hati dalam masalah utang, Rasulullah saw bersabda: Artinya: Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari (HR. Baihaki) Bagi seorang muslim, utang merupakan sesuatu yang harus segera dibayar, ia tidak boleh menyepelekannya meskipun nilainya kecil. Bila seorang muslim memiliki perhatian yang besar dalam urusan membayar utang, maka ia bisa menjadi manusia yang terbaik. Rasulullah saw bersabda: Artinya: Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar utang (HR. Ibnu Majah). Namun apabila manusia yang berutang tidak mau memperhatikan atau tidak mau membayarnya, maka hal itu akan membawa keburukan bagi dirinya, apalagi dalam kehidupan di akhirat nanti, hal ini karena utang yang tidak dibayar akan menggerogoti nilai kebaikan seseorang yang dikakukannya di dunia, kecuali bila ia memang tidak mempunyai kemampuan untuk membayarnya, Rasulullah saw bersabda: . Artinya: Utang itu ada dua macam, barangsiapa yang mati meninggalkan utang, sedangkan ia berniat akan membayarnya, maka saya yang akan mengurusnya, dan barangsiapa yang mati, sedangkan ia

28

tidak berniat akan membayarnya, maka pembayarannya akan diambil dari kebaikannya, karena di waktu itu tidak ada emas dan perak (HR. Thabrani). Oleh karena itu bila kita punya utang harus segera membayarnya dan bila uangnya sudah ada tapi kita tidak segera membayarnya, maka hal itu tergolong kezaliman yang tidak disadari atau tidak dipahami oleh manusia, karena yang lebih bagus adalah membayar utang sebelum jatuh tempo, Rasulullah saw bersabda: Artinya: Penundaan pembayaran utang oleh orang yang mampu adalah kezhaliman. Dan apabila salah seorang dari kalian dialihkan (pembayaran utangnya) kepada orang kaya, maka hendaklah ia menerima pengalihan itu (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah). Akhirnya menjadi tugas kita semua untuk menegakkan keadilan dan menghancurkan kezaliman dalam berbagai bentuknya dalam kehidupan ini, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun masyarakat dan bangsa. Semua ini harus kita mulai diri kita sehingga jangan sampai kita melakukan hal-hal yang termasuk ke dalam bentuk kezaliman. Oleh Drs. H. Ahmad Yani

29

DAFTAR PUSTAKA
http://renungansufi.wordpress.com/ http://ahmadfauzani.wordpress.com/ Buku Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas X penerbit erlangga http://www.asysyariah.com Abu Farras Mujahid jakarta 2009 1100 Hadits Terpilih - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

30

You might also like