You are on page 1of 3

CAHAYA NURANI MEDIA

KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITAR GUNUNG BERAPI DI INDONESIA DAN KEARIFAN LOKAL DISETIAP MASYARAKAT DI SEKITAR NYA
1. Gunung Bromo
Gunung Bromo (2.329 m dpl), adalah salah satu gunung dari beberapa gunung lainya yang terhampar di kawasan Komplek Pegunungan Tengger, berdiri diareal kaldera berdiametet 8-10 km yang dindind kaleranya mengelilingi pasir sangat terjal dengan kemiringan 60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter. Daya tarik Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah di tengah kawah dengan lautan yang membentang luas disekeliling kawah Bromo yang sampai saat 9ini terliaht masih mengepulkan asap putih disetiap saat, menandakan gunung masih aktif. Gunung Bromo menjadi Taman Nasional Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memilki keunikan berupa lautan pasir kaldera seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2.100 M dpl. Di lautan pasir ditemukan tujuh buah pusat letusan dalm dua jalur yang saling silangmenyilang yaitu dari timur-barat dan timur laut-barat daya. Dari timur lau-barat daya inilah muncul gunung Bromo yang termasuk gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapatmengeluarakan asap letusan dan mengancam kehidupan manusia sekitar nya(3.500 jiwa). Gunung Bromo mempunyai kawah dengan garis tengah nya 800 M (utara-selatan) dan 600 M (timur-barat). Sedangkan daerah berbahaya beberapa lingkaran dengan jari-jari 4 KM dari pusat kawah Bromo. Suku Tengger yang berada sekitar Taman Nasioanal merupakan suku asli yang beragama Hindu. Menurut legenda asal usul tersbut dari kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri. Uniknya, meliaht penduduk disekitar (Suku Tengger) tampak tidak ada rasa ketakutan walaupun mengetahui bahwa Gunung Bromo itu berbahaya, termasuk juga wisatwan yang banyak mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat upacara Kasodo.

1.2 Sejarah Bromo Menurut sejarah terbentuknya, Gunung Bromo dan lautan pasir berawal dari dua gunung yang saling berhimpitan satu sama lain. Gunung Tengger (4.000 M dpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi pada wktu itu. Kemudian terjadi letusan kecil, marteri vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah besar dan dalam sampai kedesa sapikerep. Letusan dasyat kemudian kaldera dengan diameter lebih dari delapan kilometer. Karena dalam nya kaldera, mateari vulkanik tertumpuk dalam dan sekarang menjadi lautan pasir dan di duga dahulu kala pernah terisis oloeh air dan kemudian aktivitas lanjutan adlah muncul nya lorong magma di tengah kaldera sehingga muncul gunung-gunung baru antara lain Lautan Pasir, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.

CAHAYA NURANI MEDIA

1.3 Geografis Gunung Bromo beradad dikawasan pelestarian alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan merupakan Taman Nasional paling spektakuler dan pling mudah dikunjungi di antara Taman Nasional lainya yang ada di Indonesia yang terletak antara 1.000-3.676 M diatas permukaan laut. Wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terletak pada rangkaian pegunungan berapi yang merupakan salah satu dari rangkaian besar pegunungan yang terbentang sepanjang Pulau Jawa. Di bagian utara pegunungan Tengger terdapat kaldera yang sangat indah dan menarik, garis tengah nya mencapai 8-10KM, sedang dindingnya yang terjal tinggi nya antara 200-700 M. Dasar Kalera Tengger berupa lautan pasir seluas 5.290 ha terdapat Gunung Bromo (2.392m), Gunung Widodaren (2.600 m), Gunung Kursi(3.392 m), Gunung Batok (2.470 m). 1.4 Masyarakat Tengger Masyarakat Tengger adalah sebuah suku yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, yakni menempati sebagian wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Malang. Orang-orang suku Tengger dikenal taat dengan aturan dan agama Hindu. Mereka yakin merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Nama Tengger dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger, yaitu Teng akhiran nama Roro An-teng dan ger akhiran dari Joko Se-ger. Menurut legenda asal usul Suku Tengger yaitu dahulu di pulau Jawa di perintah oleh raja Brawijaya dari Majapahit yang mempunyai anak perempuan bernama Rara Anteng. Pada suatu hari, seorang Senopati berdarah Brahmana yang bernama Jaka Seger sedang menempuh perjalanan jauh melintasi daerah ini bertemu dengan Rara Anteng. Kedua mudamudi saling tertarik dan jatuh cinta yang akhir nya dikawinkan oloh Resi Ki Dadap Putih. Sejak saat itu Rara Anteng dan Jaka Seger resmi menjadi pasangan suami-istri.

2. Gunung

Bromo Dan keunikan Suku Masyarakat Tengger

Disamping pemandangan alam yang indah Gunung Bromo juga memiliki daya tarik besar karena gunung yang masih aktif ini merupakan tempat berlangsungnya upacara ritual Kasodo. Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci oleh suku Tengger. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Suku Tengger yang berada di sekitar Gunung Bromo merupakan suku asli yang beragama Hindu. Menurut legenda asal-usul suku tersebut dari Kerajaan Majapahit yang mengasingkan diri saat Majapahit mengalami kemunduran dan bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di Jawa. Masyarakat Tengger masih menganut kepercayaaan dan tradisi lama yang berkembang pada masa Majapahit seperti bersaji, berkurban, berdoa dan menari tarian suci. Mereka masih memiliki kepercayaan terhadap roh dan alam gaib. Mereka percaya bahwa segala sesuatu memiliki tenaga atau kekuatan yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan usaha manusia. Sampai saat ini semua warisan tersebut tetap dijalankan masyarakat Tenger, namun dilain pihak pengaruh baru masuk dan diterima penduduk sepanjang tidak bertentangan dengan tradisi atau adat. Kehidupan mereka ini menarik untuk diteropong lebih jauh. Dimana sebuah kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang hingga sekarang. Dimana adat istiadat tersebut mengikat dalam kehidupan sehari-hari dan sudah jarang dijumpai sehingga menarik

CAHAYA NURANI MEDIA

untuk dikupas dan diperkenalkan kepada masyarakat umum sebagai wawasan dan pengetahuan. Inilah yang mendorong penulis ingin mengenalkan dan mengangkat potensi-potensi yang ada di suku Tengger melalui film dokudrama.

You might also like