You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN 11.

Latar Belakang Dalam pembahasan makalah kita kali ini, berangkat dari judul makalah Pengertian, Objek dan Pertumbuhan Ulumul Quran, kita akan mencoba hal-hal yang berhubungan dengan Ulumul Quran yang merupakan kuliah Semester II kita kali ini. Seiring bergantinya zaman, Al-Quram yang merupakan pedoman bagi Islam sampai akhir zaman, marilah kita mengenal lebih jauh tentang. Sebenarnya apa yang menjadi objek AlQuran sebingga banyak ilmu tentang Al-Quran yang lebih kita kenal dengan Ulumul Quran. Dengan adanya pembahasan ini kita sebagai generasi Islam supaya lebih Al-Quran karena tak kenal maka tak sayang. 1.2 Rumusan Masalah 1. apakah pengertian ulum, Al-Quran dan Ulumul Quran? 2. Apa saja yang menjadi objek Ulumul Quran? 3. Bagaimanakah perkembangan Ulumul Quran sampai zaman modern? 1.3 Tujuan 1. untuk mengetahui pengertian Ulum, Al-Quran dan Ulumul Quran. 2. untuk mengetahui hal-hal yang menjadi objek Ulumul Quran. 3. untuk mengetahui pertumbuhan Ulumul Quran sampai zaman modern. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ulumul Quran Kata Ulumul Quran tersusun dari dua kata secara idhofi ( kalimat yang terdiri dari mudhofad mudholifah ) yaitu kata ulum di Idhofahkan pada kata Al-Quran. Dari dua unsur kata tersebut akan makna kata Ulumul dan kata Al-Quran. Kemudian akan dibahas pula pengertian Ulumul Quran dan mengapa menggunakan bentuk jamak Oumul Quran. a. Arti kata Ulum Kata Ulum secara etimologi adalah jamak dari kata ilmu. Menurut kata ilmu adalah masdar yang mempunyai arti paham atau makrifat. sebagian pendapat, kata ilmu merupakan isim jinis yang berarti luan. Kemudian kata ilmu mi berkembang dalam berbagai istilah dan li sebagai nama dari pengetahuan tentang Al-Quran. Para Ahli Filsafat, mendefinisikan kata ihnu sebagai suatu gambaran sesuatu yang terdapat dalam akal. Oleh para ahli teologi kata ilmu didefinisikan suatu sifat yang dengan sifat itu orang yang mempunyainya akan jelaslah baginya sesuatu urusan. Menurut Abu Musa AlAsyari, ilmu itu ialah sifat yang mewajibkan pemiliknya mampu membedakan dengan panca inderanya. Adapun menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab ikhya ullumudin, secara umum arti ilmu dalam istilah syarak adalah makrifat Allah, terhadap tanda-tanda kekuasaan-Nya,

terhadap perbuatanNya, pada hamba-hamba-Nya dan makhluk-Nya. Di dalam kitab manahilul irfan, Muhammad Abd. Adhim mengatakan : ilmu menurut istilah adalah malumat-malumat (hal-hal yang sudah diketahui) yang rumusan dalam satu kesatuan judul atau satu kesatuan tujuan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan ihnu ialah masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam satu disiplin pengetahuan yang terdapat dalam akal pikiran. b. Arti kata Al-Quran Menurut bahasa kata Al-Quran merupakan mashdar yang maknanya dengan kata Qiroah ( bacaan ). Dalam definisi Al-Quran banyak perbedaan pendapat diantara ulama, Kata AlQuran itu dipindahkan dari masdar dan dijadikan sebagai nama dari kalam Allah yang mujiz, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi, kata Al-Quran adalah bentuk mengucapkan masdar ( bacaan ) tetapi yang dikehendaki dari kata maful (yang dibaca). Adapun pendapat yang mengatakan bahwa Al-Quran adalah dari kata Qaru yang artinya kumpul. Al-Quran secara istilah menurut manna Al-Qathkhan adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan orang yang membaca akan memperoleh pahala. Menurut AlJurjani, Al-Quran wahyu yang diturunkan kepada rasulullah SAW, yang ditulis dalam mushhaf dan diriwayatkan secara mutawatir ( Berangsur-angsur ). Adapun menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa arab, adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya nilai ibadah, diturunkan secara mutawatir, dan ditulis pada dari surat Al-Fatihah (1), sampai akhir surat An-Nas (114). Selain dinamakan Al-Quran, kitab ini juga dinamakan Al-Furqon merupakan bagian yang ikut wazan fulan dari lafal faraqa yang artinya ialah b (fail). Nama Al-Quran dan AlFurqon merupakan sebagian nama diantara sekian banyak nama-nama Al-Quran yang paling terkenal. C. Arti Kata Ulumul Quran Setelah bahas kata ulum dan ALquran yang terdapat dalam kalimat Uluml Qiuran yang tersususn secara idhofi, tersusunnya kalimat Ulumul Quran secara Idofi mengisyaratkan adanya bermacam-macam ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan al Quran Al-Suyuti dalam kitab Itmamu AI-Dirayah memberikan definisi Ulumul Quran ialah suatu ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Quran dari segi turun, sanad, adab, dan maknamaknanya, yang berhubungan dengan hukum-hukumnya dan sebagainya. Menurut Al-Zarqani dalam kitab Manahilul Irfan Fi Ulumil Quran, Ulumul Quran yaitu pembahasan-pembahasan masalah yang berhubungan dengan Al-Quran, dari segi, uruturutan, pengumpulan, penulisan, bacaan, penafsiran muzijat, nasikh dan mansukhya, serta penolakan ( bantahan ) terhadap hal-hal yang bisa menimbulkan confused ( keragu-raguan ) terhadap Al Quran ( yabg sering dilancarkan oleh orientaslis dan ateis dengan maksud untuk menodai kesucian al quran ) dan sebagainya.

Dari definisi-definisi Ulumul Quran bahwa ulumul quran adalah suatu ilmu yang lengkap dan mencakup semua ilmu yang ada hubungannya dengan al quran, baik berupa ilmu-ilmu bayhaswa arab, misalnya ilmu Irabil quran. 2.2. Objek Ulumul Qur,an Objek Ulumul Quran yang sistematis ialah kitab Al-Quran dari seluruh segi-segi kitab tersebut. Berbeda dengan objek Ulumul Quran yang idhofi. Jadi, jadi objek masing-masing Ulumul Quran yang idhofi tersebut ialah Al-Quran dari suatu segi dari segi-segi Ulumul Quran. Hal ini berbeda dengan objek dan Ulumul Quran Bi manal Mudawwan (yang sudah sistematis) seluruh segi kitab suci Al-Quran baik dari segi turunnya, atau pembacaan dan penafsiran ayat-ayatnya, maupun dari segi nasikh-mansukh, muhkam-mutasyabih dan lainlainnya. Dengan demikian, objek pembahasan Ulumul Quran yang idhofi / laqobi itu lebih sempit, karena hanya membicarakan sesuatu segi dari beberapa segi kitab suci al-quran yang banyak sekali. Para ulama berbeda pendapat mengenai sejauh mana objek pembahasan ulumul Qur,an. Sebagian jumhur yulaman berpendapat, objek pembahasan ulumul Quran yang mencakup berbagai segi kitab al-Quran berkisar diantara ilmu-ilmu bahasa arab dan ilmu-ilmu ppengetahuan agama islam. Berkenan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran terdiri atas enam hal pokok berikut ini : 1. Persoalan turunnya Al-Quran (Nuzul Al-Quran) 2. Persoalan Sanad (rangkaian para periwyat) 3. Persoalan Qiraat (cara pembacaan Al-Quran) 4. Persoalan kata-kata Al-Qur an 5. Persoalan makna-makna Al-Quran yang berkaitan dengan hukum 6.Persoalan makna Al-Quran yang berpautan dengan kata-kata Al-Quran 2.3 Sejarah Pertumbuhan Ulumu Quran a. Ulumul Quran pada masa Nabi dan Sahabat Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sangat mengetahui makna-makna Al-Quran dan ilmu-ilmunya, sebagaimana pengetahuan para ulama sesudahnya. Hal itu disebabkan karena Rasulullah yang menerima wahyu dari sisi Allah SWT, juga mendapatkan rahmat-Nya yang berupa jaminan dari Allah bahwa kalian pasti bisa mengumpulkan wahyu itu ke dalam dada beliau. Setiap Rasulullah selesai menerima wahyu ayat Al-Quran, beliau menyampaikan wahyu itu kepada para sahabatnya. Rasulullah SAW menjelaskan tafsiran-tafsiran ayat Al-Quran kepada mereka dengan sabda, perbuatan, dan persetujuan beliau serta dengan akhlak-akhlak dan sifat beliau. Para sahabat dahulu tidak / belum membutuhkan pembukuan Ulumul Quran itu adalah karena hal-hal sebagai berikut:

a) Mereka terdiri dari orang-orang Arab murni yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain: - Mempunyai daya hafalan yang kuat - Mempunyai otak cerdas - Mempunyai daya tangkap yang sangat tajam - Mempunyai kemampuan bahasa yang luas terhadap segala macam bentuk ungkapan, baik prosa, puisi, maupun sajak. b) Kebanyakan mereka terdiri dari orang-orang yang Ummi, tetapi cerdas. c) Ketika mereka mengalami kesulitan, langsung bertanya kepada Rasulullah SAW. d) Waktu dulu belum ada alat-alat tulis yang memadai. b. Perintis Dasar Ulumul Quran dan pembukuannya a) Perintis Dasar Ulumul Quran Setelah periode pertama berlalu, datanglah masa pemerintahan kahlifah Utsman bin Affan. Negara-negara Islam pun telah berkembang luas. Orang-orang Arab murni telah bercampur baur dengan orang-orang asing yang tidak kenal bahasa Arab. Percampuran bangsa dan akulturasi kebudayaan ini menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran. Karena itu, Kholifah Utsman bin Affan memerintahkan Kaum muslimin agar seluruh ayat-ayat Al-Quran yang telah dikumpulkan pada masa Kholifah Abu Bakar itu dikumpulkan lagi dalam satu mushhaf, kemudian di kenal dengan nama Mushhaf Utsman. Dengan usahanya itu, berarti Kholifah Utsman bin Affan telah meletakkan dasar pertama, yang kita namakan Ilmu Rasmil Quran atau Rasmil Utsmani. b) Pembukuan Tafsir Al-Quran Setelah dirintis dasar-dasar Ulumul Quran, kemudian datanglah masa pembukuan / penulisan cabang-cabang Ulumul Quran. Cita-cita yang pertama kali mereka laksanakan ialah pembukuan Tafsir Al-Quran. Sebab, tafsir Al-Quran dianggap sebagai induk dari ilmu-ilmu Al-Quran yang lain. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dari berbagai kajian yang dibahas sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa : ilmu makkiyah dan madaniyah adalah ilmu yang memermudah kita dalam mempelajari alquran menafsirkan al-quran serta dapat dijadikan sebagai langkah-langkah dakwah - Suatu ayat dapat dikategorikan makiyah atau madaniyah jika mengaju pada tempat turunnya, masa turunnya, obyek pembicaraan, tema pembicaraan dan tema pembicaraan ayat tersebut - Makiyah dan madaniyah mempunyai ciri-ciri tersendiri yang terkandung dalam setiap pembahasannya DAFTAR PUSTAKA Djalal , Abdul. Ulumul Quran. Edisi Lengkap Zuhdi, Masfuk, 1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya : Karya Abditama Anwar, Rosihan. 2006. Ulumul Quran. Bandung : Pustaka Setia

You might also like