You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGERI Nama Mahasiswa

NIM Tanggal Ruang Praktik : M ekmal Yusuf Putra : 08.3.0.1.0016 : 16 17 Desember 2011 : Cendrawasih 1

A. Diagnosa Medis : Atresia Ani B. Pengertian Atresia Ani / Atresia Rekti adalah ketiadaan atau tertutupnya rectal secara congenital. Atresia ani (malformasi anorektal/anus imperforate) adalah bentuk kelainan bawaan yang menunjukan keadaan tidak ada anus, atau tidak sempurnanya bentuk anus. C. Etiologi Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. 2. 3. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur minggu/3 bulan didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan. D. Patofisiology (WOC) terlampir E. Ganbaran Klinik Pada sebagian besar anomali ini neonatus ditemukan dengan obstruksi usus. Tanda berikut merupakan indikasi beberapa abnormalitas: 1. Tidak adanya anal 2. Mekonium yang keluar dari suatu orifisium abnormal 3. Muntah dengan abdomen yang kembung

4. Kesukaran defekasi. Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan. Jika terdapat kelainan, maka termometer atau jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. Gejala akan timbul dalam 2448 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah). Komplikasi jangka panjang. Eversi mukosa anal Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis) Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi) Prolaps mukosa anorektal. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi)

Pemeriksaan Penunjang 1. X-ray, ini menunjukkan adanya gas dalam usus 2. Pewarnaan radiopak dimasukkan kedalam traktus urinarius, misalnya suatu sistouretrogram mikturasi akan memperlihatkan hubungan rektourinarius dan kelainan urinarius 3. Pemeriksaan urin, perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat mekonium Penatalaksanaan 1. Medik: a. Eksisi membran anal b. Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sememtara dan setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus 2. Keperawatan

Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi. F. Pengkajian 1. Pola nutrisi Metabolik Anoreksia, penurunan BB dan malnutrisi umu terjadi pada pasien dengan atresia ani post kolostomi. Keinginan pasien untuk makan mungkin terganggu oleh mual dan munta dampak dari anestesi. 2. Pola Eliminasi Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru maka tubuh dibersihkan dari bahan - bahan yang melebihi kebutuhan dan dari produk buangan. Oleh karena pada atresia ani tidak terdapatnya lubang pada anus, sehingga pasien akan mengalami kesulitan dalam defekasi 3. Pola Aktivitas dan Latihan Pola latihan dan aktivitas dipertahankan untuk menhindari kelemahan otot. 4. Pola Persepsi Kognitif Menjelaskan tentang fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya ingatan masa lalu dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan. 5. Pola Tidur dan Istirahat Pada pasien mungkin pola istirahat dan tidur terganggu karena nyeri pada luka inisisi. 6. Konsep Diri dan Persepsi Diri Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body comfort. Terjadi perilaku distraksi, gelisah, penolakan karena dampak luka jahitan operasi 7. Peran dan Pola Hubungan Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit. Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

8. Pola Reproduktif dan Sexual Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagi alat reproduksi 9. Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah keuangan, rumah 10. Pola Keyakinan dan Nilai Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya dalam keseharian. Dengan ini diharapkan perawat dalam memberikan motivasi dan pendekatan terhadap klien dalam upaya pelaksanaan ibadah 11. Pemeriksaan Fisik Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien atresia ani adalah anus tampak merah, usus melebar, kadang kadang tampak ileus obstruksi, termometer yang dimasukkan melalui anus tertahan oleh jaringan, pada auskultasi terdengan hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam 24 jam setelah bayi lahir, tinja dalam urin dan vagina.

Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan eliminasi BAK b.d Dysuria 2. Gangguan rasa nyaman b.d vistel rektovaginal, Dysuria 3. Resti infeksi b.d feses masuk ke uretra, mikroorganisme masuk saluran kemih 4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah, anoreksia 5. Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d trauma jaringan post operasi 6. Resti infeksi b.d perawatan tidak adekuat, trauma jaringan post operasi 7. Resti kerusakan integritas kulit b.d perubahan pola defekasi, pengeluaran tidak terkontrol G. Intervensi DX Tujuan Intervensi

Gangguan eliminasi b.d rektovaginal, Dysuria

Tidak terjadi perubahan pola BAK eliminasi BAK setelah dilakukan vistel tindakan keperawatan dengan KH: 1. 2. Pasien dapat BAK dengan normal idak ada perubahan pada jumlah urine

1. Kaji pola eliminasi BAK pasien 2. Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine 3. Selidiki keluhan kandung kemih penuh 4. Awasi/observasi hasil laborat 5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi 1. kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien 2. Ajarkan teknik relaksasi distraksi 3. Berikan posisi yang nyaman pada pasien 4. Jelaskan penyebab nyeri dan awasi perubahan kejadian 5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

Gangguan vistel rektovaginal, Dysuria

rasa Pasien merasa nyaman setelah selama 2 x 24 jam dengan KH:


nyaman, nyeri b.d dilakukan tindakan keperawatan Nyeri berkurang Pasien merasa tenang

Resiko kurang kebutuhan mual, anoreksia

nutrisi Tidak terjadi kekurangan nutrisi dari setelah dilakukan tindakan b.d keperawatan selama 2 x 24 jam muntah, dengan KH :

1. Kaji KU pasien 2. Timbang berat badan pasien 3. Catat frekuensi mual, muntah pasien 4. Catat masukan nutrisi pasien 5. Beri motivasi pasien ahli untuk gizi meningkatkan asupan nutrisi 6. Kolaborasi dengan dalam pengaturan menu

Pasien

tidak

mengalami

penurunan berat badan


Turgor pasien baik Pasien tidak mual, muntah Nafsu makan bertambah

Nyeri b.d trauma Nyeri jaringan operasi

berkurang

setelah

1. 2.

Kaji Berikan

tingkat

post dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam pertama dengan

nyeri yang dirasakan pasien

(Kolostomi)

KH:

penjelasan pada pasien tentang nyeri Nyeri berkurang Pasien merasa tenang Tidak ada perubahan tanda vital yang terjadi 3. tindakan Berikan kenyamanan, yakinkan

pada pasien bahwa perubahan posisi tidak menciderai stoma 4. relaksasi, distraksi 5. 6. Bantu Awasi adanya melakukan latihan rentang gerak kekakuan otot abdominal Ajarkan teknik

Resti

kerusakan Tidak terjadi kerusakan integritas pola keperawatan 24 jam pertama dengan KH:

7.

Kolaborasi

integritas kulit b.d kulit setalah dilakukan tindakan perubahan defekasi, pengeluaran tidak terkontrol

pemberian analgetik 1. Lihat stoma/area kulit peristomal

Mempertahankan kulit

integritas

pada setiap penggantian kantong 2. Ukur stoma secara periodik misalnya tia perubahan kantong 3. Berikan perlindungan kulit yang efektif 4. Kosongkan irigasi dan kebersihan dengan rutin 5. Awasi adanya rasa gatal disekitar stoma 6. Kolaborasi dengan ahli terapi.

Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit Mengindentifisikasi resiko individu faktor

WOC

Gangg. pertumbuhan Fusi Pembentukan anus dari tonjolan embriogenik ATRESI ANI

Feses tidak keluar Feses Menumpuk

Vistel rektovaginal Feses masuk ke uretra Mikroorganisme masuk saluran kemih Dysuria

Peningkatan tekanan intra abdominal

Reabsorbsi sisa metabolisme oleh tubuh

Mual, muntah Operasi: Anoplasti, Colostomi

Keracunan G3 Eliminasi BAK

Resiko nutrisi kurang dr kebthan

G3 rasa nyaman

Resti nyeri

Perubahan defekasi Pengeluaran tdk terkontrol Iritasi mukosa Nyeri

Trauma jaringan

Perawatan tidak adekuat

Resti kerusakan integritas kulit

Gngguan rasa nyaman

Resti Infeksi

You might also like